PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat
pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati; tetapi
hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan
melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya
(Anggadiredja et al. 2006).
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diekstraksi dengan air atau
larutan alkali dari spesies tertentu dari kelas Rhodophyceae (alga merah)
(Winarno,1990).
Kerupuk adalah makanan kecil yang bersifat kering, ringan dan porous,
terbuat dari bahan-bahan yang mengandung pati cukup tinggi yang merupakan
makanan khas indonesia dan banyak digemari masyarakat luas. Biasanya kerupuk
dikonsumsi sebagai makanan selingan yang divariasikan dengan lauk pauk.
Siaw et al (1985) mendefinisikan kerupuk, sebagai makanan kecil yang mengalami
pengembangan volume membentuk produk yang porous mempunyai densitas rendah
selama penggorengan.
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Pengaruh penambahan tepung rumput laut (Eucheuma cottonii) pada
pembuatan kerupuk untuk meningkatkan nilai gizi. Karena pada umumnya kerupuk
yang beredar di pasaran dibuat dengan menggunakan ikan atau udang. Misalnya
masyarakat Maluku Utara salah satu daerah yang memproduksi kerupuk ikan secara
1
tradisional. Oleh sebab itu penulis mencoba membuat produk kerupuk dengan
menambahkan tepung rumput laut.
Batasan Masalah
Penelitian ini di fokuskan pada pengaruh penambahan tepung rumput laut
(Eucheuma cottonii) untuk neningkatkan nilai gizi, dalam pembuatan kerupuk dan
malakukan uji sensori yang meliputi; penampakan, aroma, tekstur, warna dan rasa
serta uji kimiawi yang meliputi; kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu,
karbohidrat dan serat kasar.
Hipotesis
Penambahan tepung rumput laut pada kerupuk diduga dapat mempengaruhi
dan meningkatkan karakteristik fisik dan nilai gizi produk.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan (THP)
Kampus A, Kelurahan Sasa Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU)
Ternate untuk uji sensori dan di Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk uji kimia yang
dilaksanakan selama bulan Mei sampai bulan Juli 2012.
2
menyajikan kerupuk rumput laut. Sedangkan Bahan utama dalam pembuatan tepung
rumput laut adalah rumput laut (Eucheuma cottonii), air. Bahan-bahan yang
digunakan untuk membuat kerupuk rumput laut adalah tepung tapioka, tepung
rumput laut (Eucheuma cottonii), bawang putih, telur, lada, garam atau penyedap rasa
dan air. Sedangkan untuk kimia yaitu akuades, NaOH, HCl, H3BO3, H2SO4, tablet
Kjeltab, larutan hexana, buffer asam dan basa.
Tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua (2) tahap, yaitu tahap yang
partama ialah membuat tepung rumput laut dan tahap yang kedua ialah membuat
kerupuk rumput laut dengan formulasi yang berbeda, yaitu penambahan tepung
rumput laut pada berbagai formalusi dan analisis mutu kerupuk rumput laut yang
dilakukan secara sensori dan secara kimiawi.
3
Rumput laut kering
(Eucheuma cottonii)
Penirisan
Penirisan
Penjemuran 20 jam
Penggilingan
Pengayakan
Keterangan :
*= Bagian yang dimodifikasi
Gambar 2. Diagram alir pembuatan tepung rumput laut.
(Modifikasi Ratnawulan, 2005 dalam Hudaya, 2008).
4
Tepung rumput laut
Bawang putih
Telur
Pencampuran adonan sampai Lada
Tepung tapioka merata dan tidak lengket Garam atau penyedap
Rasa
Air *
Pembentukan adonan
Pencetakan adonan
Pemotongan tipis 2 mm
Penggorengan
Kerupuk Rumput
Laut
Keterangan :
*= Bagian yang dimodifikasi
Gambar 3. Diagram alir pembuatan kerupuk rumput laut.
(Modifikasi Deni, 2011).
5
Prosedur Pengujian
Uji Hedonik
Uji hedonik disebut juga uji kesukaan yang dilakukan setiap panelis diminta
untuk menyatakan kesukaan produk kerupuk di antara produk lain secara langsung.
Empat sampel yang di uji adalah 0, 2,5, 5,0, 7,5 sebagai perlakuan. Atribut yang di uji
meliputi penampakan, aroma, tekstur, warna, rasa terhadap kerupuk yang telah
diformulasikan dengan tepung rumput laut. Skala penilaian yang digunakan adalah 1-
9, dimana 1 (amat sangat tidak suka); 2 (sangat tidak suka); 3 (tidak suka); 4 (agak
tidak suka); 5 (biasa saja/netral); 6 (agak suka); 7 (suka); 8 (sangat suka); 9 (amat
sangat suka) (Setyaningsih et al. 2010). Uji ini dilakukan oleh 30 orang panelis.
Uji Kimia
Kadar air (AOAC 1995)
Cawan kosong dipanaskan dalam oven selama 15 menit atau sampai berat
tetap, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Sampel
sebanyak 2 g ditimbang dan dimasukkan dalam cawan kemudian dipanaskan dalam
oven pada suhu 105-110 oC selama 6 jam. Cawan kemudian didinginkan dalam
desikator selama 30 menit dan timbang hingga diperoleh bobot tetap.
Kadar air dihitung dengan rumus:
B1 B2
Kadar air (%) = x 100 %
B
Ket :
B = berat sampel (g)
B1 = berat (sampel + cawan) sebelum dikeringkan
B2 = berat (sampel + cawan) setelah dikeringkan.
6
Setelah ditampung, ujung pendingin dibilas dengan aquades. Selanjutnya
dititrasi mengunakan larutan HCl 0,01 N. Prosedur yang sama juga dikerjakan
terhadap blanko. Kadar protein dihitung dengan rumus:
(ml blanko ml HC1) x N HC1 x 14.01 x 6.25
Kadar protein (%) = x 100 %
Berat sampel
Ket:
L = berat sampel
7
A1 A2
A
Ket:
A = berat sampel (g)
8
masing perlakuan sebanyak 3 kali ulangan. Model rancangan statistiknya adalah
sebagai berikut (Steel & Torrie, 1991).
Yij = + Ai + ij
Dimana :
Yij = Respon percobaan karena pengaruh perlakuan faktor A taraf ke-i,
pada ulangan ke-j
= Nilai tengah umum atau rata-rata
Ai = Pengaruh taraf ke-i (i = 0%, 2,5%, 5,0%, 7,5%), faktor A (A =
penambahan tepung rumput laut)
ij = Pengaruh kesalahan percobaan karena pengaruh faktor A taraf ke-i
pada ulangan ke-j (j = 1, 2, 3)
Data hasil pengujian kimia dan uji organoleptik akan dianalisis menggunakan
analisis ragam dan Standar Deviasi. Jika data hasil analisis berpengaruh nyata, maka
akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Adapun rumus matematik
yang digunakan adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1991).
2. (KTG)
BNT = t; dbg x
r
Ket:
T = nilai pada alfa
Dbg = derajat bebas galat
KTG = kuadrat tengah galat
R = ulangan
xi
x i 1
xi x
S
2 i 1
xi x
S i 1
9
Ket :
N : Banyak panelis
S2 : Keragaman nilai mutu
1,96 : Koefisien standar deviasi pada taraf 95%
X : Nilai mutu panelis ke 1 dimana i = 1 sampai n
S : Simpangan baku nilai mutu.
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja J T, Zatnika A, Purwoto H, Istini S. 2006. Rumput Laut. Jakarta.
Penebar Swadaya.
[AOAC] Assocation of Official Analytical Chemist. 1995. Official Methods of
Analiysis. Washingthon DC.
Deni S. 2011. Pemanfaatan Daging Ikan Tuna sebagai Kerupuk Kamplang dan
Karakterisasi Produk yang Dihasilkan [Tesis]. Bogor. Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
Deni S. 2011. Pemanfaatan Daging Ikan Tuna sebagai Kerupuk Kamplang dan
Karakterisasi Produk yang Dihasilkan [Tesis]. Bogor. Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
Garperz, V. 1991. Metode Perancangan percobaan. Bandung CV. Amirco.
Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari P M. 2010. Analisis Sensori (Untuk Industri
Pangan dan Agro). Bogor IPB Press.
Siaw CL, Idrus AZ, Yu SY. 1985. Intermediate Technology for Fish (keropok)
production. J Food sci & Technol Vol 20 : 17-21.
Sudarmadji S, Haryono B, Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Steel RGD, Torrie JH. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Penerjemah: Sumantri
B. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Winarno FG. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta. PT Gramedia
Pustaka Utama.
10