LAPORAN KASUS
1.2 Anamnesis :
Keluhan Utama:
Gatal ditelapak dan sel jari kaki
Tiga bulan yang lalu timbul ruam kemerahan, papul, edema, selanjutnya lesi berubah
seperti terjadi penebalan, skuama, lesi berwarna hitam dan disertai gatal ditelapak dan
sela jari kaki sebelah kiri. Penderita mengatakan sering melakukan garukan berulang
pada saat tidur. Sudah diberi obat dari poliklinik dicempaka lima hasilnya keluhan
subjektif hilang tetapi keluhan objektif tidak. Beberapa minggu rasa gatal muncul lagi
karena pasien tidak kontrol teratur, dari wawancara dengan pasien tidak ada hubungan
keluhan dengan iklim, makanan, penyakit sistemik dan obat-obatan.
1
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Disangkal (baru pertama kali mengalami ruam seperti yang dikeluhkan pasien).
1.3 Pemeriksaan :
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 21 April 2021 di
Poliklinik Kulit RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.
A. Status Generaliata :
Kesadaan Umum: Tampak Sakit Ringan
- Gizi : Baik
- Pernapasan : Normal
Keadaan Spesifik
- Kepala : Normocephali
- Leher : Normal
- Abdomen : Dalam Batas Normal
- Genitalia : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
- Thoraks : Dalam Batas Normal
- Ekstremitas : Ruam kemerahan , hitam, skuama dan terdapat
penebalan kulit di kaki ( regio digiti 1,2 dan palmar pedis).
B. Status Dermatologikus :
Lokalisasi : Regio Digiti 1,2 dan medial palmar pedis.
2
Ruam
Primer :
- Eritema
- Papul
- Edema
Sekunder:
- Likenifikasi
- Skuama
PEMERIKSAAN LABORATORIK:
Rutin: Tidak Dilakukan Pemeriksaan
RINGKASAN :
Tiga bulan yang lalu timbul ruam kemerahan, papul edema, dan lesi
selanjutnya berubah seperti terjadi penebalan (likenifikasi) dan terdapat
skuama di regio digiti 1,2 dan palmar pedis. Lesi tampak hitam
(hiperpigmentasi).
3
Penatalaksaan :
Umum : Hindari faktor pencetus dan jangan lakukan garukan berulang
pada ruam .
Khusus
Sistemik : Antipruritus Non-Steroid (Mentol dan Fenol)
Antihistamin Sedasi (Hydroxyzine)
Steroid Intralesi (Triamsinolon asetonid)
Antidepresan Trisiklik (Doxepin)
Topikal : Steroid potensi kuat dan Emolien.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa
likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena
adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran
empedu, limfoma hodgkin, hipertiroidea, penyakit kulit seperti dermatitis kontak
alergik, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan emosi. Faktor
lingkungan (panas, keringat dan iritasi) bisa menimbulkan gatal pada liken
simpleks kronik.
5
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat menggangu
tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk,
bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk;
setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan
rasa nyeri).
Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan ialah
diskalp, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum,
perianal, medial tungkai atas, lutut, lateral tungkai bawah, pergelangan kaki
bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis didaerah tengkuk (lichen
nuchae) umumnya hanya pada perempuan, berupa plak kecil ditengah tengkuk
atau dapat meluas hingga ke skalp. Biasanya skuama menyerupai psoriasis.
6
2.5 Pemeriksaan Penunjang Liken Simpleks Kronik
Histopatologi
7
2.8 Penatalaksanaan Liken Simpleks Kronik
Komplikasi dari liken simpleks kronik ialah seperti infeksi bakteri pada
kulit, perubahan warna kulit, dan bekas luka yang permanen.
8
melaporkan mengalami gangguan tidur yang mempengaruhi fungsi motorik dan
mental. Tidak ada mortalitas yang terjadi akibat liken simpleks kronik.
BAB III
PEMBAHASAN
No. RM : 143115
Diagnosa : Liken Simpleks Kronik
Tiga bulan yang lalu timbul ruam
Saraf yang berisi CGRP (calcitonin
kemerahan, papul, edema, stadium
gene-related peptide) dan (substance P),
lanjutlesi berwarna hitam
bahan imunoreaktif, jumlahnya
(hiperpigmentasi), terdapat penebalan,
didermis bertambah pada prurigo
skuama dan disertai gatal ditelapak dan
nodularis, tetapi tidak pada
sela jari kaki sebelah kiri. Penderita
neurodermatitis sirkumskripta. SP dan
mengatakan sering melakukan garukan
CGRP melepaskan histamin dari sel
berulang pada saat tidur. Sudah diberi obat
mas yang selanjutnya akan memicu
dari poliklinik dicempaka lima hasilnya
pruritus. Hipotesis mengenai pruritus
keluhan subjektif hilang tetapi keluhan
dapat oleh karena adanya penyakit yang
objektif tidak. Beberapa minggu rasa gatal
mendasari, misalnya gagal ginjal kronis,
muncul lagi karena pasien tidak kontrol
obstruksi saluran empedu, limfoma
teratur, dari wawancara dengan penderita
hodgkin, hipertiroidea, penyakit kulit
tidak ada hubungan keluhan dengan iklim,
seperti dermatitis kontak alergik, gigitan
makanan, penyakit sistemik dan obat-
serangga, dan aspek psikologik dengan
obatan.
tekanan emosi.
9
atau pengelompokan papul, stadium
Makroskopik (inspeksi) : awal lesi muncul lanjut berupa kulit menebal dengan
terdapat ekskoriasi, hiperpigmentasi atau
penonjolan kulit
hipopigmentasi dan karena garukan
kecil berwarna
merah (papul), berulang bagian tengah menebal, kering
ruam kemerahan, dan berskuama, serta pinggirnya
edema, dan hiperpigmentasi.
stadium lanjut
lesi berubah Letak lesi biasanya tunggal tetapi dapat
seperti
lebih dari satu, ukuran lesi lentikular
penebalan,
skuama, hitam sampai plakat, bentuk umumnya
(hiperpigmentasi) lonjong, letak lesi dapat dimana aja, dan
pada sela jari dan
terutama yang mudah dijangkau oleh
telapak kaki
penderita. tangan.
10
kronik dan hiperpigmentasi), garukan berulang
pada saat tidur, dan tempat predileksi
lesi lesi pada ekstremitas inferior ( digiti
1,2 dan palmar pedis).
11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Sri SM, Kusmarinah B, Wresti I. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelmain. FK UI;
2018.
2. Soter NA, Elsen AZ, Wolff K. Lichen Simpleks Cronichus. New York:Mc-
Grawhill; 2012. p 182-6.
3. Muylaert BPB, Borges MT, Michalany AO, Scuotto CRC. Lichen Simpleks
Chronicus. 2018 Jan- Feb;93(1):108-110. doi:10.1590/abd1806-4841.20186493.
4. Voicu C, Tebeica T, Zanardelli M, Mangarov H, Lotti T, Wollina U, Lotti J,
Franca K, Batashki A, Tchernev G. Lichen Simpleks Chronicus as an Essential
Part of the Dermatologic Masquerade. Open Access Maced J Med Sci. 2017 Jul
25;5(4):556-557. doi:10.3889/oamjms.2017.133.eCollection 2017 Jul 25.
5. Chibnall R. Vulvar Pruritus nd Lichen Simpleks Chronicus. Obstet Gynecol Clin
North Am. 2017 Sep;44(3):379-388. doi:10.1016/j.ogc.2017.04.003.
6. Liao YH, Lin CC, Tsai PP, Shen WC, Sung FC, Kao CH. Increased risk of
lichen simpleks chronicus in people with anxiety disorder: a nationwide
population-based retrospective cohort study. Br J Dermatol. 2014
Apr;170(4):890-4. doi:10.1111/bjd.12811.
7. Kartogwino S. Neurodermatitis Sirkumskripta. Dalam: Sepuluh Besar
Kelompok Penyakit Kulit. Edisi 2. Palembang: Unsri Press; 2012. h. 37-39.
8. Konsil Kedokteran Indonesia. Liken siimpleks Kronik/Neurodermatitis
Sirkumskripta. Dalam: Standar Kompetens Dokter Indonesia. Edisi 2. Jakarta:
2012. h. 31-55.
12
13