Anda di halaman 1dari 8

BULETIN

BULETIN
PALAWIJA
PALAWIJA
VOL.V15
OL.N15
O. N
2:O49–56
. 2, OKTOBER
(OKTOBER
2017
2017)

Karakteristik Roti Manis Berbahan Baku Ubi Jalar


dan Tepung Gandum Lokal
Characteristics of Sweet Bread Prepared from Sweet Potato and Domestic Wheat Flour

Rahmi Yulifianti1*, Erliana Ginting1, dan Amin Nur2


1)
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
PO Box 66 Malang; *e-mail: rahmi_stp@yahoo.com
2)
Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros Sulawesi Selatan, Indonesia

NASKAH DITERIMA 17 MEI 2017; DISETUJUI UNTUK DITERBITKAN 30 DESEMBER 2017

ABSTRAK
Pemanfaatan ubijalar menjadi beragam makanan imported wheat flour was used. The interaction between
turut mendukung program diversifikasi pangan lokal wheat flour type and ratio of sweetpotato paste showed
sekaligus mengurangi penggunaan terigu. Oleh karena significant effects on the hardness, colour/lightness,
itu, pada penelitian ini dipelajari kualitas roti manis volume, moisture, ash, and fat contents of the sweet
yang diolah dari campuran tepung gandum lokal varietas bread produced, however the yield and protein content
Dewata dengan pasta ubijalar ungu varietas Antin 2. were not significant. The bread prepared from the
Percobaan disusun menggunakan rancangan acak unpolished wheat flour tended to have slightly harder
lengkap faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. texture, darker colour and smaller volume. The bread
Faktor pertama adalah jenis gandum (sosoh dan tidak prepared from polished wheat flour blended with sweet
sosoh) dan faktor kedua perbandingan proporsi tepung potato paste up to 40% is promising to be develop to
gandum dengan pasta ubijalar (100:0, 70:30, 65:35, sweet bread raw material, have sensorial attribute fairly
dan 60:40). Sebagai kontrol digunakan roti manis yang liked, have soft texture, uniform grain, and higher pro-
diolah dari 100% tepung terigu impor. Interaksi antara tein content than those of sweet bread from 100 %
tepung gandum sosoh/tidak sosoh dengan proporsi pasta imported flour. This suggests that the use of blended of
ubijalar berpengaruh nyata terhadap kekerasan, warna, improved variety of domestic wheat flour and sweet
volume, kadar air, abu, dan lemak roti manis, namun potatoes paste is promising for ingredients of sweet bread.
tidak nyata pengaruhnya terhadap rendemen dan kadar
protein. Roti manis yang diolah dari tepung gandum Keywords: wheat flour, sweet potato paste, sweat bread.
tidak disosoh cenderung memiliki tekstur lebih keras,
warna lebih kusam, dan kurang mengembang. Tepung PENDAHULUAN
gandum lokal yang disosoh dan pasta ubijalar ungu
sampai dengan 40% berpeluang dikembangkan sebagai Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan salah
bahan baku pembuatan roti manis yang memiliki sensoris satu bahan pangan yang kaya akan karbohidrat
cukup disukai, tekstur lembut/empuk, butir remah yang (70%) dan protein (13%) (Porter 2005). Meskipun
seragam, serta kadar protein yang lebih tinggi daripada makanan pokok sebagian besar masyarakat Indo-
roti manis dari 100% terigu impor. Hal ini menunjukkan nesia adalah beras, namun peran gandum dalam
prospek penggunaan varietas unggul gandum lokal dan bentuk tepung terigu sebagai bahan pangan
pasta ubijalar ungu dalam pembuatan roti manis.
belakangan ini meningkat seiring dengan perubahan
Kata kunci: gandum lokal, pasta ubijalar, roti manis. pola konsumsi masyarakat. Pemanfaatan tepung
terigu sangat bervariatif, mulai dari pengganti nasi
ABSTRACT dalam bentuk mie basah dan kering serta makanan
The utilization of sweetpotato into a number of food
lain dalam bentuk cake, roti, biskuit, jajanan/snacks,
products would support the local food diversification dan gorengan (Gafar 2010). Hal ini berdampak
program as well as decrease the use of imported wheat pada terus meningkatnya kebutuhan gandum
flour. Therefore, the quality of sweet bread prepared sebagai bahan baku terigu yang volume impornya
from blended domestic wheat flour of Dewata variety mencapai 8,1 juta ton pada tahun 2015 (Listyiarini
and purple-fleshed sweetpotato paste of Antin 2 vari- 2016).
ety was studied. The trial used a complete factorial
randomized design with two factors and three replicates.
Gandum merupakan tanaman subtropis yang
The first factor was the type of wheat flour (polish and kurang sesuai jika dibudidayakan di Indonesia yang
unpolished) and the second factor was the ratio of wheat beriklim tropis. Balai Penelitian Tanaman Serealia
flour to sweetpotato paste (100: 0, 70:30, 65:35, and (Balitsereal) mengupayakan budidaya gandum yang
60:40). As a control, sweet bread made from 100% sesuai untuk iklim tropis baik di dataran tinggi

49
YULIFIANTI ET AL.: KARAKTERISTIK ROTI MANIS BERBAHAN BAKU UBIJALAR DAN TEPUNG GANDUM LOKAL

maupun dataran rendah. Namun, dataran tinggi roti yang diolah dari biji gandum sosoh. Pada
di Indonesia lebih didominasi oleh tanaman horti- penelitian ini, kedua jenis gandum tersebut (sosoh/
kultura, sehingga diperlukan varietas gandum yang tidak sosoh) akan digunakan sebagai bahan baku
adaptif di dataran rendah (< 400 m dpl) (Wahyu roti manis.
et al. 2013). Balitsereal (2009) melaporkan hasil Ubijalar kaya akan nutrisi dan komponen bioaktif,
panen galur harapan gandum di Merauke, Papua diantaranya betakaroten, antosianin, dan fenol yang
(15 m dpl) sebesar 2,37 t/ha. Sementara varietas bermanfaat bagi kesehatan serta memiliki nilai
unggul Dewata, Nias, dan Selayar memiliki potensi glisemik indeks (GI) yang relatif rendah sehingga
hasil masing-masing 1,3 t, 1,6 t, dan 1,9 t/ha pada aman dikonsumsi untuk penderita diabetes dan
kondisi dataran rendah dan dapat mencapai 3,34- memberi nilai tambah ubijalar sebagai pangan
5,37 t/ha apabila ditanam di dataran tinggi (1100- fungsional (Ginting et al. 2011, Widowati 2011,
1700 m dpl) (Balitsereal 2009, Wahyu et al. 2013, Atmaka et al. 2013, Djunaidi et al. 2014). Sebagai
Lukman dan Puspita 2013). Hal ini mengisyaratkan bahan pangan, ubijalar dapat diolah dari umbi segar,
adanya peluang pengembangan gandum varietas tepung, dan patinya (Widowati 2011, Marta dan
unggul yang dapat dibudidayakan di dataran tinggi Tensiska 2013, Ginting et al. 2014, Ayu et al. 2014).
maupun dataran rendah. Salah satu hasil olahan dari umbi segar adalah pasta
Roti manis merupakan salah satu produk rerotian ubijalar (ubi kukus yang dihaluskan) yang dapat
(bakery) yang biasanya diolah dari tepung terigu dimanfaatkan untuk bahan substitusi 40% terigu
berprotein tinggi, yakni 12-13% (hard wheat). Hal impor pada pembuatan mie (Utomo dan Yulifianti
ini berkaitan dengan kandungan gluten yang 2012, Ginting dan Yulifianti 2015) dan 35% pada
berperan penting dalam pengembangan roti saat produk roti manis (Yulifianti dan Ginting 2013), serta
dipanggang (Astawan 2004). Roti manis cukup produk cake dan snacks lainnya (Ayu et al. 2014).
disukai di Indonesia dengan tingkat konsumsi 6,4 Penggunaan pasta ubijalar juga lebih menguntung-
miliar potong pada tahun 2008 dan pertumbuhan kan karena tahapan pengolahannya lebih ringkas
volume penjualan sekitar 15%/tahun (BPS 2008). dan rendemennya per kilogram umbi segar juga
Hal ini menunjukkan permintaan yang cukup tinggi lebih tinggi (48-69%) dibandingkan dengan tepung
untuk jenis roti ini sehingga prospektif untuk ubi jalar (21-30%) (Ginting et al. 2011, Ginting dan
dikembangkan usahanya. Yulifianti 2015). Oleh karena itu, penelitian ini
Seperti pada umumnya komoditas serealia, bertujuan untuk mempelajari karakteristik roti manis
gandum utuh (whole grain) yang telah dihilangkan yang diolah dari campuran gandum varietas unggul
kulitnya (sekam) terdiri atas bran (80-85%), yang disosoh dan tidak disosoh dengan pasta ubijalar
endosperma (12-17%), dan germ/lembaga (3%). pada berbagai tingkat perbandingan. Upaya ini
Bagian bran memiliki kandungan serat, vitamin, dan diharapkan dapat mempromosikan pemanfaatan
mineral yang tinggi, sementara bagian germ bahan pangan lokal dalam mendukung diversifikasi
kandungan lemak, vitamin, dan fitokimianya tinggi. dan ketahanan pangan nasional.
Kandungan pati dan protein sebagian besar terdapat
pada lapisan tengah endosperma (de Munter et al. BAHAN DAN METODE
2007, Astawan dan Leomitro 2009, Astawan dan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia
Febrinda 2010). Penyosohan biji gandum yang dan Teknologi Pangan Balitkabi pada bulan Juli
memisahkan bagian bran dan aleuron/kulit ari dari hingga Agustus 2014. Biji gandum varietas Dewata
endosperma akan menghasilkan dedak dan bekatul diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Serealia
sehingga biji gandum tampak lebih putih dan bersih (Balitsereal). Penyosohan sebagian biji gandum
serta lebih tahan lama disimpan karena lembaga, dilakukan di Instalasi Laboratorium Pascapanen,
yakni bagian biji yang mengandung lemak tinggi Karawang. Ubijalar ungu yang digunakan adalah
juga ikut terpisah saat disosoh. Namun biji gandum varietas Antin 2 hasil panen pertanaman di
sosoh berkurang nilai gizinya karena bran memiliki Tumpang, Malang, Jawa Timur. Percobaan disusun
kandungan serat pangan tinggi yang dapat mencegah menggunakan rancangan acak lengkap faktorial
terjadinya sembelit dan penyakit pencernaan lainnya dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama
(Astawan dan Leomitro 2009, Sudha et al. 2007). adalah jenis gandum (sosoh dan tidak sosoh) dan
Demikian pula aleuron yang banyak mengandung faktor kedua perbandingan tepung gandum dengan
Vitamin B1. Produk gandum utuh (tanpa sosoh) yang pasta ubijalar (100:0, 70:30, 65:35, dan 60:40).
banyak dijumpai di pasaran adalah roti tawar dengan Sebagai kontrol digunakan roti manis yang diolah
warna yang lebih gelap dan tekstur lebih kasar, dari 100% tepung terigu impor. Analisis statistik
namun harganya lebih tinggi dibandingkan dengan dilakukan dengan sidik ragam satu arah, dilanjutkan

50
BULETIN PALAWIJA VOL. 15 NO. 2, OKTOBER 2017

dengan uji BNT taraf 5% bila terdapat perbedaan Tabel 1. Komposisi kimia biji gandum varietas
antarperlakuan. Dewata, terigu impor, dan pasta ubijalar varietas
Antin-2
Pasta ubijalar diperoleh dengan mengukus umbi
selama 25-30 menit, dikupas kulitnya lalu dihaluskan Jenis bahan Kadar air Kadar abu Protein
dengan gilingan daging manual. Proses pembuatan (%) (% bk) (% bk)
roti mengacu pada Ginting dan Suprapto (2005),
Gandum var. Dewata 7,99 1,89 14,15
meliputi pencampuran terigu, pasta ubijalar, gula,
Terigu impor 12,82 0,65 13,83
garam, susu bubuk, telur, margarin, bread improver,
Pasta ubijalar var. Antin-2 77,29 4,20 1,05
dan ragi menjadi adonan yang homogen. Selanjutnya
difermentasi selama 1 jam pada suhu ruang, bk: basis kering
kemudian dikempeskan, ditimbang, dan dibentuk
bulatan ukuran sedang. Adonan dibiarkan selama dan pengembangan tinggi (Zhang et al. 2007).
30 menit (proofing), lalu dipanggang dalam oven Sementara kadar protein pasta ubijalar jauh lebih
(150 oC, 20 menit). rendah, yakni 1,05% bk.
Pengamatan, meliputi komposisi kimia bahan Karakteristik Fisik Roti Manis
baku (biji gandum lokal, tepung terigu impor dan
pasta ubijalar) serta sifat fisik, kimia, dan sensoris Interaksi antara jenis gandum dan proporsi
roti manis yang dihasilkan. Analisis kadar air, abu, ubijalar pada pembuatan roti manis tidak ber-
dan lemak mengikuti prosedur BSN (1992), pro- pengaruh nyata terhadap rendemen roti dengan
tein (metode mikro Kjeldahl) sesuai AOAC (2005), kisaran antara 88,29-92,47% (Tabel 2). Nilai ini
tingkat kecerahan (L*) dengan color reader, dan juga relatif sama dengan rendemen roti manis dari
kekerasan dengan penetrometer. Tingkat kesukaan 100% terigu impor (Tabel 2). Namun demikian,
terhadap sifat sensoris roti manis diamati dengan rendemen roti manis tampak cenderung meningkat
uji Hedonic dengan melibatkan 20 panelis. dengan semakin besarnya proporsi pasta ubijalar.
Hal ini secara ekonomis lebih menguntungkan
karena harga pasta ubijalar relatif lebih rendah
HASIL DAN PEMBAHASAN
daripada tepung terigu.
Komposisi Kimia Bahan Baku Tingkat kekerasan roti nyata dipengaruhi oleh
jenis gandum dan proporsi pasta ubijalar dengan
Kadar air gandum varietas Dewata cukup rendah variasi 2,68-7,56 N (Tabel 2). Semakin tinggi
yaitu 7,99%, sedangkan tepung terigu impor memiliki proporsi pasta ubijalar maka semakin rendah tingkat
kadar air 12,82% (Tabel 1). Perbedaan kadar air ini kekerasan roti atau semakin lunak/empuk. Pasta
dapat disebabkan oleh perbedaan varietas, pe- ubijalar yang telah mengalami gelatinisasi dan
ngemasan dan kondisi penyimpanan. Pasta ubijalar memiliki konsistensi gel lunak turut berperan dalam
memiliki kadar air cukup tinggi, yakni 77,29%. Kadar memberikan tekstur lunak/empuk pada roti manis
air ubijalar ungu segar umumnya berkisar antara meskipun proporsi terigunya dikurangi (Yulifianti
60-65% (Ginting et al. 2008) dan meningkat dengan dan Ginting 2013). Penggunaan tepung gandum
adanya proses pengukusan menjadi pasta. Kadar yang tidak disosoh menyebabkan roti manis
air pasta ubijalar ini akan turun secara drastis pada memiliki tingkat kekerasan lebih tinggi karena
proses pemanggangan dan diharapkan dapat kandungan seratnya lebih tinggi (Astawan dan
memenuhi kadar air maksimum yang disyaratkan Leomitro 2009) sehingga menyebabkan tekstur roti
oleh SNI untuk roti manis, yakni 40% (BSN 1995). menjadi lebih keras. Roti manis dari 100% terigu
Kadar abu pasta ubijalar lebih tinggi daripada impor memiliki tingkat kekerasan sedikit lebih tinggi
biji gandum lokal dan terigu impor (Tabel 1). Hal (7,65 N) jika dibandingkan dengan roti manis dari
ini berkaitan dengan kandungan mineral yang relatif 100% tepung gandum sosoh dan tidak disosoh yang
tinggi pada ubijalar, terutama kalium, natrium, fosfor, nilainya masing-masing 7,14 N dan 7,56 N.
dan kalsium (Aina et al. 2009, Utomo dan Ginting Tingkat kecerahan warna tertinggi tampak pada
2011). Bahan dengan kadar abu tinggi cenderung
roti manis yang dibuat dari 100% tepung gandum
memberi warna gelap pada produknya (Ginting dan sosoh dan terendah pada roti manis dari campuran
Suprapto 2005). Kadar protein biji gandum varietas
tepung gandum tanpa sosoh dan pasta ubijalar 40%
Dewata sedikit lebih tinggi dibandingkan terigu impor (Tabel 2). Penggunaan tepung gandum yang tidak
yakni 14,15% bk, namun keduanya termasuk
disosoh (berwarna gelap) dengan peningkatan
kelompok hard wheat (protein 11-13%), sesuai untuk proporsi pasta ubijalar nyata menurunkan tingkat
bahan baku roti yang memerlukan tingkat elastilitas
kecerahan roti manis. Selain pigmen warna ungu

51
YULIFIANTI ET AL.: KARAKTERISTIK ROTI MANIS BERBAHAN BAKU UBIJALAR DAN TEPUNG GANDUM LOKAL

Tabel 2. Karakteristik fisik roti manis yang diolah dari tepung gandum lokal dan pasta ubijalar ungu

Perlakuan Rendemen Kekerasan Tingkat kecerahan Pengembangan


(%) (N) (L*) volume roti (%)
Gandum sosoh 0% Ubijalar 92,47 a 7,14 a 74,20a 331,92a
30% Ubijalar 89,01 a 3,70 d 59,10 c 260,24 bc
35% Ubijalar 88,29 a8 2,68 c 58,11 cd 226,01 d
40% Ubijalar 9,90 a 2,29 d 57,23 d 206,12 de
Gandum tidak disosoh 0% Ubijalar 92,42 a 7,56 a 68,32 b 276,85 b
30% Ubijalar 90,81 a 5,14 b 54,57 e 233,08 cd
35% Ubijalar 90,40 a 4,33 c 50,07 f 209,58 de
40% Ubijalar 89,61 a 4,13 c 46,33 g 191,59 e
BNT 5% tn 0,69 1,40 33,33
KK (%) 1,33 8,39 1,34 7,75
Terigu 100% (terigu impor) 92,57 7,65 81,83 130,31
Angka sekolom yang diikuti huruf sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%; L* = Lightness/tingkat kecerahan

(antosianin), kandungan abu yang relatif tinggi pada Karakteristik Kimia Roti Manis
pasta ubijalar berperan dalam memberikan warna
lebih gelap pada roti manis yang dihasilkan. Tingkat Interaksi antara jenis gandum dengan proporsi
kecerahan warna roti manis dari tepung gandum penggunaan pasta ubijalar berbeda nyata pada
sosoh 100% (74,20) tampak lebih rendah di- kadar air, abu, dan lemak, namun tidak berbeda
bandingkan roti manis dari 100% terigu impor nyata terhadap kadar protein roti manis (Tabel 3).
(81,83) (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa Perbedaan kadar air roti manis yang berkisar antara
tepung gandum lokal memiliki warna lebih gelap 23,37-32,71% berkaitan dengan penggunaan pasta
dibandingkan dengan terigu impor sehingga ubijalar yang kadar airnya cukup tinggi (Tabel 1).
berpengaruh terhadap kenampakan roti. Pengguna- Kadar air roti dari semua perlakuan tersebut telah
an pasta ubijalar dalam hal ini selain mengurangi memenuhi persyaratan untuk standar mutu roti
penggunaan terigu juga sekaligus menutupi warna manis, yaitu maksimum 40% (BSN 1995).
gelap tepung gandum tersebut dengan warna ungu Kadar abu roti manis berbeda nyata antar-
umbi. Selain faktor bahan baku, warna roti juga perlakuan dengan kisaran yang relatif sempit yaitu
dipengaruhi oleh terjadinya proses pencoklatan 1,40-1,90% bk (Tabel 3). Semakin tinggi proporsi
akibat karamelisasi gula dan reaksi Maillard (reaksi pasta ubijalar, semakin tinggi pula kadar abu roti
antara protein dengan gula) pada saat pemanggang- manis. Kadar abu roti manis ini masih memenuhi
an roti (Ginting dan Suprapto 2005). persyaratan standar mutu, yakni maksimum 3% bb
Pengembangan volume roti berbeda nyata (BSN 1995) atau 4,2% bk pada tingkat kadar air
antarperlakuan, semakin tinggi proporsi pasta roti 30%. Hasil penelitian ini relatif sama dengan
ubijalar semakin rendah pengembangan volume roti kadar abu roti manis yang diolah dari pasta kimpul
(Tabel 2). Hal ini disebabkan oleh semakin rendah- pada penelitian Yulifianti dan Ginting (2013) yang
nya kadar protein/gluten dalam adonan roti, sehingga berkisar antara 1,05-1,49% bk dengan proporsi
berkurang sifat viskoelastisnya pada saat pembuatan pasta kimpul 25-40%. Kadar abu yang tinggi
adonan dan kemampuannya dalam menahan gas cenderung memberi warna lebih gelap pada produk
CO2 hasil fermentasi yang mengembang pada saat roti manis (Ginting dan Suprapto 2005). Kadar abu
pemanggangan (Ginting dan Suprapto 2005). Roti yang cukup rendah tampak pada roti yang diolah
manis yang diolah dari gandum sosoh memiliki dari terigu impor 100% (Tabel 3) dan sesuai dengan
volume pengembangan yang lebih tinggi dibanding- tingkat kecerahan warnanya (L*) yang relatif tinggi
kan dengan gandum tidak sosoh karena kandungan (Tabel 2).
seratnya lebih rendah sehingga kemampuan jaringan Kadar lemak roti berbeda nyata dengan kisaran
gluten dalam memerangkap udara meningkat dan 5,59-9,30% bk (Tabel 3), namun perbedaan ini lebih
pengembangan roti dapat lebih maksimal (Hardoko disebabkan oleh jenis tepung gandum yang
et al. 2010) digunakan. Roti manis yang dibuat dari gandum
yang tidak disosoh memiliki kandungan lemak lebih

52
BULETIN PALAWIJA VOL. 15 NO. 2, OKTOBER 2017

Tabel 3. Karakteristik kimia roti manis yang diolah dari tepung gandum lokal dan pasta ubijalar ungu

Perlakuan Kadar air Kadar abu Kadar lemak Kadar protein


(%) (% bk) (% bk) (% bk)

Gandum sosoh 0% Ubijalar 26,21 c 1,40 e 5,89 d 14,96 a


30% Ubijalar 31,86 a 1,66 d 5,59 d 13,09 a
35% Ubijalar 32,00 a 1,71 cd 5,51d 12,61 a
40% Ubijalar 32,71 a 1,90 a 6,92 c 11,64 a
Gandum tidak sosoh 0% Ubijalar 23,37 d 1,68 cd 8,02 b 15,24 a
30% Ubijalar 25,59 c 1,73 c 8,24 b 13,00 a
35% Ubijalar 30,11 b 1,82 b 8,57 b 12,66 a
40% Ubijalar 30,20 b 1,88 a 9,30 a 11,14 a

BNT 5% 1,05 0,06 0,62 tn


KK (%) 2,03 2,23 4,83 1,71

Terigu 100% (terigu impor) 24,49 1,15 8,81 11,68


Angka sekolom yang diikuti huruf sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%; bk: basis kering

Gambar 1. Kadar protein roti manis dari campuran tepung gandum lokal dengan pasta ubijalar ungu

tinggi, karena bijinya masih memiliki embrio dibuat dari campuran tepung gandum sosoh/tidak
(lembaga) yang kandungan lemaknya tinggi. sosoh dengan pasta tepung ubijalar sampai 40%,
Fenomena yang sama juga tampak pada roti dari memiliki kadar protein yang sama, bahkan lebih
100% terigu impor (disosoh) yang kadar lemaknya tinggi dibandingkan dengan roti manis dari 100%
lebih rendah daripada roti dari tepung gandum lokal tepung terigu impor (Tabel 3).
yang disosoh (Tabel 2). Namun kadar lemak semua
roti manis lebih tinggi dari persyaratan SNI (BSN Sifat Sensoris Roti Manis
1995), yakni 3% bb atau 4,2% bk pada kadar air Warna/tingkat kecerahan roti manis dari 100%
30%. Untuk itu, penggunaan susu bubuk full cream tepung gandum sosoh dan tidak sosoh cukup disukai
sebagai bahan tambahan dapat dikurangi jumlahnya panelis, demikian pula dengan roti manis dari 100%
atau diganti dengan susu skim (Ginting dan terigu impor. Namun, roti manis dari campuran
Suprapto 2005). tepung gandum sosoh dan tidak sosoh dengan
Sementara, interaksi jenis gandum dan proporsi penggunaan 30-40% pasta ubijalar agak disukai
tidak nyata pengaruhnya terhadap kadar protein (Tabel 4). Pasta ubijalar ungu menyebabkan warna
roti manis. Namun peningkatan proporsi ubijalar roti menjadi sedikit lebih gelap (Tabel 2), sementara
nyata menurunkan kadar protein roti manis (Gambar panelis sudah terbiasa dengan roti manis yang
1) karena berkurangnya kadar protein adonan roti memiliki warna lebih cerah. Aroma roti manis dari
yang berasal dari tepung gandum. Roti manis yang campuran tepung gandum sosoh dengan pasta

53
YULIFIANTI ET AL.: KARAKTERISTIK ROTI MANIS BERBAHAN BAKU UBIJALAR DAN TEPUNG GANDUM LOKAL

Tabel 4. Sifat sensoris roti manis yang diolah dari tepung gandum dan pasta ubijalar ungu

Jenis bahan baku Kesukaan terhadap Total Tekstur Butir


roti manis Warna/kenampakan Aroma Rasa skor remah
100% Gandum sosoh 4,0 3,5 3,1 10,6 3,0 3,7
30% Ubijalar 3,1 3,6 3,9 10,6 4,2 3,6
35% Ubijalar 3,3 3,5 4,2 11,0 4,1 3,8
40% Ubijalar 3,1 3,8 4,0 10,9 4,2 3,6
100% Gandum tidak sosoh 4,0 3,3 3,1 10,4 2,9 3,3
30% Ubijalar 3,4 3,4 3,6 10,4 3,3 3,3
35% Ubijalar 3,4 3,4 3,9 10,7 3,8 3,0
40% Ubijalar 2,9 4,0 4,0 10,9 4,2 2,8
100% Terigu impor 3,9 3,6 3,1 10,6 3,1 3,8
Keterangan:
Skor penilaian untuk kriteria warna, aroma dan rasa:
1 = sangat tidak suka ; 2 = tidak suka ; 3 = agak suka; 4 = suka ; 5 = sangat suka
Skor penilaian untuk kriteria tekstur:
1 = sangat keras; 2 = keras; 3 = agak keras; 4 = lembut; 5 = sangat lembut
Skor penilaian untuk kriteria butir remah:
1 = sangat tidak seragam; 2 = tidak seragam; 3 = agak seragam; 4 = seragam; 5 = sangat seragam

