Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PANCASILA

OLEH :

I NYOMAN KRISNA SATRYAPUTRA W (1905551161)

I MADE DWI CAHAYA PUTRA (1905551155)

I NYOMAN ARI PARTAGUNA (1905551140)

MADE BAGUS WIDHARMA PUTRA (1905551154)

I MADE ROMI ANDIKA (1905551157)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
I. SOAL

1. Berbagai konsep dan pengertian kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat di


Indonesia yang terkait dengan sikap inklusif, toleran, dan gotong royong dalam
keragaman agama dan budaya.

2. Berbagai konsep dan pengertian kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat di


Indonesia yang terkait dengan sikap inklusif, toleran, dan gotong royong dalam
keragaman agama dan budaya.

3. Contoh tentang keputusan yang diambil berdasar pada prinsip musyawarah dan
mufakat di lingkungan sekitar Anda.

4. Berbagai konsep dan pengertian yang terkait dengan pemahaman atas hakikat sila-
sila Pancasila dan bagaimana pengaktualisasian nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya sebagai paradigma berpikir, bersikap dan berperilaku masyarakat?

5. Evaluasi hasil kerja individu dan kelompok menjadi suatu gagasan tentang Pancasila
yang hidup di sekitar Anda.
II. JAWABAN
1. Pancasila sebagai ideologi bangsa merupakan kristalisasi nilai budaya dan agama
bangsa Indonesia. Pancasila adalah sistem ideologi bangsa Indonesia yang meliputi
segala kegiatan sosial, nasional dan nasional serta kegiatan keilmuan. Oleh karena itu,
Pancasila harus dirumuskan sebagai paradigma ilmiah bagi kegiatan keilmuan di
Indonesia. Karena perkembangan pengetahuan yang terlepas dari nilai-nilai ideologi
nasional sebenarnya dapat mengarah pada sekularisme. Bangsa Indonesia memiliki
landasan budaya dan agama yang dalam dan telah berkembang dalam kehidupan
masyarakat sejak lama. Oleh karena itu, jika perkembangan ilmu pengetahuan tidak
berakar pada ideologi negara, seperti membiarkan ilmu pengetahuan tidak memiliki
arah yang jelas. Ini adalah perkembangan yang sama seperti dalam kasus arahan.
Bersikap inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman agama dan budaya
yaitubertanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasar pada prinsip
musyawarah dan mufakat, merumuskan pancasila sebagai karakter keilmuan Indonesia,
merumuskan konsep karakter keilmuan berdasar pancasila, menciptakan model
pemimpin, warga negara dan ilmuwan yang pancasilais.

2. Kejujuran adalah salah satu karakter bangsa Indonesia yang tercermin dalam pancasila
yang termasuk dalam nilai-nilai Kemanusian yang Adil dan Beradab yang tercantum
dalam Pancasila. Kejujuran termasuk ke dalam nilai moral. Perilaku jujur adalah dasar
dari segala prilaku terpuji lainnya. Karakter jujur ini penting dan harus dimiliki semua
generasi muda Indonesia agar kedepan tercipta generasi-generasi dengan kualias terbaik
yang memiliki sikap jujur agar kelak pemerintahan pun dipegang orang-orang jujur.
Disiplin merupakan bentuk kepatuhan terhadap peraturan atau tugas-tugas yang
seharusnya kita tangani. Efisiensi terhadap waktu sangat diperlukan untuk mengatur
tugas mana yang dapat kita kerjakan lebih dulu, agar tugas itu lebih cepat selesai atau
tepat waktu. Dari cara kita dalam mengerjakan suatu tugas, juga menunjukkan
kedisplinan kita dalam bekerja.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kesadaran yang bersifat niscaya bagi
bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai harmonis antara lingkungan sosial
dan lingkungan ala. Dengan menggunakan hak pilih merupakan sebuah tanggungjawab
yang sepatutnya dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat, karena dengan menggunakan
hak pilihnya maka masyarakat sudah mendukung keberlangsungan
demokrasi Pancasila. Dengan menggunakan hak pilih maka unsur musyawarah untuk
mencapai mufakat dan unsur perwakilan dapat terpenuhi.
Sikap peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif
terhadap kondisi atau keadaan di sekitar. Adapun contoh pengamalan dari sila ke-5 dari
pancasila yaitu peduli terhadap penderitaan yang dialami orang lain dan dapt membantu,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta mengembangkan perbuatan-
perbuatan luhur yang mencerminkan perilaku adil, misalnya sikap kekeluargaan dan
gotong royong.

3. Beberapa prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat:


a) Bersumber Pada Pancasila
Prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat yang pertama ialah kegiatan tersebut
harus bersumber pada Pancasila, terutama sila keempat. Pancasila merupakan
dasar dari negara ini sehingga setiap hal harus senantiasa bersumber pada
Pancasila, terlebih lagi mengenai musyawarah. Ia merupakan kegiatan
pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil juga harus berdasar
pada Pancasila.

b) Setiap Keputusan Tidak Boleh Bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945
Keputusan yang dihasilkan dalam musyawarah harus sesuai dengan Pancasila.
Maka dari itu, setiap keputusan yang dihasilkan tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila maupun sifat-sifat UUD 1945. Ketika bertentangan, maka keputusan
tersebut harus dihapuskan.

c) Setiap Orang Memiliki Kesempatan dan Hak yang Sama dalam Musyawarah
Prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat yang selanjutnya yaitu tiap orang
memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpendapat di dalam
musyawarah. Dalam menyampaikan pendapatnya ini, setiap orang harus menaati
asas-asas dalam berpendapat. Jangan sampai kebebasan tersebut menjadikan
perselisihan

d) Setiap Keputusan Harus Dilaksanakan Semua Orang


Salah satu prinsip musyawarah untuk mufakat yang paling penting ialah setiap
orang yang terkait dengan musyawarah harus melaksanakan apa pun keputusan
yang dihasilkan dalam musyawarah. Apabila ada yang tidak melaksanakan hasil
tersebut, maka ketertiban dan keamanan mungkin tidak terwujud.

e) Apabila Mufakat Tidak Tercapai, Maka Dilakukan Voting


Ketika di dalam musyawarah terjadi perdebatan yang sengit dan tidak
membuahkan kesepakatan, maka cara untuk menghasilkan keputusan yang
selanjutnya yaitu melalui mekanisme voting atau pemungutan suara. Keputusan
yang akan diambil ialah keputusan yang dipilih oleh suara mayoritas. Biasanya
mekanisme ini dihindari dan sebelum diadakan voting biasanya dilakukan
mekanisme lobi, atau membicarakan kembali permasalahannya.
Adapun contoh tentang keputusan yang diambil berdasar pada prinsip
musyawarah dan mufakat di lingkungan sekitar yaitu pemilihan kepala daerah.
Dasar serta alasan

pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung yaitu dimana pelaksanaan


pilkada langsung di Indonesia menurut Pasal 65 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwa : ”Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan melalui persiapan dan tahap
pelaksanaan”. Agar pelaksaan lebih efisien, model sistem Pilkada harus
berdasarkan asas demokrasi dan nilai-nilai pancasila. Undang-Undang Pilkada
efektif atau tidak, tergantung seberapa besar pelaksanaannya dibarengi dengan
nilai-nilai moralitas atau nilai-nilai Pancasila.
4. Pertama, hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa
Tuhan sebagai prinsip utama dalam kehidupan semua makhluk. Artinya, setiap
makhluk hidup, termasuk warga negara harus memiliki kesadaran yang otonom
(kebebasan, kemandirian) di satu pihak, dan berkesadaran sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa yang akan dimintai pertanggungjawaban atas semua tindakan
yang dilakukan. Artinya, kebebasan selalu dihadapkan pada tanggung jawab, dan
tanggung jawab tertinggi adalah kepada Sang Pencipta.
Kedua, hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas 3
monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu,
sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan).
Ketiga, hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa
kebangsaan terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3
jenis, yaitu tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air real
adalah bumi tempat orang dilahirkan dan dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang
dialami secara fisik sehari-hari. Tanah air formal adalah negara bangsa yang
berundang-undang dasar, yang Anda, manusia Indonesia, menjadi salah seorang
warganya, yang membuat undang-undang, menggariskan hukum dan peraturan,
menata, mengatur dan memberikan hak serta kewajiban, mengesahkan atau
membatalkan, memberikan perlindungan, dan menghukum, memberikan paspor
atau surat pengenal lainnya.
Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya,
keputusan yang diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk
mufakat, bukan membenarkan begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli
pendapat minoritas.
Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan
distributif, legal, dan komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat
membagi dari negara kepada warga negara. Keadilan legal adalah kewajiban

5. Warga negara terhadap negara atau dinamakan keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah
keadilan antara sesama warga negara Pancasila menjadi sesuatu yang fundamental dalam
kehidupan lingkungan masyarakat,nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi rujukan
dan patokan dari segala kebijakan yang akan dibuat oleh berbagai lembaga dalam membuat
kebijakan, sehingga Pancasila berperan sebagai sumber dari segala sumber hukum di
lingkungan sekitar. nilai-nilai nya yang bersifat universal membuat berbagai pihak dan
golongan mudah menerima atas kebijakan yang diambil berdasarkan Pancasila. Beberapa
faedah fisafat adalah sebagai berikut :
 Untuk menjajagi kemungkinan adanya pemecahan terhadap problem kehidupan.
Kemudian diidentifikasikan dan diselidiki, maka mudah bagi manusia menemukan
jawaban tersebut.

 Membentuk pengalaman-pengalaman pada waktu sekarang.

 Memperluas bidang-bidang kesadaran manusia agar dapat menjadi lebih dapat


membedakan, lebih kritis dan pandai.

 Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat (filsafat Pancasila), artinya refleksi filosofis
mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Pertanggungjawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik.

 Penjabaran lebih lanjut sehingga menjadi operasional dalam bidang-bidang yang


menyangkut hidup bernegara.

 Membuka dialog dengan berbagai perspketif baru dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

 Menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut paut dengan
kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyrakat serta memberikan perspektif
pemecahan terhadap permasalahan nasional.

 Pertanggungjawaban rasional, penjabaran operasional, ruang dialog, dan kerangka


evaluasi merupakan beberpa aspek yang diperlukan bagi pengolahan filosofis Pancasila,
meskipun masih ada aspek lagi yang masih dapat dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai