Anda di halaman 1dari 18

Ujar Kebencian Hilang Persahabatan

Rhisma Indah Setiawati

Pagi itu, matahari bersinar dengan cerahnya siulan burung yang terdengar
merdu di indera pendengar ikut menyertai kecerian 4 anak yang sedang
menaburkan tawanya dikala itu. Siapapun yang menyaksikan hal tersebut pasti
akan merasakan kebahagian yang tampak pada raut wajah polos mereka. Tanpa
tau bahwa kebahagiaan tidak selalu hadir dalam kehidupan yang fana, tanpa
memikirkan bahwa akan ada ribuan gelombang yang akan menerjang kehidupan,
tanpa peduli akan masalah yang menerpa, tanpa tau hal yang dilakukannya salah
atau benar, mereka terlihat sangat asyik bermain dengan tawa lepas yang
terterdengar dari mulut mereka. Hal itu menunjukkan bahwa kebahagiaanlah
yang saat ini memenuhi kehidupannya. Alasan akan kebagiang itu juga berasal
dari hubungan yang mereka jalin. hubungan tersebut tentunya bukan hubungan
antar sepasang kekasih melainkan hubungan yang sangat murni dan tulus,
hubungan yang saling melengkapi akan kekurangan mereka, hubungan tanpa
adanya pengkhianatan, hubungan yang selalu ada dalam suka maupun duka,
hubungan itu adalah hubungan persahabatan. Yaa, keempat anak itu telah
menjalin hubungan yang bernama persahabatan. Persahabatan 4 sahabat kecil
Risa, Sheila, Sandra, dan Reyna. Namun tidak ada yang tahu keberlanjutan
hubungan tersebut. Tidak ada yang bisa mengelak jika suatu saat hubungan
tersebut akan hancur bagai barang yang tak berharga lagi dan tak akan sudi tuk
diingat ataukah hubungan tersebut akan terjalin seperti sediakala, tetap murni
meskipun tersadapat lontaran kerikir yang menghalangi langkah mereka dalam
perjalanan hubungan tersebut.
"Assalamualaikum, Risaa Risaa", panggil Sandra. Ia sudah memanggilnya
dalam waktu yang cukup lama namun tidak ada juga yang menanggapinya. Saat
ini ia berada di rumah Risa untuk menjemputnya karena mereka telah berjanji
akan bermain bersama di lapangan dekat rumah Reyna. Dan itulah kebiasaan
Risa, Risa Saradina Putri anak dari Maria dan Anton, perempuan tidak terlalu
cantik, baik, dewasa, dan periang, namun ia merupakan seorang yang tidak
disiplin waktu sehingga ia selalu saja datang terlambat dalam hal janji temu. Jadi
tidak heran jika Risa belum juga datang saat temannya sudah menunggu
selama 1 jam di lapangan. Dan akhirnya Sandra memutuskan untuk pergi
menjemput Risa.
"Risaa Risaa", panggil Sandra kembali dengan suara yang sedikit ia
tinggikan, namun sepertinya tidak juga membuahkan hasil.
Akhirnya karena tak sabar ia memutuskan masuk ke dalam rumah Risa.
Dengan kaki kecilnya ia melangkah perlahan menuju kamar Risa seraya melihat
kesan kemari karena ia takut akan ada seseorang yang akan memarahi dirinya jika
tau bahwa sandra masuk tanpa pamit. Tak lama melangkah akhirnya sandra
melihat kamar Risa, ia semakin mempercepat langkahnya menuju kamar tersebut
dan benar dikamar itu terlihat Risa yang masi tertidur nyenyak tanpa ada yang tau
hal yang sedang ia mimpikan sampai ia belum juga terbangun hingga saat ini.
Sandra mendekat menuju ranjang berwarna pink milik Risa.
"Risaa Risaa bangunnnn", panggil Sandra sambil menggoyang goyangkan
tubuh Risa agar ia terbangun dari tidurnya. Setelah beberapa kali ia melakukan hal
tersebut, Risa pun terbangun karna merasa terganggu.
"Ehmmmm." Dengan sedikit membuka mata ia berusaha melihat siapa
yang telah menggagu tidurnya dan setelah ia melihat bahwa orang itu adalah
sandra ia sedikit tersenyum bersalah.
"Hmmm maafin Risa Sandra Risa lupa", ucapnya dengan senyum
bersalah.
"Ahh iya tidak apa Risa, Sandra juga minta maaf yaa udah masuk rumah
Risa tanpa pamit”, balas Sandra dengan perasaan tidak enak kepada Risa.
Ya, Sandra adalah orang yang pendiam, baik hati, dan penyabar. Ia
memiliki paras yang paling cantik diantar ketiga sahabatnya. Sandra juga selalu
menaburkan senyumnya kepada orang lain orang lain. Namun dibalik hal tersebut
tidak ada yang tau bahwa Sandra mempunyai banyak kerikir di kehidupannya
yang selalu membuat ia merasa tidak baik.
“Sandra, Risa siap-siap dulu ya”, ucapnyan pelan.
“iyaa tidak apa-apa kok, Sandra tunggu di ruang tamu aja ya Ris”, tutur
Sandra sambil pergi meninggalkan Risa ke ruang tamu.
Setelah beberapa lama Sandra menunggu, ia mendengar suara motor yang
berhenti tepat di depan rumah Risa. Dengan rasa ingin tau Sandra, ia pun pergi
keluar untuk memastikan siapa orang tersebut dan ternyata meraka adalah ayah
dan ibu Risa, Sandrapun langsung pergi bersalaman dengan mereka. Ayah Risa
langsung melangkah ke dalam rumah seusai bersalaman tanpa berkata apapun,
tidak dengan ibu risa
“Diman Risa Sandra?” tanya Maria kepada Sandra dengan ramahnya.
“Di dalam tante. Oiya Sandra minta maaf ya tante karena Sandra udah
masuk sembarangan ke rumah tante untuk Risa.” Sambil menundukkan kepalanya
karena ia takut maria akan marah pada dirinya.
“Iyaa tidak apa-apa Sandra, tante gak akan marah kok.” Sambil mengelus
kepala Sandra untuk menghilangkan ketakutan dipikirannya.
”Terima kasih tante”, jawab Sandra sambil tersenyum pada Maria.
Maria pun membalas senyum Sandra tak kalah lebarnya.
“Ayo Sandra Risa sudah siap”, ucapnya risa dengan lantangn sambil
melangkah mendekati Sandra dan ibunya.
“Ma Sandra pergi ke lapangan dulu yaa, Sandra mau maen bersama
sahabat Sandra.” Sambil mencium tangan mama kesayangannya.
“kamu sudah sarapan Sandra? sebaiknya Sandra sarapan dulu mama takut
kamu sakit” tanya Maria dengan khawatir.
. “ belum ma, sarapannya nanti pulangnya saja”, ucap Risa sambil berlari
dan menarik tangan Sandra untuk mengikutinya, tak menghiraukan kekhawatiran
Maria.
Setelah merasa cukup jauh dari rumahnya, Risa pun menghentikan larinya.
“Risa tidak boleh begitu pada orang tua Risa, seharusnya Risa bersyukur
memiliki keluarga yang begitu menyayangi Risa”, ucap Sandra sedih sambil
memkirkan keadaan keluarganya.
Ia iri dengan keadaan keluarga Risa yang terlihat bahagia, ia berharap
suatu saat keluarganya bisa seperti keluarga Risa. Selama perjalanan, Sandra
selalu saja memikirkan hal tersebut sampai ia baru sadar bahwa ia telah sampai di
lapangan setelah Reyna dan Sheila menarik tangannya untuk mengajak ia
bermain. Sheila, Sheila rachiela seorang yang baik, lincah, ramah, dan cerewet. Ia
juga memiliki paras yang cantik tetapi tidak mengalahi kecantikan Sandra. Juga
Reyna, Reyna azzaradhita seorang yang juga baik hati penyabar dan pemaaf. Ia
memiliki paras yang cukup menawan bibir tipisnya yang membuat ia terlihat
manis dan tidak membosankan.
Mereka membawa Sandra ke tengah lapangan untuk bermain bersama
karena sedari tadi mereka melihat Sandra terus saja melamun. Saat bermain
mereka terlihat sangat senang, tawa lepas yang menandakan akan kebahagian
yang benar-benar nyata mereka alami juga terdengat jelas. Begitu juga dengan
Sandra dengan sekejap ia dapat melupakan masalah yang telah mengganggu
kehidupannya. Ia terlihat sangat bahagia bersama sahabat-sahabatnya tak lupa ia
selalu bersyukur memiliki sahabat seperti mereka, begitu juga dengan Risa,
Sheila, dan Reyna. Mereka juga selalu berharap persahabatan tersebut akan terus
terjalin sampai kapanpun.
Dan ya, setelah beberapa tahun lamanya harapan mereka masi terwujud.
Persahabatan tersebut tetap terjalin baik hingga mereka memasuki sekolah
menengah pertama. Saat ini mereka sudah menginjak kelas 8 di SMP yang sama
yaitu di SMPN 2 Jaya. Meskipun kelas mereka berbeda, mereka tak lupa untuk
selalu meluangkan waktu berkumpul bersama sahabatnya di waktu istirahat.
Bahkan mereka pergi dan pulang selalu bersama jika tidak ada sesuatu yang
mengharuskan bereka untuk tidak bersama. Namun hal tersebut tidak termasuk
Risa, ia jarang pergi ke sekolah bersama dengan sahabatnya karena ia selalu
kesiangan bahkan ia sering telat sampai sekolah. Sehingga ia memilih untuk
diantar ayahnya saja saat pergi ke sekolah dan bersama sahabatnya saat pulang
sekolah.
Saat ini adalah hari pertama meraka kembali beraktifitas di sekolah setelah
liburan akhir semester.
” Risa cepat berangkat entar kamu telat lo, masa kamu udah telat di hari
pertama sekolah kamu setelah libur panjang. Ayah kamu juga udah nunggu kamu
di luar.”
“Iya ma tunggu bentar aku masih mencari buku matematika aku”, jawab
Risa sambil membongkar semua buku di rak bukunya.
“Nah ini dia ketemu”, ucapnya dengan senang sambil memasukkan buku
itu dengan tergesa-gesaa dan langsung pergi ke luar tak lupa ia berpamitan pada
ibunya dengan mencium tangannya.
“Ma aku berangkat dulu yaa, assalamualaikum.”
“Iya nak hati-hati, waalaikumsalam”, jawab Maria sambil menggeleng-
gelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya tersebut.
Setibanya Risa dan ayahnya di sekolah, Risa segera turun dari motornya
karena bel masuk sudah terdengar di telinga Risa.
