Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN

PENYULUHAN PADA PASIEN

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MODO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya
karunia yang di berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan buku pedoman penyuluhan
pasien UPTD Puskesmas Modo.
Penyusunan buku pedoman ini sebagai gambaran dan acuan penyuluhan pada pasien
yang menjelaskan tentang pelayanan penyuluhan pasien yang dilakukan di dalam gedung
UPTD Puskesmas Modo.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
kegiatan penyuluhan pada pasien di UPTD Puskesmas Modo, Semoga buku pedoman ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Kami menyadari dalam penyusunan pedoman penyuluhan pasien ini masih ada
kekurangan, untukitu saran dan kritik sangat kami harapkan guna perbaikan di masa
mendatang agar menjadi lebih baik.

UPTD Puskesmas Modo, 2019


Penyusun

Yulan Mahmud., A.Md.Gz


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….ii
BAB I
1.1. Pendahuluan…………………………………………………………………..1
1.2. Latar Belakang................................................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................................3
1.4. Sasaran………………………………………………………………………..4
1.5. Ruang Lingkup Pedoman……………………………………………………..5
1.6. Batasan Operasional…………………………………………………………..6

BAB II
2.1. Tata Laksana…………………………………………………………………..1
2.2. Jenis Informasi yang disampaikan…………………………………………….2

BAB III
3.1. Metode Penyuluhan pada pasien………………………………………………1
3.2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan………………………..2
3.3 Alat bantu penyuluhan………………………………………………………...3

BAB IV PENUTUP
BAB I

1.1 Pendahuluan
Pendidikan pasien dan keluarga di Puskesmas khususnya untuk individu-
individu yang sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan. Selain itu promosi
kesehatan ditujukan kepada pengunjung Puskesmas, baik pasien rawat jalan maupun
keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di Puskesmas karena keluarga
pasien diharapkan dapat membantu menunjang proses penyembuhan dan pemulihan
pasien.

Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan dimaksudkan apabila


pasien sudah sembuh dan kembali kerumahnya, mereka mampu melakukan upaya-
upaya preventif dan promotif kesehatannya, terutama terkait dengan penyakit yang
telah dialaminya. Penerapan proses belajar kesehatan di Puskesmas berarti semua
pengunjung Puskesmas, baik pasien melalui informasi dari para petugas Puskesmas,
tetapi dari apa yang dialami, di dengar, dan dilihat di Puskesmas. Sehingga, pendidikan
mencakup informasi sumber - sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan
tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses kepelayanan
emergensi bila diperlukan. Pendidikan yang efektif dalam satu Puskesmas hendaknya
disediakan format visual dan elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak jauh dan
teknik lainnya.

1.2 Latar Belakang

Pendidikan kepada pasien / keluarga pasien merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan outcome klinis yang optimal, namum perlu ada kerjasama antara
petugas
kesehatan dan pasien/keluarga. Pendidikan yang efektif diawali dengan
asesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini menjelaskan
bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran akan lebih efektif ketika disesuaikan dengan
keyakinan, pilihan pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya, dan kemampuan
membaca, serta bahasa. Demikian juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam
proses pelayanan pasien. Pendidikan termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien
selama proses pemberian pelayanan maupun kebutuhan pasien setelah pulang untuk
dirujuk kepelayanan kesehatan lain atau pulang kerumah.
Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal - hal yang terkait dengan
penyakit yang dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya (bila penyakit
menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila
pasien dan keluarganya memahami penyakit yang dideritanya diharapkan akan
membatu mempercepat proses penyembuhan dan tidakakan terserang oleh penyakit
yang sama.

1.3 Tujuan
Bagi Pasien
1. Mengembangkan perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan masalah
atau penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan Bagi Keluarga
2. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. Dalam proses penyembuhan
penyakit, bukan hanya factor obat saja, tetapi factor psikologis dari pasien,
terutama penyakit tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jiwa dan sebagainya, factor psikologis sangat berperan. Dalam
mewujudkan lingkungan psikososial ini maka peran keluarga sangat penting. Oleh
karena itu promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga pasien.
3. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit. Dengan melakukan pendidikan
kesehatan kepada keluarga pasien mereka akan mengerahui dan mengenal penyakit
yang diderita oleh pasien (anggota keluarganya), cara penularannya, dan cara
pencegahannya. Keluarga pasien tentu akan berusaha utnuk menghindari agar tidak
terkena atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluarga yang
sakit tersebut,
4. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain Keluarga pasien
yang telah memperoleh pengetahuan dan cara – cara penularannya, maka keluarga
tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk
tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada orang lain,
terutama kepada tetangga atau teman dekatnya.

