Anda di halaman 1dari 54

COVER

DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar Isi............................................................................................................iv
A. Pendahuluan...................................................................................................1
1. Deskripsi Singkat.......................................................................................1
2. Relevansi....................................................................................................3
3. Petunjuk Belajar.........................................................................................4
B. Inti..................................................................................................................4
1. Capaian Pembelajaran................................................................................4
2. Sub Capaian Pembelajaran.........................................................................4
3. Uraian Materi............................................................................................5
a. Hakikat Teks Nonfiksi..........................................................................6
b. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi....................7
c. Fokus Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar...................................34
d. Tujuan Pembelajaran Menulis Teks Nonfiksi di Sekolah Dasar..........35
e. Analisis Materi Pelajaran (AMP) Teks Nonfiksi Sekolah Dasar.........36
f. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..........37
4. Rangkuman................................................................................................39
5. Tugas Terstruktur.......................................................................................40
6. Forum Diskusi............................................................................................41
C. Penutup..........................................................................................................42
1. Tes Sumatif................................................................................................42
2. Kunci Jawaban..........................................................................................48
3. Daftar Pustaka...........................................................................................49

ii
KEGIATAN BELAJAR 3
STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NONFIKSI

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari sekolah
dasar ini adalah keterampilan berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan
modal terpenting bagi manusia. Dalam pembelajaran bahasa indonesia, ada empat
keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa, keterampilan ini, antara
lain: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek berbahasa
ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Bagaimana seorang anak akan
bisa menceritakan sesuatu setelah ia membaca ataupun setelah ia mendengarkan.
Begitu pun dengan menulis. Menulis tidak lepas dari kemampuan menyimak,
membaca dan berbicara anak, sehingga keempat aspek ini harus senantiasa
diperhatikan untuk meningkatkan ksemampuan siswa.
Proses pembelajaran pada semua jenjang pendidikan, akan selalu
dihadapkan pada sumber atau literatur yang dituangkan secara tertulis. Tulisan
bertujuan agar ilmu tersebut dapat terekam dan dapat dimanfaatkan oleh orang
banyak. Teks nonfiksi lebih dominan tertuang dalam literatur dibandingkan
dengan teks fiksi karena teks nonfiksi berfungsi sebagai salah satu media yang
digunakan dalam pembelajaran untuk menghubungkan antara ilmu yang
dituangkan penulis dengan pembaca. Realitas dan aktualitas yang dihadirkan teks
nonfiksi bertujuan untuk menambah pengetahuan dan memperkaya wawasan
pembaca.

1
Berikut gambaran peta konsep mengenai uraian materi yang akan dijabarkan di dalam materi ajar ini:
Pengembangan budaya
membaca dan menulis
Perilaku jujur, disiplin dan tanggung Karya yang estetis
Partisipasi aktif
Pemberian umpan balik
Perbedaan individual Berpusat pada peserta didik dan tindak lanjut RPP
Menghargai ajaran agama Pengetauan faktual dan konseptual

f. Prinsip Penyusunan Rencana


e. Analisis Materi Pelajaran (AMP)
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Teks Nonfiksi Sekolah Dasar

di kelas rendah lebih menekankan pada hal-hal


yang sangat dekat dengan kehidupan s i swa
Teks Faksi

d. Tujuan Pembelajaran
STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH a. Teks Nonfiksi
Menulis Teks Nonfiksi
di
KEBAHASAAN TEKS FIKSI
Teks Nonfiksi

Di kelas tinggi lebih menekankan pada pembuatan


tulisan menggunakan bahasa yang komunikatif

c. Fokus Pembelajaran Menulis b. Struktur, Fungsi, dan Kaidah


di Sekolah Dasa Kebahasaan Teks Nonfiksi

Esai Reviu Artikel Ilmiah Teks Narasi Surat


Sejarah
Anak-anak pada dasaranya sudah Anak-anak adalah
mempunyai pengetahuan
pembelajar yang konstruktif
2
Bahasa adalah s i stem makna yang
dikomunikasikan dalam kehidupan sosial
Pada materi ajar ini kita akan memecahkan masalah yang berkaitan dengan
teks nonfiksi, diantaranya:
1. Mempelajari secara teoritis dan praktis materi struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaan teks nonfiksi. Secara teoritis kita akan mempelajari hakikat,
struktur, fungsi, dan kaidah kebasaan teks nonfiksi.

2. Juga secara praktis kita akan belajar menganalisis struktur, fungsi, kaidah
kebahasaan, dan kompetensi dasar bahasa Indonesia sehingga dapat
menentukan bagaimana mengaplikaskan pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dasar materi teks nonfiksi.

2. Relevansi
Materi ajar ini disusun sesuai dengan kebutuhan yang akan dihadapai para
guru profesional dalam mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dasar. Selain sesuai dengan Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang standar isi
materi teks nonfiksi bahasa Indonesia juga sesuai dengan permendikbud no. 37
tahun 2018 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah dasar materi teks nonfiksi.
Dengan dipelajarinya materi ajar ini akan menguatkan pemahaman
mengenai materi tentang teks nonfiksi (soft skill) serta mengembangkan metode
pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran (hard skill). Hal tersebut
akan menunjang peningkatan kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan
kepribadian guru yang diharapkan serta sesuai dengan implementasi Kurikulum
2013.
Kompetensi yang dimiliki tersebut diharapkan memfasilitasi aktivitas
belajar siswa sekolah dasar khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
yang secara umum anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik sudah dapat
melakukan seriasi, mengelompkan objek yang dilihatnya, memiliki minat
terhadap angka dan tulisan, perbendaharaan kata meningkat, senang berbicara dan
aktif bertanya, memahami sebab akibat, pemahaman terhadap ruang dan waktu
telah berkembang.

3
3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu memahami uraian dalam materi ajar ini perlu
diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut:
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat di dalam modul ini
sampai kita memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari modul ini
b. Temukanlah kata-kata kunci dari kata-kata yang dianggap baru. Carilah dan
baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus yang kita miliki. Alangkah
lebih baik apabila kita mencatat dan meringkas hal-hal penting tersebut.
c. Pahamilah pengertian demi pengertian modul ini melalui pemahaman dan
pengalaman diri sendiri serta diskusikanlah dengan teman sejawat, dosen
pembimbing, atau tutor.
d. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. kita dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet
e. Mantapkanlah pemahaman kita melalui pengerjaan tes formatif yang tersedia
dalam modul ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat pencapaian Saudara
dengan membandingkan jawaban yang telah Saudara buat dengan kunci jawaban
tes formatif yang terdapat diakhir modul.
f. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap masih
sulit, dengan teman-teman. Selamat berlajar. Semoga kita berhasil!

B. Inti

1. Capaian Pembelajaran
Sesuai dengan isi Kurikulum PPG PGSD 2019, Capaian Pembelajaran
untuk materi ajar ini adalah menguasai hakikat teks nonfiksi, struktur, fungsi, dan
kaidah kebahasan teks nonfik siserta aplikasinya dalam pembelajaran di SD.
2. Subcapaian Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian
pembelajaran berikut ini.
a. menganalisis bentuk teks nonfiksi;
b. menganalisis struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi;
c. menjelaskan fokus pembelajaran menulis di sekolah dasar;
d. mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran menulis teks nonfiksi
di sekolah dasar;
e. menganalisis materi pelajaran (AMP) teks nonfiksi sekolah dasar; dan
f. menjelaskan Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. Uraian Materi
Dalam materi ajar ini, kita akan mempelajari materi yang mencakup
struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks nonfiksi. Selain itu, kita juga akan
mempelajari jenis-jenis teks nonfiksi dan analisis materi teks nonfiksi. Sebelum
memahami materi, bacalah teks paparan dibawah ini:

Ampelgading Jadi Kawasan Paling Terdampak Gempa Malang

Ampelgading menjadi kawasan paling parah terdampak Gempa


Malang. Data terakhir menyebut, sebanyak 1.285 rumah di kecamatan
tersebut rusak akibat gempa bumi Magnitudo 6,1 di Malang, Minggu
(11/4/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Bupati Malang M Sanusi mengatakan, berdasarkan informasi yang
diterima, wilayah Kecamatan Ampelgading merupakan wilayah yang
terdampak paling parah akibat gempa tersebut. Di kecamatan itu, Desa
Wirotaman merupakan yang terparah.
Sanusi mengatakan, sejumlah elemen dan pemerintah sudah
memberikan bantuan berupa uang dan bahan kebutuhan pokok. Pemkab
Malang juga telah menyediakan dapur umum yang berdiri serentak di
seluruh wilayah terdampak di Kabupaten Malang, termasuk menyiapkan
tempat pengungsian di beberapa balai desa.
Untuk bantuan pembangunan, lanjut Sanusi, saat ini masih dalam
proses penghitungan. Pemerintah pusat menyatakan siap memberikan
bantuan rehabilitasi rumah warga. Pemkab Malang juga sudah menerima
laporan adanya bantuan dari para pengusaha dan Bank Jatim untuk
perbaikan rumah kepada warga Kabupaten Malang.
Sementara itu, Camat Ampelgading Achmad Sovie mengatakan bahwa
desa yang mengalami kerusakan paling parah adalah Desa Wirotaman.
Tercatat, 117 unit rumah rusak berat, 119 rusak sedang dan 103 rusak
ringan, dilaporkan satu orang meninggal dan empat orang luka dari desa
tersebut.
Secara keseluruhan, jumlah korban meninggal di
Kecamatan Ampelgading tiga orang. Selain di Desa Wirotaman, korban jiwa
juga terjadi di Desa Sidorenggo dan Desa Tamanasri.
Selanjutnya, pimpinan kecamatan juga sudah menyiapkan tempat
pengungsian di balai desa. Namun, untuk sementara penyediaan ini
dilakukan secara bertahap.

Sumber :
https://www.liputan6.com/regional/read/4529642/ampelgading-jadi-kawasan-
paling-terdampak-gempa-malang

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak


gempa di Malang yang paling parah adalah di wilayah Kecamatan Ampelgading.
Begitu banyak warga yang kehilangan rumahnya, bebarapa korban jiwa
mengalami luka dan ada yang korban yang meninggal.
Setelah kita membaca teks tersebut apa yang kita ketahui? Apakah teks
tersebut nyata, adakah informasi yang kita terima, apakah itu fakta? Apakah ada
datanya? Kalau jawabannya ada ya, tentunya kita sudah dapat menentukan jenis
teks tersebut. Kita sudah dapat menebaknya? Ya betul, teks di atas merupakan
teks nonfiks. Agar kita memahami teks nonfiksi lebih jelas lagi berikut uraiannya.

a. Hakikat Teks Nonfiksi


Teks nonfiksi adalah karangan yang dibuat atas dasar fakta atau hal yang
benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Nonfiksi merupakan sebuah
karangan yang dihasilkan dalam bentuk cerita nyata atau cerita kehidupan sehari-
hari yang dituliskan menjadi sebuah cerita. Dengan kata lain nonfiksi merupakan
karya yang bersifat faktual atau peristiwa yang benar-benar terjadi (Mety, 2018).
Teks nonfiksi atau cerita nonfiksi merupakan sebuah karangan yang
memuat kejadian-kejadian fakta dan bersifat informatif. Bahasa dari cerita
nonfiksi yang biasanya digunakan yaitu bahasa yang sebenarnya, jadi para
pembaca bisa langsung memahami maksud dari cerita tersebut. Teks nonfiksi
dibuat berdasarkan pengamatan dan data yang sebenarnya, maka buku nonfiksi
biasanya sering dijadikan sebagai sumber informasi oleh pembaca.
Untuk memahami teks nonfiksi perlu diajarkan membaca nonfiksi. Setiap
strategi yang diajarkan kepada siswa harus dimodelkan beberapa kali sebelum
meminta siswa untuk melakukannya sendiri. Ada beberapa strategi umum yang
baik yag harus diketahui siswa tentang membaca teks nonfiksi, yaitu:
1) pratinjau teks, membaca judul, subpos, dan melihat grafik,
2) berpikir dan berdiskusi dengan siswa,
3) dalam kebanyakan kasus, baca teks nonfiksi lebih lambat daripada fiksi,
4) baca kembali teks bila perlu,
5) lihat kembali teks bila perlu,
6) ilustrasi dan gambar dalam nonfiksi sangat penting, dan mungkin
mengandung informasi tidak termasuk dalam teks yang mendukung paparan
teks.
Kegiatan menulis juga merupakan salah satu keterampilan yang dipelajari
di Sekolah Dasar. Kegiatan menulis permulaan diajarkan pada siswa Sekolah
Dasar kelas rendah dan kegiatan menulis lanjutan dilaksanakan di Sekolah Dasar
kelas tinggi.
Salah satu keterampilan menulis yang harus dipelajari oleh siswa Sekolah
Dasar diantaranya menulis karangan nonfiksi. Mengusai secara teoritis dan secara
praktis teks nonfiksi merupakan hal yang harus dimiliki oleh guru profesional.
Dengan menguasai teks nonfiksi secara teoritis dan secara praktis diharapkan
Saudara dapat produktif membuat karya tulis ragam teks nonfiksi untuk anak usia
Sekolah Dasar.

b. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi


Pada sub bab ini, penulis akan menguraian stuktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaan dari jenis teks nonfiksi. Ada lima jenis teks nonfiksi yang penulis urai
yakni esai, reviu, artikel ilmiah, teks narasi sejarah, dan surat. Dari kelima contoh
jenis teks tersebut kita akan mempelajari struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaannya.
Sebelum saya menguraikan masing-masing struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaan dari masing-masing jenis teks nonfiksi, mari kita perhatikan tabel
berikut agar lebih mudah memahami struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan dari
masing- masing jenis teks nonfiksi.
Diunduh dari www.mariyadi.com

Tabel 1. Perbedaan Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Jenis Teks Nonfiksi
Jenis
No Teks Struktur Fungsi Kaidah Kebahasaan
Nonfiksi
1. Esai  Eksploratif 1. Menggunakan pernyataan-pernyataan
 Persuasi persuasif.
 Explain 2. Banyak menyisipkan pernyataan yang
 Compare menyatakan fakta untuk mendukung
 Showing dan membuktikan kebenaran
 Describe argumentasi penulisnya.
3. Menggunakan ungkapan dan
pernyataan yang mengomentari atau
menilai.
4. Banyak menggunakan istilah teknis
http://leppim.ukm.upi.edu/2018/07/26/tips- yang berkaitan dengan topik yang
menulis-esai/ dibahasnya.
5. Menggunakan kata kerja mental.
2. Reviu (1) Pengenalan/ Introduction 1. Membantu pembaca untuk memahami 1. Istilah
(2) Evaluation gambaran serta penilaian umum sebuah 2. Sinonim dan Antonim
(3) Interpretation hasil karya dengan ringkas. 3. Nomina
(4) Kesimpulan 2. Memberi pemahaman serta informasi 4. Verba / Kata Kerja
dengan komprehensif pada pembaca, 5. Pronomina
mengenai karya yang direviu. 6. Konjungsi
3. Memberikan informasi kepada 7. Preposisi
pembaca kelebihan dan kelemahan karya 8. Artikel
yang direviu. 9. Kalimat Simpleks dan Komplek
4. Memahami latar belakang dari isi 10. Menggunakan ungkapan

8
sebuah karya dibuat. perbandingan
5. Memberi masukan pada pembuat (persamaan/perbedaan)
karya berupa kritik dan saran. 11. Menggunakan kata kerja
6. Mengetahui perbandingan dan material dan kata kerja relasional
memberi pertimbangan kepada pembaca
apakah sebuah karya yang direviu pantas
dijadikan referensi atau tidak.
7. Menguji kualitas karya dan
membandingkan dengan karya lain.
3. Artikel Struktur artikel ilmiah hasil penelitian  Menaikkan wawasan dan pengetahuan 1. Menggunakan kata-kata denotatif
Ilmiah terdiri atas 10 bagian utama yaitu: (1)  Mendistribusikan ilmu pengetahuan 2. Menggunakan kata peristilahan atau
judul (2) baris kepemilikan; (3) abstrak;  Bahan rujukan kata teknis yang berkenaan dengan
(4) topik pembahasan
kata kunci; (5) pendahuluan; (6) metode; (7) 3. Banyak menggunakan konjungsi yang
hasil; (8) pembahasan; (9) simpulan; dan (10) menunjukkan hubungan argumentasi
daftar pustaka. atau kausalitas
Adapun struktur artikel ilmiah non 4. Dapat pula menggunakan konjungsi
penelitian terbagi menjadi 8 bagian utama yang menyatakan hubungan
yaitu: (1) judul; (2) baris kepemilikan; keterangan waktu atau kronologis
(3) 5. Dalam artikel pola perbandingan,
abstrak; (4) kata kunci; (5) pendahuluan; (6) banyak memuat konjungsi yang
pembahasan; (7) simpulan; dan (8) daftar menyatakan
pustaka. perbandingan/pertentangan
6. Menggunakan kata-kata kerja mental
(mental verba)
7. Banyak menggunakan kata-kata
perujukan
8. Menggunakan kata-kata persuasif
4. Teks 1) Orientasi 1. Mengisahkan suatu cerita melalui 1. Banyak menggunakan kalimat yang
Narasi 2) Urutan Peristiwa rangkaian alur cerita dan unsur-unsur bermakna lampau.
Sejarah 3) Reorientasi lainnya. 2. Cenderung banyak menggunakan kata
2. Dalam tipe teks narasi tertentu, teks yang menyatakan urutan waktu atau
berfungsi untuk memperluas biasa disebut dengan konjungsi
pengetahuan pembaca atau kronologis.
pendengarnya akan suatu hal (teks 3. Menggunakan kata kerja yang
sejarah, berita berbentuk narasi, dsb). menggambarkan suatu tindakan.
3. Penghantar amanat atau pesan sosial 4. Kaya akan kata kerja yang
melalui perwatakan tokoh dan menunjukkan kalimat tidak langsung
berbagai kejadian yang terjadi di sebagai cara menceritakan tuturan
dalamnya. seorang tokoh yang dibawakan oleh
4. Menjelaskan secara terperinci penulis.
mengenai suatu peristiwa hingga 5. Menggunakan kata kerja yang
pembahasan sebab-akibatnya pula. menyatakan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja
mental).
6. Biasanya, penulis berperan langsung
sebagai orang pertama dan terlibat
dalam cerita yang bersangkutan,
sehingga akan banyak menggunakan
kata orang pertama dalam
menyampaikan ceritanya, seperti: aku,
saya dan kami.
7. Bisa juga penulis hanya menjadi
orang ketiga, sehingga berperan
sebagai pengamat. Oleh karena itu,
tulisan akan banyak menggunakan
kata ganti orang ketiga seperti: dia,
mereka,
5. Surat 1) Kepala Surat (Kop Surat) Surat berfungsi sebagai alat komunikasi Keringkasan (Conciseness).
2) Nomor Surat tertulis untuk menyampaikan pesan atau
3) Tanggal Surat informasi dari satu pihak kepada pihak Kejelasan (Clarity).
4) Lampiran atau Hal lain karena surat berfungsi Kesederhanaan (Simplicity).
5) Alamat Tujuan mencerminkan citra atau wibawa pihak
6) Salam Pembuka pengirim. Kesopanan (Courtesy).
7) Isi Surat
8) Salam Penutup
9) Tanda Tangan Pengirim Surat
10) Tembusan
Berikut ini akan penulis uraikan tentan struktur, fungsi, dan kaidah
kebahasaan dari masing- masing jenis teks nonfiksi.
1) Esai
Esai adalah suatu karangan atau tulisan yang membahas suatu masalah
secara sekilas dari sudut pandang pribadi penulisnya.. Pengarang esai disebut
esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal.
Marilah kita lihat contoh esai di bawah ini, agar kita menemukan struktur
dan ciri-ciri esai!
Sampah Menyebabkan Banjir di Probolinggo
Bencana banjir tidak hanya terjadi di perkotaan, daerah pedesaan yang
memiliki wilayah resapan air yang luas pun dapat mengalaminya. Tentunya banjir
di perkotaan dan pedesaan disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda dan
menimbulkan dampak kerugian yang berbeda pula.
Saat ini Indonesia sedang mengalami banjir di berbagai daerah, salah
satunya di daerah Jawa Timur khususnya Probolinggo. Gubernur Jawa Timur,
Khofifah Indar Parawansa meninjau titik-titik yang terdampak banjir akibat
luapan Sungai Kedunggaleng, Kabupaten Probolinggo, Kamis (11/3/2021) sore.
Seperti diketahui, curah hujan intensitas tinggi dan merata di daerah hulu
Sungai Kedunggaleng pada Rabu (10/3/2021) sore, menyebabkan air sungai
meluap dan menggenangi sejumlah jalan dan permukiman warga. Selain itu,
banjir ini juga disebabkan sedimentasi dasar sungai dan sungai yang tidak mampu
menampung debit air sungai yang sangat deras.
Usai melakukan peninjauan, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa ke
depan Pemprov Jatim bersama Dinas PU Kabupaten Probolinggo akan segera
membuat bronjong dan dengan BBWS Brantas akan segera membuat plengsengan
permanen sebagai solusi penanganan banjir akibat luapan Sungai Kedunggaleng
ini.
Selain menyiapkan plengsengan permanen, orang nomor satu di Pemprov
Jatim ini juga meminta pada seluruh warga untuk gotong royong mengaktifkan
kembali relawan Jogo Kali serta tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini
dikarenakan seringkali banjir terjadi akibat menumpuknya sampah di bantaran
sungai.
Banjir disebabkan karena faktor alam, tetapi peran manusia juga sangat
berpengaruh dalam hal ini. Kebiasaan tidak baik yang sering dilakukan manusia
adalah membuang sampah sembarangan bahkan sampai membuang limbah
sampah ke sungai. Selain mencemari kondisi sungai, efek yang akan ditimbulkan
dari hal itu akan sangat berbahaya untuk kedepannya seperti sekarang yang
sedang terjadi banjir dimana-mana.
Tidak hanya itu, dalam mengatasi masalah banjir juga perlu dilakukan
kegiatan dengan melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, media, serta

12
masyarakat termasuk para relawan untuk saling membantu korban banjir dan ikut
menyelasaikan masalah ini.
"Untuk itu saya minta tolong teman-teman media menyampaikan pesan
bahwa memang sungai ini harus dijaga. Termasuk ikut mengajak para relawan
jogokali. Kemudian untuk sampah yang berasal dari material gunung misalnya,
akan segera dilakukan antisipasinya komprehensif," pungkasnya.
Khofifah selaku Gubernur Jawa Timur sudah berniat untuk mengantisipasi
agar banjir yang terjadi dapat diatasi. Jika pemerintah bekerja sendiri tanpa
bantuan rakyatnya, bagaimana program yang sudah direncanakan bisa terwujud.
Dalam kondisi seperti ini, Indonesia sedang terus-terusan tertimpa musibah,
bukan saatnya untuk egois menyelamatkan sendiri, tetapi ini saatnya kita bekerja
sama atau gotong royong untuk memulihkan Negara ini.

https://www.kompasiana.com/rucikagalvaniputri/604c755b8ede483dae0
37f22/teks-esai-sampah-menyebabkan-banjir-di-probolinggo?page=all

Jika kita mencermati teks berjudul “Sampah Menyebabkan Banjir di


Probolinggo”, teks tersebut berfungsi untuk mengeksplorasi ide atau gagasan
penulis terhadap fenomena terjadinya banjir yang disebabkan oleh faktor alam
juga faktor perbuatan manusia seperti sampah. Selain itu teks tersebut juga
berusaha menunjukan sebab-akibat yang ditimbulkan dari sampah.
Apakah kita dapat menemukan kata yang bermakna tidak sebenarnya
(konotatif) dari teks diatas? Secara kaidah kebahasaan kata yang digunakan dalam
teks tersebut bermakna sebenarnya (denotatif), tidak ambigu atau menimbulkan
makna ganda. Selain itu peristiwa yang disajikan dalam teks merupakan peristiwa
faktual dan aktual yang memang benar terjadi. Berdasarkan kaidah kebahasaan
tersebut dapat disimpulkan bahwa teks tersebut merupakan jenis teks nonfiksi.
a) Struktur Esai
Untuk menulis esai yang baik, terdapat susunan atau struktur dari eai yang
harus diperhatikan penulis. Diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) Pendahuluan
Di dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topik atau tema yang
akan dibahas dalam keseluruhan esai. Unsur-unsur yang ada di dalam
pendahuluan adalah latar belakang atau situasi terkini mengenai tema yang akan
dibahas secara lebih jelas dan detil pada bagian selanjutnya. Pendahuluan menjadi
pengantar pembaca untuk memahami topik yang akan dibahas sehingga pembaca
lebih mudah menelaah isi esai.
(2) Bagian Inti (Isi/Pembahasan)
Bagian inti ini adalah bagian dari esai yang menjelaskan tema/topik tulisan
secara lebih detil. Di dalam isi, penulis mengembangkan topik dengan
pendapatnya secara kronologis atau urut sesuai dengan ide yang disusun dalam
kerangka sehingga esai menjadi koheren.
(3) Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan adalah bagian terakhir dalam esai. Dalam Bagian ini berisi
kalimat yang merangkum atau menyimpulkan serta memberi penguatan/
penekanan teradap apa yang sudah disampaikan di pendahuluan dan pembahasan.
Kesimpulan tidak boleh melebar ke topik lain.

b) Fungsi Esai
Ari Kusmiatun (2010) memberikan uraian tentang fungsi esai, yaitu:
 Melakukan eksplorasi atas respon individu terhadap suatu peristiwa, keadaan
ataupun ide dan gagasan tertentu (personal essay). Contoh: tulisan tentang
pengalaman pribadi tentang facebook.
 Mengajak pembaca untuk meyakini opini penulis dan dapat juga untuk
meyakinkan pembaca agar melakukan suatu aksi tertentu (persuasive essay).
Contoh: tulisan tentang bahaya TV untuk anak-anak.
 Menjelaskan tentang bagaimana melakukan sesuatu hal ataupun
menunjukkan bagaimana sesuatu bekerja (how-to essay). Contoh: tulisan
tentang bagaimana cara menggunakan Internet untuk proses belajar.
 Membandingkan dan mengkontraskan dua atau lebih ide, peristiwa, literatur
atau hal lainnya (compare-and-contrast essay). Contoh: tulisan tentang
keuntungan dan kelebihan belajar dengan basis PBL.
 Menunjukkan tentang bagaimana suatu sebab akan menimbulkan dampak
tertentu (cause-and-effect essay). Contoh: tulisan tentang manfaat yang akan
dirasakan jika keseimbangan alam terjaga.
 Mendeskripsikan suatu permasalahan dan menawarkan solusinya (problem- and-
solution essay). Contoh: tulisan tentang masalah-masalah yang timbul di era
pasar bebas dan solusinya
c) Kaidah Kebahasaan Esai
Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 208) berikut adalah kaidah
kebahasaan kritik dan esai.
1. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif. Contoh dalam
kritik: Mengapa terlalu buru-buru dalam mengungkap konfliknya?
bukankah banyak pula novel sukses yang dibangun melalui narasi yang
lambat? Dalam esai: Menjaga kesehatan itu tidaklah sulit, salah satu
caranya hanya dengan rutin mencuci tangan saja.
2. Banyak menyisipkan pernyataan yang menyatakan fakta untuk
mendukung dan membuktikan kebenaran argumentasi penulisnya. Salah
satu caranya bisa dengan mengutip pendapat ahli. Selain itu, bisa juga
dengan mencantumkan data resmi dari penelitian terkait, misalnya kutipan
data yang dihimpun WHO untuk situasi pandemi.
3. Menggunakan ungkapan dan pernyataan yang mengomentari atau menilai.
Contoh dalam kritik: Narasi antarperistiwa dirangkai dengan sangat apik
oleh penulisnya. Contoh dalam esai: Tampaknya kebijakan tersebut
memang berniat untuk mensejahterakan rakyat, hanya saja fakta
lapangan berkata lain.
4. Banyak menggunakan istilah teknis yang berkaitan dengan topik yang
dibahasnya. Contohnya dalam kritik yang membahas novel, maka akan
banyak menggunakan istilah: diksi, konflik, majas. Jika membahas
kesehatan maka akan menggunakan istilah: virus, bakteri, COVID-19.
5. Menggunakan kata kerja mental. Karena kritik dan esai sejatinya adalah
teks eksposisi yang bersifat argumentatif. Contohnya: menegaskan,
menentukan, memendam, mengandalkan, mengidentifikasi, mengingatkan.
Selain mengikuti kaidah kebahasaan teks eksposisi secara umum, teks esai
juga memiliki karakter khas. Karakter khas yang dimaksud adalah gaya bahasa
berupa pilihan kata, struktur kalimat, dan gaya penulisan unik berkaitan erat
dengan penulis esai secara pribadi.

2) Reviu Buku/ Bab Buku/ Artikel


Marilah kita lihat contoh reviu di bawah ini, agar kita menemukan struktur
dan ciri-cirinya!

In the Footsteps of the Prophet: Lesson from the Life of Muhammad


Perhatian sejarawan terhadap biografi Nabi Muhammad, dalam waktu
yang cukup lama, sungguh sangat meyakinkan. Hal itu terlihat dari karya-
karya mereka yang melimpah, mulai dari karya-karya klasik hingga karya-
karya sejarah kontemporer. Buku yang ditulis oleh Tariq Ramadan ini hadir
untuk turut melengkapi kepustakaan tentang kehidupan Nabi Muhammad.
Meskipun merupakan tema klasik, kehadiran buku ini merupakan salah
satu jawaban atas kebutuhan terhadap sumber-sumber biografi Nabi
Muhammad yang ditulis oleh penulis kontemporer. Lebih-lebih, pada dasa
warsa terakhir ini hasrat untuk mewujudkan kehidupan ideal seperti yang
terjadi pada zaman kerasulan menjadi tema yang cukup menonjol di tengah-
tengah kehidupan umat Islam. Kehidupan masyarakat pada zaman Nabi
Muhammad dipandang sebagai kehidupan yang memiliki spirit dan contoh
terbaik, dan karena itu pengkajian terhadapnya marak dilakukan. Wacana
masyarakat madani sering diparalelkan dengan konsep civil society dalam
perspektif Barat. Sekelompok ilmuan muslim berpandangan bahwa
“masyarakat madani” lebih memiliki nilai-nilai yang relevan untuk diangkat
dalam kehidupan masa kini, daripada civil society.
Konsep masyarakat madani secara umum merujuk pada kehidupan
masa Nabi, terutama pada periode Madinah. Pada masa tersebut Nabi
Muhammad dipandang telah berhasil meletakkan dasar-dasar bagi
kehidupan masyarakat yang damai dalam konteks masyarakat yang
majemuk.
Penulis buku ini adalah seorang ilmuan yang memiliki reputasi yang
meyakinkan. Ia adalah putra Sayyid Ramadan, dan cucu Hassan al-Banna,
seorang ulama Mesir terkenal dan pendiri Ikhwān Muslimūn. Setelah
memperoleh gelar MA (Filsafat dan Sastra Perancis) dan Ph.D (Studi Islam
dan Bahasa Arab) di University of Geneva, ia mendalami khazanah
keislaman klasik kepada para ulama Universitas al-Azhar, Kairo. Selain
menulis dan berceramah di berbagai negara, ia mengajar filsafat di College
of Geneva, mengajar Kajian Islam di Fribourg University, menjabat
presiden European Muslim Network (EMN) di Brussels, menjadi peneliti
senior di St. Antony‟s College (Oxford), Doshisha University (Kyoto, Jepang),
serta the Lokahi Foundation (London). Di Eropa, ia dikenal sebagai tokoh muda
yang semakin diterima luas, baik di kalangan muslim maupun nonmuslim, karena
pandangan-pandangannya tentang posisi umat Islam di
benua itu. Bahkan, majalah TIME mengangkatnya sebagai salah satu
“inovator dunia di bidang spiritualitas”.
Meskipun buku ini merupakan buku sejarah, namun kajiannya tidak
hanya berhenti sampai di situ. Dari segi pengungkapan peristiwa-peristiwa
sejarah sekitar Nabi, sepintas buku ini secara umum tidaklah berbeda
dengan buku-buku yang lain yang telah lebih dulu ditulis. Justru karya
ulama klasik, terutama Ibn Hisyam, dijadikan rujukan. Secara jujur penulis
mengatakan bahwa buku ini tidak bermaksud menandingi sumber-sumber
klasik, tidak juga untuk menyingkap fakta baru, atau menafsir ulang secara
orisinal dan revolusioner sejarah kenabian (hal. ix).
Meskipun demikian, buku ini tentu memiliki keistimewaan tersendiri.
Sepanjang sejarah di dalam kesadaran setiap muslim, Nabi Muhammad
menempati posisi khusus, dari zaman awal hingga sekarang ini. Di samping
mengungkapkan sisi-sisi kenabian dan kerasulan, analisa yang cukup tajam
juga diberikan pada sisi-sisi kemanusiaan Muhammad yang
mengantarkannya menjadi pemimpin yang sukses. Titik pijak yang
dipegangi penulis adalah bahwa Muhammad tidak lain adalah manusia
biasa, namun beliau diberi tugas mengubah dunia dengan cahaya wahyu dan
ilham dari Tuhannya. Kenyataan bahwa dirinya dipilih dan diberi ilham oleh
Tuhan tapi juga sepenuhnya menerima sifat kemanusiaannya telah dijadikan
teladan dan panutan orang beriman. Meskipun Muhammad menjadi pilihan
Tuhan sebagai nabi dan rasul, ia tidak pernah kehilangan kualitas
kemanusiaannya. Penulis menjadikan kedua hal ini kualitas
kemanusiaannya sebagai seorang manusia dan keteladanannya sebagai
seorang nabi sebagai fokus kajiannya.
Dari segi pemaparan sejarah, buku ini tidak sebanding dengan, dan
tidak sedetail, biografi-biografi klasik tentang Nabi yang memaparkan
secara teperinci berbagai fakta sejarah. Pilihan ini bukan tanpa alasan.
Penulis mengatakan, “Classical biographies of the Messenger give abundant
information about such matters, and we see no profit in dealing with them
exhaustively” (hal. x); “Biografi-biografi klasik tentang Nabi telah
menyajikan informasi yang berlimpah mengenai berbagai hal, dan kita tidak
lagi membahasnya panjang lebar”. Sepanjang penuturan kisah hidup Nabi,
buku ini memfokuskan diri pada pelbagai situasi, sikap, atau perkataan yang
akan menyingkap kepribadian beliau dan pelajaran apa dapat dipetik
darinya. Inilah tema pokok dan sekaligus keistimewaan buku ini.
Karena itu, dengan buku ini penulis bermaksud menyelami jantung
kehidupan Nabi dan mengabadikan ajaran-ajaran spiritualnya yang tak lapuk
tertelan zaman. Sejak kelahiran hingga wafatnya, kehidupan Nabi dipenuhi
dengan beragam peristiwa, situasi, dan penyataan yang mengandung
pelajaran spiritual yang paling dalam. Keteguhan iman, dialog dengan
Tuhan, mengamati alam, keraguan diri, kedamaian batin, berbagai tanda dan
cobaan, dan sebagainya, merupakan tema yang menuturkan sekaligus
mengingatkan kita bahwa pada dasarnya tidak ada yang berubah, dan tidak
ada yang berbeda antara kehidupan Nabi dengan kita.
Buku ini merupakan buku yang sangat kaya dengan pesan-pesan
spiritual untuk masa depan kemanusiaan. Penulis dengan seluruh
kekuataannya mampu mengangkat dan menampilkan kembali nilai-nilai
universal kehidupan Nabi kepada kita yang hidup pada yang masa yang
sangat jauh sesudahnya. Penyajian kehidupan Nabi tidak terjebak pada hal-
hal yang partikular, yang hanya dapat dikuti oleh orang-orang Islam,
melainkan juga dan itu yang terpenting nilai-nilai universal yang dapat
diteladani oleh seluruh manusia, apa pun agamanya, di mana pun dan kapan
pun. Rupanya, penulis ingin menunjukkan dan meluruskan konsepsi Islam
yang sebenarnya kepada masyarakat dunia melalui kehidupan Nabi. Tidak
mudah menemukan buku seperti ini, yang mengggambarkan relung-relung
kehidupan kemanusiaan yang paling dalam dari kehidupan Nabi
Muhammad Sallā Allāh „alayhi wa sallama.
(Humaidi M. Nurul, 2007)

Dapatkah kita memahami bacaan teks tersebut? Dari judul yang tertera
dapat kita ketahui bahwa teks diatas berisi tentang reviu buku In the Footsteps of
the Prophet: Lesson from the Life of Muhammad. Jika kita membaca dengan
cermat dan memahami setiap kalimat dalam setiap paragrafnya, kita akan
menemukan pola urutan penyusunan teks tersebut.

a) Struktur Reviu/ Bab Buku/ Artikel


Seperti yang kita ketahui, teks review memiliki beberapa struktur yang
berbeda dengan teks lainnya. Dalam teks review terdapat :
(1) Pengenalan/ Introduction
Pada bagian ini terdapat pengenalan secara umum mengenai buku/artikel
yang akan direview. Gambaran umum mengenai sesuatu mulai dari nama, asal,
latar belakang, pencipta, dan sebagainya akan di bahas pada bagian ini.
(2) Evaluation
Pereview memberi gambaran lebih detail yang sekiranya perlu diketahui
oleh pembaca tentang bahan yang diulas.
(3) Interpretation
Disini pereview mengemukakan sudut pandanganya secara jujur tentang
bahan yang direview. Jelaskan kekurangan, kelebihan, ataupun bandingkan
dengan produk lainnya yang mirip.
(4) Kesimpulan
Kesimpulan adalah bagian akhir dari struktur review. Pada kesimpulan
pereview memaparkan hasil yang telah direview secara garis besar. Setelah itu
bisa ditambah dengan memberi pendapat pereview apakah karya tersebut bagus
untuk di beli atau justru sebaliknya.
b) Fungsi Reviu/ Bab Buku/ Artikel
Setiap pereviu memiliki tujuan yang berbeda, tetapi tujuan utamanya
adalah untuk memberikan informasi, gambar, dan ide tentang produk atau karya
yang dibuat. Berikut penulis simpulkan beberapa fungsi teks reviu secara umum:

1. Membantu pembaca untuk memahami gambaran serta penilaian umum


sebuah hasil karya dengan ringkas.
2. Memberi pemahaman serta informasi dengan komprehensif pada pembaca,
mengenai karya yang direviu.
3. Memberikan informasi kepada pembaca kelebihan dan kelemahan karya
yang direviu.
4. Memahami latar belakang dari isi sebuah karya dibuat.
5. Memberi masukan pada pembuat karya berupa kritik dan saran.
6. Mengetahui perbandingan dan memberi pertimbangan kepada pembaca
apakah sebuah karya yang direviu pantas dijadikan referensi atau tidak.
7. Menguji kualitas karya dan membandingkan dengan karya lain.
c) Kaidah Kebahasaan Reviu/ Bab Buku/ Artikel
Teks ulasan yang baik harus disusun sesuai dengan struktur teks dan
menggunakan kaidah kebahasaan, termasuk kaidah ejaan. Berikut ini adalah
contoh kaidah kebahasaan dalam ulasan teks film atau drama:
1. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu. Istilah khusus adalah istilah yang digunakan untuk bidang tertentu
dan pemakainnya hanya dipahami oleh orang berkecimpung dalam bidang
tersebut.
Contoh :
Istilah umum : film, ikan, bunga.
Istilah khusus : komedi, gurame, mawar.
2. Sinonim dan Antonim
1. Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi memiliki arti
atau pengertian yang sama atau mirip. Contoh: “Obrolan orang itu mirip
dengan dialogdalam film Romeo dan Juliet.”
2. Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu dengan yang lain. Contoh:
“besar atau kecil bukanlah jaminan barang itu berharga atau tidak.”
3. Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda atau segala yang dibedakan. Kata benda
dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata benda konkret seperti meja,
buku, danbola serta kata benda abstrak, seperti pikiran dan angin.
Nomina juga dibedakan menjadi dua, yakni Nomina Dasar dan Nomina Turunan.
Contoh :
Nomina Dasar : Rumah | Jalan
Nomina Turunan : Perumahan | Jalanan
Imbuhan : Pe – an | -an
4. Verba / Kata Kerja
1. Verba Aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau
menunjukkan tindakan atau perbuatan. Contoh: “Putra memelihara ikan
gurame.
2. Verba Pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran
tindakan, atau hasil. Contoh: “Film horor kini banyak disiarkan televisi
indonesia.”
5. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina
atau frasa nomina. Contoh:
1. Kata ganti orang : saudara, bapak, ibu, nyonya, tuan, ia, dia
2. Kata ganti pemilik : ku-, mu-, -nya
3. Kata ganti petunjuk : ini, itu
4. Kata ganti penghubung : yang
5. Kata ganti tak tentu : siapa, barag siapa, sesuatu, masing- masing
6. Konjungsi
Konjungsi adalah kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi
menghubungkan dua buah klausa, kalimat, atau paragraf. Konjungsi yang sering
digunakan dalam ulasan film atau drama umumnya, berupa:
 Konjungsi Koordinatif.
Contoh: dan, atau, tetapi
 Konjungsi Subordinatif.
Contoh: jika, agar, meskipun, alih-alih, sebagai, sebab, karena, maka,
sesudah, sebelum, sementara
 Konjungsi Korelatif.
Contoh: baik … maupun … | bukan … melainkan … | tidak hanya …
tetapi …
 Konjungsi Antar Kalimat.
Contoh: sebaliknya, di samping itu, selanjutnya
7. Preposisi
Preposis adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa
preposisional.
Contoh : di, ke, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi.
8. Artikel
Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina.
Contoh: si, sang
9. Kalimat Simpleks dan Kompleks
 Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama.
Contoh: “Sinetron pangeran banyak digemari kawula muda.”
 Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih.
Contoh: “Sci-Fi adalah jenis film imajinasi pengetahuan
yang dikembangkan untukmendapatkan dasar pembuatan alur
film yang menitikberatkan
pada penelitian dan penemuan biologi.”
10. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)
Contohnya : daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengam,
seperti, seperti halnya, serupa dengan, dan sebagainya.
11. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional
Kata kerja material yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan
fisik/proses. Misalnya : makan, minum, membawa, berbicara, melamun,
bertepuk tangan, mendengarkan, menunggu, melebur, memukul, bertanya, dan
lainnya.
Kata kerja relasional adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk
predikat nominal (kata-kata kopulatif) dan dapat juga membantu memperjelas
predikat (kata kerja bantu).
 Contoh kata kerja relasional sebagai kopulatif : bernama, disebut,
jadi/menjadi, merupakan, adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.
 Contoh kata kerja relasional sebagai kata bantu : pasti,
harus/perlu/wajib, jadi, mungkin, boleh, harap, bisa,
hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan sebagainya.

3) Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah (research articles) menurut Adnan adalah tulisan yang
berisi laporan sistematis mengenai hasil kajian atau hasil penelitian yang disajikan
bagi masyarakat ilmiah tertentu, yang merupakan audiens khusus dengan tujuan
menyampaikan hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada mereka untuk
dipikirkan, dikaji kembali, dan didiskusikan, baik secara lisan maupun tertulis.
Yang dimaksud dengan audien khusus antara lain seperti mahasiswa, dosen,
peneliti dan ilmuwan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa artikel ilmiah merupakan
sebuah media komunikasi yang digunakan oleh dosen, mahasiswa, peneliti dan
ilmuwan untuk menyampaikan hasil kajian ilmu atau penelitian.
Teks artikel memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan teks
lainnya. Apa sajakah itu?
 Isi dari artikel dibuat berdasarkan fakta.
 Artikel memiliki sifat faktual serta informatif.
 Dalam artikel tidak hanya berisi opini saja, namun juga turut didukung
dengan berbagai data pendukung dan analisa dari penulis.
 Artikel ditulis dengan menggunakan metode yang sistematis.
 Teks artikel bisa ditulis dengan bahasa resmi atau tidak resmi.
Aartikel juga memiliki ciri teks yang singkat, padat dan jelas. Isinya
cenderung tidak bertele-tele dan menggunakan metode yang sistematis agar
pembaca dapat segera menangkap makna artikel tersebut.
Artikel memiliki banyak jenis, di antaranya adalah (1) artikel hasil
penelitian, (2) artikel non-penelitian, (3) tinjauan buku (books review), dan (4)
obituari (obituary).
a) Struktur Umum Artikel Ilmiah
Secara umum struktur artikel ilmiah hasil penelitian dan artikel ilmiah non
penelitian relatif sama. Pada artikel non penelitian tidak ada bagian metode.
Struktur artikel ilmiah hasil penelitian terdiri atas 10 bagian utama yaitu:
(1) judul (2) baris kepemilikan; (3) abstrak; (4) kata kunci; (5) pendahuluan; (6)
metode; (7) hasil; (8) pembahasan; (9) simpulan; dan (10) daftar pustaka.
Adapun struktur artikel ilmiah non penelitian terbagi menjadi 8 bagian
utama yaitu: (1) judul; (2) baris kepemilikan; (3) abstrak; (4) kata kunci; (5)
pendahuluan; (6) pembahasan; (7) simpulan; dan (8) daftar pustaka.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Artikel Ilmiah Hasil Artikel Ilmiah Non
No No
Penelitian Penelitian
1. Judul 1. Judul
2. Baris kepemilikan 2. Baris kepemilikan
3. Abstrak 3. Abstrak
4. Kata kunci 4. Kata kunci
5. Pendahuluan 5. Pendahuluan
6. Metode 6. Pembahasan
7. Hasil 7. Simpulan
8. Pembahasan 8. Daftar pustaka
9. Simpulan
10. Daftar pustaka
Tabel 3.1 Struktur Artikel Ilmiah
b) Fungsi Artikel Ilmiah
Tentunya suatu hal dibuat dengan tujuan tertentu, begitu juga dengan
artikel ilmiah. Saat disusun, tentu penulis memiliki tujuannya tersendiri. Adapun
tujuan dari artikel ilmiah tersebut yakni :
 Untuk menyampaikan beberapa gagasan yang dimilik i
 Memenuhi tugas dalam menyelesaikan pendidikan
 Untuk mendiskusikan hasil gagasan dalam suatu forum pertemuan
 Mengikuti ajang lomba
 Serta untuk berbagi ilmu pengetahuan/hasil penelitian yang diperoleh
Artikel ilmiah memiliki fungsi yang berbeda dengan tujuannya. Sehingga
hal ini juga perlu dipahami dan juga diperhatikan. Untuk fungsinya sendiri secara
garis besar hanya ada tiga yang diantaranya :
 Menaikkan wawasan dan pengetahuan
 Mendistribusikan ilmu pengetahuan
 Bahan rujukan

c) Kaidah Kebahasaan Artikel Ilmiah


Selain unsur kebahasaan yang harus diperhatikan, teks artikel juga
memiliki kaidah kebahasaan penanda yang menjadikan suatu teks menjadi artikel. Ciri-
ciri kebahasaan tersebut meliputi beberapa poin di bawah ini.
1. Menggunakan kata-kata denotatif, yakni kata yang bermakna sebenarnya.
Kata itu tidak bermakna hal lain ataupun dilebihkan maknanya seperti kata
konotatif. Namun sebagian artikel juga akan menggunakan kata konotatif
untuk memperindah dan mempopulerkan tulisannya.
2. Menggunakan kata peristilahan atau kata teknis yang berkenaan dengan topik
pembahasan. Contohnya, jika topik yang dibawakan mengenai kesehatan
maka istilah teknis yang digunakan adalah: virus, bakteri, pola makan, suhu
tubuh, dsb.
3. Banyak menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan argumentasi
atau kausalitas. contohnya: sebab, karena, jika, dengan demikian, oleh karena
itu, akibatnya.
4. Dapat pula menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan keterangan
waktu atau kronologis, seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya.
5. Dalam artikel pola perbandingan, banyak memuat konjungsi yang
menyatakan perbandingan/pertentangan seperti: sebaliknya, berbeda halnya,
namun.
6. Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba), seperti: diharapkan,
memperkirakan, memprihatinkan, menduga, menyimpulkan, berpendapat,
berasumsi, dan mengagumkan.
7. Banyak menggunakan kata-kata perujukan: menurut pendapat, berdasarkan
data, merujuk pada pendapat.
8. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: sebaiknya, hendaklah, sebaiknya,
harus, perlu. Selain itu.

4) Teks Narasi Sejarah


Ingatkah anda pada peristiwa memilukan yang terjadi di Indonesia di akhir
tahun 2004? Juga apakah masih ingatkah peristiwa menjelang kemerdekaan
Indonesia yang sangat penuh perjuangan? Untuk menyegarkan Kembali ingatan
kita tentang peristiwa sejarah, marilahh kita baca teks berikut ini:
Tsunami Aceh
Tahap Orientasi :
Peristiwa yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu sangat memilukan
gempa dan tsunami Aceh. Sekitar 500.000 orang kehilangan nyawanya
dalam waktu singkat di ujung dunia yang berbatasan dengan Samudra
Hindia
Urutan Peristiwa :
Gempa yang terjadi saat itu adalah gempa paling parah dalam 40 tahun
terakhir. Gempa itu tidak hanya hancur tetapi mencapai Malaysia, Thailand,
Sri Lanka, dan bahkan mencapai pantai Timur Afrika.
Gempa pada waktu itu adalah gempa terpanjang yang tercatat sekitar 10
menit. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa gempa bumi ini mampu
menggetarkan bumi dengan amplitudo getaran di atas 1 cm.
Dan gempa yang berpusat di tengah lautan Indonesia juga memicu
gempa bumi di berbagai tempat di dunia Sebagai akibat dari bencana,
delapan negara menderita akibatnya dan 230.000 kehilangan nyawa.
Tetapi jumlah sebenarnya korban di Asia Tenggara, Asia Selatan dan
Afrika Timur tidak dapat diketahui secara pasti. Diperkirakan setidaknya
150.000 orang, PBB memperkirakan bahwa sebagian besar korban
tambahan ada di Indonesia.
Di Indonesia, gempa bumi dan tsunami merenggut lebih dari 126.000
jiwa. Dan rumah-rumah penduduk diratakan dengan tanah karena bencana
Tsunami.
Tahap Reorientasi :
Bencana ini adalah salah satu peristiwa paling fatal yang terjadi dalam
sejarah Indonesia. Semoga ini tidak terjadi lagi di negara kita tercinta.

Kemerdekaan Indonesia
Tahap Orientasi :
Dimulai dengan pecahnya “Perang Asia Timur Raya”, dan Amerika
menyatakan perang terhadap Jepang. Karena serbuan tentara Jepang di pusat
pertahanan Amerika Serikat “Pearl Harbor” pada 8 Desember 1941. Tentara
Jepang dengan Angkatan Udara dan Angkatan Lautnya semakin agresif
mendarat di Indocina, Filipina, Malaya, dan Indonesia.
Pemerintah Hindia Belanda bergabung dengan Sekutu yang
mendeklarasikan perang terhadap Jepang. Tujuan Jepang untuk mendarat di
Indonesia adalah untuk melumpuhkan pasukan Belanda.
J epang pertama kali mendarat di Tarakan dan kemudian melanjutkan di
daerah Balikpapan, Manado, Ambon, Makassar, Pontianak dan Palembang.
Dan wilayah Jawa dikuasai olehnya, pada tahun 1942, Jepang mendarat di
Banten, Indramayu dan Rembang.
Wilayah di bawah kendali Batavia diperluas dengan Batavia pada 5
Maret 1942, dan semakin meluas ke Surakarta, Cikampek, Semarang dan
Surabaya. Belanda semakin ditekan oleh serangan Jepang dan berakhir
dengan Hindia Belanda menyatakan “menyerah tanpa syarat”.
Urutan Peristiwa :
Rakyat Indonesia awalnya menyambut kedatangan militer Jepang.
Dapat dilihat dari sikap kooperatif pemimpin nasional kita Ir. Soekarno dan
Moh Hatta.
Pemerintah Jepang mulai merangkul masyarakat dengan pembentukan
organisasi masyarakat, yang sebenarnya hanya untuk kepentingan Jepang
dalam Perang Dunia II.
Organisasi-organisasi ini meliputi: Pusat Kekuatan Rakyat, (PUTERA),
Jawa Hokokai, Fujinkai Keibodan, Heiho, MIAI, dan pembentukan
BPUPKI. BPUPKI (Badan Investigasi Bisnis Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dibentuk pada tahun 1943 di bawah pemerintahan Perdana
Menteri Tojo. Menteri Tojo memiliki tugas untuk mempelajari dan
menyelidiki hal-hal penting dan perlu untuk pembentukan pemerintah
Indonesia.
Perkembangan selanjutnya BPUPKI dibubarkan dan diganti dengan
nama tokoh perjuangan kita. Dari BPUPKI ke PPPKI dikenal sebagai
Docoritsu Junbi Inkai, nama ini menunjukkan bahwa PPPKI tidak dibentuk
oleh Jepang. Namun hasil kesepakatan dan perjuangan para pemimpin
kemerdekaan Indonesia. Peristiwa penting adalah pertemuan antara
Sukarno, M. Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat dengan Jenderal Terauchi
di Dalat disampaikan bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan untuk
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, yang meliputi wilayah bekas
Hindia Belanda ketika pasukan Jepang mulai melemah. Kekalahan dan
kekalahan yang dia dapatkan dan Amerika menjadi lebih kuat dan dia
menambahkan untuk menarik pasukannya di Eropa.
Pasukan Amerika menghentikan serangan Jepang pada Mei 1942 di
Pertempuran Laut Koral dan 1942 di Pertempuran Midway. Jepang semakin
lemah karena Amerika terus mengamuk. Pada 6 Agustus 1945, AS
menjatuhkan Bom Atom pertama di daerah Hiroshima. Dan tidak puas juga
3 hari kemudian pada 9 Agustus Bom Atom kedua dijatuhkan lagi di kota
Nagasaki. Dua pusat kota Jepang akhirnya diratakan.
Hingga akhirnya Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus
1945 tanpa syarat. Dengan penyerahan itu dilakukan di kapal Missouri pada
tanggal 2 September 1945 oleh kaisar Hirito (Jepang) dan Jenderal Douglas
Mc Arthur (Sekutu).
Tahap Reorientasi :
Berita kekalahan Jepang terhadap sekutu tidak bisa disembunyikan.
Dengan perjanjian Post Dam Jepang menyerahkan kekuatannya kepada
sekutu dan secara otomatis di Indonesia kekosongan kekuasaan.

Dari 2 contoh di atas, dapat kita teliti bahwa teks narasi sejarah terdiri dari
beberapa rangkaian struktur. Untuk selanjutnya penulis akan menguraikan
struktur, fungsi, dan kaidah teks narasi sejarah.
a) Struktur Teks Narasi Sejarah
Struktur teks cerita sejarah adalah deskripsi atau deskripsi tentang
bagaimana membangun teks yang menceritakan sejarah. Dalam membuat teks
cerita sejarah, kita harus memperhatikan struktur teks, apakah itu sesuai dengan
standar untuk membuat teks cerita sejarah atau tidak.
Untuk menyederhanakan ini, dalam dunia materi pembelajaran struktur
standar teks narasi sejarah telah dibuat. Ini tentunya adalah sesuatu yang telah
dibahas oleh pihak berwenang. Bagaimana struktur pembuatan teks cerita sejarah?
Berikut uraiannya.
1) Orientasi
Orientasi adalah tahap atau struktur pertama yang disampaikan dalam
pembuatan teks narasi sejarah. Isi di bagian struktur ini adalah tahap awal dari
sebuah kisah sejarah dan sedikit berkaitan dengan tema sejarah yang akan
dibahas.
2) Urutan Peristiwa
Dalam urutan struktural ini memuat tahapan-tahapan urutan peristiwa
berdasarkan pada sumber-sumber seperti rekaman peristiwa berurutan sejak
pertama kali peristiwa historis terjadi.
Jadi pada tahap struktur ini Anda harus benar-benar berhati-hati, karena
pada tahap ini esensi sejarah diceritakan.
3) Reorientasi
Reorientasi adalah tahap yang berisi pendapat atau pilihan yang bersifat
pribadi dari penulis, biasanya komentar tentang sejarah yang telah ditulis.
Jadi dalam tatanan struktural ini penulis dapat menulis apa saja yang bersifat
komentar dan bisa juga berupa undangan atau hal-hal lain yang masih terkait
dengan kisah sejarah.
Ketiga struktur ini adalah struktur dasar dalam pembuatan teks cerita
sejarah atau yang biasa disebut struktur teks narasi sejarah. Jika memenuhi
struktur, itu berarti teks tersebut telah memenuhi teks standar dari sebuah kisah
sejarah.
Pengetahuan tentang struktur teks dari suatu cerita sejarah tentu berguna
jika kita akan membuat teks yang berisi cerita sejarah. Selain struktur teks narasi
sejarah, ada hal lain yang perlu diketahui dalam teks narasi sejarah, yaitu aturan
linguistik yang digunakan dalam teks narasi sejarah.

b) Fungsi Narasi Sejarah


Berdasarkan tujuan dan manfaat yang dapat dirasakan ketika menulis atau
membaca teks narasi, fungsi dari teks ini adalah sebagai berikut.
1. Mengisahkan suatu cerita melalui rangkaian alur cerita dan unsur-unsur
lainnya.
2. Dalam tipe teks narasi tertentu, teks berfungsi untuk memperluas
pengetahuan pembaca atau pendengarnya akan suatu hal (teks sejarah,
berita berbentuk narasi, dsb).
3. Penghantar amanat atau pesan sosial melalui perwatakan tokoh dan
berbagai kejadian yang terjadi di dalamnya.
4. Menjelaskan secara terperinci mengenai suatu peristiwa hingga
pembahasan sebab-akibatnya pula.

c) Kaidah Kebahasaan Narasi Sejarah


Setiap jenis teks pasti memiliki kaidah atau ciri khusus kebahasaan yang
digunakan tidak terkecuali teks narasi. Kosasih (2016, hlm. 305) mengungkapkan
bahwa kaidah kebahasaan narasi adalah sebagai berikut.
1. Banyak menggunakan kalimat yang bermakna lampau.
2. Cenderung banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu atau
biasa disebut dengan konjungsi kronologis.
3. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan.
4. Kaya akan kata kerja yang menunjukkan kalimat tidak langsung sebagai
cara menceritakan tuturan seorang tokoh yang dibawakan oleh penulis.
5. Menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental).
6. Biasanya, penulis berperan langsung sebagai orang pertama dan terlibat
dalam cerita yang bersangkutan, sehingga akan banyak menggunakan kata
orang pertama dalam menyampaikan ceritanya, seperti: aku, saya dan
kami.
7. Bisa juga penulis hanya menjadi orang ketiga, sehingga berperan sebagai
pengamat. Oleh karena itu, tulisan akan banyak menggunakan kata ganti
orang ketiga seperti: dia, mereka.
5) Surat
Untuk membantu memahami uraian, perhatikan contoh surat di bawah ini!

Berdasarkan contoh surat di atas, dapatkah kita menemukan komponen


apa saja yang terdapat dalam contoh surat tersebut serta komponen apa saja yang
seharusnya ada namun tidak dicantumkan? Ya, kita pasti sudah tidak asing lagi
dalam kegiatan surat menyurat. Pada contoh surat diatas dapat kita ketahui bahwa
surat dengan format tententu yang bagian-bagiannya terdiri atas beberapa hal.
Susunannya pun tertata dengan penggunaan ragam bahasa Indonesia yang baku,
sementara situasi formal yang dimunculkan juga standar.
Setelah kita membaca contoh dan sedikit uraian tentang contoh surat di
atas, berikutnya akan penulis paparkan pengertian surat, struktur, fungsi serta
kaidah kebahasaan surat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1999:978) surat
didefinisika:
1) Sebagai kertas dan sebagainya yang bertulis (berbagai-bagai isi maksudnya),
2) Secarik kertas dan sebagainya sebagai tanda atau keterang; kartu,
3) Sesuatu yang ditulis; yang tertulis; tulisan.
Yunus (2002:6.3-6.4) menjelaskan bahwa surat adalah sehelai kertas atau
lebih yang di dalamnya tertulis pesan, yang disajikan dalam format yang khas,
yaitu format surat. Pesan yang terkandung di dalamnya dapat berisi
pemberitahuan, penghiburan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, penawaran,
penolakan, atau persetujuan. Sering kali surat juga berisi penjelasan ata
klarifikasi. Pesan tersebut ditulis oleh pengirim pesan dan ditujukankepada
penerima pesan.
Dari dua penjelasan mengenai surat di atas, dapat penulis menyimpulkan
bahwa surat adalah informasi tertulis yang digunakan sebagai alat komunikasi
tertulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu.
a) Struktur Surat
Beberapa bagian penting yang harus dilengkapi dalam penulisan surat
resmi atau urutan bagian surat resmi:
1) Kepala Surat (Kop Surat)
Kop surat terdiri dari:
 Logo instansi/lembaga
 Nama instansi/lembaga, ditulis dengan huruf kapital/huruf besar.
 Alamat instansi/lembaga, ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil
 No. Telephone/fax, dan email instansi/ lembaga
2) Nomor Surat
Setiap instansi/lembaga mengirimkan surat, pasti dilengkapi dengan nomor
surat. Dengan adanya nomor surat tersebut, maka akan mudah mengetahui berapa
jumlah surat yang telah dikeluarkan dalam satu bulan. Lebih singkatnya, nomor
surat adalah urutan surat yang dikirimkan.
3) Tanggal Surat
Surat resmi selalu dilengkapi dengan tanggal pembuatan surat. Hal ini
berfungsi sebagai informasi waktu dibuatnya surat tersebut. Penulisan di sebelah
kanan sejajar dengan nomor surat.
4) Lampiran atau Hal
Terkadang surat resmi dilengkapi dengan lampiran, yaitu dokumen lain
sebagai pendukung surat resmi tersebut.
5) Alamat Tujuan
Alamat tujuan diberikannya surat resmi tersebut. Biasanya penulisannya
singkat saja karena alamat lengkap tujuan biasanya dicantumkan pada sampul
surat. Penulisannya jangan gunakan kata kepada.
6) Salam Pembuka
Kata pembuka surat resmi baku dan formal dengan bahasa yang sopan.
Dalam penulisannya diakhiri tanda koma.
7) Isi Surat
Isi surat adalah bagian utama dari surat resmi. Informasi yang dimuat dalam
bagian isi harus dibuat singkat, padat, dan jelas dengan menggunakan bahasa
baku. Uraian isi berupa uraian hari, tanggal, waktu, tempat, dan sebagainya ditulis
dengan huruf kecil, terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan
(EYD) haruslah menyesuaikan.
8) Salam Penutup
Salam penutup ini bertujuan untuk menunjukkan kesopanan dalam
berkomunikasi melalui surat resmi.
9) Tanda Tangan Pengirim Surat
Pada bagian ini harus dicantumkan nama dan tanda tangan juga jabatan
pengirim surat atau penanggungjawab.
10) Tembusan
Tembusan surat berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang
adanya suatu kegiatan. Tembusan bisa dibuat jika surat resmi tersebut perlu
diketahui oleh pihak lain.

b) Fungsi Surat
Surat berfungsi sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan
pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain karena surat berfungsi
mencerminkan citra atau wibawa pihak pengirim.
Fungsi surat resmi diantaranya yaitu:
 Sebagai sarana informasi atau pemberitahuan mengenai hal-hal tertentu
yang disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, seperti
penyampaian gagasan atau pemikiran.
 Sebagai bukti tertulis (otentik) dalam bentuk dokumen dimana isinya
dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
 Sebagai pedoman kerja dalam melakukan suatu kegiatan atau aktivitas
dimana surat resmi tersebut berisi tentang langkah-langkah kerja untuk
pekerjaan tertentu.
 Sebagai alat untuk pengingat bagi si penerima surat baik itu perorangan,
organisasi, atau lembaga. Itu sebabnya surat resmi perlu didokumentasikan
agar dapat digunakan sebagai data di kemudian hari.
 Sebagai bukti historis dan bukti kronologis.
Meski saat ini sudah ada email (surat elektronik) dan lain sebagainya,
peran surat resmi dalam bentuk print out masih tetap dibutuhkan untuk keperluan
tertentu, baik untuk keperluan bisnis, niaga, pemberitahuan dan keperluan lainnya.

c) Kaidah Kebahasaan Surat


Menurut Moekijat (2002), terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam menyusun surat yang baik sesuai dengan syarat-syarat yang
disebutkan di atas, yaitu:
1. Keringkasan (Conciseness). Ini berarti bahwa surat harus pendek.
Usahakan untuk menggunakan jumlah kata yang paling sedikit untuk
menyatakan arti yang ingin disampaikan.
2. Kejelasan (Clarity). Surat harus jelas, tidak bermakna ganda. Apabila
pembaca dapat mengatakan "Apakah yang dimaksudkan dengan ini atau
itu?", maka surat tersebut kurang jelas.
3. Kesederhanaan (Simplicity). Surat adalah suatu alat untuk mengadakan
komunikasi dengan orang lain mengenai suatu masalah perusahaan. Kata-
kata yang sederhana akan memberikan arti yang lebih jelas ketimbang kata-
kata yang panjang dan sulit.
4. Kesopanan (Courtesy). Penyusunan kalimat yang bijaksana, suatu
pendekatan yang menyenangkan, dan penulisan yang lancar membentuk
nada surat

c. Fokus Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar


Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara
otomatis. Kemampuan itu bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui
tindak pembelajaran. Seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis
pun belum tentu memiliki kompetensi menulis yang andal tanpa banyak Latihan
manulis.
Menurut Pappas (dalam Nurchasanah, 1994) dalam pengajaran bahasa
terpadu (termasuk menulis) dilandasi oleh beberapa prinsip berikut:
1) Anak-anak adalah pembelajar yang konstruktif. Mereka terus
menerus akan berpikir tentang dunia mereka sebagai dasar atas apa yang mereka
pelajari dan mereka susun.
2) Bahasa adalah sistem makna yang dikomunikasikan dalam
kehidupan sosial. karena bahasa digunakan untuk berbagai macam tujuan maka
makna tersebut dapat diekspresikan dengan cara yang bermacam-macam termasuk
menulis teks nonfiksi. Bahasa tidak dapat dipahami, diinterpretasikan, dan
dievaluasi tanpa dihubungkan dengan konteks sosial tempat bahasa itu digunakan.
Bahasa dipelajari melalui penggunaan aktual. Pola-pola bahasa yang bervariasi
dipelajari dalam penggunaanya untuk berbagai tujuan da berbagai konteks sosial.
3) Anak-anak pada dasaranya sudah mempunyai pengetahuan.
Pengetahuan itu diorganisasikan dan disusun melalui interaksi sosial. pengetahuan
itu secara tiba-tiba akan berubah dalam kehidupan mereka dan dibangun dalam
representasi mental yang didasarkan pengalaman individual. Pengetahuan itu
tidak bersifat statis dan absolut dalam menyikapi objek.
Tujuan pembelajaran menulis ialah agar siswa dapat berkomunikasi dalam
bahasa tulis sesuai dengan konteks pemakaian bahasa yang wajar. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pembelajaran teks nonfiksi dapat dilakukan dengan cara
memadukan beberapa aspek pembelajaran bahasa baik yang bersifat kebahasaan
maupun keterampilan sebagai bahan ajarnya. Keterampilan tersebut dapat
dipadukan dengan keterampilan menyimak, membaca, atau dipadukan dengan
pembekajaran kebahasaan, seperti kosakata, struktur, ejaan dan sebagainya.
Dalam proses ini, guru harus mampu menciptakan sistuasi belajar yang
memungkinkan siswa aktif untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tulis yang difokuskan pada latihan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
tulis secara jelas.
d. Tujuan Pembelajaran Menulis Teks Nonfiksi di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran teks nonfiksi di Sekolah Dasar kelas rendah maupun
di kelas tinggi dapat dilihat pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang tertuang dalam Permendikbud No.
37 Tahun 2018.
Tujuan pembelajaran teks nonfiksi di kelas rendah lebih menekankan pada hal-
hal yang sangat dekat dengan kehidupan siswa. Salah satu diantaranya ialah menuliskan
pengalaman menggunakan kalimat sederhana dengan huruf sambung, menulis karangan
pendek tentang kegiatan anggota keluarga, dan menulis cerita sederhana tentang
kesukaan dan ketidaksukaan.
Adapun tujuan pembelajaran teks nonfiksi siswa Sekolah Dasar kelas
tinggi salah satu contoh kegiatannya ialah membuat ringkasan, menulis teks
prosedur tentang membuat mainan dan cara menggunakannya, menulis deskripsi
tentang benda di sekitar atau seseorang dengan bahasa yang runut, menulis surat
untuk teman sebaya tentang pengalaman, undangan, atau cita-cita dengan bahasa
yang komunikatif, menyusun laporan sederhana hasil pengamatan, meringkas
subbab buku menggunakan bahasa sendiri, menulis pengalaman pribadi dalam
bentuk prosa sederhana, menyampaikan informasi dalam bentuk iklan dengan
bahasa yang komunikatif, dan menulis surat resmi.
e. Analisis Materi Pelajaran (AMP) Teks Nonfiksi Sekolah Dasar
Kompetensi Inti Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3) Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentnag dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan di
tempat bermain.
4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Supaya kita dapat menentukan materi pembelajaran teks nonfiksi di
Sekolah Dasar, maka kita harus mampu melakukan analisis maeri pelajaran yang
terdapat dalam kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Berikut
disajikan contoh analisis materi pelajaran tentang teks nonfiksi di Sekolah Dasar
Kelas V (lima).
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3. 7 Menguraikan konsep-konsep 3.7.1 Menganalisis pokok pikiran dalam
yang saling berkaitan pada teks bacaan teks nonfiksi.
nonfiksi.
4.7 Menyajikan konsep-konsep 4.7.1 Membuat pertanyaan pertanyaan
yang saling berkaitan pada teks sehubungan dengan bacaan.
nonfiksi ke dalam tulisan dengan 4.7.2 Membuat teks nonfiksi tentang
bahasa sendiri. Hewan berdasarkan jenis makananny

f. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
tahun 2016 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP terdiri atas:
1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) kelas/semester;
4) materi pokok;
5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar,
atau sumber belajar lain yang relevan;
12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti,
dan penutup; dan
13) penilaian hasil pembelajaran.
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian,
dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

4. Rangkuman
Teks nonfiksi atau cerita nonfiksi merupakan sebuah karangan yang
memuat kejadian-kejadian fakta dan bersifat informatif. Ada lima jenis teks
nonfiksi yang penulis urai yakni esai, reviu, artikel ilmiah, teks narasi sejarah, dan
surat.
Fokus Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar
1. Anak-anak adalah pembelajar yang konstruktif
2. Bahasa adalah sistem makna yang dikomunikasikan dalam kehidupan sosial
3. Anak-anak pada dasaranya sudah mempunyai pengetahuan
Tujuan Pembelajaran Menulis Teks Nonfiksi di Sekolah Dasar
1. Di kelas tinggi lebih menekankan pada pembuatan tulisan menggunakan
bahasa yang komunikatif
2. di kelas rendah lebih menekankan pada hal-hal yang sangat dekat dengan
kehidupan siswa
Analisis Materi Pelajaran (AMP) Teks Nonfiksi Sekolah Dasar
1. Menghargai ajaran agama
2. Perilaku jujur, disiplin dan tanggung jawab
3. Pengetauan faktual dan konseptual
4. Karya yang estetis
Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Perbedaan individual
2. Partisipasi aktif
3. Berpusat pada peserta didik
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP

5. Tugas Terstruktur
Untuk memastikan penguasaan Saudara terhadap materi yang telah
dipelajari, silahkan selesaikan tugas terstruktur berikut.
1. Bacalah teks di bawah ini!
Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api adalah sejarah milik rakyat Bandung yang akan
selalu dikenang sebagai aksi patriotik warga Bandung dalam
mempertahankan tanah airnya. Tanggal 24 Maret 1946 adalah momentum
saat rakyat bersatu mencegah sekutu dan NICA (Netherlands-Indies Civil
Administration) menduduki Bandung. Pembumihangusan itu merupakan
strategi agar sekutu tidak bisa menguasai Bandung. Sementara itu, perintah
pengosongan wilayah juga merupakan perintah langsung dari Perdana
Menteri Sutan Sjahrir. Hal itu merupakan bagian dari upaya diplomasinya
dengan sekutu demi keselamatan republik. Peristiwa ini seolah-olah orang
Bandung menyerah kepada sekutu (Inggris) yang juga ada BelSaudara. Tapi
sebetulnya ini taktik saja. Pada saat itu Kolonel A.H. Nasution juga
mendapat telegram dari Jenderal Sudirman untuk mempertahankan Bandung
sampai titik darah penghabisan. Di tengah situasi yang sulit itu, A.H.
Nasution harus mengambil keputusan yang berat. Dalam perundingan yang
dilakukan oleh pihak militer Indonesia, diambillah keputusan agar rakyat
dan tentara meninggalkan Bandung bersama-sama dengan lebih dulu
membumihanguskannya. Setelah ada keputusan tersebut, 100.000 penduduk
Bandung (sumber lain menulis 200.000 dan 300.000) mengosongkan
Bandung 11 km dari pusat kota. Mereka mengungsi ke Bandung Selatan,
seperti Ciparay, Majalaya, Banjaran, dan Soreang; Bandung Barat yaitu ke
Cililin dan Gununghalu; dan Bandung Timur yaitu ke Rancaekek,
Cicalengka, dan Sumedang. Sambil meninggalkan Kota Bandung, rakyat
dan Tentara Nasional Indonesia sejak pukul 20.00 melakukan
pembakaran pembakaran seperti di Ciroyom, Tegalega Utara,
Cikudapateuh, Cicadas, sepanjang Jalan Otto IskSaudarardinata, Jalan Asia
Afrika, Cibadak, Kopo, dan Babakan Ciamis. Itulah peristiwa yang dikenal
sebagai "Bandung Lautan Api." Bandung Lautan Api tidak hanya menjadi
peristiwa lokal yang terjadi di Bandung, tetapi juga menjadi perhatian
nasional karena dampak luas yang ditimbulkannya. Kejadian ini sangat
berdampak pada aktivitas NICA dan tentara Republik Indonesia.
(Pikiran Rakyat, 2018)

Setelah membaca teks di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini.


a. Termasuk ke dalam jenis teks yang mana bacaan di atas?
b. Analisislah struktur teks tersebut!
3. Perhatikan kompetensi dasar ragam teks berikut, kemudian rumuskan
indikator, tujuan pembelajaran, bahan ajar, sumber belajar, media, dan
metode pembelajaran kompetensi dasar tersebut!
KD
4.7 Menyajikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks
nonfiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.

6. Forum Diskusi
Dari uraian materi yang telah dipelajari sebelumnya kita telah mempelajari
beberapa contoh jenis teks nonfiksi. Beberapa kasus yang pernah terjadi
menunjukan banyaknya buku bacaan untuk siswa usia Sekolah Dasar yang tidak
layak beredar dan dikonsumsi oleh anak-anak. Hal tersebut membuat resah para
orang tua dan guru karena sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran dan
imajinasi anak. Berdasarkan kasus tersebut diskusikanlah bersama temannu
beberapa hal berikut ini:
1) Apa langkah preventif Saudara dalam melaksanakan pembelajaran
materi teks nonfiksi agar teks yang dipelajari sesuai dan layak untuk anak usia
Sekolah Dasar?
2) Apa langkah kuratif yang akan Saudara lakukan jika teks nonfiksi yang
tidak layak telah beredar ditangan siswa?
3) Uraikanlah jenis-jenis teks nonfiksi di Sekolah Dasar berdasarkan
Permendikbud tentang Standar Isi.
C. Penutup
1. Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!
1. Anies Baswedan lahir dengan dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan.
Ia dilahirkan pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, provinsi Jawa Barat. Ia
merupakan anak pertama dari Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies
Baswedan memulai pendidikan formalnya menjelang usia lima tahun. Ia masuk ke
sekolah TK Masjid Syuhada di Kota Baru, Yogyakarta. Kemudian, memasuki
usia enam tahun Anies bersekolah di SD Laboratori Yogyakarta. Tamat dari sana,
Anies melanjutkan pendidikannya di di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Anies
melanjutkan masa SMA-nya di SMAN 2 Yogya. Anies kemudian melanjutkan
kuliahnya di Universitas Gajah Mada di Fakultas Ekonomi. Sewaktu menjadi
mahasiswa UGM, Anies mendapatkan beasiswa Japan Airlines Foundation untuk
mengikuti kuliah musim panas bidang Asian Studies di Universitas Sophia di
Tokyo, Jepang. Penggalan teks di atas yang paling tepat termasuk kedalam jenis
teks...
A. Fiksi
B. Nonfiksi
C. Faksi
D. Hybrid
E. Biografi fiksi
2. Jika dikaitkan pada proses pembelajaran siswa sekolah dasar teks esai dapat
digunakan sebagai upaya dan bentuk langkah nyata dalam memberikan
pemahaman siswa terkait dengan berbagai isu yang terjadi. Berdasarkan hal
tersebut hal apa lagi yang dapat didapatkan dari penggunaan teks esai, kecuali…
A. Teks esai dapat menggambarkan atau menjelasakan tentang suatu hal atau
objek seperti seseorang ataupun suatu benda yang menarik perhatian penulis
B. Teks esai dapat menyebutkan tentang tipe atau watak seseorang dalam suatu
pembahasan atau sebuah isu kepada pembaca
C. Teks esai dapat membahas suatu topik isu atau topik dengan penjelasan yang
dalam yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari
D. Teks esai dapat menjelaskan tentang proses atau tahapan “mengapa” dan
“bagaimana” terjadinya suatu peristiwa atau fenomena
E. Teks esai dapat menjelaskan tentang peristiwa dan kejadian “mengapa” dan
“bagaimana” hal itu dapat dilakukan.
3. Saudara adalah guru profesional yang ditugaskan menjadi guru kelas I (satu)
Sekolah Dasar. Dalam Kompetensi Dasar pembelajaran selanjutnya Saudara
dituntut untuk memberikan materi tentang teks nonfiksi. Teks nonfiksi seperti
apakah yang akan Saudara sampaikan dalam pembelajaran...
A. Teks nonfiksi berupa autobiografi sederhana supaya siswa lebih mengenali
dirinya
B. Teks nonfiksi berupa autobiografi tentang diri sendiri sementara materi
pengembangannya menggunakan materi teks biografi
C. Teks nonfiksi yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan tema
pembelajaran pada saat itu, agar relevan dengan tujuan pembelajaran yang
dirumuskan
D. Teks nonfiksi sejarah karena anak kelas rendah menyukai materi bercerita
E. Teks nonfiksi berupa dongeng karena selain cerita sejarah siswa kelas rendah
juga menyukai dongeng
4. Dalam kaidah kebahasaan penulisan teks nonfiksi haruslah menggunakan
kalimat efektif. Diantara salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam kalimat
efektif ialah kesepadanan. Dibawah ini manakah kalimat yang menunjukan
kesepadanan...
A. Usualan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum
menyetujuinya.
B. Usualan penelitian ini sudah lama diajukan, tetapi kepala proyek belum juga
menyetujuinya hingga saat ini.
C. Hingga saat ini kepala proyak belum menyetujui usulan penelitian yang
diajukan, padahal itu sudah diajukan sejak sebulan lalu
D. Kami sudah lama mengajukan usulan penelitian ini, tetapi kepala proyek
belum menyetujuinya
E. Kami sudah lama mengajukan usulan penelitian ini, tetapi belum juga disetuji
oleh kepala proyek
5. Selain harus memenuhi unsur kesepadanan, dalam penggunaan kalimatnya teks
nonfiksi haruslah logis yang bermakna...
A. Kalimat yang disusun haruslah masuk akal dan dapat dicerna logika tanpa
menimbulkan kesulitan untuk memahaminya meskipun tidak koheren
B. Predikat-predikat yang digunakan dalam kalimat harus sepadan jika predikat
pertama menggunakan predikat aktif maka predikat kedua juga harus
menggunakan predikat aktif, tidak boleh berlawanan
C. Gagasan yang disusun dalam esai tidak boleh bertumpuk dalam satu kalimat
karena dapat mengaburkan kejelasan informasi yang diungkapkan.
D. Menggunakan kata-kata yang hemat hendaknya menghilangkan bagian yang
tidak diperlukan, menjauhkan penggunakan kata depa dari dengan
daripada,menghundarkan pemakanaian kata yang tidak perlu, menghilangkan
pleonase, serta menghindari penggunaan hipernim dan hiponim secara bersama-
sama
E. Adanya kohesi dan koherensi antara struktur pembentuk kalimat,
memperhatikan ejaan bahasa Indoenesia (EBI), tepat struktur fungsinya,
sistematis, dan tidak ada pemborosan kata.
6. Cermati penggalan paragraf berikut! ...Selain itu, kebakaran hutan dan lahan ini
juga sangat berdampak pada emisi gas rumah kaca, jelas Ruandha. Kebakaran
pada tahun ini diperkirakan membuat penurunan emisi hanya sekitar 16%.
Diharapkan mencegah terjadinya kebakaran di gambut, karena di situlah
kuncinya. Kebakaran tahun ini juga tidak dipertanyakan pada waktu KTT, sebab
tertutup oleh kebakaran di Amazone dan Australia.Penggalan kalimat diatas
merupakan struktur teks nonfiksi yakni pada bagian...
A. Bagian pendahuluan
B. Bagian thesis statemnet
C. Bagian urutan pristiwa
D. Bagian inti
E. Bagian penutup
7. Struktur esai secara umum terdiri dari pendahuluan, bagian inti, dan simpulan.
Dalam pemaparan bagian pendahuluan hendaknya menakankan agar menarik
perhatian pembaca dan pentingnya topik tersebut untuk dikaji. Pendahuluan esai
yang disusun secara tepat, ialah...
A. Menggambarkan latar belakang yeng berisi keadaan ideal, faktual, dan solusi
atas permasalahan yang akan dipaparkan
B. Menggambarkan latar belakang dan situasi terkini terkait topik yang disajikan
dari penjelasan khusus ke penjelasan umum yang berisi keadaan faktual dan
permasalahan yang diangkat
C. Berisiskan bagaian pengembangkan ide yang dimuat dalam thesis statement
yang dikupas dan dikembangkan sesuai dengan jenis esai yang ditulis
D. Menggambarkan latar belakang dan situasi terkini terkait topik tersebut yang
disajikan dari penjelasana umum kearah yang lebih sempit menggambarkan
keadaan faktual dan permasalahan yang diangkat
E. Berisiskan latar belakang yang merupakan pemetaan logis dari topik yang
hendak dibahasa sesuai tujuan jenis esainya
8. Cermati penggalan paragraf berikut in! Pembangunan pabrik tekstil yang tidak
sesuai aturan bisa berdampak buruk pada lingkungan di sekitarnya. Efek samping
yang ditimbulkan dapat berupa banjir, kekeringan, polusi udara, dan penyakit.
Adanya pabrik industri dapat juga menimbulkan kebisingan sehinggan kehidupan
warga terganggu. Selain itu juga asap pembuangan menyebabkan polusi udara
juga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernafasan. Keadaan
tersebut tentu membuat masyarakat cemas karena kehidupan mereka menjadi
lebih baik. Kalimat yang tidak koheren dari paragraf diatas ialah...
A. Kalimat kesatu
B. Kalimat kedua
C. Kalimat ketiga
D. Kalimat keempat
E. Kalimat kelima
9. Cermati teks di bawah ini!
1) Bandung Lautan Api adalah sejarah milik rakyat Bandung yang akan selalu
dikenang sebagai aksi patriotik warga Bandung dalam mempertahankan tanah
airnya.
2) Agar tidak dikuasai NICA rakyat dan tentara meninggalkan Bandung bersama-
sama dengan lebih dulu membumihanguskannya.
3) Pembumihangusan itu merupakan strategi agar sekutu tidak bisa menguasai
Bandung
4) Penduduk Bandungmengosongkan Bandung 11 km dari pusat kota.
5) Bandung Lautan Api tidak hanya menjadi peristiwa lokal yang terjadi di
Bandung, tetapi juga menjadi perhatian nasional karena dampak luas yang
ditimbulkannya.
Cerita tersebut menunjukan struktur teks narasi sejarah. Di bawah ini struktur teks
narasi sejarah yang paling tepat adalah...
A. Orentasi, urutan peristiwa, reorientasi
B. Orientasi, urutan peristiwa, reorietnasi, klimaks
C. Koda, orientasi, statemnet, simpulan
D. Pendahuluan, orientasi, isi, penutup
E. Orientasi, isi, simpulan, saran
10. Cermati penggalan biografi berikut.Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2
Mei 1889. Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat Ia berasal
dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakartaa. Raden Mas Soewardi
Soerjaningrat, saat genap berusia empat puluh tahun menurut hitungan tahun
Caka, berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tidak lagi
menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan
supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya.
Perjalana hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi
kepentingan bangsanya. Ia menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar
BelSaudara), kemudian sempat lanjut ke STOVIA (Seklah Dokter Bumiputera),
tetapi tidak samaai tamat karena sakit. Setelah itu, ia bekerja sebagai wartawan di
beberapa surat kabar, antara lain Sedyotomo,Midden Java, De Express, Oetoesan
Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya ia tergolong
penulis yang Saudaral. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik
sehinga mampu membangkitkn semangat antikolonial bagi pembacanya.
Keteladanan Ki Hajar Dewantara dalam kutipan tersebut adalah...
A. Ia berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta yang sangat disegani
dan dihormati karena rendah hati.
B. Ia berprestasi di Seklah Dasar di ELS (Seklah Dasar BelSaudara), kemudian
bisa lanjut ke STOVIA
C. Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan pengabdian demi
kepentingan bangsa
D. Dia tidak sedih sewaktu harus rela menanggalkan gelar kebangsawanan karena
jika ingin dekat dengan rakyat
E. Dia mampu bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar dengan modal
keterampilannya dalam menulis.
2. Kunci Jawaban Tes Formatif
Kunci Jawaban Tes Formatif

No. Soal Kunci Jawaban


1 C
2 D
3 C
4 D
5 E
6 E
7 D
8 E
9 A
10 C
DAFTAR PUSTAKA

Esti, S. & Seni, A. 2020. Modul Suplemen PPG PGSD Kegiatan Belajar 1
Bahasa Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Mudikawati, Mety. 2018. Super Complete Kelas SD/MI. Depok: Magenta Media.

Dribble.com. (2020). Review adalah – Tujuan, Jenis, Struktur, dan Contohnya.


https://saintif.com/review-adalah/

Gunawan, S. DKK. (2012). Menulis Rtikel untuk Jurnal Ilmiah. Jakarta Selatan.
Uhamka Press.

Jurusan Bimbingan dan Konseling, (2016). PANDUAN PENULISAN ARTIKEL


ILMIAH INDONESIAN JOURNAL OF GUIDANCE
AND
COUNSELING Theory and Application. Semarang. Universitas Negeri
Semarang.

Thabroni, Gamal. (2021). Artikel: Pengertian, Struktur, Unsur Kebahasaan &


Pola Penulisan. https://serupa.id/artikel/

Kompas.com. (2021). Teks Artikel: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, Struktur, dan


Kebahasaan.https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/28/135028
669/teks-artikel-pengertian-ciri-ciri-jenis-struktur-dan- kebahasaan?
page=all

Rianda. (2020). Pengertian Artikel Ilmiah. https://projasaweb.com/pengertian-


artikel-ilmiah/

Ardiansyah, Gumelar. (2020). Teks Cerita Sejarah.


https://www.terraveu.com/teks-cerita-sejarah/

Thabroni, Gamal. (2020). Teks Narasi – Pengertian, Struktur, Unsur, Ciri, Jenis
& Fungsi https://serupa.id/teks-narasi/

Manis, Si. (2019). Pengertian Surat Resmi : Ciri, Fungsi, Struktur Bagian, Jenis
dan Contohnya. https://www.pelajaran.co.id/2019/30/pengertian-
surat-resmi-ciri-fungsi-struktur-bagian-jenis-dan-
contohnya.html#:~:text=Fungsi%20Surat%20Resmi&text=Sebagai%20sa
rana%20informasi%20atau%20pemberitahuan,isinya%20dapat%20diper
caya%20dan%20dipertanggungjawabkan.
Riadi, Muchlisin. (2019). Pengertian, Fungsi, Syarat dan Jenis-jenis Surat.
https://www.kajianpustaka.com/2019/10/pengertian-fungsi-syarat-dan-
jenis-surat.html

Anda mungkin juga menyukai