Anda di halaman 1dari 12

III.

Beban Gempa

Analisis beban gempa dilakukan dengan 2 cara, yatu metode analisis statik

ekivalen dan analisis dinamis respon spektrum. Pedoman yang dipakai adalah

Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan

Non Gedung (SNI 03-1726-2012) dengan tahapan sebagai berikut:

A. Menentukan klasifikasi situs

Ditentukan pada kondisi Terburuk yaitu Tanah Lunak (SE)

B. Parameter-parameter pembebanan gempa:

1. Wilayah gempa: Kota Bogor

2. Jenis tanah: Tanah lunak

3. Kategori resiko: II

4. Analisis yang digunakan: Analisis Statik Ekivalen

C. Parameter percepatan gempa terpetakan

Untuk menentukan nilai Ss dan S1 bisa menggunakan data website Desain

Spektra Indonesia dari Pekerjaan Umum (PU) atau menentukan secara manual

dari peta zonasi gempa sesuai SNI 1784-2012. Untuk hasil data hasil dari

Pekerjaan umum (PU) didapatkan hasil sebagai berikut:


Gambar 4.11. Desain Spektra Indonesia dari Pekerjaan Umum (PU)

Untuk penentuan secara manual ditentukan sebagai berikut:

Konstruksi gedung ini berada pada kelas situs SE (tanah lunak) dengan nilai

spektral percepatan Ss sebesar 0.881 g dan nilai spektral percepatan S1 sebesar


0.356 (dapat dilihat pada gambar 4.12).

(a)

(b)
Gambar 4.12. Peta Spektra Gempa Indonesia: (a) Peta Respon Spektra Percepatan 0.2
Detik (SS) di Batuan Dasar (SB) Untuk Probabilitas Terlampaui 10% dalam 50 Tahun ; (b)
Peta Respon Spektra Percepatan 1.0 Detik (S1) di Batuan Dasar (SB) Untuk Probabilitas
Terlampaui 10% dalam 50 Tahun.

D. Menentukan faktor keutamaan gedung dan jenis tanah

Fungsi gedung ini sebagai hotel yang mana jika terjadi kegagalan akan

berdampak besar pada keselamatan manusia. Berdasarkan SNI 03-1726-2012,

jenis pemanfaatannya termasuk kedalam kategori resiko III sehingga

digunakan nilai faktor keutamaan gempa (Ie) sebesar 1,0. Kategori resiko dan

faktor keutamaan gedung dapat dilihat pada Tabel 4.6.


Tabel 4.6. Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa

Tabel 4.7. Faktor keutamaan gempa.


Kategori Resiko Faktor keutamaan gempa, Ie Sumber :
I atau II 1.0
SNI 03- 1726-
III 1.25
2012, IV 1.50 2012

E. Menentukan koefisien situs


Untuk kelas situs SE (tanah lunak) dengan nilai Ss = 0,881 g diperoleh nilai Fa

= 1,043 (hasil interpolasi). Sedangkan nilai Fv = 2,577 untuk kelas situs SE

dengan nilai S1 = 0.356 g ( tabel 4.8 dan tabel 4.9).

Tabel 4.8. Koefisien Situs Fa.


Parameter Respon Spekral Percepatan Gempa MCER
Klasifikasi
pada periode pendek
Situs
Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss ≥ 1,25
A 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
B 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
C 1,2 1,2 1,1 1,0 1,0
D 1,6 1,4 1,2 1,1 1,0
E 2,5 1,7 1,2 0,9 0,9
F Lihat ketentuam pasal 6.10.1
Catatan : Gunakan interpolasi linier untuk nilai-nilai antara Si
Tabel 4.9. Koefisien Situs Fv.
Parameter Respon Spekral Percepatan Gempa MCER
Klasifikasi
pada periode 1 s.
Situs
Ss ≤ 0,1 Ss = 0,2 Ss = 0,3 Ss = 4 Ss ≥ 0,5
A 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
B 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
C 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3
D 2,4 2,0 1,8 1,6 1,5
E 3,5 3,2 2,8 2,4 2,4
F Lihat ketentuam pasal 6.10.1
Catatan : Gunakan interpolasi linier untuk nilai-nilai antara Si
Sumber : SNI 03-1726-2012, 2012.

F. Parameter pecepatan spektral desain

Nilai spektral respons percepatan (spectral respon acceleration) SDS dan SD1,

yaitu:

SMS = Fa . SS = 1,043 x 0,881 g = 0,919 g

SM1 = Fv . S1 = 2,577 x 0,356 g = 0,917 g

SDS = 2/3 . SMS = 2/3 x 0,919 g = 0,612 g

SD1 = 2/3 . SM1 = 2/3 x 0,917 g = 0,611 g

Menentukan KDS berdasarkan nilai SDS dan SD1 sesuai dengan tabel 4.10 dan

4.11, dan dipilih yang paling menentukan (yang tingkatannya paling tinggi).

Tabel 4.10. Kategori desain seismik berdasarkan parameter respon percepatan pada periode
pendek
Tabel 4.11. Kategori desain seismic berdasarkan parameter respon percepatan pada periode 1
detik.

G. Menentukan sistem dan parameter struktur (R, Cd, Ω0)

Nilai parameter struktur R, Cd, Ω0 digunakan menghitung beban statik

ekivalen. Gedung ini termasuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus

(SRPMK) karena termasuk dalam kategori resiko gempa tinggi (D) sehingga

Nilai R, Cd, Ω0 ditentukan seperti yang terlihat pada tabel 4.12.


Tabel 4.12. Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa.
Batasan Sistem dan tinggi
Sistem penahan gaya seismik (R) ( Ω0 ) ( Cd ) Struktur (m)

B C Dd Ed Fe
1. Dinding Penumpu
a. Dinding Geser Beton Biasa 4 2,5 4 TB TB
b. Dinding Geser beton Khusus 5 2,5 5 TB TB 48 48 30
2. Sistem Rangka Gedung (Beban
gempa dipikul dinding geser)
a. Dinding Geser Beton Biasa 5 2,5 4,5 TB TB TI TI TI
b. Dinding Geser beton Khusus 6 2,5 5 TB TB 48 48 30
3. Sistem Rangka Pemikul
Momen
a. Sistem Rangka Pemikul
3 3 2,5 TB TI TI TI TI
Momen Biasa
b. Sistem Rangka Pemikul
5 3 4,5 TB TB TI TI TI
Momen Menengah
c. Sistem Rangka Pemikul
8 3 5,5 TB TB TB TB TB
Momen Khusus
4. Sistem Ganda (25% beban
gempa dipikul rangka pemikul
momen)
a. Rangka Pemikul Momen
Menengah Dinding Geser 5,5 2,5 4,5 TB TB TI TI TI
Biasa
b. Rangka Pemikul Momen
Menengah Dinding Geser 6,5 2,5 5 TB TB 48 30 30
Khusus
c. Rangka Pemikul Momen
6 2,5 5 TB TB TI TI TI
Khusus Dinding Geser Biasa
d. Rangka Pemikul Momen
7 2,5 5,5 TB TB TB TB TB
Khusus Dinding Geser Khusus
TB = Tidak Dibatasi dan TI = Tidak Diijinkan
Sumber : SNI 03-1726-2012, 2012.

H. Membuat Diafragma Tiap Bangunan

Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan ikatan suatu struktur

gedung dapat dianggap sangat kaku dalam bidangnya dan karenanya dapat

diangggap bekerja sebagai diafragma terhadap beban gempa horisontal.


Berikut input diafragma pada ETABS:

Gambar 4.14. Input Diafragma Tiap Lantai

I. Menentukan Perioda Fundamental Struktur

Perioda fundamental pendekatan (Ta) dalam detik, harus ditentukan dari

persamaan (2.5):

Ta = Ct x hnx
Keterangan :
hn adalah ketinggian struktur (m)

Tabel 4.13. (a) Nilai Parameter Perioda Pendekatan Ct dan x. ; (b) Koefisien untuk batas atas
pada perioda yang dihitung SD1.
Tipe Struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen di mana rangka memikul 100
persen gaya gempa yang disyaratkan dan tidak dilingkupi atau
dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan akan
mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya gempa
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,731 0,75
Semua sistem struktur 0,0488 0,75
Tinggi struktur (hn) = 7,2 m

Ta = Ct x hnx

Ta = 0,0724 x 7,20,8 = 0,35 detik

SD1 = 0,611 g

(a)
Parameter percepatan respons Koefisien Cu
spektral desain pada 1 detik, SD1
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7
Sumber : SNI 03-1726-2012, 2012.

(b)

Sesuai SNI 1726-2012 pasal 7.8.2 untuk menentukan Perioda:

- Jika Tc > Ta . Cu gunakan T= Ta . Cu

- Jika Ta < Tc < Ta . Cu gunakan T= Tc

- Jika Tc < Ta gunakan T= Ta

- T = Cu . Ta

= 1,4 x 0,35 = 0,49 detik

Tcy = 0,4 detik (mode 1)

Tcx = 0,315 detik (mode 2)

Ta < Tcy < Ta . Cu

0,35 < 0,4 < 0,39 gunakan T = 0,5 (kondisi aktual sap)

Ta < Tcx < Ta . Cu

0,35 < 0,315 < 0,39 gunakan T = 0,335 (kondisi aktual sap)
(a)

(b)

Gambar 4.15. (a) Output Periode Waktu Getar Alami Mode 1 pada ETABS ; (b) Output
Periode Waktu Getar Alami Mode 2 pada ETABS.
J. Input Beban Gempa Pada ETABS

Sumbu X

Sumbu Y

Anda mungkin juga menyukai