STATIKA

• MEKANIKA SUATU ILMU YANG BERHUBUNGAN

DENGAN GAYA DAN GERAK. DASAR ILMU INI
ADALAH KESEIMBANGAN

• STATIKA BAGIAN DARI ILMU GAYA YANG

MENYANGKUT SOAL KESEIMBANGAN ANTARA
BEBAN YANG TIMBUL DENGAN BAHAN YANG
MENAHANNYA, SEHINGGA PERGERAKANNYA
NOL.

• BEBAN YANG TIMBUL DARI LUAR BAMGUNAN

MENIMBULKAN DEFORMASI..TEGANGAN YANG
TIMBUL PADA BAHAN TIDAK BOLEH MELEBIHI
KEKUATAN BAHAN YANG MENAHANNYA

• JENIS.JENIS BEBAN YANG TIMBUL DALAM

BANGUNAN : BERAT SENDIRI, BEBAN
BERGUNA, BEBAN AKIBAT PENGARUH
LINGKUNGAN, SEPERTI : ANGIN, PANAS / DINGIN,
GEMPA.

1
 TUJUAN MEMPELAJARI STATIKA

• ARSITEKTUR
- FUNGSI
- KEKUATAN
- KEINDAHAN

• STRUKTUR
- SEIMBANG
- STABIL
- KUAT
- INDAH
- EKONOMIS

• BAGIAN ARSITEKTUR
- PONDASI / DASAR
- TEMBOK / DINDING
- ATAP

• HUBUNGAN BAGIAN BANGUNAN

- HUBUNGAN SENDI
- HUBUNGAN ROL
- HUBUNGAN JEPIT
- HUBUNGAN BEBAS / SEDERHANA

• PROGRAM PENGAJARAN
1. POLIGON BATANG 2. KEADAAN SEIMBANG
3. GAYA DAN MOMEN 4. BALOK STATIS TERTENTU
5. RUSUK GERBER 6. BATANG TEKAN
7. GANTUNGAN, SOKONGAN 8. RANGKA BATANG
9. BATANG TEKUK 10. BALOK LENTUR
11. BALOK2 MENERUS 12. PORTAL

2
PENGERTIAN GAYA DAN BEBAN

 BEBAN.
ADALAH TENAGA, ATAU KEKUATAN
YANG DIAKIBATKAN OLEH SUATU
KEADAAN

 GAYA .
MERUPAKAN BESARAN KEKUATAN
BEBAN YANG DINYATAKAN DALAM
KG ATAU TON, DLL

 DILUKISKAN DENGAN GARIS LURUS

 TANDA PANAH MENUNJUKAN ARAH GAYA
 PANJANG GARIS MENUNJUKAN BESARAN
GAYA
 DISEBUT VEKTOR
P

3
JIKA GAYA BEKERJA DALAM
SUATU BENDA
• TEMPAT KERJA DISEBUT TITIK PEGANG
GAYA
• GARIS TEMPAT GAYA BEKERJA DISEBUT
GARIS KERJA GAYA
• SEMUA GAYA YANG BEKERJA DALAM SUATU
BIDANG DATAR DIBSEUT KOPLANAR
• GARIS KERJA GAYA YANG BERPOTONGAN
DALAM SATU TITIK DISEBUT KONGKUREN
• GARIS KERJA BERBAGAI GAYA TERLETAK
DALAM SATU GARIS LURUS DISEBUT
KOLINEAR
MOMEN
• SETIAP GAYA YANG BEKERJA PADA SUATU
BENDA MENYEBABKAN TRANSLASI DALAM ARAH
GAYA ITU.
• GAYA JUGA DAPAT MENYEBABKAN ROTASI PADA
SUATU TITIK YANG BESARNYA SAMA DENGAN
HASIL KALI BESAR GAYA DENGAN JARAK KEPADA
TITIK.

