Oleh :
Rosy Yohana, S.Ked
NIM I4061202061
Pembimbing :
dr. Saiful Bahri Bangun, Sp.THT
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Referat dengan
judul “Otitis Media Efusi”. Referat ini dibuat sebagai salah satu syarat
kelulusan kepaniteraan klinik stase ilmu penyakit THT-KL RSUD dr.
Soedarso Pontianak.
Penulisan ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan, dukungan,
bimbingan serta dari semua pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada
dr. Saiful Bahri Bangun, Sp. THT selaku pembimbing referat di SMF Ilmu
Penyakit THT-KL RSUD dr. Soedarso Pontianak yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, kritik, serta saran yang membangun. Tidak lupa rasa
terima kasih juga kami ucapkan kepada para tenaga medis dan karyawan
yang telah membantu selama kami mengikuti kepaniteraan klinik di SMF
Ilmu Penyakit THT-KL RSUD RSUD dr. Soedarso Pontianak dan juga
berbagai pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan, maka
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya semoga penulisan ini bermanfaat bagi
banyak pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Otitis media dengan efusi (OME) merupakan peradangan pada telinga tengah
yang ditandai dengan adanya cairan pada rongga telinga tengah dengan membran
timpani intak tanpa disertai tanda-tanda infeksi akut.1 Otitis media dengan efusi lebih
banyak terjadi pada anak-anak yaitu sekitar 85 % dan 15 % pada dewasa. 2 Otitis
media dengan efusi ini juga adalah penyakit telinga yang paling umum di masa
kanak-kanak dan penyebab paling umum dari gangguan pendengaran di masa kanak-
kanak. Delapan puluh persen dari semua anak pernah mengalami episode penyakit
ini pada usia 10 tahun, kebanyakan pada usia 3 tahun. Prevalensinya sekitar 20%
pada usia 2 tahun dengan penurunan prevalensi menjadi 8% pada usia 8 tahun. Lebih
dari separuh kasus ini didahului oleh otititis media akut (AOM). Disfungsi tuba
eustachian memainkan peran kunci dalam pengembangan OME.2
Pada kasus dewasa tentu ini akan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Otitis media efusi kadang bersifat asimtomatik sehingga sulit dideteksi pada
penderita terutama pada anak-anak. Pada anak OME bisa mengakibatkan gangguan
pendengaran permanen, keterlambatan bicara, berbahasa, ketidaksempurnaan
artikulasi, masalah komunikasi, gangguan performa anak di sekolah, dan gangguan
intelek. Oleh sebab itu penting untuk identifikasi OME sedini mungkin untuk
mencegah berbagai komplikasi dan dampak merugikan di kemudian hari. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.4 Perbedaan Anatomi Tuba Eustachius pada anak dan dewasa 7
Lapisan mukosa tuba dipenuhi oleh sel mukosiliar, penting untuk fungsi
pembersihannya. Bagian dua pertiga anteromedial dari tuba Eustachius berisi
fibrokartilaginosa, sedangkan sisanya adalah tulang. Dalam keadaan istirahat, tuba tertutup.
Pada anak, tuba lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal dari tuba orang dewasa.
Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm dan pada anak di bawah 9 bulan adalah 17,5 mm. 7
Gejala yang paling tampak biasanya yaitu pendengaran berkurang. Selain itu
pasien dapat mengeluh rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih
nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis). Kadang terasa
seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala berubah. Rasa
sedikit nyeri dalam telinga dapat terjadi pada saat awal tuba terganggu, yang
menyebabkan timbulnya tekanan negatif pada telinga tengah (misalnya pada
barotrauma), tetapi setelah sekret terbentuk tekanan ini pelan-pelan akan hilang rasa
nyeri dalam telinga tidak ada apabila penyebab tibulnya sekret adalah virus atau
alergi. Tinitus, vertigo atau pusing kadang-kadang ada dalam bentuk yang ringan.