ubijalar 30-40% dan tepung gandum tanpa sosoh untuk bahan baku roti manis. Sedangkan roti manis
dengan campuran pasta ubijalar 40% (Tabel 4) cukup dari tepung gandum tidak disosoh dan campuran
disukai oleh panelis. Sedangkan aroma roti manis pasta ubijalar sampai dengan 40% juga cukup
dari tepung gandum yang tidak disosoh 100% disukai, namun butir remahnya masih kurang
maupun dengan campuran 30-35% pasta ubijalar seragam, sehingga prospektif dikembangkan untuk
kurang disukai. Hal ini dapat disebabkan karena bahan baku roti tawar.
masih terdeteksinya aroma apak (aroma dedak) yang
berasal dari bran dan aleuron yang masih terdapat KESIMPULAN
pada tepung gandum yang tidak disosoh.
Rasa roti manis dari tepung gandum yang tidak Penggunaan campuran tepung gandum lokal
disosoh juga cenderung kurang disukai karena biji yang disosoh dan pasta ubijalar ungu sampai dengan
gandum tidak disosoh masih memiliki aleureon dan 40% berpeluang dikembangkan sebagai bahan baku
germ/lembaga yang kadar seratnya tinggi menyebab- pembuatan roti manis yang memiliki kualitas tidak
kan rasa getir dan tekstur kasar di lidah (Astawan kalah dengan 100% terigu impor. Hal ini tampak
dan Leomitro 2009). Tekstur roti manis yang diolah dari sifat sensoris roti manisnya yang cukup disukai,
dengan campuran pasta ubijalar 30-40% relatif lebih memiliki tekstur lembut/empuk, butir remah yang
lembut/empuk dibandingkan dengan roti yang seragam, serta kadar proteinnya yang lebih tinggi
dibuat dari 100% tepung gandum sosoh dan tidak daripada roti manis dari 100% terigu impor. Kadar
sosoh serta 100% terigu impor (Tabel 4). Penggunaan air dan abu roti manis tersebut telah memenuhi
pasta ubijalar yang memiliki konsistensi gel lunak persyaratan SNI (1995).
menyebabkan tekstur roti menjadi lebih lembut/
empuk. Tepung gandum sosoh menyebabkan butir DAFTAR PUSTAKA
remah roti manis menjadi lebih seragam di- Aina AJ, Falade KO, Akingbala JO, Titus P. 2009. Physi-
bandingkan dengan roti dari tepung gandum yang cochemical properties of twenty-one Carribean sweet
tidak disosoh. Kandungan serat yang masih tinggi potato cultivars. International Journal of Food Sci-
pada gandum tidak disosoh menghalangi elastisitas ence + Technology 44(9):1696-1704.
gluten untuk mengembang menjadikan butir remah Astawan M dan Leomitro A. 2009. Khasiat Whole Grain,
kurang seragam. Makanan Kaya Serat Untuk Hidup Sehat. PT.
Secara keseluruhan, roti manis yang diolah dari Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 42 hlm.
tepung gandum sosoh dengan campuran pasta Astawan M dan Febrinda AE. 2010. Potensi dedak dan
ubijalar sampai dengan 40% cukup disukai dan bekatul beras sebagai ingredient pangan dan produk
memiliki tekstur lebih lembut/empuk dan butir pangan fungsional. Pangan 19(1): 14-21.
remah yang seragam, prospektif dikembangkan

54
BULETIN PALAWIJA VOL. 15 NO. 2, OKTOBER 2017

Atmaka W, Sigit B, dan Monris C. 2013. Pengaruh Ginting E dan Yulifianti R. 2015. Characteristics of noodle
berbagai konsentrasi sorbitol terhadap karakteristik prepared from orange fleshed sweet potato and do-
sensoris, kimia, dan kapasitas antioksidan getuk mestic wheat flour. Procedia Food Science, 3 (2015):
ubijalar ungu (Ipomea batatas) selama penyimpanan. 289-302.
Jurnal Teknosains Pangan 2(3): 43-50. Hardoko , Hendarto L, Siregar TM. 2010. Pemanfaatan
Ayu K, Rachmawanti DA, dan Sigit BA. 2014. Kajian ubijalar ungu (Ipomea batatas L. Poir) sebagai
sifat sensoris dan fungsional cake ubijalar ungu (Ip- pengganti sebagian terigu dan sumber antioksidan
omea batatas L.) dengan berbagai variasi bahan baku. pada roti tawar. J. Teknol. dan Industri Pangan XXI
Jurnal Teknosains Pangan 3(1):124-134. (1):25-32.
Balitsereal. 2009. Kemajuan pemuliaan gandum tropis. Listriyarini T. 2016. Naik ke peringkat dua dunia, impor
http://www.deptan.go.id. (Diakses 1 April 2016). gandum RI capai 8,1 juta ton. http://
BPS. 2008. Susenas: Tren Konsumsi Roti. http:// www.beritasatu.com/ekonomi/337466-naik-ke-
www.bps.go.id/hasil_publikasi/Susenas _buku1.../files/ peringkat-dua-dunia-impor-gandum-ri-capai-81-juta-
.html.(Diakses 1 April 2016). ton.html. (Diakses12 April 2017).
BSN. 1995. Standar Nasional Indonesia untuk roti (SNI Lukman MB dan Puspita AAD. 2013. Analisis daya saing
01-3840-1995). Dewan Standarisasi Nasional. dan strategi pengembangan agribisnis gandum lokal
Jakarta. 7 hlm. di Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia, 1 (1):9-26.
de Munter JSL, Hu FB, Spiegelman D, Franz M, van Marta H dan Tensiska. 2013. Pembuatan berbagai
Dam RM. 2007. Whole grain, bran, and germ intake produk ubijalar dalam upaya diversifikasi pangan dan
and risk of type 2 diabetes: A prospective cohort study peningkatan gizi masyarakat di Desa Sekarwangi dan
and systematic review. PLoS Med4(8): e261. https:// Desa Cilangkap Kecamatan Buahdua Kabupaten
doi.org/10.1371/journal.pmed.0040261. Sumedang. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks
untuk Masyarakat 2(2):85-92.
Djunaidi CS, Affandi DR, dan Praseptiangga D. 2014.
Efek hipoglikemik tepung komposit (ubijalar ungu, Porter JR. 2005. Rising temperatures are likely to reduce
jagung kuning, dan kacang tunggak) pada tikus dia- crop yields. Nature 436:174.
betes induksi streptozotocin. Jurnal Gizi Klinik Indo- Sudha ML, Vetrimani R, and Leelavathy K. 2007. Influ-
nesia 10(3):119-126. ence of fibre from different cereals on the rheological
Gafar S. 2009. Diversifikasi pangan berbasis tepung: characteristics of wheat flour dough and on biscuit
Belajar dari pengelolaan kebijakan terigu. Jurnal quality. Food Chemistry 100(4):1365-1370.
Pangan, 18 (4):32-44. Utomo JS dan Ginting E. 2011. Komposisi kimia ubijalar.
Ginting E dan Suprapto. 2005. Pemanfaatan pati ubi Hlm 271-301. Dalam: Hermanto dan Wargiono J
jalar sebagai subtitusi terigu pada pembuatan roti (eds). Ubijalar Inovasi Teknologi dan Prospek
manis. Hlm 86-97. Dalam:Munarso J, Prabawati S, Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Abubakar, Setyadjit, Risfaheri, Kusnandar F, Suaib F Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
(eds.). Prosiding Seminar Nasional Inovatif Utomo JS dan Yulifianti R. 2012. Karakteristik mie
Pascapanen Untuk Pengembangan Industri Berbasis berbahan baku terigu lokal dan ubijalar ungu. Hlm
Pertanian. Buku 1: Proses Dan Pengolahan Hasil, 768-775. Dalam: Widjono A, Hermanto, Nugrahaeni
Bogor, 7-8 Sep 2005. N, Rahmianna AA, Suharsono, Rozi F, Ginting E,
Ginting E, Jusuf M dan Rahayuningsih StA. 2008. Sifat Taufiq A, Harsono A, Prayogo Y, dan Yusnawan E
fisik, kimia dan sensoris delapan klon ubijalar kuning/ (eds). Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian
orange kaya beta karoten. Hlm 392-405. Dalam: Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011.
Saleh N, Rahmianna AA, Pardono, Samanhudi, “Inovasi Teknologi dan Kajian Ekonomi Komoditas
Anam C, dan Yulianto (eds). Prosiding Seminar Aneka Kacang dan Umbi Mendukung Empat Sukses
Nasional Pengembangan Kacang-kacangan dan Kementrian Pertanian”. Pusat Penelitian dan
Umbi-umbian: Prospek Pengembangan Agro Industri Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian
Berbasis Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Ginting E, Utomo JS, Yulifianti R, dan Jusuf M. 2011. Wahyu Y, Samosir AP, dan Budiarti SG. 2013.
Potensi ubijalar ungu sebagai pangan fungsional. Iptek Adaptabilitas genotipe gandum introduksi di dataran
Tanaman Pangan 6(1):116-138. rendah. Bul. Agrohorti, 1(1): 1-6.
Ginting E, Yulifianti R, dan Jusuf M. 2014. Ubijalar Widowati S. 2011. Diversifikasi konsumsi pangan
sebagai bahan diversifikasi pangan lokal. Pangan berbasis ubijalar. Pangan 20 (1):49-61.
23(2): 194-207. Yulifianti R dan Ginting E. 2013. Pemanfaatan ubijalar

55
YULIFIANTI ET AL.: KARAKTERISTIK ROTI MANIS BERBAHAN BAKU UBIJALAR DAN TEPUNG GANDUM LOKAL

sebagai substitusi terigu pada pembuatan roti manis. Zhang P, He Z, Chen D, Zhang Y, Larroque OR, Xia X.
Hlm 428-430. Prosiding Seminar Nasional PATPI 2007. Contribution of common wheat protein frac-
2013, “Peran Teknologi dan Industri Pangan untuk tions to dough properties and quality of northern-style
Percepatan Tercapainya Kedaulatan Pangan Indone- Chinese steamed bread. Journal of Cereal Science
sia”, Jember, 26-29 Agustus 2013. 46(1): 1-10.

56

Anda mungkin juga menyukai