4.4 Sasaran
pendidikan di Puskesmas pada intinya tidak terlepas dari pasien, keluarga pasien
dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan. Sasaran yang termasuk dalam
ruang lingkup pendidikan ini adalah :
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit.
2. Kelompok atau individu yang sehat seperti keluarga pasien yang mengantarkan
atau yang menemani pasien.
3. Petugas puskesmas, yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi petugas
medis, paramedis, dan non medis, sedangkan secara structural dapat dibedakan
menjadi pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga teknis. Apapun fungsinya
dan strukturnya semua petugas mempunyai kewajiban untuk melakukan
promosi kesehatan untuk pengunjung puskesmas baik pasien maupun keluarga,
disamping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu sebelum mereka melakukan
promosi kepada pasien dan keluarga mereka harus dibekali kemampuan
promosi kesehatan

4.5 Ruang Lingkup Pedoman


Pelayanan KIE meliputi pelayanan kesehatan primer yang diberikan pada pasien
dan masyarakatyang meliputi :
1. Poli Umum
2. Poli KIA-KB
3. Poli Sanitasi
4. Poli Gigi
5. Poli Gizi
6. Poli psikologi
7. Unit Obat

4.6 Batasan Operasional


Batasan operasional diperuntukkan untuk pasien yang berkunjung ke Puskesmas
Modo dan Puskesmas Pembantu.
BAB II

2.1 Tata Laksana


Informasi yang disampaikan mencakup penyakit, penggunaan obat, peralatan medik,
aspeketika di puskesmas dan Pola Hidup Bersih dan Sehat. Berdasarkan sasaran promosi
kesehatan, jenis kegiatan pendidikan pasien dan keluarga dapat dilakukan dengan cara:
1. Individual (Bedside conseling )
Promosi kesehatan secara individu dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling
dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, ahli gizi, sanitarian terhadap
pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit
yang dideritanya.
2. Kelompok
Metode penyuluhan kelompok seperti ceramah dan diskusi kelompok terutama
ditujukan kepada individu sehat dan dilakukan di luar gedung pada saat petugas
lapangan turun melakukan posyandu, posyandu usila, survey/skrining penyakit, dan
lain - lain.
3. Massa
Bagi seluruh pengunjung puskesmas, baik pasien maupun keluarga pasien dan tamu
puskesmas, maka pendidikan kesehatannya adalah dengan menggunakan metode
penyuluhan massa seperti poster atau spanduk yang dipajang baik di dalam maupun di
luar gedung puskesmas

2.2 Jenis informasi yang disampaikan :


1. Penyakit
2. Penggunaan obat
3. Peralatan medic
4. Aspek etika di puskesmas
5. PHBS
BAB III

3.1 Metode penyuluhan pada pasien

Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan kesehatan secara optimal. Metode
penyuluhan kesehatan menurut Notoadmojo (2007) yang dikemukakan antara lain :

Metode Penyuluhan Kesehatan Untuk Perorangan (Individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku


baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau
inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

1. Bimbingan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku
tersebut.

2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa tidak atau
belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.

3.2 Faktor Yang Mepengaruhi Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh factor penyuluh, sasaran
dan proses penyuluhan.

1. Faktor penyuluh
Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan,
penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat
dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta
penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.
2. Faktor sasaran
Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang
disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan
yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga
sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak
mungkin terjadi perubahan perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan
Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran,
tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan
yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang
kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta
bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran

3.3 Alat Bantu Yang Menetukan Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan:


1. Leafleat
2. Peraga
3. Gambar
BAB IV

PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari
Puskesmas yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target financial
saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan mengutamakan
keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan atau
pun pelatihan – pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi Rawat
Jalan Puskesmas dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai