Anda di halaman 1dari 2

Ahmad Syahrul Muarifin

5014201069

Sebelum Timor Timur berintegarasi dengan Indonesia, Timor Timur telah


terpecah belah akibat politik devide at impera. Pada 1910 terjadi pemberontakan yang
dilakukan rakyat Timor Timur sebelum Perang Dunia II, dikenal dengan Perang
Manufahi (1910-1912). Pada tanggal 25 April 1974 terjadi Revolusi Bunga di Portugal.
Kebijakan dekolonisasi diterapkan di Timor Timur. Tahun 1975 terjadi Perang Saudara,
yang dipicu kegagalan dekolonisasi. Akhirnya Portugal meninggalkan Timor Timur.
Setelah Portugal meninggalkan Timor Timur, kelompok Fretilin dan kelompok UDT,
Apodeti, Trabalhista, dan KOTA saling bersengketa mengenai masa depan Timor Timur,
yang berujung pada perang saudara.
Uniao Democratica de Timorense (UDT) yang haluan politiknya merdeka, tetapi
tetap menginduk pada Portugal, Frete Revolucionaria de Timor Leste Independente
(Fretilin) berhaluan politik merdeka penuh, serta Associacao Social Democratico de
Timor (AST) yang kemudian berubah menjadi Associacao Popular Democratico de
Timor (Apodeti) dan berhaluan politik integrasi dengan Indonesia.
Dalam perjalanananya memperjuangkan kemerdekaan untuk wilayahnya, partai-
partai politik di Timor-Timur mengalami perpecahan dan mengalami perbedaan dalam
tujuan. Ada partai yang pro kemerdekaan dan pro integrasi, perbedaan ini disebabkan
adanya penyusup dari kelompok Komunis Internasional, yang menyusup kedalam salah
satu partai politik di Timor Timur untuk memanfaatkan situasi demi memperluas
penyebaran ideologinya. Peristiwa inilah yang dijadikan alasan oleh Indonesia untuk
menyatukan wilayah Timor Timur ke dalam willayah NKRI.
Perbedaan tujuan antara partai-partai politik di Timor Timur menyebabkan
pecahnya perang saudara, antara kolompok yang pro kemardekaan dan kelompok yang
pro integrasi. Puncak dari perselisihan yang tidak memiliki titik temu diantara kedua
belah pihak yang bertikai, memicu salah satu pihak yang pro kemardekaan
mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur secara sepihak. Peristiwa ini memancing
pihak yang pro integrasi juga mendeklarasikan integrasi wilayah Timor Timur kedalam
wilayah Republik Indonesia di Balibo.
Selain faktor keinginan masyarakat Timor Timur sen diri yang ingin berintegrasi
terhadap Indonesia, invasi militer yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia juga
menjadi faktor penting terlaksananny integrasi Timor Timur ke dalam wilayah
Indonesia. Setelah peristiwa diatas terjadi, Indonesia menindaklanjuti petisi yang
disampaikan oleh masyarakat Timor Timur yang pro integrasi dengan melakukan
pencarian fakta untuk membuktikan kebenaran jikalau masyarakat Timor Timur ingin
dan tanpa paksaan untuk berintegrasi dengan Indonesia.
Setelah pencarian fakta selesai dilakukan presiden Soeharto menyetujui petisi
tersebut dan pada tanggal 27 Juli 1976 Presiden Soeharto menandatangani undang-
undang yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor Timur.
Ahmad Syahrul Muarifin
5014201069

Setelah keinginan sebagian masyarakat Timor Timur dan Indonesia tercapai


untuk berintegrasi dan menghalang penyebaran Komunis Internasional tercapai,
keadaan di Timor Timur tidak juga kunjung membaik, justru cenderung memburuk.
Konflik sosial semakin meruncing sehingga menimbulkan konflik sosial yang
menyebabkan posisi Indonesia terpojok dimata masyarakat dunia bahkan masyarakt
Indonesia sendiri mengutuk perbuatan Indonesia terhadap masyarakt Timor Timur.
Protes masyarakat dunia terhadap pendudukan Indonesia terhadap Timor Timur ini
disebabkan terpublikasinya kekerasan sosial yang terjadi di Timor Timur. Seperti
tragedi sosial Santa Cruz.
Keadaan perekonomian Timor Timur semangkin terpuruk, kelaparan,penyakit
melanda masyarakat dan mengakibatkan banyak kematian di Timor Timor. Keadaan
politik Timor Timur pun tidak jauh berbeda, banyak pertikaian yang di sebabkan
perbedaan pandangan politik ini bahkan pertikaian yang disebabkan perbedaan politik
ini bukan hanya pada mereka yang pro dan kontra terhadap interasi saja, didalam pihak
Fretilin yang mendukung kemerdekaan pun mengalami perpecahan dan pembunuhan
terhadap sesamanya.
Melihat konflik yang tak kunjung selesai di Timor Timur, PBB segera mendesak
Indonesia dan Portugal sebagai pihak yang berkepentingan dalam penyelesaian
masalah Timor Timur, dan mempasilitasi pertemuan keduanya. PBB juga terlibat dalam
menyatukan rakyat Timor Timur dari semua atar belakang untuk bersama-sama
membahas berbagai perbedaan mereka untuk mencari landasan yang sama.
Ketika krisis financial ASIA melanda Indonesia, Indonesia diwarnai dengan
berbagai demonsrasi yang memaksa mundurnya Presiden Soeharto dari jabatannya.
Dan melihat kekacauan yang semangkin mengenaskan di Indonesia akhirnya Presiden
Soeharto memutuskan untuk mengundurkan diri, dan jabatan Presiden digantikan oleh
wakinya B.J Habibie. Presiden Habibie kemudian membuat keputusan yang
mengejutkan mengenai Timor Timur, beliau menyatakan bahwa Indonesia akan
memperbolehkan masyarakat Timor Timur untuk memilih dan menentukan sediri masa
depan mereka sendiri. Pada tanggal 30 Agustus 1999 merupakan hari bersejarah bagi
Timor Timur, hari ini merupakakn hari dimana mereka dapat memilih dan menentukan
masa depan mereka sendiri. Kemudian pada tanggal 4 September 1999 meupakan
pembacaan hasil pemungutan suara yang hasilnya 78,5% memilih pemisahan diri dari
Indonesia. Dengan demikian terjawablah keinginan masyarakat yang berada di daerah
konflik ini.

Anda mungkin juga menyukai