Kelompok Nama
No. Penjelasan Contoh
Majas Majas
Asonansi ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan Segala ada menekan dada. Mati api di dalam
2 Asonansi vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan hati. Harum sekuntum bunga rahasia. Dengan
dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan hitam kelam.
Antanaklasis ialah sejenis gaya bahasa yang mengandung perulangan Karena buah penanya itu menjadi buah bibir
3 Antanaklasis
kata dengan makna berbeda. orang.
Tautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku
6 Tautotes
sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi. sama saja.
Kelompok Nama
No. Penjelasan Contoh
Majas Majas
Epistrofa Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur.
8 (efifora) pada akhir baris atau kalimat berurutan. Aku mencercah daging ketika kau tidur.
Mesodiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan Pendidik harus meningkatkan kecerdasan
10 Mesodiplosis kata atau frase di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut- bangsa. Para dokter harus meningkatkan
turut. kesehatan masyarakat.
Anadiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang kata atau frase terakhir Dalam raga ada darah. Dalam darah ada tenaga.
12 Anadiplosis dari suatu kalimat atau klausa menjadi kata atau frase pertama pada Dalam tenaga ada daya. Dalam daya ada
klausa atau kalimat berikutnya. segalanya
Simile ialah padanan kata yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis
Gaya Bahasa
1 Simile. gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, Seperti air dengan minyak.
Perbandingan umpama, bak, laksana, serupa.
Kelompok Nama
No. Penjelasan Contoh
Majas Majas
Alegori ialah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang. a) Fabel, contoh: Kancil dan Buaya. b)
5 Alegori
Yang termasuk dalam alegori antara lain: Parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frase yang searti
8 Tautologi
dengan kata yang telah disebutkan terdahulu.
Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?
Merupakan majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra
12 Sinestesia
yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
Bau makanan itu lezat sekali.
Merupakan penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain
13 Antonomasia
sebagai nama jenis.
Si gemuk sudah datang!
Perifrasis adalah gaya bahasa yang menggantikan suatu kata atau Ayah berangkat kerja saat ufuk berada di sebelah
18 Perifrasis
kelompok kata dengan kata atau kelompok kata lain. timur. (pagi hari)
Gaya Bahasa Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya
1 Ironi
bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.
Bagus benar rapormu Bar, banyak merahnya.
Pertentangan
Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang Teman akrab adakalanya merupakan musuh
8 Paradoks
nyata dengan fakta-fakta yang ada. sejati.
Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa,
10 Anti klimaks
disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting. siswa SLTA, SLTP, dan SD.
Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang Wahai dewa yang agung, datanglah dan
11 Apostrof
hadir kepada yang tidak hadir. lepaskan kami dari cengkraman durjana.
Apofasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang tampaknya Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan
13 Apofasis
menolak sesuatu, tetapi sebenarnya justru menegaskannya. bahwa anakmu kurang ajar.
Histeron Histeron Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti
14 Proteran dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar. kematian akan kau alami.
Gaya Bahasa Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang,
1 Metonimia Parker jauh lebih mahal daripada pilot.
Pertautan orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang Kepala sekolah mengundang para orang tua
6 Antonomasia
menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti nama diri. murid.
Epitet ialah gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan Putri malam menyambut kedatangan remaja yang
7 Epitet
sesuatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau suatu hal. sedang mabuk asmara.
Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak Tegakah membiarkan anak-anak dalam
8 Erotesis
menuntut jawaban sama sekali. kesengsaraan?
Kelompok Nama
No. Penjelasan Contoh
Majas Majas
Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau Pembangunan memerlukan sarana dan
13 Polisindeton sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan prasarana juga dana serta kemampuan
dihubungkan dengan kata-kata penghubung. pelaksana.
Kata Imbuhan Dalam Bahasa Indonesia
2. Akhiran –i
3. Akhiran –AN
4. Akhiran -NYA
8. Awalan PER
9. Imbuhan Gabung
PER-kan
10. Imbuhan
gabung PER-I
11. Awalan ME
12. imbuhan me-
-kan
Yang dimaksud
dengan imbuhan
me- -kan adalah
awalan me- dan
akhiran –kan yang
digunakan secara
bersama-sama pada
sebuah kata dasar
atau sebuah bentuk
dasar.
Pengimbuhannya
dilakukan secara
bertahap, mula-
mula pada sebuah
kata dasar atau
sebuah bentuk
dasar diimbuhkan
akhiran –kan.
Setelah itu
diimbuhkan awalam
me-.
Contohnya pada
kata dasar baca
mula-mula
diimbuhkan akhiran
–kan sehingga
menjadi bacakan.
Setelah itu
diimbuhkan awalam
me- sehingga
menjadi
membacakan.
13. Imbuhan
gabung me- - i
Yang dimaksud
dengan imbuhan
gabung me- -i
adalah awalan me-
dan akhiran –i yang
digunakan
bersama-sama pada
sebuah kata dasar
atau sebuah bentuk
dasar.
Pengimbuhannya
dilakukan secara
bertahap. Mula-
mula pada sebuah
kata dasar atau
sebuah bentuk
dasar diimbuhkan
akhiran –i setelah
itu diimbuhkan
awalam me-.
Contohnya pada
kata dasar tanam
diimbuhkan akhiran
–i sehingga menjadi
Tanami. Setelah itu
diimbuhkan pula
awalan me-
sehingga menjadi
menanami.
14. Imbuhan
gabung memper-
yang dimaksud
dengan imbuhan
memper- adalah
awalan me- dan
awalan per- yang
digunakan secara
bersama-sama pada
sebuah kata dasar
atau sebuah bentuk
dasar.
15. Imbuhan
gabung memper-
-kan
yang dimaksud
dengan imbuhan
gabung memper-
-kan adalah awalam
me-, awalan per-,
dan akhiran –kan
yang digunakan
secara bersama-
sama pada sebuah
kata dasar , atau
pada sebuah
bentuk dasar.
16. Imbuhan
gabung memper- -i
imbuhan gabung
memper- -i adalah
awalan me-, awalan
per-, dan akhiran –i,
yang digunakan
secara bersama-
sama pada sebuah
kata dasar atau
sebuah bentuk
dasar.
18. Imbuhan
gabung di- -kan
19. Imbuhan
gabung di- -i
20. Imbuhan
gabung diper-
21. Imbuhan
gabung diper- -kan
22. Imbuhan
Penge-
(a) Kaidah
persengauan yang
berlaku pada
awalan PE-, berlaku
juga pada awalan
ME-. Umpamanya
seperti terdapat
pada kata-kata
berikut:
perawat - merawat
pembaca -
membaca
pemotong -
memotong
(b) Arti yang dimilki
kata benda
berawalan PE- ada
hubungannya
dengan arti yang
dimilki kata kerja
berawalan Me-.
Umpamanya:
perawat berarti
‘yang merawat’
pemotong berarti
‘yang memotong’
penggali berarti
‘yang menggali’
Dalam
perbendaharaan
kata bahasa
Indonesia dewasa
ini setiap kata
benda berawalan
PE- ada
pasangannya kata
kerja berawalan
ME-, kata kerja
berimbuhan gabung
Me- - KAN, atau
berimbuhan gabung
ME- -I. Tetapi
sebaliknya tidak
setiap kata kerja
berawalan ME-,
berimbuhan gbaubg
ME- -kan, atau ME-
-I, mempunyai
pasangan kata
benda berawalan
PE-. Umpamanya,
kata-kata
berawalan PE-
berikut tidak ada:
membiasakan - *
pembiasa
merestui - * perestu
melirik - * pelirik
(c) Karena ada tiga
macam bentuk kata
kerja yang
mempunyai
hubungan dengan
awalan PE-, yaitu
kata kerja
berawalan ME-,
kata kerja
berimbuhan gabung
ME- -kan, adan kata
kerja berimbuhan
gabung ME- -I,
maka ada
kemungkinan
sebuah kata benda
berawalan PE-
mempunyai
hubungan makna
dengan lebih dari
sebuah kata kerja
itu. Umpamanya
seperti yang
dipunyai kata
benda berikut:
pendengar, dapat
berarti : (a) yang
mendengar, atau
(2) yang
mendengarkan
peternak - beternak
pelajar - belajar
pendatang – datang
pemberani – berani
penakut – takut
pendatang, berarti
“yang datang”
pemberani, berarti
“yang berani”
penakut, berarti
“yang takut”
(4) Oleh karena
sebuah kata benda
yang berawalan PE-,
mempunyai
kemungkinan
berhubungan
dengan kata kerja
berawalan ME-,
atau kerja yang
berawalan BER-
atau juga kata kerja
atau kata sifat
dasar, maka ada
kemungkinan
makna yang dimiliki
oleh sebuah kata
benda berawalan
PE- menajdi lebih
dari sebuah.
Umpamanya kata-
kata benda berikut :
Pembesar berarti
(a) ‘orang besar
(pemimpin)’, atau
(b) ‘alat untuk
membesarkan’,
seperti pada kata
pembesar.
membentuk kata
benda yang
mempunyai
hubungan dengan
kata kerja
berawalan ME- atau
dengan kata kerja
atau kata sifat
dasar. Sedangkan
awalan PE- tanpa
sengau digunakan
untuk emmbentuk
kata benda yang
mempunyai
hubungan dengan
kata kerja
berawalan BER-.
Oleh karena itu,
perbedan arti yang
pokok diantara
keduanya adlah PE-
dengan sengau
berarti ‘yang me..’,
sedangkan PE-
tanpa sengau
mempunyai arti
yang ber..’. Jadi
pengajar adalah
‘orang yang
mengajar’, pelajar
adlah ‘orang yang
belajar’. Peninju
adalah ‘orang yang
meninju’ sedangkan
peninju berarti
‘orang yang
bertinju’
Berdasarkan konsep
dasar di atas, kini
dalam
perbendaharaan
kata bahasa
Indonesia sebagai
hasil proses
analogo, kita jumpai
pemakaian kedua
bentuk awalan PE-
itu dengan arti yang
berbeda.
Kata-kata itu antara
lain :
Penyuruh x pesuruh
Penunjuk x
petunjuk
Pengasih x pekasih
Penatar x petatar
24. Imbuhan
Gabungan PE-AN
Imbuhan gabung
PE-AN adalah
awalan PE- dan
akhiran –AN
yangdiimbuhkan
secara bersamaan
pada sebuah kata
dasar atau sebuah
bentuk dasar.
Imbuhan gabung
PE-AN mempunyai
enam macam
bentuk, yaitu Pe-an,
Pem-an, Pen-an,
Peny-an, Peng-an,
dan Peng-an.
(3) Pen-an
digunakan pada
kata-kata yang
mulai dengan
konsonan d dan r,
konsonan d tidak
diwujudkan
sedangkan
konsonan t tidak
diwujudkan tetapi
disenyawakan
dengan bunyi
sengau dari
imbuhan itu.
Misalnya seperti
terdapat pada kata-
kata :
Pendirian
Pendapatan
Penentuan
Penembakan
Selain itu, sesuai
dengan system
ejaan yang berlaku,
bentuk Pen-an
digunakan juga
pada kata-kata yang
mulai dengan
konsonan c dan j.
Misalnya seperti
terdapat pada kata-
kata :
Pencarian
Pencegahan
Penjualan
Penjernihan
Padahal secara
fonetis kata-kata di
atas dilafalkan :
(penycarian)
(penycegahan)
(penyjualan)
(penyjernihan)
(4) Peny-an
digunakan pada
kata-kata yang
mulai dengan
konsonan s, dan
konsonan s itu
disenyawakan
dengan bunyi
sengau dari
imbuhan itu.
Misalnya seperti
terdapat pada kata-
kata :
Penyaringan
Penyetoran
Penyusunan
(5) Peng-an
digunakan pada
kata-kata yang
mulai dengan
konsonan k, kh, h,
g, serta a, u, I, e,
dan o. Konsonan k
disenyawakan
dengan bunyi nasal
dari imbuhan itu.
Sedangkan
konsonan kh, h, dan
g, serta vocal a, I, u,
e dan o, tetap
diwujudkan.
Misalnya seperti
terdapat pada kata-
kata berikut :
Pengiriman
Pengurangan
Pengkhianatan
Penghabisan
(6) Penge-an
digunakan pada
kata-kata yang
hanya bersuku satu.
Misalnya terdapat
pada kata-kata :
Pengetikan
Pengesahan
Pengecatan
Pengelasan
Imbuhan gabung
PE-AN berfungsi
membentuk kata
benda. Sedangkan
makna yang didapat
sebagai hasil
pengimbuhan
adalah :
(1) menyatakan hal
atau peristiwa
(2) menyatakan
proses
(3) menyatakan
tempat
Aturan
pengimbuhannya
adalah :
a). Untuk
mendapatkan
makna ‘hal atau
peristiwa’ imbuhan
gabung PE-AN
harus diimbuhkan
pada kata kerja,
kata benda, atau
kata sifat tertentu
Contoh :
Pembinaan bahasa
Indonesia perlu
ditingkatkan.
Pembinaan artinya
‘hal membina’
Pekan penghijauan
dipusatkan di Jawa
Tengah.
Penghijauan artinya
‘hal menghijaukan
Pemasaran barang-
barang itu tidak
lancar. Pemasaran
artinya ‘hal
memasarkan’
b). untuk
mendapatkan
makna ‘proses’
imbuhan gabung
PE-AN harus
diimbuhkan pada
kata kerja, kata
benda, atau kata
sifat tertentu.
Contoh :
Pembayaran
dilakukan
bertahapa.
Pembayaran artinya
‘proses membayar’
Pengadilan
terhadao koruptor
itusudah berjalan
lima tahun.
Pengadilan artinya
‘proses mengadili’
c). Untuk
mendapatkan
makna ‘tempat’
imbuhan gabung
PE-AN harus
diimbuhkan pada
kata kerja, kata
benda, dan kata
sifat tertentu.
Contoh :
Ayah bekerja di
pelelangan ikan.
Peleangan artinya
‘tempat melelang’
Jenazahnya
dikuburkan di
pemakaman umum.
Pemakaman artinya
‘tempat
memakamkan’
d). Untuk
mendapatkan
makna ‘alat’
mbuhan gabung PE-
AN harus
dibutuhkan pada
kata kerja tertentu.
Contoh :
Ibu membeli
penggorengan baru.
Penggorengan
artinya ‘alat untuk
menggoreng’
Walupun usianya
sudah lanjut tetapi
penglihatannya
masih baik.
Penglihatan artinya
‘alat untuk melihat’
Pembakaran arkue
ini mmerlukan
listrik 200 watt.
Pembakaran artinya
‘alat untuk
membakar’
Catatan :
Pemberhentian bis
terletak di dekat
simpang jalan itu.
Pemberhentian
artinya ‘tempat
memberhentikan’
Penyeragaman
pakaian kerja
dimulai bulan
depan.
Penyeragaman
artinya ‘proses
menyergamkan’
(a) Kaidah
persengauan yang
berlaku pada
awalan ME- berlaku
pula pada imbuhan
gabung PE-AN.
Umpamanya seperti
terlihat pada kata-
kata berikut :
Merawat -
perawatan
Membaca -
pembacaan
Memotong -
pemotongan
(b) Makna yang
dimiliki imbuhan
gabung PE-AN ada
hubungannya
dengan makna yang
dimilki awalan ME-,
imbuhan gabung
ME-kan, atau ME-I.
Umpamanya:
Perawatan berarti
‘hal atau proses
merawat’
Penemuan berarti
‘hal atau proses
menemukan’
Pemotongan berarti
‘hal atau proses
memotong’
(3) Dalam
perbendaharaan
kata bahasa
Indonesia dewasa
ini setiap kata
benda berimbuhan
gabung PE-AN ada
pasangannya kata
kerja berawalan
ME-, berimbuhan
gabung ME-kan
atau yang
berimbuhan gabung
ME-I. Tetapi
sebaliknya tidak
setiap kata kerja
berawalan ME-,
berimbuhan gabung
ME-kan, atau
berimbuhan gabung
ME-I ada
pasangannya kata
benda berimbuhan
gabung PE-AN.
Umpamanya kata-
kata berimbuhan
gabung PE-AN yang
berikut tida ada.
Menari - *penarian
Mencoba -
*pencobaan
Membisikkan -
*pemisikan
Penyamanan dapat
berarti (a) ‘hal
menyamakan’ atau
(b) ‘hal menyamai’
Pencangkolan dapat
berarti (a) ‘hal
mencangkok’ atau
(b) ‘hal
mencangkokkan’
25. Imbuhan
Gabung PER- -AN
Imbuhan gabung
PER- -AN adalah
awalan PER- dan
akhiran –AN yang
diimbuhkan secara
sekaligus pada
sebuah bentuk
dasar.
Imbuhan gabung
PER- -AN
mempunyai tiga
macam bentuk.
Yaitu per-an, pe-
-an, dan pel- -an.
Aturan
penggunaannya
adalah:
(1) Per-an
digunakan pada:
Perdagangan (kata
kerja : berdagang)
Pertanian (kata
kerja : bertani)
Perbaikan (kata
kerja: memperbaiki)
(b) kata benda
dalam arti ‘tentang
masalah’.
Umpamanya seperti
terdapat pada kata-
kata berikut :
perminyakan
a). Untuk
mendapatkan
makna “hal
melakukan”
imbuhan gabung
PER- -AN harus
diimbuhkan pada
kata kerja tertentu.
Contoh: Perbaikan
mobil ini
membutuhkan
waktu dua hari.
Perbaikan artinya
“hal memperbaiki”
b). Untuk
mendapatkan
makna”hal,
tentang, masalah”
imbuhan gabungan
PER- -AN harus
diimbuhkan pada
kata benda yang
menyatakan
tempat.
Contoh: Usaha
perhotelan
diindonesia cukup
baik.
Perhotelan artinya
“tentang atau
mengenai hotel”.
c). untuk
mendapatkan
makna “ Tempat
kejadian”imbukan
harus digabungkan
pada kata kerja
tertentu.
Contoh: Rumah-
rumah
peristirahatan
banyak terdapat
didaerah itu.
Peritirahatan
artinya “tempat
beristirahat”.
d). Untuk
mendapatkan
makna “ daerah,
wilayah, dan
kawasan”imbuhan
harus diimbuhkan
pada kata benda
yang menyatakan
tempat.
Contoh : Mereka
tinggal
dipegunungan
Pegunungan artinya
daerah yang
bergunung.
a). Untuk
mendapatkan
makna “bermacam-
macam” sisipan ini
harus diimbuhkan
pada kata benda
tertentu, contohnya
yaitu: temali, gerigi,
dsb.
b). Untuk
mendapatkan
makna “intensitas”
sisipan ini harus
diimbuhkan pada
kata benda
tertentu, contohnya
seperti: gemetar,
gemuruh, dll.
c). Untuk
mendapatkan
makna “yang
melakukan” sisipan
ini harus
diimbuhkan pada
kata kerja tertentu,
contohnya seperti:
pelatuk, telapak,
dan telunjuk.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul. 1998. Tata bahasa praktis bahasa Indonesia, Rineka cipta, Jakarta
Anton M. mulyono, Departemen kebudayaan, Tata bahasa baku bahasa indosesia, Perumbalai pu
Kusno budi santoso, Problematika bahasa Indonesia sebuah analisis praktis bahasa baku, Rineka c
Masnur Muslich, Problematika bahasa indomesia, Bumi aksara, Jakarta: 1990.
Sugono Dendi, Bahasa Indonesia dengan benar, PT. Priastu, Jakarta: 1991
Haryatmo sri, Buku panduan mata kuliah bahasa Indonesia. Universitas Negri Yogyakarta : 2009.
asa Indonesia
Indonesia adalah :
-is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
r-, ke-, se-, dan pe-
r-an, per-kan, per-I, me-kan, me-I, memper-, memper-kan, memper-I, di-kan, di-I, diper-, diper-kan, diper-I, ter-kan, ter-I, ke-an, se-nya
PEl digunakan pada kata ajar, menjadi pelajar. Tidak ada contoh lain.
Imbuhan gabung PER-kan
berfungsi membentuk kata
kerja yang digunakan:
b) Sebagai keterangan
tambahan pada subjek atau
objek yang berpola: yang +
aspek + pelaku + kata kerja.
1). Me- digunakan pada kata-kata yang mulai dengan konsonan r, l, w. Fungsi awalan Me- adalah
dan y; serta konsonan sengau m, n, ny, dan ng. umpamanya terdapat membentuk kata kerja aktif
pada kata-kata. transitif dan intransitif.
4). Meny- digunakan pada kata- kata yang dimulai dengan konsonan s;
dan konsonan s itu tidak diwujudkan, melainkan disenyawkan dengan
bunyi asal dari awalan itu. Contoh:
5). Meng- digunakan pada kata- kata yang mulai dengan konsonan k,
g, h, dank kh; serta vocal a, I, u, e, dan o. konsonan k tidak
diwujudkan, tetapidisenyawakan dengan bunyi asal dari awalan
itu.sedangkan konsonan lainnya tetap diwuudkan. Contohnya seperti :
6). Menge- digunakan pada kata- kata yang hanya bersuku satu.
Contohnya seperti:
Fungsi imbuhan gabung me-
-kan adalah membentuk kata
kerja aktif transitif.
fungsi imbuhan gabung me- -i
adalah membentuk kata kerja
transitif aktif. Sedangkan
makna yang didapat sebagai
hasil pengimbuhan, antara
lain menyatakan:
4. melakukan berulang-ulang
5. merasa pada
Fungsi imbuhan gabung
memper- adalah membentuk
kata kerja aktif transitif.
Sedangkan makna yang
didapatkan sebagai hasil
pengimbuhannya, antara lain
menyatakan :
MAKNA CARA
a. Sebabkan jadi
d.mengeluarkan” atau “menghasilkan dibidang harus diimbuhkan pada kata benda yang
seni. menyatakan hasil perbuatan atau kejadian.
diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan zat.
e. “berisi atau mengandung Contoh :
f. “mengusahakan atau melakukan sebagai diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan
mata pencaharian” bidang usaha. Contoh :
diimbuhkan pada beberapa kata ganti dan kata
g. memanggil, menyebut, atau menyapa yang menyatakan tali perkerabatan.
diimbuhkan pada Kata benda yang menyatakan
h. melakukan atau mengerjakan kegiatan.
a) Kalimat perintah
contohnya:
Pemerintah akan melebarkan jalan didepan sekolah kami.
contohnya:
Kapal perang Inggris dengan mudah menenggelamkan kapal
perang Argentina itu.
Menenggelamkan artinya ‘membuat jadi tenggelam’
contohnya:
Kami akan membukukan hasil seminar itu.
Membukukan artinya ‘menjadikan buku’
contohnya:
Kami berhasil menyamakan kedudukan kami.
Menyamakan artinya ‘menjadikan sama’
contoh:
contoh:
Contoh:
Saya membelikan rokok untuk ayah.
Membelikan artinya ‘membeli untuk (ayah)
Contoh:
Pilot mendaratkan pesawatnya dengan baik.
Mendaratkan artinya ‘menyebabkan jadi berada di darat’
Contoh:
Jangan mengharapkan bantuan lagi.
Mengharapkan artinya ‘mengharap akan (bantuan-nya)
Contoh:
Contoh:
Siapa yang menggarami laut?
Menggarami artinya ‘memberi atau membubuhi garam pada
(laut).
Contoh:
Mereka menanami halaman rumahnya dengan berbagai
tanaman hias.
Menanami artinya ‘melakukan pekerjaan tanam di(halaman
rumah).
Contoh:
Mereka memukuli pencuri itu sampai babak belur.
Memukuli artinya ‘berilang kali memukul’
Contoh:
Kami tidak menyukai sikap anak itu.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Tidak baik mempermainkan orang tua seperti itu.
Mempermainkan artinya ‘menjadikan (orang tua seperti itu)
sebagai bahan permainan.
Contoh:
Saya ingin memperkenalkan kamu pada ayahku.
Memperkenalkan artinya ‘menjadikan (kamu) supaya
berkenalan’.
Contoh:
Trans 7 akan mempersembahkan kesenian daerah.
Mempersembahkan artinya ‘melakukan persembahan’.
Contoh:
Saya akan memperlihatkan naskah aslinya.
Memperlihatkan artinya ‘menjadikan dapat dilihat’.
Contoh:
Janganlah kau mempersekutukan Tuhan.
Mempersekutukan artinya ‘menjadikan bersekutu’.
Contoh:
Contoh:
Siapa yang harus memperturuti kata hatinya akan celaka.
Memperturuti artinya ‘melakukan agar segala(kata hatinya)
dituruti’
Contoh:
Dia ditangkap polisi.(di- sebuah awalan)
Adik belajar di perpustakaan.(di- sebuah kata depan)
- diawasi
- ditemani
- dipertemukan