Anda di halaman 1dari 28

MARKET BRIEF HS 1513

COCONUT "COPRA", PALM

KERNEL OR BABASSU OIL AND

FRACTIONS

ITPC Osaka 2017

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. 1


DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 3
BAB II ........................................................................................................................................... 5
POTENSI PRODUK Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions (HS 1513) ... 5
II.1. Potensi produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions di Jepang ... 5
II.2. Potensi produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions dalam konteks
dalam negeri .............................................................................................................................. 6
BAB III........................................................................................................................................ 10
INFORMASI PASAR ................................................................................................................. 10
BAB IV ....................................................................................................................................... 15
INFORMASI PERDAGANGAN ............................................................................................... 15
4.1. Informasi mengenai impor produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and
fractions di Jepang................................................................................................................... 15
4.2. Regulasi impor produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions di
Jepang...................................................................................................................................... 16
4.3. Saluran distribusi produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions di
Jepang...................................................................................................................................... 18
BAB V ......................................................................................................................................... 20
STRATEGI .................................................................................................................................. 20
BAB VI ....................................................................................................................................... 21
INFORMASI PENTING ............................................................................................................. 21

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Produk HS 1513 ....................................................................................... 3


Gambar 2. Nilai impor produk HS 1513 yang diimpor Jepang oleh Indonesia. Sumber:
itc.org ............................................................................................................ 10
Gambar 3. Negara-negara pengimpor produk HS 1513. Sumber: itc.org ........................ 11
Gambar 4. Negara-negara pemasok produk HS 1513 berdasarkan jenisnya. Sumber: itc.org
..................................................................................................................... 12
Gambar 5. Proses Plant quarantine system di Jepang dalam menyeleksi Coconut “copra”,
palm kernel or babassu oil and fractions yang akan dipasarkan di Jepang ............... 16
Gambar 6. Logo Japan Agriculture Standard .............................................................. 17
Gambar 7. Contoh label yang harus ditunjukan pada saat proses impor Coconut “copra”,
palm kernel or babassu oil and fractions di Jepang .............................................. 18
Gambar 8. Saluran distribusi produk HS 1513 ........................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

Studi mengenai Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions disadari dengan
latar belakang penggunaan bahan minyak kelapa yang sering digunakan dalam industry
kosmetik ataupun sebagai bagian produksi makanan kecil di Jepang. Penggunaan minyak kelapa
dan babassu oil di Jepang mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya kesadaran
masyarakat Jepang terhadap kesehatan jasmani. Produk Coconut “copra”, palm kernel or
babassu oil and fractions sering diproduksi sebagai sabun, shampoo, bahkan produk perawatn
kulit seperti sabun cuci muka.

Banyaknya fakta fakta yang dipaparkan beberapa artikel mengenai manfaat dari produk
Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions dalam bidang kesehatan dan
kecantikan, membuat produk ini lebih mendapatkan tempat di hati masyarakat Jepang yang saat
ini cenderung memperhatikan efek samping secara positif dari produk yang dipasarkan. Produk
Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions sering diperjualbelikan sebagai
minyak yang dikonsumi bersama dengan salad ataupun cooking oil. Manfaat produk Coconut
“copra”, palm kernel or babassu oil and fractions yang sering dipaparkan beberapa artikel
membuat produk ini menjadi daya tarik sendiri dengan alasan menjaga kesehatan.

Gambar 1. Produk HS 1513


Jepang merupakan negara yang bergantung kepada negara tetangga untuk sumber daya alam
yang digunakan oleh Jepang baik dalam bidang industri, dan untuk kebutuhan sehari-hari seperti
kebutuhan rumah tangga. Hal tersbut terlihat dari sedikitnya jumlah lahan yang dimanfaatkan
sebagai lahan hijau untuk produksi bahan alam. Fakta tersebut berhasil membuat masyarakat
Jepang sangat menggantungkan kebutuhan hidup mereka terhadap negara-negara tetangga.

Produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions yang hanya bisa diproduksi
negara-negara tropis menjadi salah satu keuntungan negara Indonesia untuk tetap memasok
produk ini ke Jepang. Akan tetapi beberapa negara tropis yang turut memproduksi dan memasok

3
produk ini menjadi salah satu pesaing yang cukup berat untuk memasuki pasar impor Jepang.
Peningkatan kualitass produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions
dibutuhkan agar dapat bersaing dengan beberapa negara pemasok produk yang sama.

Produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions digunakan sebagai minyak
goreng, bahan margarin dan mentega putih, komponen dalam pembuatan sabun serta formulasi
kosmetika. Selain digunakan untuk menggoreng, pada masyarakat pedesaan minyak kelapa juga
digunakan sebagai minyak pijat, kerik, dan untuk minyak cem-ceman. Dalam bidang farmasi,
minyak kelapa dewasa ini mulai meningkat penggunaannya, terutama dengan semakin
banyaknya produk minyak telon yang salah satu komponennya adalah minyak kelapa, juga
dengan diketahuinya beberapa khasiat minyak kelapa terhadap kesehatan.

Beberapa produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions yang masuk di
dalam HS 1513 dijelaskan pada tabel 1 di bawah ini.

Kode
Nama produk Deskripsi
produk
Palm kernel and babassu oil and their
Minyak kelapa sawit dan babassu oil
'151329 fractions, whether or not refined, but not
baik sudah dimurnikan atau belum,
chemically ...
Coconut oil and its fractions, whether or
Minyak kelapa dan turunannya baik
'151319 not refined, but not chemically modified
yang sudah dimurnikan atau belum
(excluding ...

'151311 Crude coconut oil -

Permintaan ekspor kelapa murni dari negara-negara tersebut pun kian meningkat di lima tahun
belakangan ini dan seiring melonjaknya kepopuleran minyak kelapa murni akan diikuti pula
oleh harga jual yang semakin tinggi. Hal ini tentunya sangat menguntungkan, karena ekspor
bahan baku jadi seperti minyak kelapa murni lebih memiliki nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan ekspor buah kelapa asli. Tentunya Indonesia perlu memanfaatkan kondisi ini
dengan membuat hasil minyak kelapa murni berstandar internasional. Dengan menjaga kualitas
produk minyak kelapa yang diiringi dengan adanya sertifikat standarisasi internasional tentunya
akan membuat perkembangan industri ekspor minyak kelapa murni semakin berkembang dan
memajukan ekonomi Indonesia. Dalam market brief kali ini akan difokuskan mengenai tata cara
untuk bersaing secara kualitas dengan beberapa negara pemasok produk Coconut “copra”,
palm kernel or babassu oil and fractions dikarenakan Indonesia sudah menjadi salah satu
negara pemasok terbesar untuk produk tersebut ke Jepang.

4
BAB II

POTENSI PRODUK Coconut “copra”, palm kernel or babassu

oil and fractions (HS 1513)

II.1. Potensi produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions di
Jepang
Berdasarkan gambaran yang tercantum pada biomass Nippon Strategy yang dikeluarkan
kementrian pertanian, kehutanan, dan perikanan Jepang, diumumkan bahwa biomass
Nippon akan diindikasikan akan terjadi pada tahun 2030. Oleh karena itu, dibutuhkan
gambaran biomass Nippon yang diharapkan menjadi perkembangan teknologi yang akan
membuat masyarakat lebih mengerti untuk diaplikasikan kepada masyarakat Jepang pada
umumnya.

Impor Jepang ke Impor Jepang Indicative potential


Ekspor Indonesia ke Jepang
Kode Indonesia terhadap dunia trade
produk
2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016

'151329 52678 32381 57678 1151390 1049546 1601227 124682 85423 96897 72004 53042 39219

'151319 3910 462 983 409921 364376 425094 72714 87734 65373 68804 87272 64390

'151311 21 182 7 533739 447604 391061 6476 34867 2334 6455 34685 2327

Tabel 1. Potensi ekspor produk HS1513 di Jepang (Sumber : itc.org)


Impor produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions cenderung
fluktuatif setiap tahunnya namun cenderung lebih stabil di ketiga jenis produk yang
termasuk ke dalam HS 1513. Hal ini pula yang membuat impor produk Coconut “copra”,
palm kernel or babassu oil and fractions dari Indonesia mempunyai imbas yang sama
tetapi menjadi negara yang dominan dalam memasok produk Coconut “copra”, palm
kernel or babassu oil and fractions. Penurunan trend dari produk HS 151311 atau crude
coconut oil dalam pemasokan produk tersebut dikarenakan pasar jepang lebih melihat
keefektifan untuk mengimpor produk HS lainnya dalam pencampuran produk produk yang
akan dipasarkan seperti kosmetik, obat-obatan atau untuk konsumsi secara umumnya.

5
II.2. Potensi produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions
dalam konteks dalam negeri

Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan tropis terbesar di dunia setelah
Brazil. Seperti diketahui bersama bahwa Indonesia mempunyai lahan perkebunan kelapa
sawit. Bila ditinjau dari segi produktivitas, Indonesia dari tahun 2006 sudah mengalami
peningkatan dan mengalahkan produktivitas Malaysia. Ini memperlihatkan efisiennya
pengolahan kelapa sawit di Indonesia selama ini. Dengan melihat kondisi – potensi lahan,
industri minyak kelapa sawit, pasar hasil industri kelapa sawit baik dalam negeri maupun
luar negeri serta membandingkannya dengan nilai perdagangan kelapa sawit Indonesia dan
dunia.

Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu
primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi
Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak
nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal
perkebunan kelapa sawit.

Berkembangnya sub-sektor perkebunan kelapa sawit dan kelapa di Indonesia tidak lepas
dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif, terutama
kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunan
perkebunan rakyat dengan pola PIR-Bun dan dalam pembukaan wilayah baru untuk areal
perkebunan besar swasta. Minyak kelapa dihasilkan oleh industri kecil dan menengah
pangan dengan menggunakan bahan baku hasil pertanian yaitu kelapa.

Luas perkebunan kelapa di Indonesia diketahui sebagian besar adalah perkebunan rakyat.
Luas areal tanaman kelapa di Indonesia pada tahun 2010 tercatat seluas 3,6897 ha
merupakan 96,6% perkebunan rakyat dan 3,4% perusahaan perkebunan besar.
Perkembangan areal perkebunan kelapa meningkat dari 1.595 ha menjadi 3.697 ha (tahun
2010) dengan rata-rata 4% per tahun. Adapun produksi meningkat dari 1.133 juta ton (tahun
1978) menjadi 3.048 juta ton (tahun 2010) dengan rata-rata peningkatan 5% per tahun.
Selanjutnya pada tahun 2013, luas panen produksi kelapa di seluruh provinsi di Indonesia
adalah 1.611 ha (100%). Luas panen tersebut tersebar di Pula Sumatera seluas 640,92 ribu ha
(39,77%), Jawa 241,21 ribu ha (14,97%), Bali dan NTB 113,34 ribu ha (7,03%) Kalimantan
122,45 ribu ha (7,60%), Sulawesi 385,57 ribu ha (23,93%) dan Maluku, Irian Jaya 107,95
ribu ha (6,70%). Sekalipun memiliki areal perkebunan kelapa yang cukup luas, namun
produktivitas tanaman kelapa tersebut masih tergolong rendah, yaitu hanya sekitar 2,2 ton

6
per ha secara total. Hal tersebut menjadu sebagai dampak pengelolaan perkebunan rakyat
yang belum maju.

Industri pengolahan minyak kelapa yang menggunakan bahan baku baik dari bahan olahan
kopra maupun dari daging kelapa segara, adalah industri minyak goreng, industri minyak
kelapa dimurnikan, industri decicated coconut, industri makanan dan minuman lainnya.
Pada tahun 2011, total produksi minyak kelapa Indonesia adalah 693,8 ribu metrik ton.
Sebagian besar yaitu 395,02 ribu metrik ton diekspor ke luar negeri, sehingga total
penawaran domestik adalah 278,82 ribu metrik ton. Permintaan berasal dari industri
makanan sebesar 215 ribu metrik ton dan penggunaan lainnya sebesar 63,82 metrik ton.

Pada tahun 2013 pola konsumsi minyak kelapa dan lemak tidak jauh berubah, dimana
konsumsi minyak kelapa masih cukup tinggi yaitu 0,1 liter perminggu sementara konsumsi
mintak lainnya juga antara 0 – 0,01 liter per minggu (BPS, 2013). Permintaan minyak kelapa
Indonesia juga berasal dari luar negeri. Perkembangan permintaan tersebut sangat
dipengaruhi oleh konsumsi minyak kelapa dunia. Pada tahun 2011, konsumsi minyak kelapa
dunia mencapai 3.366 ribu metrik ton. Konsumsi minyak kelapa tertinggi berasal dari
negara-negara Eropa Barat yaitu 6570 ribu metrik ton (20,3%), USA 467 ribu metrik ton
(16.6%), India 451 ribu metrik ton (16,1%), Filipina 289 ribu metrik ton (10,3%), Indonesia
228 ribu metrik ton (8,1%), Meksiko 123 ribu metrik ton (4,4%) dan negara lainnya 677 ribu
metrik ton (24,4%).

Produk minyak kelapa sawit dan kelapa sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek
kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban
dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta
kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam
lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar
minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa
sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % - 22,2 % (tertinggi) dan kadar
asam lemak bebas 1,7 % - 2,1 % (terendah).

Informasi tersebut membuat produk produk yang dipasarkan atau diimpor ke pasar jepang
tidak memiliki standar yang khusus dikarenakan didapatkan dari industry kecil-menengah
khususnya produk minyak kelapa yang masih belum mendapat perhatian dari pengusaha
pengimpor minyak yang dikonsumsi. Tidak seperti minyak kelapa sawit yang dibutuhkan
secara terus menerus sehingga membuat beberapa pengusaha mengusahakan untuk membuat
lahan dalam skala besar sehingga minyak kelapa sawit dapat diproduksi secara masal dan

7
dapat dikontrol kualitas minyak yang akan diekspor ke beberapa negara tujuan seperti
Jepang.

Tanaman kelapa sawit merupakan jenis tanaman yang membutuhkan penyinaran yang
normal dimana lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam/hari.
Oleh karena kebutuhan cahaya ini maka jarak tanam kelapa sawit harus dibuat dengan
ukuran 9m x 9m x 9m sehingga semua tanaman akan mendapatkan cahaya yang cukup untuk
menghindari etiolasi.

Kelapa sawit memerlukan curah hujan yang sangat tinggi yaitu 1.500 - 4.000 mm pertahun,
sehingga kelapa sawit akan berbuah lebih banyak di daerah dengan curah hujan yang tinggi.
Dari hasil beberapa penelitian hal ini terbukti dimana jumlah pelepah yang dihasilkan
tanaman kelapa sawit yang di tanam di Papua lebih banyak dibandingkan dengan yang di
tanam di daerah Sumatera. Di Papua Kelapa sawit dapat menghasilkan 28 – 30 pelepah
pertahun sedangkan di sumatera hanya menghasilkan 26 - 28 Pelepah setiap tahunnya.

Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24 - 28oC. Jadi ketinggian tempat yang
ideal untuk kelapa sawit antara 1-500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum
yang ideal untuk tanaman kelapa sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam
untuk membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik,
Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai
dan muara sungai. Produksi kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah
Podzolik jika dibandingkan dengan tanah berpasir dan gambut. Tingkat keasaman (pH) yang
optimum untuk sawit adalah 5,0- 5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur,
datar, berdrainase (beririgasi) baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa
lapisan padas. Untuk mencapai tingkat keasamaan ini maka di daerah gambut diperlukan
perlakuan pemberian pupuk Dolomit atau Kieserite dalam jumlah yang lebih besar bila
dibandingkan dengan kelapa sawit yang di tanam di tanah darat.

Kemiringan lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan
sudah melebihi 15° maka diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan,
tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit. Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit
dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh
sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang
tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan
memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.

8
Sedangkan tanaman kelapa dapat tumbuh dengan optimal pada daerah dengan curah hujan
1.300 sampai dengan 2.300 mm per-tahun, namun tanaman tetap dapat tumbuh meski curah
hujan di daerah penanaman mencapai 3.800 mm per-tahun asalkan drainase tanah baik.
Angin berperan penting pada penyerbukan bunga (untuk penyerbukannya bersilang) dan
transpirasi. Lama penyinaran minimum kelapa adalah 120 jam/bulan sebagai sumber energi
fotosintesis. Bila ternaungi, pertumbuhan tanaman muda dan buah akan terhambat. Kelapa
tumbuh optimal pada suhu 20-27 derajat C dan sangat peka pada suhu rendah. Pada suhu <
15 derajat C, perubahan fisiologis dan morfologis akan terjadi pada tanaman kelapa. Kelapa
akan tumbuh dengan baik pada kelembaban (rH) bulanan rata-rata 70-80%, dan rH
minimumnya 65%. Bila rH udara rendah atau evapotranspirasi tinggi, tanaman akan
kekeringan dan buah jatuh lebih awal (sebelum masak), namun bila rH terlalu tinggi hama
dan penyakit tanaman akan mudah timbul. Tanaman kelapa tumbuh optimal di dataran
rendah atau pada ketinggian 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl kelapa akan
berbuah lebih lambat, produksi sedikit, serta kadar minyaknya rendah.

Tanaman kelapa tumbuh pada beberapa jenis tanah seperti aluvial, vulkanis, laterit, berpasir,
tanah liat, ataupun tanah berbatu, namun tanah yang paling baik untuk pertumbuhan kelapa
adalah pada endapan aluvial. Kelapa dapat tumbuh baik pada pH 5-8, dan optimumnya pada
pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH di atas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara,
tanaman kelapa sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi, seperti defisiensi besi atau
mangan. Kelapa membutuhkan kandungan air tanah yang sama dengan laju
evapotranspirasirasi atau dalam bahasa lainnya air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air
tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama struktur, kandungan bahan organik dan
keadaan penutup tanah. Kedalaman solum tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm.
Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar dengan tingkat kemiringan 0-3%. Pada
lahan yang tingkat kemiringannya tinggi yakni antara 3-50%, areal tanaman kelapa harus
dibuat berteras, tujuannya adalah untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah,
serta memperbaiki tanah yang mengalami erosi.

9
BAB III

INFORMASI PASAR

Dalam bab ini akan ditampilkan beberapa hasil statistik yang menunjukan trend dari pasar
produk HS 1513 atau Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions yang dapat
masuk di pasar Jepang.

Gambar 2. Nilai impor produk HS 1513 yang diimpor Jepang oleh Indonesia. Sumber: itc.org
Produk HS 151329 dan 151319 merupakan produk turunan HS 1513 yang sudah diproses
sedangkan 151311 dan 151321 merupakan produk turunan HS 1513 yang belum diproses atau
dalam kondisi mentah. Hal ini terlihat adanya trend yang memperlihatkan bahwa produk mentah
yang diimpor ke Jepang itdak mengalami kenaikan bahkan menunjukan adanya penurunan atau
volum menunjukan di angka nol. Hal ini memperlihatkan bahwa Jepang sangat memikirkan
keefektifan suatu produk. Hal ini juga memperlihatkan bahwa daya jual dari produk yang sudah
diproses lebih mendapatkan tempat di hati para pengimpor produk HS1513 ini. Selain harga yang
murah, produk HS1513 yang sudah dimurnikan akan lebih mudah diolah bersamaan dengan
produk lainnya yang diinginkan dalam hal ini adalah produk kosmetik ataupun campuran dalam
obat-obatan yang akan dijual dipasaran.