“Yah aku masuk dulu ya assalamualaikum”, pamit Risa sambil mencium
tangan ayahnya dan bergegas pergi dari hadapannya.
“Risa tunggu dulu”, panggil ayah Risa sambil tersenyum pada anaknya.
“Kamu itu kebiasaan, tu tas kamu belum kamu tutup pasti gara-gara kamu
buru-buru tadi, entar kalo jatuh kamu pusing nyarinya”, ucap ayah Risa sambil
menutup resleting tas Risa dan mengelus kepalanya.
“Terima kasi ayah”, ucap Risa sambil tersenyum dan langsung berlari
menuju kelas begitu juga dengan ayah Risa yang juga langsung pergi ke
kantornya.
Namun ternyata, dari kejauhan terdapat seseorang yang sedang mengamati
kemesraan seorang ayah dan anaknya tersebut. Orang itu adalah Sandra. Dan lagi-
lagi perasaan itu muncul di benaknya. Perasaan iri akan kebahagiaan keluarga
yang dimiliki oleh sahabatnya. Ia ingin merasakan kebahagiaan di keluarganya
sendiri. Namun menurutnya hal itu mustahil dimiliki karena ada suatu hal yang
menghalangi harapannya tersebut, yang entah dia sendiri tidak tau apa itu. Namun
sedikit yang ia tau bahwa hal tersebut disebabkan adanya perempuan lain diantara
ibu dan ayah Sandra. Sehingga ia selalu menghilangkan harapan tersebut karena
menurut Sandra hal itu hanya akan tetap menjadi sebuah harapan semata.
“Sandra”, panggil Risa dengan lantang sambil mengagetkan Sandra yang
berhasil membuyarkan lamunannya.
“Hah iyaa ada apa Risa”, ucap Sandra dengan kagetnya.
“Kamu ngapain malah ngelamun disini, apasi yang sedang kamu pikirin?”
“Hah tidak ada apa-apa kok.” Selanjutnya tidak ada perbincangan lain
antar keduanya, sampai mereka harus berpisah karena jalur kelas mereka berbeda.
“Yaudah ya ris aku ke kelas dulu bye.”
“Bye”, jawab risa.
Mereka pun pergi ke kelas mereka masing-masing dan untungnya guru di
kelas mereka belum tiba untuk memulai pelajaran. Dan disaat guru tiba di kelas,
mereka pun mulai mengikuti pelajaran tersebuat seperti biasa.
Tetttttt.. Bel istirahat berbunyi, kerasnya bunyi bel tersebut sepadan
dengan bunyi kebisingan yang terjadi di kelas 8F kelas Reyna yang sungguh
mengganggu ketenangan Sandra. Dengan terpaksa Sandra melangkah menuju
kelas reyna. Baru ia akan melangkah keluar kelas, sahabatnya Sheila berlari
menuju dirinya dengan kekhawatiran yang terpampang di mukanya.
“Sandra….. Sandra…”, panggil Sheila dengan lantangnya.
“Ada apa sheila teriak-teriak, malu diliat teman-teman lainnya”, jawab
Sandra dengan suara lembutnya.
“Gawattt, Reyna dilabrak kakak kelas karena masalah cowok.”
“Hah emang kenapa Reyna sampai dilabrak kakak kelas? Ayo Sheil kita
ke kelas Reyna aku khawatir dengannya”, ucap Sandra dengan khawatir yang
ditanggapi anggukan oleh Sheila Sheila.
Setibanya di kelas Reyna, ternyata disana sudah ramai, banyak anak-anak
yang ingin tau apa yang sedang terjadi namun disana terdapat Razla yang
berusaha untuk mengusirnya. Sedikit demi sedikit anak-anak mulai keluar dari
kelas Reyna meskipun masi ada sebagian anak yang tetap tidak mau pergi. Di
kelas Reyna ia melihat Risa yang sedang beradu mulut dengan kaka kelas yang
dimaksud oleh Sheila. Sandra dan sheilapun segera menghampiri mereka, dan
ketika Sandra melihat Reyna ia langsung menghampiri dan memeluk reyna untuk
meyakinkan kepada Reyna bahwa akan selalu ada sahabatnya yang selalu
disamping dirinya dalam suka maupun duka.
Sekilas Sandra mendengar cekcok antar Risa dan kaka kelas yang bernama
Cyntia itu, dan ternyata masalah tersebut hanyalah salah paham.
“Dasar kamu perusak hubungan orang”, ucapnya dengan lantang. Reyna
yang tak terima akan ucapan tersebut langsung berdiri dan menghampiri kakak
kelas itu.
“Kak aku bukan perusak hubungan orang kakak hanyalah salah paham
kaka jadi orang jangan terlalu bucin”, mendengar ucapan tersebut Cyntia semakin
kesal dengan Reyna, ia berusaha untuk mendorong reyna namun yang ia dorong
bukanlah reyna akan tetapi Sandra. Ya Sandra berusaha melindungi Reyna, ia
tidak mau temannya tersakiti. Iapun terdorong hingga tergeletak di lantai.
“Sandra…”, ucap sahabatnya yang melihat Sandra terdorong ke lantai.
“Kamu tidak apa-apa Sandra?” Tanya Reyna kepada Sandra.
Tindakan yang dilakukan Cyntia itu semakin membuat Reyna geram.
Reynapun mendorong dan mengusirnya pergi.
“Pergi kamu dari sini”, ucap reyna dengan lantang sambil mendorongnya .
Setelah Cyntia pergi, Reyna langsung meminta maaf kepada Sandra
karena ia berpikir Sandra terluka karenanya. Sandra sedikit terluka di bagian
sikunya karena terbentur ke meja.
“Sandra maaf ya karena aku kamu jadi gini”, ucap Reyna dengan bersalah.
“Nggak, gak apa-apa kok ini juga bukan salah kamu Reyna. Lagipula
Reyna kan sahabat Sandra jadi Sandra harus bisa ngelindungi sahabat Sandra”,
balas Sandra sambil tersenyum pada Reyna
“Makasi Sandra udah ngebelain aku. Sandra emang baik aku sayang
Sandra.” sambil memeluk Sandra yang diikuti oleh Risa dan Sheila.
Tetttttt. Bel sekolahpun berbunyi yang menandakan waktu istirahat selesai.
Mereka pun kembali ke kelas mereka masing-masing dan kembali mengikuti
pembelajaran seperti biasanya.
Setelah aktifitas dan masalah yang terjadi di sekolah selesai seperti biasa,
mereka pulang ke rumah bersama. Mereka pulang berjalan kaki karena jarak
rumah ke sekolah tidak terlalu jauh. Di jalan mereka menghabiskan waktu dengan
berbincang tentang hal apa saja yang terjadi di kelas mereka masing-masing
ataupun hal lainnya. Dan saat Risa mulai melanhgkah sampai depan pagar
sekolah, ia jadi ingat bahwa saat berangkat sekolah tadi Risa tidak melihat Sandra
bersama dengan sahabat lainnya. Tadinya ia ingin bertanya pada Sandra tetapi ia
lupa karena ia harus cepat pergi ke kelasnuya..
“Oiya Sandra, tadi saat berangkat ke sekolah kenapa kamu tidak bersama
reyna dan Sheila?” Mendengar pertanya Risa yang terdengar serius tersebut
Sandra merasa khawatir, ia bingung harus menjawab apa kepada sahabatnya itu.
“Ooo itu, tadi katanya Sandra sakit perut jadi ia menyuruh kami untuk
pergi duluan.” mendengar itu Sandra membenarkan saja ungkapan dari
sahabatnya yang nyatanya emang benar tadi ia beralasan sakit perut pada mereka
karena ia tidak mau sahabatnya tau tentang keadaan keluarganya.
Dengan banyaknya perbincangan yang mereka bahas tanpa disadari
mereka tiba di persimpangan jalan menuju rumah mereka masing-masing.
Merekapun kembali ke rumah mereka namun tidak dengan Sanda karena ia
berencan akan bermain ke rumah Reyna. Sesampainya di rumah Reyna Sandra
mengikuti reyna untuk masuk ke dalam rumahnya. Namun saat pintu terbuka
dengan terkejutnya mereka melihat pertengkarang antara ayah dan ibu reyna.
Entah apa yang menyebabkan pertengkaran itu Reyna pun mendekati kedua orang
tuanya untuk menghentikan pertengkaran tersebut. Sandra yang masi melihat hal
itu tertarik untuk mengetahui apa yang menyebabkan ayah dan ibu Reyna
bertengkar.
“Jadi selama ini kamu ada main belakang dengan Tomi ayah dari Sandra?”
Ucap ayah Reyna dengan membentak istrinya.
“Maafin aku yah”, jawab ibu Reyna dengan menundukkan kepalanya.
Mendengar hal itu hati Sandra sangat sakit. Mengetahui kenyataan yang
sangat ingin ia ketahui sejak dahulu ternyata dapat membuatnya lebih sakit dari
yang ia bayangkan. Kenyatannya itu adalah kenyataan bahwa perempuan yang
menjadi orang ketiga di antara ayah dan ibu Sandra tersebut adalah ibu dari
sahabatnya sendiri. Iapun langsung bergegas pulang ke rumahnya.
Sesampai di rumah, ia langsung pergi ke kamarnya dan meluapkan segala
kesedihannya.
“Aku benci keluargamu reyna aku benci kamu aku benci orang yang telah
menghancurkan kehidupanku”, gumam Sandra di dalam hati sambil menangis.
Tak lama setelah itu, ia mendengar sesuatu yang meskipun hal tersebut
biasa ia dengar tetapi tetap tetap saja hal tersebut dapat menghancurkan hatinya.
Yaa saat ini ia mendengar pertengkaran kedua orang tuangnya yang penyebabnya
tak lain adalah wanita tersebut yaitu ibu Reyna. Hal ini sudah terjadi sejak ia
masih berumur 9 tahun. Awalnya keluarga Sandra baik-baik saja akan tetapi
setelah kedatangan wanita yang dianggap sebagai orang ketiga di keluarga kami,
dari situlah kehancuran keluarga Sandra dimulai. Tak ada lagi kebahagiaan di
dalam keluarga Sandra yang ada hanyalah pertengkaran yang harus Sandra
saksikan.
“Apa kamu masi berhubungan dengan wanita itu” Tanya ibu dengan nada
marah dan air mata yang terus mengalir di pipinya.
“Aku mau kamu pergi sekarang”
“Baik aku pergi sekarang”, ucap ayah Sandra sambil pergi meinggalkan
istrinya.
Deghhh. perkataan ayah Sandra tersebut berhasil membuat Sandra
semakin hancur. Ayahnya harus meninggalkan mereka hanya karena ibu Reyna,
hal itu tentu membuat Sandra semakin membenci Reyna dan ibunya.
“Aku benci kamu Reyna aku benci ibumu”, perkataan itulah yang terus-
menerus ia ulang.
Dan setelah kejadian tersebut sikap Sandra menjadi berubah. Biasanya ia
selalu tersenyum pada orang lain akan tetapi akhir-akhir ini Risa dan Sheila jarang
sekali melihat ia tersenyum. Bahkan ia juga sulit dihubungi dan jarang berkumpul
bersama sahabatnya begitupun dengan Rreyna. Entah apa yang terjadi dengan
Reyna dan Sandra akan tetepi Risa dan Sheila tetap tidak mau berfikir macam-
macam. Mereka meyakinkan diri bahwa Reyna dan Sandra memiliki masalah
yang mungkin harus mereka selesaikan sendiri tanpa campur tangan dari orang
lain.
Setelah seminggu dari kejadian tersebut terdapat berita bahwa terjadi
gempa berturut-turut di Halmahera Barat Maluku Utara yang menyebabkan 276
rumah rusak ringan, 53 rumah rusak sedang, dan 21 rumah rusak sedang. Risa
yang mendengar berita itu mempunyai ide untuk melakukan donasi dengan
mengajak sahabat-sahabat dan teman lainya untuk ikut dalam kegiatan tersebut.
Menurut risa, setidaknya dengan begitu sahabat-sahabatnya akan lebih sering
berkumpul dan mungkin bisa mengurangi beban pikiran mereka.
Keesokan harinya risapun menyuruh keempat sahabatnya berkumpul di
kantin sekolah untuk membahas tentang pendapatnya mengenai kegiatan donator
tersebut.
“Emang ada apasih Ris”, ucap Sandra dengan sinis. Meskipun merasa
aneh dengan tingkah Sandra Risa tetap tidak mau berfikir negatife ia memilih
untuk melanjutkan pembahasannya.
“Begini, kalian pada tau gak berita tentang gempa di Halmahera itu,
gimana kalo kita ngadain donasi untuk para korban bencana kita juga ajak teman
lainnya untuk bergabung. Itung-itung cari pahala gimana?” Ucap Risa sambil
tersenyum.
”Akusi setuju entah Reyna dan Sandra”, ucap Sheila
Mata risa langsung menoleh ke arah dua orang tersebut “setuju yaa,
please” ucap Risa dengan memohon. Akhirnya mereka semua menyetujui
pendapat risa untuk mencari donasi membantu para korban bencana alam.
Kegitan donasi itu terus berjalan meskipun tidak banyak yang
mengikutinya. Akan tetapi kegiatan itu tetap membuahkan hasil yang baik.
Keempat sahabat tersebut juga lebih sering berkumpul bersama, tetapi hal tersebut
bukan berarti menghapus kebencian Sandra yang ia miliki terhadap Reyna.
Bahkan tujuan ia sebenarnya mengikuti kegiatan ini hanyat untuk melancarkan
rencana buruknya terhadap Reyna.
Setelah donasi tersebut terkumpul, mereka berencana melakukan rapat
untuk acara selanjutnya. “teman-teman besok kita akan mengadakan rapat di
ruang lab bahasa saat jam istirahat untuk membahas lebih lanjut tentang
pengiriman donasi ini dan kemungkinan rapat ini berlangsung sampai pulang
sekolah” ucap risa kepada teman-teman lainnya. Teman-teman lainnya pun
menunjukkan kesetujuannya mengenai informasi yang diumumkan oleh Risa
dengan menganggukkan kepalanya.
Hingga keesokan harinya, keempat sahabat tersebut mengikuti pelajaran di
sekolah seperti biasanya. Dan saat bel istirahat berbunyi mereka bergegas
berkumpul di ruang lab untuk mengikuti rapat.
“Hai kalian sudah datang ya sini-sini duduk”, sapa Risa pada ketiga
sahabatnya yang terlihat melangkah memasuk ke ruang lab.
“Hmmmm lama yaa kita sudah tidak berkumpul seperti ini lagi ya.”, ucap
Risa kembali saat ketiga sahabatnya telah duduk di kursi yang berdekatan
dengannya.
“Iyani aku senang sekali kita akhirnya bisa berkumpul seperti dulu lagi”,
ucap Sheila membenarkan hal tersebut. Sedangka Reyna dan Sandra hanya
menanggapi hal tersebut dengan senyuman.
“Eghhh aku laper nii apakah ada diantara kalian yang mau pergi ke
kantin?” sambil menoleh ke arah risa dengan muka yang memelas lyang sudah
biasa ia lakukan kepada Risa saat ia ada maunya.
“ Risss kalo mau beli-beli, aku nitip dong, laper nih tapi apa daya kaki
kaku banget buat disuru jalan”, ucapnya dengan memohon pada risa.
“Hehhh kamu itu alasan aja, yaudah sini kebetulan aku juga laper ni, Sheil
yuk ikut ke kantin. Rei aku titip uang donator ini yak ke kamu.” sambil
meletakkan dompet dan buku perhitungan tentang donator tersebut diatas meja.
“Yuk ah bosen juga disini lagipula masi tidak ada anak-anak lainnya yang
datang.” Ia berlalu pergi sambil disusul Sheila dibelakangnya.
Di dalam hati, Sandra sangat senang karena perlahan demi perlahan
rencana yang telah ia buat satu-persatu telah berhasil.
“Tunggu saja permainanku reyna” gumamnya di dalam hati.
“Duhhh handphone aku dimana yaa”, ucap Sandra dengan suara yang
seperti dengan sengaja ia lantangkan agar Reyna mendengarnya.
“Hah ada apa Sandra”, tanggapannya saat ia mendengar suara dari Sandra
yang terdengar seperti sedang cemas.
“Ini handphoneku gak ketemu, mungkin saja aku lupa menaruhnya, bisa
minta tolong bantu aku mencarikan handphoneku ?”
“Ahh iya aku akan mencoba menghubungi handphonemu.” Risa berusaha
melakukan panggilan ke handphone Sandra namu ia juga tidak mendengar bunyi
dering dari handphonenya.
Ia berjalan kesana kemari untuk mencari bunyi dering handphonen Sandra,
sampai ia pergi keluar karena ia tidak menemukan dering handphone Sandra di
dalam ruangan itu.
Ya, ini merupakan salah satu rencana Sandra. Saat Reyna sibuk mencari
handphone Sandra, dengan cepat ia mengambil sebagian uang donasi beserta
ampopnya di dompet risa yang tergeletak di meja. Uang tersebut kemudian ia
masukkan ke dalam tas Reyna. Saat ia melihat Reyna melangkah kembali ke kelas
ia segera membereskan semuanya dengan cepat.
“Ahh ini dia ketemu, reyna aku udah menemukan handphoneku ternyata
ada di dalam tasku dan aku lupa ternyata hanphonenya telah aku silent tadi, maaf
yaa udah ngerepotin kamu.”
“ iya gak apa-apa kok”, balas reyna pada Sandra.
Dengan hati senangnya, Sandra pun pergi keluar ruangan tersebut
meninggalkan Reyna sendiri.
“ Sheil aku mau nyusul mereka ajadeh ke kantin, bosen juga disini”, pamit
Sandra dengan terus melangkahkan kakinya keluar ruangan itu. Setelah kepergian
Sandra, yang dilakukan Reyna di kelas itu hanyalah duduk sambil memainkan
gadgednya serayaa menunggu kedatangan sahabat dan teman-teman lainnya.
Setelah tak lama menunggu akhirnya ketiga sahabatnya datang disusul
teman lainnya. Saat semua sudah terkumpul Risa pun langsung memulai rapat
tersebut.
“Baik assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, disini saya akan
memulai rapat yang membahas tindak lanjut dari uang donasi yang telah kita
kumpulkan. Kemarin saya dan Fani telah menghitung jumlah dari uang donasi
tersebut sebanyak 10 juta. Yang ingin saya tanyakan disini apakah kita akan
melakukan donasi itu lagi atau tidak ataukah ada masukan yang lebih baik dari
teman-teman?”, jelasnya panjang lebar pada teman-temannya.
“Risa baru aku hitung kembali uang donasi ini, mengapa hanya ada 6 juta?
Kamu kemanakan 3 jutanya? Jangan jangan kamu….”, ucap Fani dengan lantang
sehingga membuat perhatian anak-anak terpusat pada dirinya.
Dan itu tentu membuat anak lainnya memikirkan hal yang buruk tentang
Risa. Hal bahwa ia telah mengambil uang tersebut untuk kepentingan pribadinya
yang tentu membuat harga dirinya jatuh.
“ Masasi coba kamu hitung kembali sapa tau kamu salah hitung”, ucapnya
dengan gemetar.
“Gak mungkin aku salah hitung, gausah sok bodohdeh pasti kamu sudah
menggunakan uang tersebut untuk kepentinganmu, awas akan aku laporkan kamu
pada kepala sekolah” ancamnya dengan suara yang ia tinggikan.
“ ayo teman-teman kita pergi buat apa kita disini bersama dengan penipu”,
dengan lantangnya ia ucapkan.
Hal tersebut membuat teman-temannya membenci dirinya. Bahkan Risa
juga mendengar caci maki yang temannya lontarkan pada dirinya. Iapun merasa
sangat sedi karena ia harus diperlakukan seperti ini bahkan Sheila dan reyna
merasa kecewa dan pergi meninggalkan dirinya atas hal yang sama sekali tidak ia
perbuat.
“Aku kecewa denganmu Sandra”, ucap Sheila pada dirinya sambil pergi
meninggalkan Sandra yang diikuti reyna di belakannya.
Hal tersebut semakin membuatnya rapuh. Namun di sisi lain, Sandra
memanfaatkan situasi tersebut untuk mengujarkan kebenciannya kepada reyna.
“Udahlah risa aku percaya kok kamu gabakal ngelakuin hal itu, tidak
seperti sahabtmu reyna yang pergi tanpa mendengarkan penjelasanmu. Eh iya tapi
aku curiga tadi kamukan menitipkan uang itu pada reyna bisa jadi dia yang
mengambilnya kan? Kalo emang benar kamu harus menjelaskan semuanya pada
kepala sekolah dan memintanya untuk mengecek tas semua anak-anak yang
terlibat dalam kegiatan tersebut”, ucapnya berusaha membuat situasi semakin
panas dengan memojokkan Reyna.
“Ah iyaa kamu benar Sandra”, ia langsung berlari entah kemana dan
Sandra tetap mengikutinya. Saat Risa tela menemukan seseorang yang ia cari ia
langsung mendorongnya dari belakang.
“Akhhhh.” jeritnya karena reyna merasa ada yang sengaja mendorongnya.
“Heii Risa apa yang kamu lakukan”bentak Sheila pada risa.
“Reyna tadikan aku menitipkan uang tersebut pada kamu, bagaimana jika
kamu yang mengambil uang tersebut?”
“Udahlah ngaku aja kamu reyna” ,ucap Sandra dengan ikut campur.
“Tidak, apa-apaan kamu risa aku tidak mengambil uang itu”
“Oke kita liat aja nanti”, sambil menunjukkan senyum sinisnya pada
Reyna.
Tak lama dari kejadian tersebut, perkiraan Sandra dan Risa benar bahwa
bapak kepala sekolah akan memanggil Risa ke kantor. Risapun langsung pergi ke
kantor untuk menemui bapak kepala sekolah, disana ia menjelaskan semua
kejadian tersebut terutama apa yang disarankan oleh Sandra. Bapak kepala
sekolah pun mengizinkan mereka untuk memeriksa tas setiap anak yang pada saat
itu berasa di ruangan tersebut.
Setelah perbincangan tersebut selesai pak guru langsung memerintahkan
guru BK yaitu ibu Ratna untuk memeriksa tas setiap anak. Mereka kembali disuru
berkumbul dengan membawa tas milik mereka. Saat ibu Ratna melakukan
pemeriksaan Risa dan Sandra pun juga ikut memeriksa, akan tetapi sampai saat ini
ia juga tidak menemukan uang tersebut. Namun masi ada tas yang belum mereka
periksa yaitu tas reyna. Saat ibu Ratna membuka tas milik Reyna ia tidak melihat
ada apapun di tasnya, iapun bergegas menutup tas Reyna. Namun hal tersebut
ditahan oleh Sandra ia melihat dan mengambil sebuah amplop yang yang terselip
diantara bukunya di tas Reyna, ia menunjukkan uang yang ia temukan itu kepada
semua anak-anak termasuk ibu Ratna di ruangan itu.
“Ini dia uangnya, ternyata kamu orang yang telah mengambil uang donator
itu dan teganya kamu memfitnah Risa sahabat kamu sendiri”, tegasnya dengan
lantang hingga semua orang yang berada di ruangan itu mendengarnya.
Mendengar itu mereka langsung mencaci maki Sandra habis-habisan.
“Dasar pembong, pengekhianat.” Makian yang keluar dari mulut orang -
orang itulan yang hanya bisa ia dengar di ruangan tersebut.
Ia sangat sedih akan hal itu, ia ingin saja mengelak akan tuduhan yang di
dilontarkan oleh teman-temannya, namun sepertinya hal tersebut percuma saja.
Teman-temannya tetap saja tak mau mendengarkan penjelasan dari Reyna.
Bahkan sahabatnya sendiri ikut memaki dirinya.
“Reyna, Risa ayo ikut ibu”, ucap bu Ratna dengan tegas di tengah
keramaian akan caci maki dari teman-temannya.
Reyna hanya bisa menuruti perintah tersebut dengan melangkahkan
kakinya dibelaka ibu Reyna begitu juga dengan Sandra. Sampai mereka berada di
ruang BK. Disana ibu Ratna meminta pertanggung jawaban atas bukti yang telah
ditemukannya di tas Reyna.
“Ibu saya bersumpah tidak melakukan hal tersebut”, jelasnya dengan air
mata yang terus mengalir di pipinya tanpa bisa ia bendung lagi.
“Halah itu pasti cuma alasan dia saja bu, sebelumnya dia pasti telah
merencanakan hal ini dengan menjadikan saya sebagai kambing hitamnya. Namun
rencana itu gagal, untung saja tadi Sandra menyarankan saya untuk memeriksa tas
anak-anak. Dan aku tidak percaya orang yang sangat dekat denganku serta aku
percaya teganya melakukan perbuatan busuk tersebut”
“Tidak Risa! Aku tidak melakukan hal tersebut kamu jangan asal nuduh
orang”, bentaknya kepada Risa.
“Sudah sudah, untuk kali ini saya akan memberikan kamu kesempatan
Reyna namun saya tetap harus memberikan surat keterangan pada orang tua
kamu”
“ Ttaapi bu”
“ Sudah tidak ada tapi-tapian sekarang kalian boleh keluar” ucap ibu
Ratna.
Risa dan Reyna pun keluar mengikuti ucapan dari ibu Ratna.
“Ternyata aku harus melewatkan sisi lainmu yang sebenernya yaa, tapi
untungnya aku tidak begitu terlambat dalam memahami hal tersebut. Dan satu hal
yang perlu diingan, jadi mulai saat ini kita bukan lagi sahabat” ucapnya kepada
Reyna saat mereka hendak pergi ke kelas mereka masing-masing.
Mendengar hal tersebut Reyna semakin hancur, ia harus kehilangan
sahabat kecilnya hanya karena seseorang yang membenci dirinya dengan
menjadikan ia sebagai kambing hitam.
Hari-haripun ia lalui dengan sangat sulit, karena ia masih saja mendengar
makian dari teman lainya bahkan semakin hari semakin menjadi karena berita ini
terebar dengan sangat cepat ditambah lagi sahabat-sahabatnya yang turut
menjauhi dan membenci dirinya. Namun ia sudah membiasakan diri dengan hal
tersebut, ia tidak mau selalu larut dalam kesedihan. Namun satu hal yang tetap
mengusik pikirannya, ia takut persahabatan yang mereka jalin sejak kecil akan
hancur begitu saja. Sejak pelajaran dimulai sampai berakhir pemikiran-pemikiran
hal itu terus terngiang di pikirannya. Ia tak bisa mengelak bahwa ia sangat
merindukan sahabat-sahabatnya itu. Namun hal itu berakhir saat ia mendengar
seseorang yang sedang membicarakan dirinya, orang itu adalah sahabatnya
Sandra. Awalnya ia sekilas mendengar Sandra yang menyebut namanya, namun ia
tidak tahu dengan siapakan ia berbicara. Karena rasa ingin tau Reyna ia akhirnya
menguping pembincaraan mereka.
Setelah lama Reyna mendengarkan pembicaraan mereka ia manjadi
berharap bahwa apa yang dikatan Sandra itu tidak benar. Ya ia mendengar Sandra
berkata bahwa rencana dia untuk membuat Reyna dibenci banyak orang dengan
memfitnahnya berhasil juga. Ia mengungkapkan ia merasa sangat senang melihat
Reyna yang selalu terlihat sedih. Sunggu hal tersebut benar-benar tak ia sangka,
dan yang tak kalah mengejutkan juga Sheila juga ikut terlibat dalam hal tersebut.
Entah apa yang membuat sahabatnya membenci dirinya hingga mereka tega
melakukan hal tersebut. Dengan perasaan yang Reyna sendiri tak tau seperti apa
itu, ia memberanikan diri muncul di hadapan kedua sahabatnya. Dan tentu saja
Sheila dan Sandra begitu terkejut saat ia melihat kedatangan reyna dengan tiba-
tiba.
“Aku udah tau semuanya, mengapa kalian tega melakukan itu kepadaku?
kalian jahat”, dengan suara yang bergetar reyna mengucapkan hal itu.
“Baguslah kalo kamu udah tau semuanya”, ucapnya dengan senyum sinis.
“Aku ngelakuin ini karena aku benci kamu, aku benci ibumu. Ibumu telah
membuat keluargaku menjadi hancur. Aku tidak pernah mendapatkan
kebahagiaan dalam keluargaku, semua itu gara-gara ibumu, jadi kerena itu aku
ingin melampiaskan semuanya kepadamu. Dan aku sangat senang dengan rencana
ini, rencana yang telah Sheila usulkan kepadaku”, Jelas Sandra dengan penuh
emosi.
“Jadi itu kebenarannya” ucap seseorang sambil melangkah mendekati
mereka bertiga yang berhasil membuat mereka terkejut akan kedatangannya.
Orang itu tak lain adalah Risa. Risa sangat kecewa saat mendengar pernyataan
dari Sandra ia sunggu sangat kecewa kepadanya.
“Jadi ini yang kalian sebut dengan sahabat. Aku tau Sandra kamu sangat
terluka namun tidak dengan cara ini kamu melampiaskannya. Reyna tidak
bersalah sama sekali mengapa kamu melampiaskan kesakitanmu pada Reyna.
Tidak bisakah kamu memahami bahwa yang terluka bukan hanya kamu saja tetapi
reyna juga merasakan hal yang sama seperti kamu. Tidak ingatkah kamu kita telah
bersahabat sejak kecil, kita telah melewati suka duka bersama-sama. Apakah
hanya karena ujar kebencianmu kamu mau menghancurkan persahabatan kita?apa
semudah itu kamu menghapus persahabat kita sandra? Jawab aku! Oiya dan kamu
Sheila aku tidak pernah berpikir kamu ikut andil dalam masalah ini memang apa
yang membuatmu sampai kamu ikut andil dalam masalah ini? Dan juga aku minta
maaf Reyna atas sikapku yang buruk terhadapmu selama ini.” Risa sungguh
geram dengan fikiran kekanak-kanakan Sandra dan Sheila.
“Maaf aku hanya prihatin mendengar cerita Sandra yang membuat aku
juga ikut kesal pada Reyna. Reyna maafin aku Rey aku menyesal”, jelas Sheila
dengan rasa bersalahnya sambil menundukkan kepala.
“Iyaa aku juga minta maaf sheil, disini akulah yang bersalah jadi kamu
pantas marah sama aku. Tapi aku mohon maafin aku Rey, aku janji tidak akan
mengulangi hal tersebut lagi”ucap Sandra sambil menangis.
“Iyaa aku maafin kok meskipun aku sangat marah pada kalian dan ingin
rasanya aku membenci kalian tapi hati nuraniku tidak bisa melakukan hal itu.
Kalian adalah sahabatku dan akan selalu tetap menjadi sahabtku, kalian adalah
salah satu penyemangat di hidupku jadi mana mungkin aku membenci kalian.”
Reyna langsung memeluk sahabatnya dengan air mata yang turut jatuh di pipinya
tanpa bisa dibendung kembali.
Setelah hari-hari sulit itupun berlalu mereka kembali menjalankan hari-
harinya seperti sediakala bahkan lebih baik. Begitupun dengan Sandra dan Reyna
mereka dapat lebih menerima semuanya dengan lapang dada dan menyerahkan
semuanya kepada allah swt. Hubungan persahabatan mereka pun semakin terjalin
kuat. Meskipun nantinya masi akan ada banyak kerikil yang menggagu hubungan
tersebut namun hal itu tidak akan menjadi kelemahan melainkan akan menjadi
kekuatan dalam hubungan tersebut . Karena hidup tidaklahh selalu sempurna.
Terkadang kita harus memiliki masa lalu yang sulit untuk mendapatkan masa
depan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai