Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Dosen Pembimbing : Dr. Bambang Cahyono, M. S.

Disusun oleh :
Nama : Zain Arifin Muhammad
NIM : 21080120140076
Program Studi : Teknik Lingkungan
Asisten: Desy Ismawati
NIM: 24030118120030

Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung antara padatan murni, cairan murni, atau gas murni,
melainkan antara ion-ion dan molekul-molekul yang terlarut dalam air atau pelarut lain. Larutan
ialah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Karena definisi ini tidak menyatakan batasan
mengenai jenis zat yang terlibat, kita dapat membedakanya menjadi enam jenis sesuai dengan
wujud asalnya.
(Raymond Chang)

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui sifat-sifat dari senyawa elektrolit
2. Mengetahui perbedaan antara senyawa elektrolit dan nonelektrolit.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Larutan (Solution)
Campuran homogen dari pelarut dengan zat terlarut. Didalam larutan molekul zat terlarut
berada sebagai partikel diskret dan bercampur dengan molekul pelarut. Biasanya ada sedikit
interaksi diantara molekul pelarut dengan molekul zat terlarut.
(John Daintith)
Sebuah larutan adalah tidak lebih dari campuran yang homogen, yang ukuran partikelnya
berada pada rentang 0,2 hingga 2,0 nm. Larutan paling sederhana terdiri dari komponen.
Komponen yang memiliki jumlah (kadar) lebih besar disebut zat pelarut (solvent), dan komponen
yang lebih sedikit disebut zat terlarut (solute). Oleh karena itu, sebuah larutan dapat diartikan
sebagai campuran homogen yang terdapat zat terlarut yang larut dalam zat pelarut
Zat terlarut + zat pelarut = larutan
Sejauh ini, larutan yang paling familiar adalah zat terlarut padat yang terlarut dalam air.
Meskipun demikian, larutan bisa saja terbentuk dari berbagai macam kombinasi fase
(Myers, 2003).

2.2 Elektrolit (Electrolyte)


Cairan yang menghantarkan listrik sebagai akibat adanya ion positif atau negatif.
Elektrolit ialah lelehan senyawa anorganik atau larutan yang mengandung ion.
(John Daintith)
Elektrolit merupakan larutan konduktor listrik yang baik disebut dengan elektrolit kuat.
Elektrolit kuat memiliki kemampuan memproduksi ion jika dilarutkan di dalam air; semakin tinggi
derajat ionisasi dari sebuah zat, semakin kuat elektrolitnya. Elektrolit kuat meliputi asam kuat,
basa kuat, serta garam yang dapat larut. Banyak zat, seperti asam lemah dan basa lemah hanya
terioinisasi sebagian ketika dilarutkan di air. Zat ini disebut dengan elektrolit lemah.
(Myers, 2003)

2.3 Non Elektrolit


Non elektrolit yaitu larutan yang tidak mempunyai kapabilitas sebagai penghantar arus
listrik yang merupakan dampak dari zat terlarut yang tidak mengalami proses terurai menjadi ion-
ion tetapi hanya menjadi bentuk molekul. Larutan non elektrolit dapat berupa senyawa rganic saat
berada di air dan tidak memiliki kemampuan sebagai penghantar arus listrik. Pada saat kondisi
murni, asam termasuk ke dalam senyawa kovalen serta dapat larut saat berada di air dan akan
mengalami penguraian menjadi ion-ion
(John Daintith)
2.4 Derajat Ionisasi
Derajat ionisasi merupakan perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah
zat yang mula-mula.
(John Daintith)
Derajat ionisasi merujuk pada seberapa terionisasinya asam lemah atau basa lemah
terionisasi. Derajat ionisasi meningkat seiring meningkatnya kadar elektrolit lemah yang
dilarutkan. Persen ionisasi dari asam lemah dan basa lemah adalah persentase molekul yang
terionisasi dalam larutan dengan air
(Petrucci et. al, 2010)

2.5 Senyawa Ion


Senyawa ion yaitu senyawa yang megalami ikatan kimia yang disebakan adanya proses
pindahnya electron dari satu atom menuju atom lainnya.
(John Daintith)
Senyawa ion adalah senyawa yang unsur pembentuknya berwujud ion. Ion adalah atom
atau sekumpulan atom yang membawa muatan yang didapat dengan melepaskan atau menerima
satu atau lebih elektron. Atom membentuk senyawa ionik yang diperoleh dari penggabungan atom
positif yang dikenal dengan kation, serta negatif yang dikenal dengan anion
(Myers, 2003)

2.6 Senyawa Kovalen


Senyawa kovalen merupakan senyawa yang mengalami ikatan kimia yang disebabkan
adanya proses memakai elektron yang berpasangan secara bersamaan oleh dua atom.
(John Daintith)
Senyawa kovalen adalah senyawa yang hanya memiliki ikatan kovalen, yaitu ikatan
dimana dua elektron digunakan secara bersamaan oleh dua atom
(Chang & Overby, 2011)
2.7 Analisa Bahan
2.7.1 Asam Klorida (HCl)
Gas berasap tanpa warna, senyawa ini biasa dibuat dengan memanaskan natrium klorida
dengan asam sulfat pekat. Senyawa ini termasuk kedalam asam kuat dan berdisosiasi sempurna
dalam larutan.
(John Daintith)
❖ Sifat kimia : termasuk ke dalam kelompok asam kuat serta memiliki sifat korosif, memiliki
sifat beracun dan dapat larut dalam benzena dan alkohol.
❖ Sifat fisika : tidak bewarna, berbentuk cairaan, memiliki aroma yang menyengat dengan
titik meleleh sebesar 510 C dan titik mendidih 950 C serta dalam air terlarut
(Raymond Chang).

2.7.2 Asam Etanoat (CH3COOH)


Asam karboksilat berwujud cairan kental jernih atau padatan mengkilap dengan bau
tajam khas cuka.
(John Daintith)
❖ Sifat kimia : termasuk ke dalam asam lemah dan elektrolit lemah, memiliki sifat korosif,
memiliki sifat terbakar dengan mudah, mudah mengalami penguapan saat berada di udara
terbuka dan terbuat dari hasil oksidasi etanol.
❖ Sifat fisika : merupakan cairan yang jernih, tidak mempunyai warna, memiliki aroma yang
menyengat, memiliki rasa asam, memiliki titik mendidih sebesar 118,1 0 C dan titik
membeku sebesar 16,60 C serta terbuat melalui hasil fermentasi alkohol
(Raymond Chang)

2.7.3 Amonia (NH3)


Gas tanpa warna dengan bau menyengat, sangat larut dalam air dan larut dalam alkohol.
❖ Sifat kimia : termasuk ke dalam basa lemah dan elektrolit lemah, mengalami penguapan
saat berada di udara terbuka, larut saat berada dalam air, memiliki sifat racun dan
mengalami reaksi netralisasi saat berada dalam asam.
❖ Sifat fisika : merupakan larutan yang dapat berada dalam bentuk gas maupun cairan,
memiliki aroma yang menyengat, tidak memiliki warna, saat dibandingkan dengan oksigen
memiliki massa yang lebih ringan, memiliki titik mendidih sebesar -330 C serta titik
membeku sebesar -77,70 C
(John Daintith)
2.7.4 Natrium Klorida (NaCl)
Padatan kristal tanpa warna dapat larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol. Dapat kita
jumpai sebagai mineral halit dan pada air laut.
❖ Sifat kimia : termasuk ke dalam elektrolit kuat yang saat berada dalam air larut tetapi tidak
larut dalam HCl, memiliki sifat korosif, membentuk ikatan ionik yang kuat. Namun hanya
larut sebagian saat berada dalam alkohol.
❖ Sifat fisika : memiliki bentuk menyerupai kristal, memiliki rasa yang asin, dan merupakan
larutan yang memiliki warna putih, memiliki sifat mudah hancur atau rapuh. Memiliki titik
mendidih sebesar 14130C dan memiliki sedikit bau
(John Daintith)

2.7.5 Glukosa
Gula kristal putih C6H12O6 yang sangat banyak dijumpai dialam seperti monosakarida dll.
Glukosa bersifat aktif optis, kebanyakan glukosa alami bersifat dekstrorotasi.
❖ Sifat kimia : termasuk ke dalam larutan non elektrolit, merupakan larutan yang mudah larut
saat dibandingkan dengan sukrosa dan dapat larut dalam eter dan etanol. Sangat mudah
larut dalam air.
❖ Sifat fisika : memiliki warna putih dengan titik meleleh 146 0C, dapat menjadi bentuk
padatan maupun larutan, memiliki bentuk menyerupai Kristal
(John Daintith)
BAB III
Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat

No Nama Alat Gambar

1. Gelas beker 250 ml

2. Elektroda

3. Kawat penjepit

4. Baterai
5. Bola lampu

6. Sakelar

7. Gelas beker 100 ml

3.1.2 Bahan

No Nama Bahan Gambar

1. Larutan NaCl
2. Larutan HCl

3. Larutan CH3COOH

4. Larutan NH3

5. Larutan gula

6. Padatan NaCl

7. Aquades
3.2 Skema Kerja
BAB IV
Data Pengamatan
Sampel Pengamatan Jenis Elektrolit Kuat Arus
HCl Nyala terang dan Elektrolit kuat 30,9 mA
gelembung banyak
CH3COOH Menyala redup dan Elektrolit lemah 4,8mA
sedikit gelembung
NH3 Menyala redup dan Elektrolit lemah 3,9 mA
sedikit gelembung
Glukosa Tidak menyala dan tidak Non elektrolit 0,9 mA
ada gelembung
NaCl 0,1 N Nyala terang dan Elektrolit kuat 11,9 mA
gelembung banyak
NaCl 0,3 N Nyala terang dan Elektrolit kuat 26,8 mA
gelembung banyak
NaCl 0,5 N Nyala terang dan Elektrolit kuat 28,1 mA
gelembung banyak
NaCl 0,8 N Nyala terang dan Elektrolit kuat 32,9 mA
gelembung banyak
NaCl 1 N Nyala terang dan Elektrolit kuat 35,3 mA
gelembung banyak
Aquadest Tidak menyala dan tidak Non elektrolit ~0 mA
terdapat gelembung
BAB V
Pembahasan
Telah dilakukan praktikum kimia dasar dengan judul `larutan elektrolit dan non elektrolit`
pada tanggal 7 November 2020 secara daring melalui aplikasi MS. Teams. Adapun tujuan
dari praktikum ini ialah praktikan dapat memahami mengenai sifat-sifat dan ciri pembeda
antara larutan elektrolit dan non elektrolit. Prinsip dari percobaan ini adalah mengetahui
hubungan antara derajat ionisasi dan arus listrik. Metode yang digunakan dalam percobaan
ini adalah dengan mengujikan larutan pada rangkaian lampu kemudian mengamati kuat arus,
kuantitas gelembung, dan intensitas cahaya dari bohlam sebagai hasil percobaan.

5.1 Larutan Asam Klorida


Pada percobaan ini kita awali dengan pengenceran asam klorida 0,1M menjadi 0,02M, lalu
siapkan alat uji elektrolit. Setiap elektroda dimasukkan kedalam gelas beaker yang sudah
berisi asam klorida, didapatkan bahwa terdapat banyak gelembung pada elektroda, lampu
menyala terang, dan didapatkan arus sebesar 30,9mA yang ini menunjukan asam klorida
merupakan elektrolit kuat. Mengapa senyawa asam klorida termasuk elektrolit kuat karena
pada saat uji saya pas SMA senyawa tersebut menghasilkan gelembung dan cahaya lampu
yang terang, ini sesuai dengan isi buku dari John Daintith yang menjelaskan bahwa asam
klorida merupakan gas berasap tanpa warna, senyawa ini biasa dibuat dengan memanaskan
natrium klorida dengan asam sulfat pekat. Senyawa ini termasuk kedalam asam kuat dan
berdisosiasi sempurna dalam larutan. Senyawa ini termasuk dalam elektrolit kuat.
Reaksi yang terjadi : HCl + H2O H3O+ + Cl-