Permintaan yang cukup stabil dari pasar jepang terhadap Indonesia untuk produk HS1513 ini
menunjukan adanya kualitas yang baik pada produk yang para eksportir tawarkan ke importer di
Jepang. Stabilnya permintaan tersebut juga menunjukan stabilnya permintaan produk HS1513
untuk memenuhi pasar Jepang.

10
Gambar 3. Negara-negara pengimpor produk HS 1513. Sumber: itc.org
Seperti yang dilansir intracen.org, Indonesia merupakan Negara pengekspor produk HS1513
terbesar ke Jepang diikuti oleh Filipina dan Malaysia. Hal ini menunjukan dominansi ketiga
Negara sebagai salah satu pemilik hutan tropis terbesar di dunia. Luasnya hutan yang dimiliki
ketiga Negara tersebut menjadi salah satu nilai lebih dalam produksi produk HS1513 ini. Selain
itu, dekatnya jarak antara ketiga Negara dengan Negara Jepang menjadi salah satu nilai unggul
dikarenakan biaya transportasi yang dibutuhkan untuk mencapai Negara tujuan akan jauh lebih
murah jika dibandingkan Negara-negara pemilik hutan hujan tropis lainnya seperti Brazil.
Indonesia sendiri telah memiliki kerjasama yang cukup baik dengan pemerintah Jepang.
Kerjasama Indonesia dan Jepang dalam hal pencegahan pembalakan liar sebagai salah satu
langkah untuk mewujudkan apa yang tertulis dalam Kyoto Protocol merupakan langkah baik
untuk pemerintah Indonesia dalam proses ekspor-impor produk HS1513.

Seperti yang terlihat pada gambar 7, Indonesia secara umum menjadi 5 besar negara yang
memasok produk HS1513 di Jepang. Beberapa produk HS 1513 yang diimpor diantaranya
adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit (palm kernel) dan babassu oil baik yang sudah
dimurnikan ataupun dalam kondisi mentah (crude coconut oil) . Berdasarkan klasifikasi tersebut,
akan dibahas secara mendalam berdasarkan produk turunan HS 1513 tersebut.

11
Gambar 4. Negara-negara pemasok produk HS 1513 berdasarkan jenisnya. Sumber: itc.org
Indonesia merupakan lokasi yang baik bagi syarat tumbuh kedua jenis spesies penghasil
HS1513 menjadi salah satu nilai lebih dalam memasok kedua produk ini ke Jepang. Selain
karena meningkatkan nilai jual produk juga membantu pasokan produk ini dalam bentuk yang
lebih efektif untuk diolah menjadi produk tersier lainnya seperti produk kecantikan atau salah
satu material dalam produk farmasi negara-negara tujuan dalam hal ini negara Jepang.

Perkembangan luas areal tanam perkebunan kelapa sawit di Indonesia memiliki trend yang lebih
tajam dibandingkan Malaysia, baik pada perusahaan perkebunan, perkebunan rakyat, maupun
secara total. Namun luas areal tanam secara total, Indonesia telah melampaui Malaysia sejak
sebelum tahun 2000, tepatnya sejak tahun 1998. Jika melihat trend tersebut, kemungkinan besar
Malaysia tidak akan mampu lagi melampaui Indonesia dalam hal luasan areal tanam. Hal ini
sejalan dengan regulasi pemerintah kedua negara dalam hal pemberian ijin konversi hutan
menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Informasi ini mendukung data lapangan yang
memperlihatkan meningkatnya nilai impor produk palm kernel yang dikirim oleh Indonesia dan
menurunnya produk yang dikirim oleh Negara Malaysia sebagai salah satu kompetitor.

Jika dilihat dari sisi kinerja, perkembangan yang paling pesat terjadi pada areal tanam
perkebunan rakyat di Indonesia pada tahun 2001, yakni mencapai 31,93%, sedangkan kinerja
terendah terjadi pada perkembangan areal tanam perkebunan rakyat di Malaysia pada tahun
2004, yakni – 5,13%. Sedangkan untuk skala perusahaan, kinerja perkembangan areal tanam

12
tertinggi terjadi di Indonesia pada tahun 2012, yakni mencapai 12,15%. Namun kinerja terendah
untuk skala perusahaan juga terjadi Indonesia pada tahun berikutnya (2013), yakni hanya 1,83%.
Secara total, kedua negara menunjukkan kinerja perkembangan areal tanam yang positif dengan
rata-rata 6,90% untuk Indonesia dan 3,39% untuk Malaysia. Ini berarti kinerja perkembangan
luas areal tanam di Indonesia lebih tinggi daripada Malaysia. Indonesia akan memiliki luas areal
panen yang jauh lebih besar daripada Malaysia karena Indonesia memiliki areal tanaman belum
menghasilkan yang lebih besar daripada Malaysia. Selain itu, kinerja perkembangan luas areal
panen di Indonesia lebih tinggi daripada Malaysia.

Apabila dilihat dari sisi produktivitas, produktivitas lahan di Indonesia memang lebih rendah
daripada Malaysia, baik untuk perusahaan perkebunan, perkebunan rakyat, maupun secara total.
Penurunan nilai impor minyak kelapa sawit oleh Malaysia juga dikarenakan konsumsi domestik
produk HS1513 per kapita Malaysia lebih besar daripada Indonesia. Dengan demikian terlihat
bahwa konsumsi domestik produk HS1513 Malaysia kemungkinan besar diperuntukkan bagi
sektor lain selain bahan pangan. Fakta tersebut didukung penuh oleh pemerintah Malaysia
melalui regulasi-regulasinya, sehingga mendorong industri yang memproduksi produk HS1513
untuk mengembangkan hilirisasinya ke arah tersebut. Dengan demikian akan meningkatkan nilai
tambah pada produk yang dikonsumsi di dalam negeri, sedangkan pasokan ekspor juga akan
terjaga sehingga dapat menstabilkan harga.

Sedangkan untuk impor minyak kelapa yang masuk ke dalam produk turunan dari HS1513
didominasi oleh produk yang diimpor dari Negara Filipina. Filipina merupakan penghasil kopra
terbesar di dunia yaitu 42% dari semua penghasil kopra. Pohon kelapa mempunyai peran yang
penting di Filipina. Kopra diproduksi terutama di selatan Luzon, Mindanao, dan Visayas. Abaca,
atau rami Manila, serat yang digunakan untuk membuat tali, dibudidayakan di Luzon tenggara
dan Mindanao selatan. Sepertiga penduduknya hidup dari kelapa, terutama kopra. Batang kelapa
juga dipakai sebagai tiang rumah dan daunnya untuk atap. Sabutnya diolah menjadi keset dan tali.
Batoknya dibuat mangkuk, sendok, bahkan kancing baju. Filipina memang mempunyai
kebudayaan kelapa. Hampir seluas dua juta hektar Kepulauan Filipina ditanami kelapa. Setiap
tahun Filipina menghasilkan sekitar dua belas milyar butir kelapa.

Kelapa bisa menjadi komoditas unggulan Indonesia karena hanya bisa tumbuh di negara tropis
dan Indonesia merupakan negara dengan areal terluas. Kebun kelapa Indonesia tersebar di
Sumatera (33,63 persen), Jawa (22,75 persen), Sulawesi (19,4 persen), Nusa Tenggara (7,7
persen), Kalimantan (7,62 persen), Maluku, dan Papua (8,89 persen). Hanya saja kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai pemanfaatan kelapa sebagai salah satu komoditas yang sangat

13
luas menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan
nilai jual minyak kelapa ke dunia khususnya pasar Jepang.

Sedangkan untuk produk crude coconut oil terlihat adanya peningkatan dan kembali mengalami
penurunan nilai impor produk ini pada tahun 2016. Jepang sebagai Negara yang sangat
mementingkan kualitas dan keefektifan suatu proses produksi, akan terus melakukan penelitian
untuk mencapai target yang mereka inginkan. Peningkatan nilai produk crude coconut oil pada
tahun 2015 dapat dikarenakan adanya kecenderungan untuk memurnikan produk crude coconut
oil secara independen. Selain dikarenakan harga jual dari produk ini relative murah, adanya
pemikiran bahwa dengan memurnikan produk ini akan menurunkan biaya produksi menjadi salah
satu pertimbangan beberapa perusahaan produsen makanan, kosmetik dan produk-produk farmasi
di Jepang. Akan tetapi nilai-nilai efektif dan kualitas ini tidak memenuhi standar yang sudah
mereka canangkan dari awal sehingga pilihan untuk mengimpor produk ini cenderung turun
bahkan ada kemungkinan tidak dilanjutkan sama sekali. Hal ini menjadi salah satu keuntungan
bagi Indonesia untuk terus memproduksi minyak kelapa dengan kualitas baik dan harga yang
relative murah apabila dibandingkan dengan harga yang ditawarkan Negara Filipina. Akan tetapi
dekatnya jarak Filipina dan Jepang akan menjadi salah satu pertimbangan yang cukup sulit untuk
menurunkan harga jual produk minyak kelapa mengingat biaya transportasi yang besar sangat
dibutuhkan untuk memasok produk ini.

.
.

14
BAB IV

INFORMASI PERDAGANGAN

4.1. Informasi mengenai impor produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil
and fractions di Jepang

Meningkatnya kesadaran masyarakat Jepang akan kesehatan dan meningkatnya permintaan


produk-produk berbasis organic menjadi salah satu peluang yang baik untuk produk
HS1513. Peningkatan kesadaran ini ditambah dengan beberapa hasil ilmiah yang
menjelaskan keefektifan produk yang ditawarkan baik dalam bentuk pangan, kosmetik
ataupun salah satu material obat-obatan. Tak hanya efektifitas produk tetapi juga
pernyataan secara saintifik yang menyatakan produk yang dijual merupakan produk yang
aman untuk dikonsumsi baik secara oral ataupun non-oral dan teruji tidak menyebabkan
efek samping bagi para konsumer yang mengkonsumsi produk tersebut. Berdasarkan
informasi tersebut, para importer diharapkan untuk lebih berhati-hati mengenai informasi
bagaimana cara penggunaan dan indikasi efek samping selain proses quality control yang
biasa dilakukan pada beberapa produk pada umumnya.

Tidak banyak informasi mengenai pemanfaatan produk ini yang bisa didapat secara bebas.
Hal tersebut dikarenakan produk dari HS1513 merupakan produk setengah jadi yang akan
diolah lebih lanjut untuk menjadi produk-produk yang terkandung dalam makanan,
kosmetik, ataupun menjadi salah satu material untuk produksi produk farmasi. Ketika
produk-produk tersebut dipasarkan, informasi yang diberikan kepada masyarakat calon
consumer hanya berupa kandungan bahan material produk HS1513 yang digunakan tetapi
tidak dijelaskan dari mana produk tersebut berasal.

Hal ini membuktikan bahwa standar kualitas produk HS1513 sangat ditentukan oleh
perusahaan produsen produk makanan, kosmetik, dan produk farmasi yang akan dipasarkan.
Kualitas yang menjadi salah satu standar produk yang akan dipasarkan akan menjadi
perhatian khusus para perusahaan yang menggunakan produk HS1513 di dalam produk
yang diproduksinya. Sedangkan perusahaan-perusahaan produsen produk makanan,
kosmetik, dan produk farmasi selalu menseleksi calon pegawainya dengan spesifikasi
keahlian yang dibutuhkan. Keahlian menganalisa kualitas dari produk HS1513 juga
menjadi salah satu pertimbangan dari suatu perusahaan untuk menerima calon pegawai

15
baru dalam rangka untuk terus mempertahankan kualitas produk yang akan diproduksi
dalam hal ini produk yang mengandung produk-produk HS1513.

4.2. Regulasi impor produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and
fractions di Jepang
Jepang merupakan negara yang cukup ketat dalam perihal jual beli makhluk hidup
khususnya produk kehutanan ataupu pertanian. Produk Coconut “copra”, palm kernel or
babassu oil and fractions yang sehat dan terbebas dari penyakit dan hama merupakan
syarat mutlak untuk memulai proses impor di Jepang. Hal ini dikarenakan pemerintah
Jepang sangat menjaga masyarakatnya dan produk kehutanan ataupun pertanian yang
akan dipergunakan oleh masyarakatnya dari penyakit dan hama yang asing. Produk
kehutanan yang terindikasi memiliki gejala penyakit dan hama seperti yang tersebut, akan
disarankan untuk di quarantine , difumigasi, dimusnahkan hingga dikembalikan kepada
pengimpor. Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions (khususnya
crude coconut oil) yang sudah selesai diseleksi dan dinyatakan tidak mengandung
penyakit dan hama yang asing akan mendapatkan plant quarantine certificate yang akan
dipergunakan dalam tahap impor Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and
fractions selanjutnya.

Gambar 5. Proses Plant quarantine system di Jepang dalam menyeleksi Coconut “copra”, palm
kernel or babassu oil and fractions yang akan dipasarkan di Jepang

Apabila Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions yang akan diimpor

16
merupakan Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions dengan varietas
baru, pihak pengimpor diwajibkan untuk melaporkan jenis produk tersebut berdasarkan
plant variety protection and seed act. Hal ini dilakukan untuk melindungi Coconut
“copra”, palm kernel or babassu oil and fractions varietas baru dikirim ke jepang
kemudian dikirim kembali keluar jepang baik untuk dibudidayakan tanpa seijin pihak
pengimpor. Apabila ditemukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak pengimpor,
analisis DNA akan dilakukan untuk membuktikan apakah spesies yang disalahgunakan
atau tidak.

Berdasarkan Washington Convention, proses impor beberapa spesies flora dan fauna liar
yang terdaftar pada lampiran convention akan diatur dalam Import Trade Control Order.
Untuk lebih lengkapnya, informasi mengenai beberapa spesies yang memerlukan
perhatian khusus dapat didapatkan di website JETRO, Japan.

Semua produk kehutanan maupun pertanian harus diberi label JAS dimana untuk
mendapatkan label tersebut, produk yang diimpor harus memenuhi standar JAS.
Pelabelan JAS ini meliputi pelabelan untuk menjaga kualitas dari produk minyak yang
akan dipasarkan seperti nama produk, bahan, isi dari minyak kelapa atau babassu oil yang
akan dipasarkan, nama produsen, waktu pebukan kemasan dan tata cara preservasi dari
produk yang akan dipasarkan.

Gambar 6. Logo Japan Agriculture Standard


Apabila produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions akan
dipasarkan dengan tujuan untuk menjadi salah satu bahan baku pembuatan kosmetik dan
obat-obatan, produk tersebut harus lulus seleksi yang sudah ditentukan dalam
pharmaceutical affairs act.
Beberapa labeling dibutuhkan untuk mengimpor Coconut “copra”, palm kernel or
babassu oil and fractions di Jepang. Beberapa labeling tersebut diantaranya adalah
labeling under legal regulations, labeling under industry-level voluntary restraint, dan
labeling place of origin. Labeling under legal regulations merupakan kebijakan labeling
apabila pihak pengimpor menggunakan kertas atau plastic sebagai instrument untuk
packaging, instrument tersebut harus ditunjukan setidaknya pada satu sisi dari container

17
dimana material tersebut digunakan (gambar 10).

Gambar 7. Contoh label yang harus ditunjukan pada saat proses impor Coconut “copra”, palm
kernel or babassu oil and fractions di Jepang
Labeling under industry-level voluntary restraint merupakan kategori pelabelan standar
ketika Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions akan dikirim dalam
suhu yang cukup rendah pada saat proses distribusi Coconut “copra”, palm kernel or
babassu oil and fractions . Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions
yang akan dikirim dalam suhu rendah membutuhkan label yang menunjukan nama bunga,
nama varietas, grade, ukuran (L,M,S berdasarkan cm (centimeter)), number of flower unit,
nama produsen, JF code, tempat asal Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and
fractions .

Labeling place of origin merupakan jenis pelabelan yang diusulkan sebagai bagian dari
project to promote enhancement of agricultural competitiveness oleh Kementrian
Pertanian, kehutanan, dan perikanan bersama dengan Japan Flower Promotion Center
Foundation (JFPC) untuk mendukung konsumen membedakan tempat asal bunga dan
brand tertentu dari Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions .

Adapun pajak yang harus dibayarkan pada saat proses impor Coconut “copra”, palm
kernel or babassu oil and fractions ke Jepang sebesar Rp. 0,- baik secara umum
ataupun WTO. Akan tetapi, pajak konsumsi yang dikenakan oleh produk Coconut
“copra”, palm kernel or babassu oil and fractions adalah 5% dari CIF (Cost, Insurance,
and Freight).

4.3. Saluran distribusi produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and
fractions di Jepang
Beberapa saluran distribusi Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions
setelah sampai di Jepang, Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions
akan dijual dengan proses lelang dan transaksi dengan cara negosiasi dimana penjual

18
akan mengambil pesanan ke pembeli kemudian mengirimkan permintaan pesanan ke
produser.

Proses lelang di pasar Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions
memainkan peranan penting dalam distribusi produk tersebut. Pelelang berhak
mengklasifikasikan produk Coconut “copra”, palm kernel or babassu oil and fractions s
yang akan dipasarkan sesuai dengan fungsi yang didapat dari produk tersebut. Dalam
beberapa kasus, proses lelang juga menjadi ajang berkumpulnya beberapa produsen
produk HS1513 dan mengirim produknya untuk diproses secara lanjut sesuai dengan
fungsi dari produk tersebut.

Gambar 8. Saluran distribusi produk HS 1513

19
BAB V

STRATEGI

Sistem kepercayaan “trust” sangat dijunjung tinggi para pelaku industri Jepang yang memiliki
Industri di Indonesia. Keikutsertaan dan keterlibatan kepada beberapa industry jepang yang ada
di Indonesia akan berdampak baik karena akan berpengaruh juga kepada ekspor produk berbasis
HS 1513. Pelaku Industri Jepang di Indonesia akan melihat kinerja para pemasok bahan bakar
kayu ini dan merekomendasikannya kepada headquarter untuk menggunakan jasa pemasok
bahan bakar kayu sebagai bahan bakar alternative mereka.

Sistem kepercayaan ini harusnya menjadi salah satu nilai lebih dikarenakan sudah tertanamnya
kepercayaan beberapa importer Jepang terhadap beberapa produk dari Indonesia. Jalinan
kerjasama yang baik akan berpengaruh baik terhadap nilai impor produk HS1513 ke Jepang.
Penambahan informasi lebih detail mengenai produk yang akan dipasarkan seperti kandungan
minyak jenuh dalam produk yang akan dipasarkan menjadi daya tarik lebih untuk para importer
produk HS1513 di Jepang. Informasi kandungan minyak yang terkandung apabila didukung
dengan kolaborasi ilmiah dengan beberapa institusi penelitian yang mempunyai konsentrasi
lebih mengenai penelitian mengenai pengembangan produk HS1513 akan menjadi nilai lebih
dalam memasarkan produk tersebut. Dengan adanya hasil penelitian dari beberapa institusi yang
berkualitas dan diakui secara internasional di Indonesia akan meningkatkan tingkat kepercayaan
dari produk HS1513 yang akan dikirim ke Jepang.

Sosialisasi berkala kepada perkebunan kelapa maupun kelapa sawit berskala kecil-menengah
mengenai pemanfaatan produk-produk yang mereka hasilkan dan peningkatan kualitas produk
tersebut. Sosialisasi yang bersifat menguntungkan para produsen atau pemilik perkebunan akan
mendorong mereka untuk memanfaatkan produk dari perkebunan mereka menjadi lebih
bermanfaat dan bernilai serta berpengaruh terhadap nilai ekspor-impor produk Indonesia
terhadap dunia khususnya Jepang.

Selain itu, keikutsertaan ke dalam organisasi – organisasi pengelola hasil hutan atau perkebunan
Jepang akan menjadi salah satu wadah tukar pikiran dengan masyarakat Jepang pengelola hasil
hutan atau perkebunan yang secara tidak langsung akan menambah relasi dan informasi
mengenai trend minyak apa yang sedang berkembang ataupun distributor mana yang cukup
baik untuk dijadikan partner kerja dalam memasarkan Coconut “copra”, palm kernel or
babassu oil and fractions asli Indonesia

20
BAB VI

INFORMASI PENTING

6.1 TPO dan/atau kedutaan Jepang di Indonesia


Kedutaan Besar Jepang Jakarta Konsulat Jenderal Jepang – Medan
Duta Besar: Masafumi ISHII Konsul Jenderal: Takeshi ISHII
Jl. M.H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat Wisma BII, Lantai 5, Jl. Diponegoro
10350, Indonesia No. 18, Medan, Sumatera Utara,
Telepon: (62-21) 3192-4308 Indonesia
Fax: (62-21) 3192-5460 Telepon: (62-61) 457-5193
Website: www.id.emb-jepang.go.jp Fax: (62-61) 457-4560

Konsulat Jenderal Jepang – Denpasar Konsulat Jenderal Jepang –


Konsul Jenderal: Hirohisa CHIBA Makassar
Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Konsul Jenderal: Masaki TANI
Denpasar, Bali, Indonesia Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makassar,
Telepon: (62-361) 227-628 Sulawesi Selatan, Indonesia
Fax: (62-361) 265-066 Telepon: (62-411) 871-030, 872-323
Fax: (62-411) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang – Surabaya
Konsul Jenderal: Yoshiharu KATO
Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, Jawa
Timur, Indonesia
Telepon: (62-31) 503-0008
Fax: (62-31) 503-0037

6.2 Chamber of Commerce di Jepang


Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ)
3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan
Telepon: (813) 3283-7523
Fax: (813) 3216-6497
Website: www.tokyo-cci.or.jp

21
Email: kokusai@tokyo-cci.or.jp
Fukuyama Chamber of Commerce & Industry
2-10-1 Nishimachi, Fukuyama City, Hiroshima 720-0067, Japan
Telepon: (818) 4921-2345
Fax: (818) 4922-0100
Website: www.fukuyama.or.jp/e
Email: cci@fukuyama.or.jp
Hiroshima Chamber of Commerce & Industry
44 Matomachi-5-chome, Naka-ku, Hiroshima 730, Japan
Telepon: (818) 2222-6610
Fax: (818) 2211-0108
Website: www.hiroshimacci.or.jp
Kawasaki Chamber of Commerce & Industry
11-2 Ekimae Honcho, Kawasaki-ku, Kawasaki 210, Japan
Telepon: (814) 4211-4111
Fax: (814) 4211-4118
Website: www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of Commerce & Industry
240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori, Nakakyo-ku 604, Japan
Telepon: (817) 5212-6450
Fax: (817) 5255-0428
Website: www.kyo.or.jp/kyoto/e
Email: shinkou@kyo.or.jp
Osaka Chamber of Commerce & Industry
2-8 Honmachi-bashi, Chuo-ku, Osaka 540-0029, Japan
Telepon: (816) 6944-6400
Fax: (816) 6944-6293
Website: www.osaka.cci.or.jp/e
Okinawa Chamber of Commerce & Industry
15-20 Chuo-4-chome, Okinawa-shi 904, Japan
Telepon: (819) 8938-8022
Fax: (819) 8938-2755
Website: www.okinawacci.or.jp
Email: info@okinawacci.or.jp
Nagahama Chamber of Commerce & Industry
10-1 Takada-cho, Nagahama, Shiga 526-0037, Japan

22
Telepon: (817) 4962-2500
Fax: (817) 4962-8001
Website: www.nagahama.or.jp
Email: cci@nagahama.or.jp

6.3 Kamar Dagang Jepang di Indonesia dan/atau KADIN Indoneia yang memiliki
hubungan dagang khusus/bidang khusus dengan Jepang

KBRI Tokyo
Duta Besar: Arifin Tasrif
Atase Perdagangan: Farid Wirawan Rachman
5-2-9 Higashigotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan
Telepon: (813) 3441-4201 Fax: (813) 3447-1697
Website: www.kbritokyo.jp
KJRI Osaka
Konsul Jendral: Wisnu Edi Pratignyo
Resona Semba Building 6F, 4-4-21 Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-
0081, Japan
Telepon: (816) 6252-9824
Fax: (816) 6252-9872
Website: www.indonesia-osaka.org
Email: kjri-osaka@indonesia-osaka.org
ITPC Osaka
Kepala: Hotmida Purba
Wakil: Adhi Kusuma Yudha Halim
Matsushita IMP Bld. 2F, 1-3-7 Shiromi, Chuo-ku, Osaka 540-6302, Japan
Telepon: (816) 6947-3555
Fax: (816) 6947-3556
Website: www.itpc.or.jp
Email: itpc.osaka@kemendag.or.id

6.4 Asosiasi yang berhubungan dengan produk HS 1513


 JOFCA (Japan Overseas Forestry Consultant Association)
President : Mr. Ozawa Fusho