2.8.2 Otitis media dengan efusi kronik
Rasa tuli pada otitis media efusi kronik lebih tampak (40-50 dB) karena adanya
sekret kental (glue air). Pada anak-anak yang berumur 5-8 tahun keadaan ini sering
diketahui kebetulan pada saat pemeriksaan THT atau uji pendegaran.
2.9 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan secara klinis dari temuan anamnesis dan pemeriksaan
fisik menggunakan alat seperti otoskop serta melakukan pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan otoskopi terlihat membran timpani suram dan retraksi, kadang
kekuningan, atau efusi kebiruan.
Gambar 2.9 Membran Timpani suram dan Retraksi4
Pada OME akut gambaran otoskopi yang terlihat yaitu membran timpani
retraksi. Kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum
timpani, sedangkan pada OME kronik gambaran otoskopi yang terlihat yaitu
membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning kemerahan atau keabu-abuan.
Pemeriksaan audiologi pada OME berupa audiometri yang dapat membuktikan
adanya gangguan pendengaran. Selanjutnya temuan otoskopi dan pemeriksaan
audiologi dikonfirmasi dengan pemeriksaan timpanometri yang dapat memeriksa
secara objektif keadaan pada telinga tengah, mobilitas MT dan adanya cairan di
telinga tengah yang ditandai dengan gambaran timpanogram adalah tipe B.
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang obyektif dan gold standar pada OME
terutama untuk OME anak. Radiologi pada kasus OME berguna untuk konfirmasi
penyebab OME misalnya infeksi sinus paranasal dan dugaan OME karena tumor
nasofaring.13-16
2.10 Tatalaksana
Tatalaksana yang dapat diberikan pada OME yaitu sebagai berikut:8
2.10.1 Otitis media efusi akut
Pengobatan dapat secara medikamentosa dan pembedahan. Pada terapi
medikamentosa diberikan vasokontriktor lokal (tetes hidung), antihistamin, serta
parasat Valsava bila tidak ada tanda infeksi pada saluran napas atas. Setelah satu atau
dua minggu gejala masih menetap maka akan dilakukan miringotomi dan apabila
masih belum sembuh maka akan dilakukan miringotomi serta pemasangan pipa
ventilasi (Grommet).
2.10.2 Otitis media efusi kronis
Pengobatan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan sekret dengan
miringotomi dan memasang pipa ventilasi (Grommet).pada kasus yang masih baru
diberikan dekogestan tetes hidung serta kombinasi dengan antihistamin, dekogestan
peroral kadang juga bisa berhasil. Sebagian ahli menganjurkan pengobatan
medikamentosa dilakukan selama tiga bulan. Apabila tidak berhasil baru dilakukan
tindakan operasi. Selain itu juga harus dinilai dan diobati faktor-faktor penyebab
seperti alergi, pembesaran adenoid atau tonsil, infeksi hidung dan sinus.
2.12 Prognosis
Secara umum prognosis OME baik. Kasus OME pada anak usia 2-4 tahun,
sebanyak 50% sembuh dalam 3 bulan dan 95% dalam setahun.23 Sekitar 5% anak-
anak OME yang tidak dibedah mengalami OME persisten dalam setahun.4
BAB III
KESIMPULAN
Otitis media dengan efusi (OME) merupakan peradangan telinga tengah yang
ditandai dengan adanya cairan di rongga telinga tengah dengan membran timpani
intak tanpa disertai tanda-tanda infeksi akut. Penyebabnya multifaktorial karena
interaksi berbagai faktor host, alergi, faktor lingkungan, dan disfungsi tuba
Eustachius dan sering terjadi pada anak-anak.
Adapun tanda da gejala dapat asimtomatik dan apabila gejala tampak maka
akan datang dengan keluhan rasa tidak nyaman ditelinga, pendengaran menurun,
telinga terasa penuh, suara diri sendiri terdengar nyaring, gangguan tidur(jarang),
nyeri apabila penyebabnya adalah barotrauma.
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan gold
standar pemeriksaan yaitu pemeriksaan timpanometri.
Tatalaksana yang diberikan dapat berupa terapi medikamentosa maupun
pembedahan sesuai keluhan dan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA