Anda di halaman 1dari 7

DAYA SAING USAHA PENGOLAHAN BIJIH NIKEL DENGAN BLAST

FURNACE

Adil Jamali
Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Kawasan PUSPIPTEK
Setu, Tangerang Selatan 15314
Email: adilj03@yahoo.com

Abstrak
Penelaahan daya saing Industri telah dilakukan terhadap unit usaha pengolahan bijih nickel laterite menjadi
Nickel Pig Iron menggunakan teknologi Blast Furnace. Metode yang digunakan adalah dengan meminjam
model Lima kekuatan yang berpengaruh dalam persaingan industri.. Hasil penelaahan menunjukkan
bahwa Unit Usaha pengolahan bijih nikel mempunyai posisi tawar yang lemah dalam empat faktor dan hanya
satu faktor yang kuat. Faktor paling lemah daya saingnya adalah faktor dalam menghadapi kekuatan Pembeli.
Untuk memperbaiki daya saing dalam perencanaan usaha , telah disampaikan beberapa saran.

Kata kunci : Daya saing, Industri , Bijih nikel, Pengolahan ,Nikel pig iron.

PENDAHULUAN.
Sebagai pemilik cadangan bijih nikel laterite kadar rendah , Indonesia dihadapkan pada tantangan
peningkatan nilai tambah agar bahan baku yang tersedia menghasilkan sebesar besarnya kemakmuran rakyat
sebagaimana diamanatkan oleh pendiri Republik dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Mengingat
sifat bahan baku yang tidak dapat diperbaharui, dan hanya dimiliki beberapa negara, maka diperlukan
penanganan dan pemanfaatan yang lebih berhati hati. Undang undang no 4 tahun 2009 mengenai Mineral dan
Batubara mendorong agar diusahakan peningkatan nilai tambah pada mineral dalam negri dengan cara
mengolahnya menjadi produk produk yang bernilai ekonomi tinggi. Tahun 2014 adalah batas akhir
diperbolehkannya ekspor mineral tanpa pengolahan sebagaimana diatur dalam peraturan mentri ESDM no 20 th
2013. Produk olahan yang diijinkan diekspor adalah nikel pig iron,yang merupakan paduan besi dan nikel
dengan kadar nikel minimal 6%. Nickel Pig Iron atau NPI, dikembangkan di China merupakan paduan besi
nikel dengan kadar nikel antara 5 25% digunakan sebagai bahan paduan dalam pembuatan baja tahan karat.
Sebagian NPI dibuat menggunakan Blast Furnace , yang lainnya dibuat menggunakan tungku listrik.

Dalam tulisan ini akan dipaparkan telaah daya saing usaha pembuatan nickel pig iron sebagai produk
pengolahan bijih nikel laterit kadar rendah menggunakan Blast Furnace. 1,2,3,4] Bijih nikel akan diolah
menggunakan Blast Furnace yang dilengkapi pabrik pembuatan kokas. Nickel pig iron merupakan produk akhir
yang akan dipasarkan kekonsumen. Metoda yang digunakan untuk menelaah adalah model teori lima kekuatan
dari Michael F. Porter 5] yang banyak dipakai dalam analisis persaingan usaha.

MODEL LIMA KEKUATAN BERPENGARUH

Model Lima Kekuatan , merupakan metoda analisa untuk mengenali kedudukan suatu Unit Usaha
dalam hubungan dengan unit usaha lainnya , baik yang sedang berjalan maupun yang sedang dibayangkan akan
dibangun. Dalam suatu lingkungan usaha , peta kekuatan yang menggambarkan letak dan intensitas kekuatan
berada ,perlu diketahui karena sangat bermanfaat dalam persaingan usaha. Dengan diketahuinya kekuataan
yang ada dalam unit usaha , maka dapat dimanfaatkan untuk kemajuan usaha tersebut. Sebaliknya jika terdapat
kelemahan maka segera dilakukan usaha memperkuatnya. Dengan metoda ini perencanaan perusahaan dapat
dilakukan lebih baik. Dalam pengembangan produk baru , dapat diperkirakan apakah suatu produk baru
menguntungkan atau tidak, dan seberapa sengit persaingan usahanya.

1
Lima kekuatan itu dituangkan pada gambar 1 dengan rincian sebagai berikut :

l. Ancaman Pemain Baru :

Adanya pemain baru yang masuk dalam usaha sejenis akan memperketat persaingan, karena akan
mengurangi porsi pasar yang tersedia. Kekuatan ancaman pemain baru ini besar apabila biaya dan waktu untuk
masuk dalam usaha ini relatif kecil, sehingga banyak yang tertarik sebagai pengikut. Atau tidak adanya
perlindungan bagi kekayaan intelektual yang mendasari usaha terkait. Skala ekonomi yang tidak besar ,
teknologi yang mudah ditiru , atau hambatan lain yang mudah ditembus. Sebaliknya jika keadaannya
berbalik ,maka kekuatan ancaman ini lemah.

2. Kekuatan Pemasok

Seberapa mudah kekuatan pemasok menaikkan harga ,menunjukkan besar kecilnya kekuatan pemasok .
Semakin mudah pemasok menaikkan harga, semakin besar kekuatannya . Hal ini terkait dengan jumlah
pemasok yang ada, keunikan bahan yang dipasok, serta biaya perpindahan dari satu bahan kebahan lain sebagai
substitusi. Semakin diperlukan dan semakin tergantung pada pemasok, kekuatan pemasok semakin besar.

3. Kekuatan Pembeli

Kekuatan Pembeli dapat diukur dari seberapa mudah pembeli menurunkan harga beli produk yang
dihasilkan oleh suatu unit usaha. Hal ini tergantung pada jumlah pembeli , tingkat ketergantungan unit usaha
terhadap masing masing pembeli, biaya untuk berpindah pada sumber produk yang lain bagi pembeli, serta
harga produk. Jika jumlah pembeli sangat terbatas , maka mereka dapat memaksakan kepentingannya, mereka
mempunyai daya tawar yang besar.
4. Ancaman Substitusi

Hal ini berhubungan dengan kekuatan pembeli untuk mengganti produk yang ada dengan produk lain
dengan spesifikasi yang sama atau lebih baik dan harga yang memadai. Apabila substitusi mudah dilakukan
maka ancaman substitusi melemahkan kekuatan unit usaha. Kekuatan dari ancaman substitusi menjadi besar.

5. Persaingan antar Usaha Sejenis.

Kekuatan dalam menghadapi persaingan antar usaha sejenis, tergantung pada jumlah dan kemampuan pesaing
. Jika jumlah pesaing banyak , dan mereka menawarkan produk yang berkualitas , maka kekuatan unit usaha

2
menjadi lemah. Sebaliknya jika hanya sedikit pesaing yang dapat membuat produk yang dihasilkan unit usaha,
maka kekuatan unit usaha tersebut besar.

DAYA SAING USAHA NICKEL PIG IRON


Model lima kekuatan selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis daya saing Unit Usaha pengolahan
Bijih Nikel Laterite menghasilkan NPI. Lembar alir proses pembuatan NPI ditunjukkan dalam gambar 2.

Gambar 2 : Lembar Alir Proses Pembuatan NPI

Bahan baku utama adalah bijih nikel laterite kadar rendah jenis Limonit ( 0,8 s/d 1,45% Ni ) dan Saprolite
( Ni = 1,85 %) dari dalam negri, batu kapur ( lokal ), batubara coking 50% impor, sisanya dari dalam negri. Bijih
nikel basah dikeringkan dengan pengering putar, setelah kering dicampur dengan kokas halus dan batu kapur
dimasukkan kedalam mesin sinter yang dipanaskan menggunakan gas buang dari Blast Furnace. Bijih gumpalan
yang keluar mesin sinter disebut sinter dimasukkan kedalam Blast Furnace bersama kokas. Didalam nya sinter
mengalami pengeringan, pemanasan dan reduksi serta peleburan menghasilkan NPI dan slag atau terak.

Gambar 3 : Pembuatan sinter dengan mesin sintering (Sumber: PT Indoferro,2013)

Penggunaan NPI adalah untuk pembuatan baja tahan karat terutama tipe 200 dan 300 dengan konsumsi
utama nya produsen baja tahan karat di China.

3
Kebutuhan bijih nikel dunia terutama untuk memenuhi kebutuhan China, dan India diperkirakan sebanding
dengan perkembangan produksi baja tahan karat dunia dan negara negara China serta India, sebagaimana
dikemukakan dalam gambar 4. Adapun perkembangan harga nikel LME dikemukakan dalam gambar 5.

Gambar 4.Prospek kebutuhan baja tahan karat Gambar 5. Data harga nikel LME Sumber:
di China ( Sumber: Heinz Pariser) Bloomberg )
Di China NPI dibuat dari bijih nikel laterite yang didatangkan dari Filipina dan Indonesia. Impor kebutuhan
bijih nikel di China ditunjukkan dalam gambar 6 . (sumber : Bloomberg)

Gambar 6. Impor bijih nikel China berdasar tahun dan negara asal . (Sumber :
Bloomberg ).

4
Gambar 7: Kadar dan Peruntukan bijih nikel Impor di China.(sumber Hatch).

Pabrik pengolahan yang baru dibangun di China lebih banyak menggunakan RKEF dari pada Blast
Furnace , karena lebih efisien dan tidak menggunakan kokas. Kokas merupakan titik lemah jalur blast furnace
karena memerlukan bahan baku (coking coal) yang langka dan harganya berfluktuasi .Selain itu dalam
pembuatan kokas akan dikeluarkan debu dan gas CO2 yang relatif banyak. Rencana pengembangan pabrik
pengolahan bijih nikel di China dikemukakan dalam gambar 8. 7,8]

Gambar 8 . Rencana pembangunan pabrik NPI di China

Dalam analisis ini , masing masing kekuatan dalam lima kekuatan berpengaruh di kelompokkan dalam
empat katagori yaitu :

1. Sangat lemah ditandai dengan : - - ( dua minus )


2. Lemah : - ( satu minus )
3. Kuat : + ( satu plus )
4. Sangat Kuat : ++ ( dua plus )

1. Ancaman Pemain Baru.


Saat ini hanya terdapat sebuah pabrik Nickel pig Iron di Indonesia , yaitu PT Indofero di Cilegon Banten
yang beroperasi menghasilkan pig iron atau Nickel pig Iron sesuai kebutuhan. Kapasitas terpasang adalah
500.000 ton NPI per tahun menggunakan Blast Furnace. Investasi PT Indofero dikabarkan sebesar US$ 975
juta.6] Diperlukan Skala ekonomi yang besar agar untung mengingat harga nikel masih rendah, sementara kokas
harus dibuat sendiri agar murah. Biaya Investasi dan skala ekonomi ini menjadi kendala masuknya investor
baru. Sedangkan teknologi dan HAKI tidak menjadi masalah karena Blast Furnace merupakan teknologi lama.
Pabrik serupa dalam kapasitas lebih kecil diperkirakan akan dibangun di Indonesia, yang merupakan relokasi
Blast Furnace dari China. Untuk itu kekuatan dari ancaman pemain baru ini dinilai : Kuat dengan satu plus.
( + ).
2. Kekuatan Pemasok

Jumlah pemasok bijih nikel cukup banyak , kapasitasnya relatif kecil sampai sedang, pasar ekspor sudah
dibatasi sementara pabrik pengolahan didalam negri belum banyak serta jenis produk bijih nikel tidak unik .
Hal ini menunjukkan lemahnya kekuatan pemasok bijih berhadapan dengan unit usaha pengolahan. Kekuatan
pemasok hanya pada faktor substitusi bahan , karena bijih nikel tidak dapat digantikan dengan bahan lainnya.
Pemasok kedua adalah batu bara jenis coking, yaitu batu bara yang cocok sebagai bahan baku pembuatan kokas.
Disini kekuatan pemasok cokup besar, karena batubara ini tidak banyak jumlahnya dan boleh diekspor. Bahkan

5
jika coking coal sebagian berasal dari impor,kekuatan pemasok semakin besar karena harga impor sangat
berfluktuasi. Berdasar pertimbangan diatas , kekuatan pemasok dinilai kuat dengan skore + ( satu plus ).

3. Kekuatan Pembeli

Pembeli nickel pig iron adalah pabrik baja tahan karat yang jumlahnya tidak banyak, semuanya ada diluar
negri. Biaya untuk mengganti bahan baku lain misal ferro nikel tidak mahal. Harga NPI dihitung
dengan mengalikan persen nikel dalam NPI dengan harga nikel LME yang saat ini rendah yaitu US$
14515 /ton Ni , pada tanggal 29 oktober 2013. Besi yang jumlahnya 85% NPI dijadikan bonus sehingga
tidak diperhitungkan. Jika kapasitas produksi NPI 150000 ton/th ,maka besi yang disumbangkan =
127500 ton/th . Dengan harga pig iron 450 $/ton , maka total nilai besi per tahun = 57.375.000 US $.
( Limapuluh tujuh juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu dolar Amerika ). Dalam hal ini Kekuatan
pembeli sangat kuat sehingga nilainya = dua plus ( + + ).
4. Ancaman Substitusi

Untuk mengganti NPI, digunakan ferro nickel yang tersedia dipasar yang saat ini harganya relatif lebih tinggi.
Ancaman ini lemah jadi diberi nilai lemah dengan satu - (satu minus ).

5. Persaingan antar usaha sejenis

Usaha sejenis yang telah beroperasi hanya satu buah. Pesaing yang lain sedang dalam perencanaan ,
diperkirakan jumlah total tidak akan melebihi lima buah usaha pengolahan bijih nikel menjadi nikel pig iron.
Kekuatan ancaman persaingan usaha sejenis dinilai kuat, dengan satu plus (+).

PEMBAHASAN
Skore yang didapat dari Unit usaha pengolahan bijih nikel menjadi nikel pig iron adalah satu buah minus
dan lima buah plus. Atau jika dijumlahkan menjadi 4 buah plus (tabel 1 ). Artinya kekuatan pihak pesaing atau
ancaman pihak luar sangat kuat. Daya saing usaha pembuatan NPI dari bijih nikel laterit menggunakan Blast
Furnace dalam kontek Indonesia saat ini masih lemah. Beberapa usaha perlu dilakukan untuk memperkuatnya ,
jika jalur pengolahan ini akan dipilih.

Tabel l. Hasil analisis Lima kekuatan Usaha Pembuatan NPI


No. Kekuatan/Ancaman Skore Keterangan

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Pendatang Baru + Kuat

2. Pemasok + Kuat

3. Pembeli ++ Sangat kuat

4. Substitusi - Lemah

5. Persaingan Industri sejenis + Kuat

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Diantaranya , mengusahakan agar biaya produksi tetap murah atau rendah dibandingkan pesaing baik
pembuat NPI lain maupun pembuat Feronikel. Mengusahakan penggunaan batubara lokal 100% untuk
pembuatan kokas. Menggunakan teknologi mutaakhir yang efisien dan andal serta dilengkapi pemanfaatan
energi lebih yang optimal. Dalam jangka menengah dan panjang, mengusahakan pemanfaatan NPI didalam
negri untuk membuat produk cor paduan nikel dan pengolahan terintegrasi menghasilkan produk akhir baja
laterit .

KESIMPULAN DAN SARAN


Untuk mengetahui daya saing usaha pembuatan NPI menggunakan Blast Furnace , telah dilakukan analisis daya
saing meminjam model lima kekuatan dari Michael F. Porter. Hasil analisis menunjukkan bahwa unit

6
usaha penghasil NPI menghadapi ancaman kekuatan luar yang sangat kuat atau mempunyai daya saing
sangat lemah. Untuk memperkuatnya diperlukan usaha ekstra agar selalu menjaga ongkos produksi yang
rendah dan kualitas serta manfaat produk yang terjaga. Disaran kan agar dipelajari pengolahan bijih nikel
terintegrasi sampai produk hilir berupa baja paduan untuk memenuhi kebutuhan dalam negri dan ekspor. Unit
usaha pembuat NPI agar bergabung dengan unit usaha yang telah terintegrasi untuk berbagi beban dan manfaat .

Daftar Referensi

[1] Kruger, P.V., Silva,C.A., Vieira,C.B., Araujo, F.G.S., Aeshadri, V. 2010 , Relevant Aspecsts Related to .
Production of Iron Nickel Alloys (Pig Iron Containing Nickel) in Mini Blast Furnaces , The Twelfth
International Ferroalloys Congress Sustainable Future, Helsinki , Finland , june 6 -9 , 2010.
[2] China Steel Australia , What is Nickel Pig iron ? , http://www.cnsteel.com.au/npi.php , diakses tgl 10
Agustus 2013
[3] China facing turning point for the Nickel Pig Iron industri ,
http://www.steelguru.com/stainless_steel_news/China_facing_turning_point_for_nickel_pig_iron_industry/1561
32.html., diakses 14 mei 2013

[4] Wu , Grant.2013 , NBM Production by smelting Lateritic Nickel Ore ,


http://www.insg.org/presents/Mr_Wu_Oct12.pdf , diakses 8 Oktober 2013.

[5] Porter, M.F. 1998, Competitive Strategy : Techniques for Analysing Industries and Competitors, New
York , Free Press.

[6] Handojo, J. 2011, Berinvestasi dengan keberanian demi kemakmuran bangsa, Seminar Nasional Besi dan
Baja II (SNBB 2011), Aula Timur, ITB, 20 21 Oktober 2011, Sesi I.3 hal 1 6.
[7] -------2011, Nickel , Anglo American plc Fact Book 2011/12, hal 1- 11.

[8] ------- 2013, Nickel , Examining Potential Price Up side, Global Mining Research, BMO Capital Markets,
May 7, 2013 , hal 1 14.

--- ,, ----

Anda mungkin juga menyukai