Anda di halaman 1dari 7

Hari/Tanggal : Jumat, 3 September 2021

Dosen Pengampu : Okta Wismandanu, drh., M.Epid.

KESEHATAN MASYARAKAT
VETERINER
RINGKASAN ARTIKEL

Mega Fatria Utami 130210190010


Rd. Genny Selvia Mariandiny 130120190011
Aditya Gilang Prasaja 130210190018
Haruman Try Erawan 130210190045
Alya Nur Mahdani 130210190050
Rocky Silvester 130210190056

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2021
RESUME MATERI

Artikel di atas menjelaskan tentang kasus penyakit kulit antraks yang


menyerang enam warga Desa Sidomulyo. Adanya kasus ini disebabkan oleh
bakteri antraks yang berasal dari kematian hewan ternak yang mana pada
bagian organ, kotoran bahkan tanah area pembuangan kotoran ternak telah
terkontaminasi. Hal ini menyebabkan timbulnya kegelisahan warga
dikarenakan penyakit ini termasuk penyakit yang sangat menular dan
berbahaya.

1. Kaitan Dokter Hewan Terhadap Keamanan Pangan


Penjelasan:
Keamanan pangan adalah upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari pencemaran biologis, kimia dan yang lainnya yang dapat
mengganggu serta membahayakankesehatan manusia.
Prosesi dokter hewan umumnya dikenali sebagai orang yang berperan
untuk mencegahhewan terkena penyakit dan mampu menanggulangi penyakit
melalui berbagai macam pengobatan, namun profesi dokter hewan juga
berperan sangat penting dalam menjaga keamanan bahan pangan hewani
yang akan dikonsumsi masyarakat karena dokter hewan juga berkontribusi
dalam bidang-bidang krusial, seperti keamanan bahan pangan asal hewan,
penanggulangan penyakit-penyakit menular zoonotik dan non-zoonotik,
pengembangan dan penelitian untuk kedokteran.

Argumen:
Artikel di atas menjelaskan tentang telah terkonfirmasi kematian ternak-
ternak sapi di daerah Tulungagung, Jawa Timur disebabkan oleh bakteri
antraks. Melihat kasus tersebut sudah dipastikan kaitan dokter hewan
terhadap bahan pangan hewani sangat penting, yang mana dokter hewan
harus mampu menyediakan protein hewan yang berkualitas baik dan
jumlahnya mencukupi melalui tata kesehatan yang baik seperti pengamanan
hewan terhadappenyakit zoonosis, hygiene, sanitasi dan perawatan kesehatan.
Sehingga dokter hewan harus mampu menjadi polisi veteriner yang dimana
pengawasan pangan dari awal hingga akhir bahkan sampai ke meja makan
konsumen. Pengawasan pengadaan pangan oleh dokter hewan harus
dilaksanakan sejak pengadaan ternak

Kesimpulan:
Dokter hewan sendiri memiliki kompetensi dan bertanggung jawab
dalam food safety terutama keamanan pangan hewani untuk mengaplikasikan
analisis resiko penyakit, penelitian, serta dapat mengedukasi masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran terkait keamanan pangan kepada masyarakat
sekitar dengan salah satu caranya melalui sosialisasi dan edukasi terkait
keamanan pangan asal hewan yaitu foodborne zoonosis yang tak kalah
pentingnya juga karena menyangkut kesehatan manusia.
2. Kaitan Dokter Hewan Terhadap Ketahanan Pangan

Penjelasan:
Pengertian ketahanan pangan menurut UU No. 18 Tahun 2012 Pasal 1
yaitu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Argumen:
Berdasarkan kasus antraks yang mewabah di daerah Tulungagung
menyebabkan 6 orang meninggal dunia. Dilihat dari kasus tersebut dapat
disimpulkan bahwa penyakit antraks bersifat zoonosis dan mematikan,
sehingga dalam pencegahannya peran dokter hewan sangat dibutuhkan
karena dapat mengetahui cara pencegahan dan pengobatannya secara dini
melalui kesehatan hewan khususnya sapi yang menularkan penyakit tersebut
kepada masyarakat sekitar.
Dalam 33 ranah pekerjaan dokter hewan, tentunya dokter hewan memiliki
tugas pentingdi dalam menjaga ketahanan pangan terutama kebutuhan pangan
hewani karena dokter hewan sebagai individu yang menerapkan one health
yang dimana memainkan peran penting dalam keamanan dan ketahanan
pangan. Maka dari itu seorang dokter juga harus memberi masukan kepada
manajer produksi hewan ternak tentang praktik manajemen kesehatan hewan
yang benar seperti pengobatan penyakit hewan atau penerapan tindakan
pencegahan seperti biosecurity yang diperkuat, vaksinasi, penanganan nutrisi
dan sanitasi lingkungan sehingga mencegah masuknya resiko penyakit yang
berbahaya ke dalam hewan ternak. Ternak yang sehat dan produktif
menghasilkan pangan yang bermutu baik sehingga keamanan pangan pun ikut
terjaga.
Kesimpulan:
Berdasarkan tugas dan perannya, dokter hewan memiliki tanggung
jawab yang cukup besar terhadap ketahanan pangan dimana keadaan pangan
harus tetap terkontrol agar ketersediaan pangan untuk negara maupun
perseorangan dapat terpenuhi dengan baik. Hal yang dapat dokter hewan
lakukan untuk menjaga ketahanan pangan yaitu dengan menerapkan tindakan
pencegahan seperti biosecurity yang diperkuat, vaksinasi, penanganannutrisi
dan sanitasi lingkungan. Salah satu strategi yang baik untuk meningkatkan
ketahananpangan yaitu dengan cara meningkatkan produktivitas sumber daya
hewani dan nabati sebagai sumber pangan.

3. Kaitan Dokter Hewan terhadap Penyakit

Penjelasan:
Dokter hewan adalah seorang profesional medis yang melindungi
kesehatan dan kesejahteraan hewan dan manusia. Dokter hewan memiliki
tugas untuk mendiagnosis masalah kesehatan hewan, vaksinasi, hingga
mengobati masalah kesehatan tersebut. Maka dari itu, seorang Dokter hewan
memiliki peran atau kaitan dalam pengendalian penyakit. Hal ini tidak
terlepas dari salah satu tujuan dan peran dokter hewan yang bertugas untuk
memberikan layanan veteriner dalam mengendalikan penyakit ternak di
tingkat peternakan. Dalam hal ini terdapat penekanan pada pencegahan dan
pengendalian penyakit epizootik utama hewan ternak dan penyakit yang dapat
menyerang manusia (zoonosis).
Dokter hewan memiliki peran kunci dalam deteksi dini, pengawasan, dan
pengobatan penyakit hewan, termasuk kondisi kesehatan masyarakat yang
penting. Dokter hewan mengawasi pengiriman hewan, menguji keberadaan
penyakit dan mengelola kampanye untuk mencegah dan memberantas
berbagai penyakit seperti tuberkulosis, brucellosis, dan rabies, yang
mengancam kesehatan hewan dan manusia. Dokter hewan juga memiliki
peranpenting dalam penyelidikan wabah yang berasal dari hewan, di mana
dokter hewan menyelidiki perjalanan munculnya wabah mulai dari perjalanan
kembali ke peternakan dan dalam merumuskan serta menerapkan langkah-
langkah perbaikan setelah sumber wabah teridentifikasi.

Argumen:
Dari kasus ”Enam Warga Tulungagung Terpapar Antraks”, dapat
diketahui bahwa warga terinfeksi antraks karena adanya paparan dari hewan
ternak. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan dari dinas peternakan (Balai
Besar Veteriner Wates Yogyakarta) yang memeriksa sampel dari organ dalam
ternak yang sudah mati, tanah arena pembuangan kotoran ternak di
lingkungan yang terkontaminasi. Antraks sendiri merupakan penyakit
zoonosis yang mana dapat menular dari hewan ke manusia melalui berbagai
jalur transmisi. Berdasarkan hal ini dokter hewan dibutuhkan perannya untuk
melakukan deteksi dini, pengawasan, dan pengobatan penyakit hewan agar
hal-hal seperti penyakit zoonosis ini dapat dicegah dan tidak terjadi kembali.

Kesimpulan:
Sesuai dengan tugas dan perannya, seorang dokter hewan memiliki peran
atau kaitan dalam pengendalian penyakit. Dalam hal ini seorang dokter hewan
memiliki peran dalam mencegah masuk dan terjadinya penyakit melalui
deteksi dini, pengawasan, dan pengobatanpenyakit hewan, baik itu penyakit
epizootik yang menyerang hewan maupun penyakit zoonosis yang
menyerang manusia. Maka dari itu, peran seorang dokter hewan menjadi
sangat penting untuk mencegah terjadinya kasus infeksi penyakit zoonosis
yang berasal darihewan ke manusia.
DAFTAR PUSAKA

BÉNET J.-J., DUFOUR B. & BELLEMAIN V. 2006. The organisation and


functioning of Veterinary Services: results of a 2005 survey of Member
Countries of the World Organisation for Animal Health. Rev. Sci. Tech.
Off. Int. Epiz. 25 (2), 739-761. 3.

Cáceres, S. B. (2012). The roles of veterinarians in meeting the challenges of health


and welfare of livestock and global food security. Veterinary Research
Forum : An International Quarterly Journal, 3(3), 155–157.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25610562%0Ahttp://www.pubmedc
entral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC4299976

FKH UGM. 2020. One Health : Peran Dokter Hewan Dalam Ketahanan Pangan di
Indonesia. Fakultas Kedokteran Hewan Gadjah Mada, Yogyakarta. Diakses
melalui https://fkh.ugm.ac.id/2020/11/one-health-peran-dokter-hewan-
dalam-ketahanan-pangan-di-indonesia/ tanggal 4 September 2021 pukul
20.40 WIB.

Gloria. 2018. Dokter Hewan Berperan Penting Menjaga Keamanan Bahan Pangan
Hewani | Universitas Gadjah Mada. Diakses melalui
https://www.ugm.ac.id/id/berita/16119-dokter-hewan-berperan-penting-
menjaga-keamanan-bahan-pangan-hewani tanggal 4 September 2021 pukul
20.20 WIB.

MCKENZIE A.I. & HATHAWAY S.C. 2006. The role and functionality of
Veterinary Services in food safety throughout the food chain. Rev.
Sci.Tech.Off. Int. Epiz. 25 (2), 837-848 5.

OIE (WORLD ORGANISATION FOR ANIMAL HEALTH). (2007) Terrestrial


Animal Health Code, 2007 Edition. OIE, Paris, France 2.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012. Pangan. 17 November


2012. Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 nomor 227.
Jakarta; 2012

WHO (World Health Organization). 2002. Future Trends in Veterinary Public


Health: WHO Technical Report Series. Geneva, 2002. Report of a WHO
Study Group No. 907.

Anda mungkin juga menyukai