Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR NASIONAL

TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)


ISSBN : 978-602-71928-1-2

BETON KRIB POROUS SEBAGAI KONSTRUKSI PERLINDUNGAN


DI BELOKAN SUNGAI

Tryantini Sundi Putri 1, Edward Ngii 2, Reska Angjelia Mustarif 3, Rini Sriyani 4,
Ahmad Syarif Sukri 5, Romy Talanipa 6, Rudi Balaka 7
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Jl. HEA Mokodompit, Anduonohu, Kendari – Sulawesi Tenggara
E-mail: edward.ngii@uho.ac.id

ABSTRAK
Beton porous atau beton non pasir (BNP) merupakan bentuk sederhana dari beton ringan yang dibuat
dengan cara menghilangkan penggunaan agregat halus (pasir). Yaitu campuran antara semen, air, dan
agregat kasar. Batu split dari UD. Maju Jaya Stone Crusher Konda, Kab.Konawe Selatan adalah
material agregat kasar yang digunakan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik UHO dengan
tujuan penelitian untuk mengetahui hasil nilai kuat tekan, nilai porositas dan laju infiltrasi pada beton
porous, serta bagaimana efektifitas (pengaruh) tipe beton porous jika dijadikan kontruksi krib sebagai
perlindungan di belokan sungai. Dengan melakukan perbandingan ukuran agregat serta variasi
perbandingan semen dan agregat 1:4 dan 1:6. Hasil pengujian beton porous menunjukan bahwa nilai
kuat tekan pada umur 28 hari lebih besar dibanding umur 14 hari pada campuran 1 : 4 yaitu pada
agregat kasar 1 - 2 cm dengan nilai 12,17 Mpa. Nilai porositas terbesar pada umur beton 28 hari dengan
variasi campuran beton porous 1 : 4 pada agregat kasar 0,5 – 1 cm dengan nilai 15,6 %. Semakin besar
ukuran agregat kasar maka semakin besar pula nilai laju infiltrasi dengan nilai 2804,71 inci/jam pada
agregat kasar 2-3 cm, hal ini disebabkan karna pori pada agregat ini lebih besar dan mudah untuk
meloloskan air. Berdasarkan mutu beton yang direncanakan yaitu 12 Mpa maka yang memenuhi syarat
yaitu Beton Non Pasir 1 : 4 pada agregat kasar 1 – 2 cm efektif dengan nilai 12,17 Mpa, porositas 9,1 %,
dan laju infiltrasi 1487,76 inci/jam. Karena kelebihan yang dimiliki oleh beton porous (porous
concrete) memudahkan air untuk melewatinya sehingga pemasangan konstruksi krib tipe beton porous
tersebut dapat meredam kecepatan aliran di belakang krib karena terjadinya gesekan dengan bagian
konstruksi krib. Oleh karena itu efektif digunakan pada daerah tikungan sungai dalam pengurangan
gerusan dan dapat memungkinkan adanya endapan sedimen yang terkandung dalam aliran.

Kata Kunci : Krib , Beton Porous, Kuat Tekan, Laju Infiltrasi, Porositas

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beton porous adalah jenis beton khusus dengan porositas tinggi yang memungkinkan air untuk dapat
melewatinya. Porositas tinggi tercapai karena rongga yang saling berhubungan. Campuran beton porous
terdiri dari semen, air, dan agregat kasar (bergradasi seragam). Beton tersebut tidak menggunakan
agregat halus dan memiliki cukup pasta semen untuk melapisi permukaan agregat kasar serta menjaga
interkonektivitas pori. Salah satu kelebihan beton porous yaitu lebih ekonomis, penyusutan rendah,
kepadatan yang rendah, serta mudah meloloskan air. Sehingga dapat dijadikan sebagai rancangan
alternatif konstruksi krib sebagai pelindung belokan sungai. Krib adalah bangunan perlindungan sungai
yang dipasang melintang atau tegak lurus arys sungai pada tebing sungai dengan tujuan mengarahkan
arus dan memperlambat kecepatan arus disekitar bangunan krib tersebut sehingga proses erosi akan
terhindari dan bahkan akan terjadi proses sedimentasi (Departemen Pekerjaan Umum, 1990; Legono
D.,dkk.,2006; Sosrodarsono S., 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana kuat tekan, nilai porositas dan laju infiltrasi pada
beton porous, serta bagaimana efektifitas (pengaruh) tipe beton porous jika dijadikan konstruksi krib
sebagai perlindungan di belokan sungai.
1.2 Batasan Masaalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

SNT2BKL-ST-38 315
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

1. Penelitian ini menggunakan variasi perbandingan semen dan agregat 1 : 4 dan 1 : 6 dengan nilai
fas 0,4 .
2. Pengujian Porositas dan kuat tekan dilakukan pada saat beton porous sudah berumur 14 dan 28
hari.
3. Pengujian laju infiltrasi berumur 7 hari.
4. Efektifitas (pengaruh) penggunaan tipe beton porous sebagai kontruksi krib perlindungan di
belokan sungai dipertimbangkan hanya berdasarkan analisis aspek teknis dan disesuaikan
dengan berbagai kondisi real lapangan (tidak menghitung stabilitas dan dimensi krib rencana).

1.3 Tinjauan Pustaka


1.3.1 Beton porous
Beton porous (porous concrete) adalah campuran antara semen, air, dan agregat kasar berukuran
tunggal, yang dikombinasikan untuk menghasilkan bahan struktural berpori. Beton porous memiliki
volume pori tinggi, yang mengakibatkan kekuatannya rendah dan bersifat ringan. Beton porous memiliki
banyak nama yang berbeda diantaranya adalah beton tanpa agregat halus (zero-fines concrete), beton
non pasir (BNP), dan beton yang dapat tembus (pervious concrete) (Ginting, 2015).

1.3.2 Krib
Salah satu metode untuk melindungi tebing sungai adalah dengan menggunakan bangunan krib
(Santoso, 2004). Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah, guna
mengatur arah arus sungai, mengurangi kecepatan arus sungai, mempercepat sedimentasi, dan menjamin
keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan (Sosrodarsono, 173). Contoh penggunaan krib
diperlihatkan pada gambar 1.1.
Gerusan di tikungan sungai akan terjadi di daerah awal masuk tikungan, sedangkan pengendapan
dimulai dari bagian tengah tikungan hingga akhir tikungan (Daoed, 2006). Gerusan adalah 316ransport
sedimen, yaitu perpindahan tempat bahan sedimen granular oleh air yang sedang mengalir dengan
pergerakan searah aliran air (Masloman H.,2006; Pallu,M.S., 2011).

Gambar 1.1 Penggunaan Krib

1.3.3 Kuat Tekan


Kuat tekan beton merupakan kekuatan tekan maksimum yang dapat dipikul beton per satuan luas.
Kuat tekan beton normal antara 20 – 40 MPa. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh : faktor air semen
(water cement ratio = w/c), sifat dan jenis agregat, jenis campuran, workability, perawatan (curing) beton
dan umur beton. Faktor air semen (water cement ratio = w/c) sangat mempengaruhi kuat tekan beton.
Semakin kecil nilai w/c nya maka jumlah airnya sedikit yang akan menghasilkan kuat tekan beton yang
besar.
P
F’c = A ........................................................................................................ (1)
Keterangan :
F’c = Kuat tekan beton (Mpa)
P = Beban maksimum (N)
A = Luas tekan benda uji (mm²)

∑f′c
F’c rata − rata = .............................................................................. (2)
N

SNT2BKL-ST-38 316
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

Keterangan :
F’c rata-rata = Kuat tekan beton rata-rata (Mpa)
N = jumlah benda uji (buah)
1.3.4 Porositas
Porositas adalah besarnya persentase ruang-ruang kosong atau besarnya kadar pori yang terdapat
pada beton dan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kekuatan beton. Adapun rumus
untuk menghitung nilai porositas pada mortar adalah sebagai berikut:

B−C
Porositas = x 100% ............................................................................ (3)
B−A

Keterangan :
A: berat sampel dalam air, W water (gram)
B: berat sampel kodisi SSD, W saturation (gram)
C: berat sampel kering oven, W dry (gram)

1.3.5 Laju Infiltrasi


Uji infiltrasi ini untuk menentukan berapan kadar air yang lolos dari permukaan beton dengan satuan
mm/jam. Berdasarkan ASTM C 1701/C rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
KM
Laju Infiltrasi = D2 t .................................................................................. (4)

Keterangan :
I = Laju Infiltrasi (mm/jam)
M = Berat air (Kg)
D = Diameter bagian dalam cincin (12 inchi/ 30,5 mm)
t = waktu yang dibutuhkan untuk meloloskan air dari atas cincin sampai ke dasar permukaan
K = konstanta (4,583666 x 103 untuk SI atau 1,26870 untuk inch-pound)

1.4 Metodelogi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan dan Konstruksi, Fakultas Teknik,
Universitas Halu Oleo. Dengan lokasi tempat pengambilan sampel split di UD. Maju Jaya Stone Crusher
Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Pengambilan sampel menggunakan agregat
berukuran 0,5 – 1 cm, 1 – 2 cm dan 2 – 3 cm. Dengan benda uji dibuat dalam ukuran panjang, lebar,
tinggi adalah 15 m x 15 cm x 15 cm (gambar 1.2). Penelitian ini dilakukan dari tahap persiapan, tahap
pengujian bahan, tahap pembuatan adukan, tahap pembuatan benda uji dan perawatan benda uji, dan
tahap pengujian beton porous (pengujian porositas, pengujian kuat tekan dan pengujian laju infiltrasi)
serta tahap analisis.

Gambar 1.2 Sampel Benda Uji

1.4.1 Variabel penelitian


Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

SNT2BKL-ST-38 317
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

Tabel 1.1 Variabel Penelitian Beton Non Pasir Dengan Benda Uji Porositas Dan Kuat Tekan
Benda Uji Porositas dan Kuat Tekan
Variabel
14 Hari 28 Hari
Campuran FAS
0,5-1 1-2 2-3 0,5-1 1-2 2-3
Semen : Split
cm cm cm cm cm cm
1:4 0,4 1 1 1 2 2 2
1:6 0,4 1 1 1 2 2 2
Jumlah 30 2 2 2 4 4 4

Tabel 1.2 Variabel Penelitian Beton Non Pasir Dengan Benda Uji Laju Infiltrasi
Benda Uji Laju Infiltrasi
Variabel Campuran
FAS 7 Hari
Semen : Split
0,5 - 1 cm 1 - 2 cm 2 - 3 cm
1:4 0,4 1 1 1
Jumlah 3 1 1 1

1.4.2 Bagan alir

Gambar 1.3 Bagan alir penelitian

SNT2BKL-ST-38 318
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Rancangan Campuran Beton Porous


Rancangan variasi campuran beton porous adalah sebagai berikut

Gambar 2.1 Grafik Rancangan Campuran Beton Porous 1 : 4 dan 1 : 6


untuk Semua Ukuran Agregat Kasar

Tabel 2.1 Rancangan Campuran Beton PorousUntuk Pengujian Laju Infiltrasi


Perbandingan Campuran Berat
Agregat
(volume) Agregat Semen Air
Kasar BNP -Split
Semen : Split kg kg kg
0,5-1 cm 15,71 3,38 1,35 20,43
1:4 1 - 2 cm 15,29 3,38 1,35 20,02
2 - 3 cm 15,09 3,38 1,35 19,81
Jumlah 46,09 10,13 4,05 60,26
Sumber : Olah Data
2.2 Pengujian Kuat Tekan

Gambar 2.2 Grafik hasil uji kuat tekan beton porous umur 14 hari dan 28 hari

Dari gambar 2.2 menunjukkan bahwa kuat tekan untuk umur 28 hari yang paling tinggi pada variasi
campuran 1 : 4 pada agregat kasar 1 – 2 cm demgan nilai 12,17 Mpa. Akan tetapi pada kekuatan beton
porous berumur 28 hari telah mengalami peningkatan kuat tekan yang disebabkan karena proses
perawatan merupakan proses untuk memperbaiki mutu, maka semakin lama perawatan, semakin baik
pula mutu betonnya. Agregat kasar 0,5 – 1 cm dengan ukuran butiran yang lebih kecil ternyata
mengalami penurunan kuat tekan. Ini bisa disebabkan karena ukuran agregat yang digunakan tidak
merata sehingga susunan butiran (gradasi) yang dihasilkan kurang baik.

SNT2BKL-ST-38 319
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

2.3 Pengujian Porositas

Gambar 2.3 Grafik porositas beton porous pada umur 14 hari dan 28 hari

Semakin besar ukuran agregat kasar maka semakin kecil nilai porositasnya begitu pula dengan
semakin besar variasi campurannya maka nilai porositasnya semakin kecil. Karena besarnya porositas
pada ukuran agregat 0,5 – 1 cm pada variasi campuran 1 : 4 disebakan pada penggunaan semen 3,80 kg
lebih besar dibanding variasi campuran 1 : 6. Agregat kasar ukuran 0,5 -1 cm lebih besar porositasnya
dikarenakan penggunaan semennya lebih banyak maka semen akan di menyeliputi agreagat sisanya
akan menyelimuti pori pada betonnya. Untuk agregat kasar 2 – 3 cm lebih kecil dikarenakan penggunaan
semennya lebih sedikit maka agregatnya sedikit deselimuti semen.

2.4 Pengujian Laju Infiltrasi

Pada pengujian laju infiltrasi jumlah sampel beton yang akan diuji sebanyak 1 buah untuk masing-
masing variasi agregat kasar yaitu 0,5 – 1 cm, 1 – 2 cm, 2 -3 cm.

Tabel 2.2 Hasil Uji Laju Infiltrasi Beton Non Pasir


Agregat Diameter Berat t I I
Kasar (cm) Pipa (Inchi) Air (lb) (detik) (inci/jam) Rata-rata (inci/jam)
22,1 216 264,91
0,5 - 1 7,0 22,1 186 307,64 291,13
22,1 190,2 300,85
22,1 36,95 1548,61
1-2 7 22,1 36,84 1553,23 1487,76
22,1 42,03 1361,43
22,1 20 2861,05
2-3 7 22,1 20,45 2798,09 2804,71
22,1 20,77 2754,98
Sumber : Olah Data

SNT2BKL-ST-38 320
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

Gambar 2.4 Grafik Hasil Uji Laju Infiltrasi Untuk Berbagai Variasi Agregat Kasar

Berdasarkan hasil pengujian laju infilltrasi dapat dilihat pada grafik 2.4 bahwa laju infiltrasi pada
setiap variasi agregat kasar mengalami peningkatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
variasi ukuran agregat kasar yang digunakan maka semakin besar pula laju infiltrasi yang terjadi pada
beton non pasir. Hal ini disebabkan karena banyak rongga-rongga di dalamnya dan penggunaan agregat
kasar yang lebih sedikit dibanding dengan agregat lainnya, yang memungkinkan pergerakan air melalui
pori yang besar akan semakin cepat dan memiliki kapasitas infiltrasi yang besar.
Efektifitas tipe beton porous sebagai konstruksi krib mengacu pada tipe krib permeable (lulus air)
yang berdasarkan pada porositas dan laju infiltrasi. Peneliti tidak melakukan perhitungan mengenai
stabilitas maupun dimensi krib rencana, melainkan hanya menganalisis secara aspek teknis berdasarkan
kondisi real lapangan. Karena kelebihan yang dimiliki oleh beton porous memudahkan air untuk
melewatinya sehingga pemasangan konstruksi krib tipe beton porous tersebut dapat meredam kecepatan
aliran di belakang krib karena terjadinya gesekan dengan bagian kontsruksi krib. Oleh karena itu efektif
digunakan pada daerah tikungan sungai dalam pengurangan gerusan dan dapat memungkinkan adanya
endapan sedimen yang terkandung dalam aliran.

Tabel 2.3 Hasil Uji Porositas,Kuat Tekan Dan Laju Infiltrasi Beton Porous

Sumber : Olah Data

Berdasarkan tabel 2.3 diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa pengujian porositas yang terbesar
pada variasi campuran dengan agregat kasar 0,5 – 1 cm dengan nilai 15,61 %, pengujian kuat tekan yang
memenuhi syarat beton porous pada variasi campuran 1:4 dengan agregat kasar 1-2 cm dengan nilai
12,17 Mpa. Pada pengujian porositas dan kuat tekan yang memenuhi pada variasi campuran 1 : 4 maka
untuk pengujian laju infiltrasi hanya menggunakan variasi campuran 1 : 4. Laju infiltrasi yang optimal
agregat kasar 1 – 2 cm dengan nilai 1487,76 dikarenakan pada pengujian porositas dan kuat tekan nilai
yang memenuhi ada pada agregat kasar 1 – 2 cm.

SNT2BKL-ST-38 321
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

3. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan rumusan masalah yang akan dicapai
maka diperoleh kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hasil pengujian Beton Porous yaitu Nilai kuat tekan pada umur beton 14 hari dengan variasi
campuran beton porous 1 : 4 pada agregat kasar 1 - 2 cm dengan nilai 6,82 Mpa. Namun untuk kuat
tekan pada umur 28 hari meningkat, pada variasi campuran Beton Porous1:4 terbesar pada agregat
kasar 1 -2 cm dengan nilai 12,17 Mpa. Sedangkan nilai porositas terbesar pada umur beton 14 hari
dengan variasi campuran Beton Porous1 : 4 pada agregat kasar 0,5 – 1 cm dengan nilai 15,4 %,
sedangkan nilai porositas terbesar pada umur beton 28 hari dengan variasi campuran Beton Porous1
: 4 pada agregat kasar 0,5 – 1 cm dengan nilai 15,6 %. Dan untuk laju infiltrasi Variasi Campuran
beton porous 1 : 4 Agregat kasar 0,5 -1 cm (Sample 1) nilai Laju Infiltrasi adalah 291,13 inci/jam.
Agregat kasar 1 - 2 cm (Sample 2) nilai Laju Infiltrasi sebesar 1487,76 inci/jam. Agregat Kasar 2 –
3 cm (Sample 3) nilai Laju Infiltrasi 2804,71 inci/jam. yang paling cepat pada ukuran agregat kasar
2 - 3 cm yang disebabkan karena pori pada agregat ini lebih besar dan mudah untuk meloloskan air.
Berdasarkan mutu beton yang direncanakan yaitu 12 Mpa maka yang memenuhi syarat yaitu Beton
Porous1 : 4 pada agregat kasar 1 – 2 cm efektif dengan nilai 12,17 Mpa, porositas 9,1 %, tetapi laju
infiltrasi 1487,76 inci/jam lebih rendah dibanding dengan ukuran agregat kasar 2 – 3 cm. Jika laju
infiltrasi terbesar pada agregat kasar 2 – 3 cm nilai laju infiltrasi 2804,71 inci/jam tetapi kuat
tekannya tidak memenuhi mutu beton yang digunakan dengan nilai 7,10 Mpa.
2. Efektifitas (pengaruh) tipe beton porous sebagai konstruksi krib didasarkan terhadap porositas dan
laju infiltrasi. Beton porous dapat dilewati oleh air, sehingga penggunaan krib tipe beton porous
tersebut dapat meredam kecepatan aliran di belakang krib karena terjadinya gesekan dengan bagian
konstruksi krib. Oleh karena itu efektif digunakan pada daerah tikungan sungai dalam pengurangan
gerusan dan dapat memungkinkan adanya endapan sedimen yang terkandung dalam aliran.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan
menggunakan fas yang berbeda dan agregat yang lebih kuat karakteristiknya
2. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan pengujian stabilitas bangunan krib dengan tipe beton
porous.

PUSTAKA

ASTM 1990. Standard Test Method For Specific Grafity, Absorption, and Void in Hardened Concrete
(ASTM C642-90)
Congcrete in Practice, 2004, CIP-38. Pervious Congcrete, NRMCA (Nastional Ready Mixed
Congcfrete Association ), Silver Spring, Maryland.
Departemen Pekerjaan Umum, 1990, Tata Cara Perencanaan Umum Krib di Sungai, SK SNI T – 01 –
1990 – F, Standar, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta
Daoed D.,2006, Jurnal Hubungan Sudut Tikungan Terhadap Debit Sedimen pada Saluran Segi Empat
dan Dinding Tetap.
Ginting A. (2015) Pengaruh Rasio Agregat Semen dan Faktor Air Semen terhadap Kuat Tekan dan
Porositas Beton Porous. Universitas Jayabana, Yogyakarta.
Legono D.,dkk,2006, Jurnal Kajian Pengaruh Konfigurasi Krib Terhadap Pola Arus di Belokan.
Masloman H.,2006, Jurnal Analisis Gerusan dan Pengendapan Akibat Tegangan Geser Dasar pada
Tikungan Sungai.
Mulyono, Tri, 2004, Teknologi Beton, Penerbit C.V Andi Offset, Yogyakarta.
Nugroho, Eko Hindrayanto (2010) Analisa Porositas dan Permeabilitas Beton dengan Bahan Tambah
Fly Ash untuk Perkerasan Kaku (Rifid Pavement). Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Pallu,M.S., 2011. Sedimen Transport. Teknik Sipil Universitas Hasanuddin
PBI, 1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I – 2, Cetakan ke-7, Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ciptakarya Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan, Bandung.

SNT2BKL-ST-38 322
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

Sosrodarsono, S. Dan K. Takeda. 1980. Perbaikan dan pengaturan sungai, 2003


Standar Nasional Indonesia, 2002, Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton, SNI 03-2491-2002
Standar Nasional Indonesia, 2004, Semen Portland Komposit, SNI 15-7064-2004, ICS 91.10.10, Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.
Standar Nasional Indonesia 1969:2008. (2008). Cara Uji Berat Jenis Penyerapan Air Agregat Kasar.
SNI 1969:2008. (2008). Cara Uji Berat Jenis Penyerapan Air Agregat Kasar. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.

SNT2BKL-ST-38 323

Anda mungkin juga menyukai