23
Alamat : 2-38-4 Hongo Bunkyo-ku Tokyo 113-0033 Japan,
Hongo-Yumicho Bldg. 3F
Phone:Tokyo+81-3-5689-3435 Fax:Tokyo+81-3-5689-3439 Mail :
hq-jofca@jofca.or.jp
Website : http://www.jofca.or.jp/e_objective/
 JOPP (Japan Overseas Plantation Center for Pulpwood)
Alamat : B2F kamiparupukaikan, 3-9-11 Ginza, Chuo-ku TOKYO,
JAPAN
Tel : +81-3-3546-3690 fax : +81-3-3248-4829
Mail :info@jopp.or.jp Website : http://www.jopp.or.jp/english/
 JIFPRO (Japan International Forestry Promotion & Cooperation Center)
President : SASAKI Satohiko
Rinyu Bldg., 1-7-12 Koraku, Bunkyo-ku, Tokyo 112-0004, JAPAN
Tel : +81-3-5689-3450 ; Fax : +81-3-5689-3360
Mail : jifpro@jifpro.or.jp Website : http://www.jifpro.or.jp/Top_E.html
 Japan Forestry Society
President: Futoshi NAKAMURA, Hokkaido University
Rokuban-cho 7 Chiyoda-Ku Tokyo 102-0085 Japan
Fax +81-3-3261-2766 e-mail : office@forestry.jp
Website : http://www.forestry.jp/english/
 JAFTA (Japan Agriculture and Forestry Technology Associaton)
7, Rokubancho, Chiyoda-ku, Tokyo 102-0085, Japan
Phone +81-3-3261-5281 Fax +81-3-3261-5393
Website : http://www.jafta.or.jp/index-e.html
 JAICAF (Japan Association for International Collaboration of Agriculture
and Forestry)
Akasaka KSA Bldg 3F, 8-10-39, Akasaka, Minato-ku, Tokyo 102-0052,
JAPAN
Phone number:(+81) 3-5772-7880; FAX:(+81) 3-5772-7680
Website : http://www.jaicaf.or.jp/en/index.html
 Forestry and Forest Products Research Institute (FFPRI)
1 Matsunosato, Tsukuba, Ibaraki, 305-8687 JAPAN
Website : https://www.ffpri.affrc.go.jp/en/
 Food Sanitation Law
Office of Imported Food Safety, Inspection and Safety Division,
Department of Food Safety, Pharmaceutical and Food Safety Bureau,

24
Ministry of Health, Labor and Welfare
Tel: 03-5253-1111 FAX: 03-3503-7964 (Direct) http://www.mhlw.go.jp
 JAS (Japan Agricultural Standard) Law
Labeling and Standards Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau,
Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
Tel: 03-3502-8111 FAX: 03-3502-0594 (Direct) http://www.maff.go.jp
 Food Industry Environment Policy Office, Food Industry Policy
Division,
General Food Policy Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and
Fisheries
Tel: 03-3502-8111 FAX: 03-3508-2417 (Direct) http://www.maff.go.jp
 Plant Protection Act
Plant Protection Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau,
Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
http://www.maff.go.jp/e/index.html
Plant Protection Station http://www.pps.go.jp/english/index.html
Japan Plant Quarantine Association http://www.zenshoku-kyo.or.jp/
(Berbahasa Jepang)
 Japan external Trade Organization (JETRO)
Alamat: Summitmas 1, Lantai 6
Jl.Jend Sudirman Kav 61-62 Jakarta 12190
Tel: 62-21-5200264 (Hunting)
Fax: 62-21-5200261
E-mail: jktjetro@jetro.go.jp
Hari dan Jam Kerja: Senin - Jumat, 08:30 - 16:30 WIB
Hari Libur: Sabtu, Minggu, hari besar, dan 29 Des. – 3 Jan. tutup.*
Website : http://www.jetro.go.jp/ (Berbahasa Inggris);
http://www.jetro.go.jp/indonesia/ (Berbahasa Indonesia)

6.5 Pameran Terkait produk HS 1513 tahun 2017-2018


a. Biomass Expo (Smart Energy Week 2017)
Tanggal : 1 Maret – 3 Maret 2017
Lokasi : Tokyo Big Sight
Penyelenggara : Reed Exhibitions Japan Ltd.
Tel : +81-3-3349-8576 ; Fax : +81-3-3349-8535
e-mail : bm-expo@reedexpo.co.jp ;

25
Website : http://www.bm-expo.jp/
b. 2nd Biomass Expo Osaka
Tanggal : 1 Maret – 3 Maret 2017
Lokasi : INTEX Osaka
Penyelenggara : Reed Exhibitions Japan Ltd.
Tel : +81-3-3349-8576 ; Fax : +81-3-3349-8535
e-mail : smartgrid-kansai@reedexpo.co.jp ;
Website : http://www.bm-expo.jp/
c. Biomass Expo 2017
Tanggal : 7 Juni – 9 Juni 2017
Lokasi : Tokyo Big Sight
Penyelenggara : The Nikkan Kogyo Shimbun., Ltd. Kantor secretariat “Smart
Community Japan” .
Tel : +81-3-5644-7221 ; Fax : +81-3-5641-8321
e-mail : j-event@media.nikkan.co.jp ;
Website : http://biomassexpo.jp/top/
d. The 12th Renewable Energy 2017 Exhibition
Tanggal : 5 Juli – 7 Juli 2017
Lokasi : Pacifico Yokohama
Penyelenggara : Japan Council for Renewable Energy (JCRE)
Tel : +81-3-5297-8855 ; Fax : +81-3-5294-0909
e-mail : info@renewableenergy.jp ;
Website : http://www.renewableenergy.jp/
e. 8th Eco-friendly Office/Eco-friendly Factory Expo

Tanggal : 26 Juli – 28 Juli 2017


Lokasi : Tokyo Big-sight
Penyelenggara : Reed Exhibitions Japan Ltd.
Tel : +81-3-3349-8515 ; Fax : +81-3-3349-8523
e-mail : eco-expo@reedexpo.co.jp ;
Website : http://www.eco-expo.jp/tokyo/
f. Organic Expo
Tanggal : 24 agustus-26 agustus 2017
Lokasi : Pacifico, Yokohama
Penyelenggara : International Organic Expo Secretariat Office
Tel : +81-3-3512-5675; Fax : +81-3-5612-5680

26
website : https://organic-expo.jp/en/heldinfo.html
g. The 84th Tokyo International Gift Show
Tanggal : 6 Oktober – 8 Oktober 2017
Lokasi : Tokyo Big Sight
Penyelenggara : TIGS Office Business Guide-Sha, Inc
Tel : +81-3-3843-9851; Fax : +81-3-3843-9850
website : http://www.giftshow.co.jp/english/84tigs/
h. The 85th Tokyo International Gift Show
Tanggal : 7 Februari – 9 Februari 2018
Lokasi : Tokyo Big Sight
Penyelenggara : TIGS Office Business Guide-Sha, Inc
Tel : +81-3-3843-9851; Fax : +81-3-3843-9850
website : http://www.giftshow.co.jp/english/84tigs/
i. Tokyo Health Industry Show 2018
Tanggal : 31 Januari – 2 Februari 2018
Lokasi : Tokyo Big Sight
Penyelenggara : Tokyo Health Industry Show Organizer Office
Tel : +81-3-5296-1025; Fax : +81-3-5296-1018
website : http://www.this.ne.jp/eng/
j. The 9th Cosmetic Ingredients and Technology Exhibition (CITE) 2019
Tanggal : 15 Mei-17 Mei 2019
Lokasi : Pacifico Yokohama
Penyelenggara : CITE Japan secretariat
Tel : +81-3-5657-0770; Fax : +81-3-5657-0645
website : http://www.citejapan.info/en/

27

Anda mungkin juga menyukai