Anda di halaman 1dari 13

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien


Nama : Amriah
Umur : 46 Tahun
No. RM : 143115
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa/Suku : Aceh
Kawin/Tdk Kawin : Sudah Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Kegemaran : Memasak
Alamat : Lam ara, Ketapang
Agama : Islam

1.2 Anamnesis :

Keluhan Utama:
Gatal ditelapak dan sel jari kaki

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Tiga bulan yang lalu timbul ruam kemerahan, papul, edema, selanjutnya lesi berubah
seperti terjadi penebalan, skuama, lesi berwarna hitam dan disertai gatal ditelapak dan
sela jari kaki sebelah kiri. Penderita mengatakan sering melakukan garukan berulang
pada saat tidur. Sudah diberi obat dari poliklinik dicempaka lima hasilnya keluhan
subjektif hilang tetapi keluhan objektif tidak. Beberapa minggu rasa gatal muncul lagi
karena pasien tidak kontrol teratur, dari wawancara dengan pasien tidak ada hubungan
keluhan dengan iklim, makanan, penyakit sistemik dan obat-obatan.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada penyakit keturunan dan sumber penularan.

1
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Disangkal (baru pertama kali mengalami ruam seperti yang dikeluhkan pasien).
1.3 Pemeriksaan :
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 21 April 2021 di
Poliklinik Kulit RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.
A. Status Generaliata :
Kesadaan Umum: Tampak Sakit Ringan

- Kesadaran : Compos Mentis

- Gizi : Baik

- Suhu Badan : Normal

- Nadi : Dalam Batas Normal

- Tekanan Darah : Normal

- Pernapasan : Normal

Keadaan Spesifik

- Kepala : Normocephali
- Leher : Normal
- Abdomen : Dalam Batas Normal
- Genitalia : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
- Thoraks : Dalam Batas Normal
- Ekstremitas : Ruam kemerahan , hitam, skuama dan terdapat
penebalan kulit di kaki ( regio digiti 1,2 dan palmar pedis).

B. Status Dermatologikus :
Lokalisasi : Regio Digiti 1,2 dan medial palmar pedis.

2
Ruam
Primer :
- Eritema
- Papul
- Edema
Sekunder:
- Likenifikasi
- Skuama

TES – TES YANG DILAKUKAN:


- Tidak Dilakukan Tes

PEMERIKSAAN LABORATORIK:
Rutin: Tidak Dilakukan Pemeriksaan

Khusus : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

RINGKASAN :
Tiga bulan yang lalu timbul ruam kemerahan, papul edema, dan lesi
selanjutnya berubah seperti terjadi penebalan (likenifikasi) dan terdapat
skuama di regio digiti 1,2 dan palmar pedis. Lesi tampak hitam
(hiperpigmentasi).

Diagnosis Banding : 1. Liken Simpleks Kronik


2. Dermatitis Atopi Likenifikasi
3. Psoriasis Likenifikasi
4. Liken Planus Hipertrofik

Diagnosis : Liken Simpleks Kronik

Diagnosis Sementara : Liken Simpleks Kronik

3
Penatalaksaan :
Umum : Hindari faktor pencetus dan jangan lakukan garukan berulang
pada ruam .

Khusus
Sistemik : Antipruritus Non-Steroid (Mentol dan Fenol)
Antihistamin Sedasi (Hydroxyzine)
Steroid Intralesi (Triamsinolon asetonid)
Antidepresan Trisiklik (Doxepin)
Topikal : Steroid potensi kuat dan Emolien.

Pemeriksaan Anjuran : Pemeriksaan Histopatologi

Prognosis : Qou ad vitam : ad bonam


Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Liken Simpleks Kronik


Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip,
ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi)
menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang
karena berbagai rangsangan pruritogenik. Nama lain dari liken simpleks kronik
ialah neurodermatitis sirkumskripta.

2.2 Epidemiologi Liken Simpleks Kronik

Neurodermatitis sirkumskripta (liken simpleks kronik), tidak biasa terjadi


pada anak, tetapi pada usia dewasa-manula; puncak insiden pada usia antara 30
hingga 50 tahun. Perempuan lebih sering menderita daripada laki-laki.

2.3 Etiopatogenesis Liken Simpleks Kronik

Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa
likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena
adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran
empedu, limfoma hodgkin, hipertiroidea, penyakit kulit seperti dermatitis kontak
alergik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan emosi. Faktor
lingkungan (panas, keringat dan iritasi) bisa menimbulkan gatal pada liken
simpleks kronik.

Pada prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein


X dan protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mas. Jumlah sel
langerhans juga bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (calcitonin gene-
related peptide) dan (substance P), bahan imunoreaktif, jumlahnya didermis
bertambah pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis
sirkumskripta. SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel mas yang selanjutnya
akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 pada membran sel
schwan dan sel perineum meningkat, mungkin ini menghasilkan hiperplasi neural.

2.4 Gambaran Klinis Liken Simpleks Kronik

5
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat menggangu
tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk,
bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk;
setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan
rasa nyeri).

Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit


edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama
dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi; sekitarnya hiperpigmentasi, batas
dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran klins di pengaruhi juga oleh lokasi dan
lamanya lesi. Karena garukan berulang bagian tengah lesi menebal, kering, dan
berskuama, ekskoriasi serta pinggirnya hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi
menandakan suatu stadium kronis.

Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan ialah
diskalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum,
perianal, medial tungkai atas, lutut, lateral tungkai bawah, pergelangan kaki
bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis didaerah tengkuk (lichen
nuchae) umumnya hanya pada perempuan, berupa plak kecil ditengah tengkuk
atau dapat meluas hingga ke skalp. Biasanya skuama menyerupai psoriasis.

Variasi klinis Neurodermatitis Sirkumskripta dapat berupa prurigo


nodularis, akibat garukan atau kerokan tangan penderita yang berulang-ulang pada
suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi
tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap
(hiperpigmentasi). Lesi biasanya multipel, lokalisasi tersering di ekstremitas,
berukuran mulai beberapa milimeter sampai 2 cm.

6
2.5 Pemeriksaan Penunjang Liken Simpleks Kronik

Histopatologi

Gambaran histopatologik neurodematitis sirkumskripta berupa ortokeratosis,


hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Bersebukan sel
radang limfosit dan histiosit di sekita pembuluh darah dermis bagian atas,
fibroblas bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada
bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwan
berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup
sebagian epidermis.

2.6 Diagnosis Liken Simpleks Kronik

Diagnosis neurdermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis,


biasanya tidak terlalu sulit. Namun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit
lain yang memberikan gejala pruritus, misalnya liken planus, amiloidosis,
psoriasis, dan dermatitis atopik

2.7 Diagnosis Banding Liken Simpleks Kronik

Diagnosis banding dari liken simpleks kronik ialah dermatitis atopi


likenifikasi, psoriasis likenifikasi, dermatitis kontak, mikosis jamur, infeksi jamur,
karsinoma sel skuamosa dan liken planus hipertropik.

7
2.8 Penatalaksanaan Liken Simpleks Kronik

Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan


memperburuk keadaan penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Untuk
mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau
intralesi, antipruritus non steroid (mentol dan fenol) dan produk ter.

Antiprurtius dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif


(contoh: hidroksizin, difenhidramin, prometazin) atau tranquilizer. Dapat pula
diberikan secara topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek (maksimum 8
hari). Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat, bila perlu ditutup
dengan penutup impermeable; kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara
suntikan intralesi. Salep kortikosteroid dapat pula dikombinasi dengan ter yang
mempunyai efek anti-inflamasi. Ada pula yang mengobati dengan UVB dan
PUVA. Perlu dicari kemungkinan ada penyakit yang mendasari, bila memang ada
harus juga diobati. Obat tambahan pentinng bisa diberikan emolien.

Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari), dan


status psikologik penderita.

2.9 Komplikasi Liken Simpleks Kronik

Komplikasi dari liken simpleks kronik ialah seperti infeksi bakteri pada
kulit, perubahan warna kulit, dan bekas luka yang permanen.

2.10 Prognosis Liken Simpleks Kronik

Penyakit mengalami rangkaian perjalanan yang kronis dengan lesi menetap


atau rekurensi dan disertai eksaserbasi sebagai reaksi terhadap stres emosinal.
Pruritus dapat sembuh, tetapi beberapa jaringan parut ringan dan perubahan
pigmen tetap ada setelah pengobatan berhasil. Kekambuhan mungkin terjadi
pada periode stres psikis atau jika lesi terkena panas atau kelembaban yang
ekstrim, iritasi dan alergen. Pada pasien yang tidak mematuhi rejimen
pengobatan dan berhenti melakukan garukan berulang lesi tidak akan membaik.
Lesi menyebabkan morbiditas langsung, namun kadang-kadang pasien

8
melaporkan mengalami gangguan tidur yang mempengaruhi fungsi motorik dan
mental. Tidak ada mortalitas yang terjadi akibat liken simpleks kronik.

BAB III
PEMBAHASAN

Temuan pada pasien Berdasarkan teori

Data diri pasien Pada usia dewasa-manula; puncak


Nama : Amriah insiden pada usia antara 30 hingga 50
Jenis Kelamin : Perempuan tahun. Perempuan lebih sering menderita

Umur : 46 tahun daripada laki-laki.

No. RM : 143115
Diagnosa : Liken Simpleks Kronik
Tiga bulan yang lalu timbul ruam
Saraf yang berisi CGRP (calcitonin
kemerahan, papul, edema, stadium
gene-related peptide) dan (substance P),
lanjutlesi berwarna hitam
bahan imunoreaktif, jumlahnya
(hiperpigmentasi), terdapat penebalan,
didermis bertambah pada prurigo
skuama dan disertai gatal ditelapak dan
nodularis, tetapi tidak pada
sela jari kaki sebelah kiri. Penderita
neurodermatitis sirkumskripta. SP dan
mengatakan sering melakukan garukan
CGRP melepaskan histamin dari sel
berulang pada saat tidur. Sudah diberi obat
mas yang selanjutnya akan memicu
dari poliklinik dicempaka lima hasilnya
pruritus. Hipotesis mengenai pruritus
keluhan subjektif hilang tetapi keluhan
dapat oleh karena adanya penyakit yang
objektif tidak. Beberapa minggu rasa gatal
mendasari, misalnya gagal ginjal kronis,
muncul lagi karena pasien tidak kontrol
obstruksi saluran empedu, limfoma
teratur, dari wawancara dengan penderita
hodgkin, hipertiroidea, penyakit kulit
tidak ada hubungan keluhan dengan iklim,
seperti dermatitis kontak alergik, gigitan
makanan, penyakit sistemik dan obat-
serangga, dan aspek psikologik dengan
obatan.
tekanan emosi.

Pemeriksaan Fisik Kulit Stadium awal berupa eritema dan edema

9
atau pengelompokan papul, stadium
Makroskopik (inspeksi) : awal lesi muncul lanjut berupa kulit menebal dengan
terdapat ekskoriasi, hiperpigmentasi atau
penonjolan kulit
hipopigmentasi dan karena garukan
kecil berwarna
merah (papul), berulang bagian tengah menebal, kering
ruam kemerahan, dan berskuama, serta pinggirnya
edema, dan hiperpigmentasi.
stadium lanjut
lesi berubah Letak lesi biasanya tunggal tetapi dapat
seperti
lebih dari satu, ukuran lesi lentikular
penebalan,
skuama, hitam sampai plakat, bentuk umumnya
(hiperpigmentasi) lonjong, letak lesi dapat dimana aja, dan
pada sela jari dan
terutama yang mudah dijangkau oleh
telapak kaki
penderita. tangan.

Tempat predileksi lesi paling sering


tengkuk, pergelangan kaki, ekstensor
ekstremitas, anogenital labia mayor
pada wanita dan paha.

Mikroskopik : Tidak dilakukan


Pemeriksaan Histopatologi

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik Liken simpleks kronik ditandai dengan


kulit (inspeksi), dan gambaran klinis dapat stadium awal lesi lesi (eritema, papul,
ditegakkan diagnosis liken simpleks edema) dan lanjut (likenifikasi, skuama

10
kronik dan hiperpigmentasi), garukan berulang
pada saat tidur, dan tempat predileksi
lesi lesi pada ekstremitas inferior ( digiti
1,2 dan palmar pedis).

TATALAKSANA : - Steroid topikal potensi kuat


(clobetasol dan betamethasone
Medikamentosa : - Dexamethasone cream
dipropionate cream 0,05%)
- Vaseline album
- Anti histamin dengan efek sedasi
- Hydrocortsione cream (hydroxyzine dan dipenhidramine)

- Miconazole cream - Antipruritus non steroid (mentol dan


fenol)
- Emolien
- Steroid intralesi (triamnisolon
asetonid)
- Antidepresan trisiklik (doxepin
digunakan untuk menghilangkan gatal
pada malam hari)

11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Sri SM, Kusmarinah B, Wresti I. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelmain. FK UI;
2018.
2. Soter NA, Elsen AZ, Wolff K. Lichen Simpleks Cronichus. New York:Mc-
Grawhill; 2012. p 182-6.
3. Muylaert BPB, Borges MT, Michalany AO, Scuotto CRC. Lichen Simpleks
Chronicus. 2018 Jan- Feb;93(1):108-110. doi:10.1590/abd1806-4841.20186493.
4. Voicu C, Tebeica T, Zanardelli M, Mangarov H, Lotti T, Wollina U, Lotti J,
Franca K, Batashki A, Tchernev G. Lichen Simpleks Chronicus as an Essential
Part of the Dermatologic Masquerade. Open Access Maced J Med Sci. 2017 Jul
25;5(4):556-557. doi:10.3889/oamjms.2017.133.eCollection 2017 Jul 25.
5. Chibnall R. Vulvar Pruritus nd Lichen Simpleks Chronicus. Obstet Gynecol Clin
North Am. 2017 Sep;44(3):379-388. doi:10.1016/j.ogc.2017.04.003.
6. Liao YH, Lin CC, Tsai PP, Shen WC, Sung FC, Kao CH. Increased risk of
lichen simpleks chronicus in people with anxiety disorder: a nationwide
population-based retrospective cohort study. Br J Dermatol. 2014
Apr;170(4):890-4. doi:10.1111/bjd.12811.
7. Kartogwino S. Neurodermatitis Sirkumskripta. Dalam: Sepuluh Besar
Kelompok Penyakit Kulit. Edisi 2. Palembang: Unsri Press; 2012. h. 37-39.
8. Konsil Kedokteran Indonesia. Liken siimpleks Kronik/Neurodermatitis
Sirkumskripta. Dalam: Standar Kompetens Dokter Indonesia. Edisi 2. Jakarta:
2012. h. 31-55.

12
13

Anda mungkin juga menyukai