C L MC = PL
4
P
 MENGURAIKAN GAYA
UKURAN & JURUSAN

Y`
P
Px = Pcos 

PY Py = P sin 

 P =  ( Px²+ Py²)
X
PX

Y P
Garis kerja gaya bisa
PY
ditentukan dgn
PX • Jarak a dan b
A
• Radius r
P besarnya gaya dinyatakan
r b dng (kg,ton)

X
5
a
MENGUMPULKAN BEBERAPA GAYA MENJADI
SATU GAYA YANG KONGKRUEN

P1 y P1X = P1 cos 1
p1x
p2x P2 P1Y = P1 sin  1
p1y p2y P2X = P2 cos 2
1 2
p4y 4 3 x P2Y = P2 sin  2
p3y
p4x P3X = P3 cos 3
P4
p3x P3
P P3Y = P3 sin 3
P4X = P4 sin  4
P4Y = P4 sin  4

+ y
RX= PX1+PX2+PX3+PX4
+ X RY= PY1+PY2+PY3+PY4
- X R = ( RX² + RY²)
- y Tng  = RY/ RX

6
 MENGURAIKAN SATU GAYA MENJADI BEBERAPA
GAYA YANG TELAH DIKETAHUAI GARIS KERJANYA
MENGURAIKAN BESAR GAYA K
Y b MENJADI DUA GARIS K1 DAN
K2 YANG SUDAH DIKETAHUI
KY2 B GARIS KERJANYA
K2 TITIK E DIKETAHUI.
E
DARI TITIK E DITARIK GRS // DGN
GRS a SEHINGGA MEMOTONG
GRS b DITITIK B, DAN GRS // b
K SEHINGGA MEMOTONG GRS a
DITITIK A.
KX1
TITIK A DAN B, DIPROYEKSIKAN
KX2 X KE SUMBU X DAN Y SHG.
K1 DIDAPAT : BESAR GAYA
a K1 = ( KX1²+ KY1²)
KY1 A K2 = ( KX2²+ KY2²)

MENGURAIKAN DAN MENGUMPULKAN GAYA

SECARA GRAFIS
DUA GAYA YANG TITIK TANGKAPNYA
SAMA, DAPAT DIKUMPULKAN
MENJADI SATU GAYA YANG IDENTIK
DENGAN DUA GAYA TADI
R
K1
R
R
K2 K1 K1
K2 7
K2
MENGUMPULKAN GAYA KESEIMBANGAN GAYA
MENYUSUN DAN MENGURAIKAN GAYA DENGAN SECARA
LUKISAN; SEGITIGA GAYA

R
2 K2
K2 1
R O
K1
O
K1
= K3
K3 R 2 K2
O 1
K1

• MENYUSUN DUA GAYA K1DAN K2 YANG BERPOTONGAN DI O.

• DIBUAT PARALELOGRAM SISINYA K1DAN K2 .
• DIAGONAL DITARIK DARI O MELUKISKAN BESAR DAN ARAH
RESULTANTE
• LUKISAN YANG DEMIKIAN DISEBUT PALELOGRAM GAYA.
• UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU PALALEROGRAM GAYA BISA
DIGAMBAR SEPARONYA SAJA, YANG DISEBUT SEGI TIGA GAYA.
• ARAH VEKTOR 01 DAN 12 SESUAI ARAH K1 DAN K2
SEDANGKAN R SEJALAN ARAH K1 DAN K2.
• SERING KALI KITA DIMINTA UNTUK MENGIMBANGI R DENGAN
CARA MEMBUAT GAYA K3 YANG SAMA BESARNYA DAN
BERLAWANAN DENGAN ARAH VEKTOR R.
• JADI BESAR GAYA K3 = R DAN BERLAWANAN ARAH

8
 MENGURAIKAN SATU GAYA MENJADI TIGA GAYA
YANG TELAH DIKETAHUI GRS.KERJANYA

GAYA K DIURAIKAN JADI

K2 KOMPONEN K1,K2,K3,
K1 YANG TELAH DIKETAHUI
B GARIS KERJAKAN.
A

K3 • TENTUKAN TITIK PO-

K
C TONG GRS. K DENG-
AN GRS.KERJA LAIN
MIS. TITIK A.

K2 • TENTUKAN TITIK
K1 POTONG DUA
B KOMPONEN LAIN
MIS.B.
K K3 • HUBUNGKAN TITIK A
C DAN B.
URAIAN GAYA KOMPONEN
• URAIKAN GAYA K
PADA KOMPONEN AB
DAN K3.
K2
K1 • URAIKAN KOPONEN
B AB PADA KOMPONEN
K1DAN K2.
K K3 • KOMPONEN K1,K2,K3
C DIDAPAT
GAYA AKIBAT KEADAAN 9
SEIMBANG
 MENYUSUN GAYA DENGAN POLIGON GAYA
K6 R

K4 O
K6
K5 K5
K6
R K3

.0 K3 K1
10
O .0
10 K4
K4

K1
K2 K3
K2
GMb. 9A GMb. 9B

• BEBERAPA GAYA K1 SAMPAI K6 YANG KONGKUREN

MEMPUNYAI ARAH BERBEDA BERTEMU PADA SATU TITIK O
GAMBAR 9A

• POLIGON GAYA DITATA DENGAN MENYUSUN K1// 01, K1//12,

K3//13 DAN SETERUSNYA. JUGA BISA DENGAN CARA LAIN
SEPERTI TERLIHAT DALAM GAMBAR 9 B

• GARIS DARI O SAMPAI UJUNG K6 ADALAH BESAR DAN ARAH

RESULTANTE DARI KUMPULAN GAYA-GAYA TERSEBUT.

• GARIS YANG BERTENTANGAN DENGAN ARAH DENGAN

RESULTATE SEBAGAI LAWAN DARI RESULTANTE MERUPAKAN
PENYEIMBANG DARI KUMPULAN GAYA-GAYA TERSEBUT.

• KALAU KUMPULAN GAYA ITU SEIMBANG MAKA POLIGON GAYA

AKAN TERTUTUP

10
 POLIGON BATANG
MENENTUKAN ARAH DAN BESARAN
RESUTANTE DARI BEBERAPA GAYA YANG
TIDAK KONGKUREN

POLIGON BATANG
4 5
3
III IV
II V6
2
1 I VI 7
P1 P2 P5 P6
P3 P4

R
POLIGON BATANG 1 // DGN JARI-JARI KUTUB 1
POLIGON BATANG 2 // DGN JARI-JARI KUTUB 2
POLIGON BATANG 3 // DGN JARI-JARI KUTUB 3
DAN SETERUSNYA.

JARI-JARI KUTUB
1
2 P1
POLIGON BT. 1 DAN 2 BERPOTONGAN DI TITIK I
3 P2
POLIGON BT. 2 DAN 3 BERPOTONGAN DI TITIK II
4 P3
POLIGON BT. 3 DAN 4 BERPOTONGAN DI TITIK III
5
P4 POLIGON BT. 4 DAN 5 BERPOTONGAN DITITIK IV
6
P5 POLIGON BT. 5 DAN 6 BERPOTONGAN DITITIK V
7 R
POLIGON BT. 6 DAN 7 BERPOTONGAN DITITIK VI
P6

• BESAR DAN ARAH RESULTANTA BISA DILIHAT PADA

POLIGON BATANG
• TEMPAT RESULTANTA BISA DILIHAT PADA PADA
DIAGRAM KUTUB
11
MENYUSUN POLIGON GAYA YANG SEJAJAR
DENGAN BANTUAN POLIGON BATANG

K1 K2 K3 K4 K5 K6

K1 1
2
K2 3
1 7
K3 4
2 6 S
3 5 5
4 K4
6
7
K5

K6
R
R
R=K

MENENTUKAN TEMPAT DAN BESARAN RESULTANTE DARI

BEBERAPA GAYA YANG SEJAJAR DENGAN CARA POLIGON
BATANG
• GAYA KI DIURAIKAN POLIGON BATANG 1 DAN 2
• GAYA K2 DIURAIKAN POLIGON BATANG 2 DAN 3
• GAYA K3 DIURAIKAN POLIGON BATANG 3 DAN 4 DAN STRN.
•POLIGON BATANG 2 SAMPAI 6 SALING BERLAWANAN
SEHINGGA MRNJADI SEIMBANG
• BESAR RESULTANTE ADALAH SAMA DENGAN JUMLAH K1
SAMPAI DENGAN K6.
• LETAK RESULTANTE PADA PERTEMUAN POLIGON BATANG
K1DENGAN K7
12
 TITIKBERAT SUATU PENAMPANG
• POLIGON BATANG DAPAT DIPAKAI MENETUKAN
TITK BERAT DARI SUATU PENAMPANG BENDA
GRAFIS
F3 F2 F1

c b
d a

10.0 30.0

10.0
F1
a
b
40.0

1
F2 F3
d c 2
10.0

F3
3
20.0
F2
1
4
3
2
4 F1

• SECARA ANALITIS
SUMBU X (F1 x 15) + (F2 x 35) + (F3 x 50) = TOTAL F x X
(300 x 15) + (500 x 35) + (200 x 50) = 1000 X
4500 +17500 + 10000 = 1000 X
32000 = 1000X X =32

SUMBU Y (F1 x 45) + (F2 x 25) + (F3 x 5) = TOTAL F x Y

(300 x 45) + (500 x 25) + (200 x 5) = 1000 Y
13500 +12500 + 1000 = 1000 Y
27000 = 1000Y Y =27 13
 KEADAAN KESEIMBANGAN

• SUATU BENDA TIDAK BERGERAK ATAU TIDAK BERALIH

TEMPAT, KITA NAMAKAN DALAM KEADAAN SEIMBANG
• STATIS DAN SEIMBANG MERUPAKAN SYARAT UTAMA
PADA BANGUNAN
• SUATU BANGUNAN YANG STATIS, BILA DIBEBANI DIA
AKAN BERGERAK DALAM BATAS TERTENTU UNTUK
MENCAPAI KEADAAN SEIMBANG.
• SEMUA GAYA YANG BEKERJA PADA SUATU BAMGUNAN
YANG STATIS HARUS SALING MENGHAPUSKAN.
• SEMUA MOMEN YANG TERJADI PADA SUATU
BANGUNAN HARUS SALING MENGHAPUSKAN.

Kx
WALAU Ky + Ry =0
Ky A Kx + Rx = 0
K
a R = K BERLAWANAN ARAH
BELUM TENTU KEADAAN
b SEIMBANG KECUALI GARIS
KERJA ANTARA R DAN K
R RY BERHIMPIT.
SYARAT SUATU BENDA AGAR
SEIMBANG JIKA
Rx
V=0 H=0 M=0

14
 TIGA GAYA MEMBENTUK KESEIMBANGAN
K3

K1
K2

R 1.2
• TIGA GAYA DAPAT MEMBENTUK KESEIMBANGAN BILA TIGA
GAYA INI KONGKUREN.
• K1 DAN K2 DAPAT DIGANTI DENGAN RESULTANTE R1.2
• AGAR SUPAYA K, K2, DAN K3 SEIMBANG GARIS KERJA K3 DAN
R1.2 HARUS BERHIMPIT

• PENGGUNAAN POLIGON BATANG

A
S1 5 B S5
1 K2 4
K1 K3 K4
K5
2 3

K4
4
SYARAT KESEIMBANGAN
O K3 K5 SECARA GRAFIS POLIGON
3 S5
o BATANG DAN POLIGON GAYA
S1 HARUS TERTUTUP
2 15
K2
1 K1
CONTOH PENGGUNAAN STATIKA (KESEIMBANGAN)

K1

K
K2

K1 B A DIAGRAM URAIAN GAYA

K
K1
K2

DIAGRAM KESEIMBANGAN
K1 K2
GAYA
K2
C
K

• BATANG BA DITAHAN OLEH OLEH SENDI B BATANG AC YANG

MEMPUNYAI HUBUNGAN SENDI PADA UJUNGNYA A DAN C

• DITANYAKAN GAYA REAKSI PADA BATANG AC DAN TITIK B

• BATANG AC YANG UJUNGNYA DENGAN HUBUNGAN SENDI HANYA

MENGHASILKAN GAYA REAKSI YANG BEKERJA SEPANJANG
SUMBUNYA.

• HANYA ADA TIGA GARIS KERJA YANG BEKERJA DI D YAITU K, K1,

K2 YANG MEMPENGARUHI BATANG AC DAN TITIK B

16
 CONTOH PENTERAPAN POLIGON
GAMBAR KONSTRUKSI
K2 = 4 T

K1= 2T
RA
10 10 10 1
K1 2
A B
RA RB RB 4
3
K2
4
1
DIAGRAM KUTUB
2 3

• BATANG AB BERTUMPU PADA UJUNGNYA A DAN B.

ADA BEBERAPA GAYA VERTIKAL KEBAWAH. AGAR
MENDAPAT KESEIMBANGAN HARUS ADA GAYA
BEKERJA KEATAS YANG DIASILKAN OLEH GAYA REAKSI
DI A DAN B BERUPA RA DAN RB.
• KITA MENGAMBARKAN DIAGRAM KUTUB BERUPA
POLIGON GAYA DAN POLIGON BATANGNYA.
• GAYA K1 = 2 TON DIURAIKAN MENJADI POLIGON
BATANG 1 DAN 2 SEDANGKAN K2= 4 TON DIURAIKAN
MENJADI POLIGON BATANG 2 DAN 3 .
• PADA GAMBAR KONSTRUKSI DIGAMBARKAN GAYA K1
DIAPIT POLIGON BATANG 1 DAN 2, K2 OLEH 2 DAN 3,
RB OLEH 3 DAN 4, RA OLEH 4 DAN 1.
• HASIL BESAR (RA+RB) = BESAR (K1+K2) JADI 17
SEIMBANG
MENCARI REAKSI PERLETAKAN DENGAN DUA GAYA
P1 DAN P2
Diketahui sebatang balok sepanjang L dengan dua buah
tumpuan yakni di titik A dan di titik B, dibebani P1 dan
P2 seperti gambar dibawah. Kita harus mengetahui /
mencari Reaksi perletakan di titik A (RA) dan Reaksi
perletakan di titik B (RB). Caranya dengan rumus
keseimbangan sebagai berikut

KETENTUANYA TANDA DAN

MB = 0 ARAH GAYA:

+RA.L – P1.(b+c) – P2.c = 0 -Pada gaya gaya yang

-RA.L = - P1.(b+c) – P2.c
RA = P1.(b+c) + P2.c
L jarum jam diberi tanda
MA= 0
- RB.L + P2.(a+b) + P1.a = 0
+ RB.L = P2.(a+b) + P1.a
RB = P2.(a+b) + P1.a
L
perputarannya menuju titik
tinjau searah perputaran
jarum jam diberi tanda
positif, dan sebaliknya bila
berlawanan dengan arah
negatif . Sehingga
ditentukan untuk tanda
positif arah gaya adalah
keatas.
18
BALOK 2 TUMPUAN
DENGAN BEBAN TITIK
Sebatang balok A-B dengan
dua tumpuan sendi dan rol
-Balok menerima beban
titik/setempat sebesar P di titik
C.

Karena balok menerima beban

vertikal sebesar P, untuk
mendapat keseimbangan maka
harus ada reaksi pada
perletakan yang besarnya
berbanding terbalik dengan
jaraknya ke P, Reaksi pada titik
A =(RA) dan di titik B =(RB)
yang arahnya berlawanan
dengan beban P

Mencari besarnya reaksi

perletakan (RA maupun RB)
dapat memakai rumus
keseimbangan yakni : EM pada
perletakan =0 , dan jika mencari
reaksi di titik A, gunakan
EMB=0 sebaliknya reaksi di
titik B gunakan rumus EMA=0.

Catatan: untuk arah gaya

-Searah jarum jam dengan
tanda positif.
-Berlawaran dengan jarum jam
dengan tanda negatif
-- E =Sigma
19
 BALOK 2 TUMPUAN
DENGAN BEBAN TITIK

Reaksi Perletakan di A Momen di A

Rumus: EMB=0
Kita harus melihat gaya-gaya
atau beban yang mengakibat
besarnya momen di sebelah
kanan dari titik A sampai ke
B . Yakni ada:
+ RA. L – P. b = 0
+ RA = + P.b
L MC = RB.b
Reaksi Perletakan di B
Rumus: EMA=0
Kita harus melihat gaya-gaya
atau beban yang mengakibat
besarnya momen di sebelah
kiri dari titik B sampai ke A .
Yakni ada:
-RB. L + P. a = 0
-RB = - P.a
L
RB = P.a
L MC = RA.a
Diakibatkan oleh gaya-gaya
atau beban yang berada
sedikit di sebelah kanan dari
titik A sampai ke B . Yakni
ada: Mulai dari kanan
MA = - RB. L + P. a
=0
Momen di C (dari kanan)
= P.a. b = Pab
L L
Momen di B
Diakibatkan oleh gaya-gaya
atau beban yang sedikit di
sebelah kiri dari titik B
sampai ke A . Yakni ada:
mulai dari kiri
MB=+RA. L - P. b
Momen di C (dari kiri)
= P.b. a = Pba
L L 20
 BALOK 2 TUMPUAN
DENGAN BEBAN MERATA

Sebatang balok A-B dengan

dua tumpuan sendi dan rol
-Balok menerima beban
merata sebesar q ton per
meter panjang.

Karena balok menerima beban

vertikal sebesar qt/m’, untuk
mendapat keseimbangan maka
harus ada reaksi pada
perletakan yang besarnya
sama pada kedua perletakan.
Reaksi perletakan adalah
vertikal di titik A =(VA) dan di
titik B =(VB) yang arahnya
vertikal /keatas

Besarnya reaksi di A dan B

adalah sama karena beban
merata, yakni masing masing
Mx = Va.x – qx. ½ x setengah dari total beban
= ½ ql.x – ½ qx2 sepanjang A sampai B.
VA = VB = ½ ql

Momen Maximum adalah

terjadi di tengah tengah batang
Mmax= VA. ½l - ½ql. ¼ l
= ½ ql. ½ l - 1/8 ql2
= 1/8 ql2
 BALOK MEGANJUR
Dengan Beban Titik
Balok meganjur adalah sebatang
balok yang ditopang oleh dua
tumpuan, namun ujungnya
melampaui titik tumpuan,
seperti pada A, B dan C.
gambar dibawah.
Untuk menghitung besarnya
momen sebelumnya kita harus
menghitung besarnya reaksi
perletakan pada setiap
tumpuan.
Untuk mendapatkan rumus
persamaan adalah tetap
besarnya momen pada titik
tumpuan dianggap nol.
BALOK MEGANJUR
Dengan Beban Titik
 BALOK MEGANJUR
Dengan Beban Titik

Reaksi Perletakan di A
Rumus: EMB=0
Kita harus melihat gaya-gaya atau beban yang mengakibatkan
besarnya momen dititik B, mulai dari titik A sampai ke ujung
balok C. Namun terlebih dahulu ditentukan arah reaksi
perletakan dengan logika gaya yakni untuk menentukan sistim
arah jarum jam. Yakni reaksinya adalah gaya vertikal dengan
tanda VA dan VB.Yakni ada:
- VA. L + P. c = 0
VA = P.c
L
Reaksi Perletakan di B
Rumus: EMA=0
Kita harus melihat gaya-gaya atau beban yang mengakibat
besarnya momen di titik A mulai dari C sampai ke A.. Yakni ada:
P.(L+c)-VB. L = 0
VB = P.(L+c)
L
Menghitung Besarnya Momen
Untuk mencari/mengetahui besarnya momen disepanjang
batang boleh memilih dari kiri kekanan atau dari ujung kanan ke
kiri. Misalnya kita meninjau dari kiri ke kanan.
MX= - Va . X
MB= - VA . L
MC= - VA . (L+c) + VB.c
BALOK MEGANJUR
Dengan dua Beban Titik – Contoh:
 BALOK MEGANJUR
Dengan dua Beban Titik

Pada balok meganjur dengan beberapa beban yakni P1 dan P2

seperti pada contoh diatas, balok A,B,C,D.,. cara mencari
reaksi perletakan atau momen sama saja dengan contoh
sebelumnya, namun harus selalu memperhatikan arah gaya
dengan sistim jarum jam serta arah reaksi di titik A sangat
tergantung oleh besarnya gaya P1 dan P2. dan reaksi
perletakan dapat dicari satu persatu beban

Mencari Reaksi perletakan di A

VA Akibat dari P1= VA1
Rumus: EMB=0
Anggapannya arah VA adalah keatas.
VA1.L – P1. b= 0
VA1 = P1.b (keatas / + )
L
VA Akibat dari P2= VA2
Rumus: EMB=0
Anggapannya arah VA2 adalah kebawah.
-VA2. L + P2.c = 0
VA2 = P. c (kebawah / - )
L
Maka besarnya VA adalah penjumlahan dari kedua VA1 dan VA2
yang dengan arah berlawanan.
VA= VA1- VA2
VA= jika (+) arahnya keatas jika ( - ) arahnya kebawah.
 BALOK MEGANJUR
Dengan dua Beban Titik

Mencari Reaksi Perletakan di B

VB Akibat dari P2= VB1

Rumus: EMA=0
Anggapannya arah VB1 adalah keatas.
-VB1.L + P1. a= 0
VB1 = P1.a (keatas / + )
L
VA Akibat dari P2= VB2
Rumus: EMA=0
Anggapannya arah VB2 adalah keatas.
-VB2. L + P2.(L+c) = 0
VB2 = P2. (L+c) (keatas / + )
L
Maka besarnya VB adalah penjumlahan dari kedua VB1 dan VB2
yang arahnya sama sama keatas
VB= VB1 + VB2
VB= arahnya keatas
 BALOK MEGANJUR
Dengan dua Beban Titik

Menghitung Besarnya Momen

Memen juga dapat dihitung satu persatu akibat dari P1 dan P1.

Momen maximum akibat P1 adalah di C = MC

MC1 = VA1. a

Momen maximum akibat P2 adalah di B = MB2

MB2 = P2 . C

Momen di D adalah Nol

MC = VA.a

MB = P2.c
 BALOK MEGANJUR
Dengan Beban Merata

Pada balok meganjur dua arah yang

memikul beban berata sebesar q / m,
maka pada titik tumpuannya momen tidak
lagi nol melainkan akan menerima
momen negatif yakni pada bagian atas
batang akan mengalami tarikan yang
diakibatkan oleh beban yang lewat dari
titik tumpuan. Besarnya momen di titik A
akibat beban yang lewat adalah
Ma= q.c . ½ c.
= ½ qc2
Dan Momen di titik B adalah:
Mb= q.d . ½ d
= ½ qd2
BALOK MEGANJUR
Dengan Beban Merata
BALOK DENGAN MOMEN LUAR
BALOK DENGAN MOMEN LUAR
BALOK DENGAN MOMEN LUAR
 RANGKA BATANG

• Perhitungan gaya gaya pada

rangka batang bertujuan
mengetahui besarnya gaya
yang diterima oleh batang
tersebut pada sebuah
konstruksi rangka batang.
• Cara menghitung bisa
dilakukan dengan dua cara
yakni dengan analitis dan
dengan cara grafis yang
disebut kremona.

34