(John Daintith)

5.2 Larutan Asam Etanoat


Pada percobaan ini diawali dengan pengenceran asam etanoat 0,1M menjadi 0,02M, lalu
siapkan alat uji elektrolit. Setiap elektroda selalu dibersihkan dan dikeringkan setiap habis
digunakan, masukkan elektroda kedalam gelas beaker yang berisi asam etanoat, didapatkan
kesimpulan bahwa ada sedikit gelembung disekitaran elektroda, lampu menyala walaupun tidak
terlalu terang, didapatkan arus sebesar 4,8mA yang dapat disimpulkan asam etanoat merupakan
elektrolit lemah. Mengapa bisa elektrolit lemah, sesuai dengan hasil percobaan ku saat SMA asam
etanoat menghasilkan gelembung tetapi tidak sebanyak asam klorida dan menghasilkan cahaya
yang redup dari bohlam lampu. Hal ini sesuai dengan pengertian asam etanoat yang ditulis didalam
bukunya John Daintith, ia menjelaskan asam etanoat merupakan asam karboksilat berwujud cairan
kental jernih atau padatan mengkilap dengan bau tajam khas cuka dan juga termasuk kedalam
elektrolit lemah.
Reaksi yang dihasilkan : CH3COOH + H2O H3O+ + CH3COO-

(John Daintith)

5.3 Larutan Amonia


Pada percobaan ini diawali dengan pengenceran amonia 0,1M menjadi 0,02M, lalu siapkan
alat uji elektrolit. Elektroda selalu dibersihkan dan dilap setiap selesai digunakan, taruhlah
elektroda pada gelas beaker yang berisi amonia. Diketahui bahwa disekitaran elektroda terdapat
gelembung tetapi tidak sebanyak pada percobaan asam klorida, lampu menyalah tidak terlalu
terang, dan didapatkan arus sebesar 3,9mA yang dapat disimpulkan pada percobaan ini amonia
termasuk elektrolit lemah. Mengapa amonia termasuk elektrolit lemah karena pada saat saya
melakukan uji ini saat SMA senyawa amonia sama dengan senyawa asam etanoat yang dimana
menghasilkan gelembung tapi tidak sebanyak asam klorida, dan menghasilakan cahaya yang redup
pada bohlam. Dan ini sesuai dengan penjelasannya John Daintith yang ditulis didalam bukunya
yang pertama terbit pada tahun 1984, berjudul “Concise Science Dictionary” yang diterbitkan oleh
Pers Oxford University UK. Ia menjelaskan senyawa amonia merupakan Gas tanpa warna dengan
bau menyengat, sangat larut dalam air dan larut dalam alkohol. Dan ion-ion dari amonia dapat
berionisasi yang dimana dapat mengahantarkan listrik, dan karena Sebagian senyawa yang
mengandung nitrogen merupakan elektrolit lemah.
Reaksi yang dihasilkan : NH3 + H2O NH4+ + OH-

(John Daintith)

5.4 Larutan Natrium Klorida


Pada percobaan ini kita menggunakan natrium klorida yang sudah diencerkan dan kita
hanya menggunakan natrium klorida yang berkonsentrasi: 0,1N; 0,3N; 0,5; 0,8; 1N, lalu kita
menyiapkan alat uji elektrolit, sebelum kita memakai alat uji kita sebaiknya mencuci elektrodanya
lalu keringkan menggunakan tisu hal ini dimaksud untuk tidak ada sisa bahan dari uji sebelumnya
yang nanti akan membuat data yang kita dapatkan tidak valid. Setelah kita mengetes dengan alat
uji dihasilkan data bahwa terdapat banyak gelembung disekitar elektroda, lampu menyala terang,
dan kita mendapatkan arus listrik yang variatif (11,9mA, 26,8mA, 28,1mA, 32,9mA, 35,3mA) dari
data dapat kita simpulkan bahwa natrium klorida seleruh konsentrasinya adalah elektrolit kuat,
karena menghasilkan listrik yang lumayan besar tegangannya. Dan sesuai dengan penjelasan John
Daintith yang mengatakan natrium klorida merupakan padatan kristal tanpa warna dapat larut
dalam air dan sedikit larut dalam etanol. Dapat kita jumpai sebagai mineral halit dan pada air laut,
senyawa ini dapat berionisasi dengan sempurna.
Reaksi yang dihasilkan : NaCl + H2O Na+ + Cl- + H2O

(John Daintith)

5.5 Larutan Glukosa


Pada percobaan ini kita mengawalinya dengan mengencerkan larutan dekstrosa 0,1M
menjadi 0,02M, lalu kita menyiapkan rangkaian uji elektrolit. Sebelum kita menjalani percobaan
alngkah baiknya kita mencuci elektroda lalu kita lap dengan tisu. Setelah kita mengetes dengan
alat uji didapatkan data terdapat gelembung tetapi hanya sekilas mata saja, lampu tidak menyala,
dan didapatkan arus listrik sebesar 0,9mA, dapat kita simpulkan bahwa dekstrosa merupakan non
elektrolit. Mengapa gula termasuk kedalam larutan non elektrolit karena senyawa gula tidak dapat
berionisasi dan sesuai dengan saya lakukan saat SMA gula saat diuji dengan alat uji elektrolit tidak
menghasilkan apa apa saat kita mengalirkan listrik hanya didapatkan sedikit arus listrik didalam
larutan. Ini sesuai dengan pengertian glukosa yang dijelaksan oleh John Daintith glukosa
merupakan gula kristal putih C6H12O6 yang sangat banyak dijumpai dialam seperti monosakarida
dll. Glukosa bersifat aktif optis, kebanyakan glukosa alami bersifat dekstrorotasi.
Reaksi yang dihasilkan : C6H12O6 + H2O 6CO2 + 6H2O + energi
(John Daintith)

5.6 Aquadest/ Air


Pada percobaan ini kita bisa langsung menguji air tersebut, siapkan alat uji elektrolit,
sebelum kita menggunakan pastikan elektroda dalam keadaan bersih. Lalu kita taruh elektroda
kedalam gelas beaker yang sudah berisi air lalu kita uji dengan alat uji. Didapatkan data bahwa
tidak adanya gelembung, lampu tidak menyala dan tidak adanya arus listrik yang terukur dari data
dapat ditarik kesimpulan bahwa air tidak termasuk dalam larutan elektrolit maupun non elektrolit.
Mengapa air termasuk kedalam larutan non elektrolit karena air tidak termasuk kedalam asam atau
basa dan juga air tidak dapat menghantarkan listrik.
BAB V1
Penutup
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Senyawa elektrolit mempunyai sifat dapat menghantarkan listrik, saat diuji dengan alat
elektrolit menghasilkan gelembung pada elektroda, lampu menyala, dan terdapat arus listrik yang
terukur pada ampere meter.
6.1.2 Pada percobaan ini kita memperoleh pemahaman bahwa senyawa elektrolit merupakan
senyawa yang dapat menghantarkan listrik (ada gelembung, lampu nyala, terdapat arus listrik),
contohnya asam klorida, natrium klorida, amonia, asam etanoat dan masih banyak lagi.
Senyawa non elektrolit merupakan senyawa yang tidak pandai menghantarkan listrik (tidak ada
gelembung, lampu mati, hampir tidak adanya arus listrik), contoh air, glukosa ,dll

6.2 Saran
6.2.1 Praktikan harus selalu membersihkan elektroda setelah dipakai
6.2.2 Saat pada alat uji elektrolit dinyalakan jangan sesekali mencelupkan tangan kalian kedalam
gelas beaker
Daftar Pustaka
Chang, Raymond., Overby, Jason. (2011). General Chemistry : The Essential Concepts (6th
ed.). New York : McGraw-Hill
Chang, R. 2005. Kimia Dasar : Konsep — Konsep Inti Edisi Ke-3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
John Daintith, BSc, PhD. Concise Science Dictionary. Oxford University Press, 1984.
Myers, Richard (2003). The Basics of Chemistry. London : Greenwood Press
Petrucci, Ralph H.(2010). General Chemistry : Princliples and Modern Applications ,
TENTH EDITION. Toronto : Pearson Canada
Lembar Pengesahan

Jakarta, 23 Oktober 20200


Asisten Praktikan

Desy Ismawati Zain Arifin Muhammad


NIM. 24030118120030 NIM. 21080120140076
Lampiran Perhitungan
A. Perhitungan Pengenceran
a. Pengenceran HCl

Konsentrasi Volume mula- Konsentrasi akhir Volume akhir


mula-mula (M1) mula (V1) (M2) (V2)

0,1 M ? 0,02 M 100 ml

Dengan menggunakan persamaan,


𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
Maka dapat ditentukan,
0,1 × 𝑉1 = 0,02 × 100
0,02 × 100
𝑉1 =
0,1
𝑉1 = 20 𝑚𝑙

b. Pengenceran CH3COOH

Konsentrasi Volume mula- Konsentrasi akhir Volume akhir


mula-mula (M1) mula (V1) (M2) (V2)

0,1 M ? 0,02 M 100 ml

Dengan menggunakan persamaan,


𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
Maka dapat ditentukan,
0,1 × 𝑉1 = 0,02 × 100
0,02 × 100
𝑉1 =
0,1
𝑉1 = 20 𝑚𝑙

c. Pengenceran NH3
Konsentrasi Volume mula- Konsentrasi akhir Volume akhir
mula-mula (M1) mula (V1) (M2) (V2)

0,1 M ? 0,02 M 100 ml

Dengan menggunakan persamaan,


𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
Maka dapat ditentukan,
0,1 × 𝑉1 = 0,02 × 100
0,02 × 100
𝑉1 =
0,1
𝑉1 = 20 𝑚𝑙

d. Pengenceran Glukosa

Konsentrasi Volume mula- Konsentrasi akhir Volume akhir


mula-mula (M1) mula (V1) (M2) (V2)

0,1 M ? 0,02 M 100 ml

Dengan menggunakan persamaan,


𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
Maka dapat ditentukan,
0,1 × 𝑉1 = 0,02 × 100
0,02 × 100
𝑉1 =
0,1
𝑉1 = 20 𝑚𝑙

B. Grafik dan Perhitungan NaCl


X(Konsentrasi) Y (Arus Listrik) x.y X2
0,1 11,9 1,19 0,01
0,3 26,8 8,04 0,09
0,5 28,1 14,05 0,25
0,8 32,9 26,32 0,64
1 35,3 35,3 1

∑=2,7 135 84,9 1,99

● Berdasar data di atas, serta dengan persamaan,

diperoleh slope regresi (m) adalah,


5 × 84,9 − (2,7) × (135)
𝑚=
5 × (1,99) − (2,72 )
𝑚 ≈22,556
● Berdasar perhitungan di atas, serta dengan persamaan,
y̅ = 𝑚𝑥̅ + 𝑐
maka diperoleh konstanta regresi/intercept (c) adalah,
27 = 22,556 × 0,54 + 𝑐
c = 14,82
Dari perhitungan di atas, diperoleh persamaan regresi linearnya adalah
𝑦 = 22,556𝑥̅ + 14,82

Grafik

Grafik konsentrasi dengan kuat arus listrik


40
35 y = 5.29x + 11.13
30 R² = 0.8405
aurs listrik

25
20
15
10
y = 0.23x - 0.15
5
R² = 0.9944
0
0 1 2 3 4 5 6
konsentrasi

Konsentrasi ( x ) Arus Listrik ( y )


Linear (Konsentrasi ( x )) Linear (Arus Listrik ( y ))
Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi dan arus listrik berbanding lurus. Bisa dilihat
bahwa makin besar konsentrasi, maka arus listrik juga makin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai