Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENGENALAN KONSEP DASAR DIGITAL


( SISTEM DISKRIT)

1.1 PENGERTIAN KUANTITAS / BESARAN ANALOG


Kuantitas / besaran analog adalah suatu kuantitas atau besaran fisik yang perubahannya
secara berkelanjutan ( kontinyu ). Misalnya : Perubahan besaran waktu, temperatur, aliran air,
gelombang sinusioda, dsb.

1.2 PENGERTIAN KUANTITAS / BESARAN DIGITAL


Kuantitas / besaran digital adalah suatu kuantitas atau besaran fisik yang perubahannya
tahap demi tahap ( step by step ) dalam suatu nilai yang bulat / utuh. Hal ini berhubungan dengan
pengertian kata ‘digit’ yang berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘jari tangan’, maka untuk
menyatakan kualitas atau jumlah tangan kita adalah secara bulat atau utuh. Misalnya : Perubahan
besaran jumlah kelereng, buku, botol, gelombang segi empat, dsb.

1.3 PENGERTIAN PEMROSES SISTEM DIGITAL


Sistem digital ataupun peralatan yang berhubungan dengan digital pada dasarnya
merupakan system dimana informasi yang ditampilkan dan diproses secara digital. Misalnya :
Jam tangan digital yang penunjukannya menggunakan media seven segment ataupun liquid
crystal display ataupun yang lainnya, AVO meter digital, Thermometer digital, dsb.

output output
sinyal sinyal
diskrit diskrit

Proses
input ADC DAC input
Diskrit
sinyal sinyal
analog input input analog
sinyal sinyal
diskrit diskrit

Gambar 1.1. Proses sinyal listrik dengan system diskrit.


1.4 KELEBIHAN PEMROSESAN SISTEM DIGITAL
1. Mudah untuk merancang .Tidak memerlukan tegangan atau arus yang tertentu hanya
perlu memperhatikan level rendah atau tinggi
2. Mempermudah menyimpan data atau informasi
3. Lebih akurat dan presisi.
4. Dapat diprogram,analog juga dapat diprogram tetapi keberagaman dan
kompleksitasnya menjadi keterbatasan pemrograman dalam analog.
5. Rangkaian digital lebih kebal terhadap noise,sepanjang noise tidak cukup besar untuk
merubah level logika tinggi kerendah atau sebaliknya.
6. Semua rangkaian digital dapat difabrikasi sebagai bentuk lempengan IC(IC chips).

1.5 PENGERTIAN DASAR DAC ( DIGITAL TO ANALOG CONVERTER) DAN ADC(


ANALOG TO DIGITAL CONVERTER )

a. DAC
Konverter digital ke analog adalah perangkat untuk mengubah sinyal masukan dalam
bentuk digital (misalnya seperti biner langsung atau BCD) dan mengubahnya menjadi
sinyal analog dalam bentuk tegangan atau arus yang sebanding dengan harga digitalnya.
Gambar 1. 2.a dan 1.2.b menunjukan sebuah diagram blok dari converter 4-bit DAC.
Konverter DAC ini umumnya sudah tersedia dalam bentuk IC contohnya DAC 0808
keluaran National Semiconduktor.

b. ADC
Pada dasarnya, konverter analog ke digital adalah perangkat untuk menkonversi
sinyal masukan dalam bentuk Analog dan menghasilkan kode output digital yang
sebanding dengan input analog tersebut. Gambar 3 menunjukan diagram blok umum
untuk konverter analog ke digital.

D C B A Vout
0 0 0 0 0V
0 0 0 1 1V
0 0 1 0 2V
0 0 1 1 3V
MSB 0 1 0 0 4V
A
0 1 0 1 5V
output
input B analog 0 1 1 0 6V
Digital
digital to 0 1 1 1 7V
Vout
C Analog
(iout)
Converter
D
LSB
1 0 0 0 8V
1 0 0 1 9V
1 0 1 0 10 V
1 0 1 1 11 V
1 1 0 0 12 V
1 1 0 1 13 V
1 1 1 0 14 V
1 1 1 1 15 V

(b)
Gambar 1.2. Konverter digital ke analog 4-bit dengan tegangan output.

1
Start
VA Komparator 0 Unit Command
Tegangan Kontrol
Jam

Konverter
VA Digital
ke Reg.
Analog

Hasil
Digital

Gambar 1.3. Diagram umum dari salah satu konverter analog ke digital.

1.6 RANGKAIAN DIGITAL

Rangkaian digital dirancang untuk mempunyai tegangan output dalam level tegangan
tertentu yakni dalam level logik 0 dan 1 seperti dalam gambar di bawah ini :
Didalam rancangan rangkaian digital kita akan lebih banyak menggunakan istilah rangkaian
logika karena rangkaian digital akan mengikuti hukum-hukum logika . Dalam penerapannya kita
menggunakan rangkaian terpadu (Integrated Circuit =IC). Rangkaian terpadu memungkinkan
kita membangun sistem digital yang rumit di dalam ukuran komponen yang cukup kecil.
Beberapa Pabrikan teknologi rangkaian terpadu menggunakan unsur- unsur utama seperti
misalnya TTL,CMOS,NMOS, and ECL. Namun paling banyak dipakai adalah teknologi
Transistor Transistor Logic (TTL). Pada Teknologi TTL besaran biner dinyatakan dalam
tegangan seperti dibawah ini.
Biner 1: Berada diantara tegangan 2V ke 5V
Biner 0: Berada di antara tegangan 0V ke 0,8V
Tegangan diantara 0,8V ke 2V tidak dinyatakan kondisi biner nya.

Gambar 1.4 .Level tegangan dalam logika rangkaian digital.

1.7 KARAKTERISTIK PULSA DIGITAL


Dalam hal mempresentasikan kuantitas digital dalam bentuk sinyal listrik digunakan
gelombang segi empat atau pulsa seperti terlihat pada gambar 1.4. Dalam kenyataannya bentuk
gelombang digital tidak seperti pada gambar 1.4 namun berbentuk seperti yang ditunjukan
gambar 1.6. Oleh karena itu kita perlu mengetahui parameter pulsa digital.

1.8 PARAMETER PULSA DIGITAL


Dalam mengoperasikan kuantitas digital, terlebih dahulu kita harus mengetahui
beberapa parameter pulsa digital. Diantaranya seperti berikut ini :
1. T ( Periode ) yaitu selang waktu antara sisi naik sampai sisi naik berikutnya atau
selang waktu antara sisi turun sampai sisi turun
2. berikutnya pada pulsa biner. Satuan dari periode ini adalah second(s), mili
second(ms), mikro second(us), nano second((ns).
3. PRF ( Pulse Repetition Frequency ) yaitu jumlah pengulangan pulsa yang terjadi
dalam satu detik. Adapun satuan nya adalah Hertz.
PRF = 1 / T pps ( pulse per second )
4. tp atau tw ( pulse width ) yaitu lebar pulsa pada level tinggi diukur dari 50%
Amplitudo (2,5 Volt).
5. DC ( Duty Cycle ) yaitu perbandingan lebar pulsa terhadap periode dikalikan 100 %.
DC = tp / T x 100 %

X1 (Volt)

5V

0 1 0 1 0
0 t (s)
X2

Gambar 1.5 Bentuk Gelombang Digital


Bentuk gelombang digital disebut gelombang kotak jika duty Cycle =50%, sedang jika
duty cicle bukan 50% tidak disebut gelombang pulsa.
X1
(Volt) X3
5V
90
%

50 Z
%

10
%
0 t
X4 X5 (s)

Gambar 1.6.. Bentuk lebar pulsa Digital sebenarnya.


6. Amplitudo adalah level simpangan dari pulsa. Satuan Amplitudo adalah Volt
7. tr ( rise time ) adalah waktu yang dibutuhkan pulsa untuk naik dari 10 % sampai
dengan 90 % dari amplitudo maksimum.Satuannya adalah nanosecond (ns) atau
mikrosecond(us).
8. tf ( fall time ) adalah waktu yang dibutuhkan pulsa untuk turun dari 90 % sampai
dengan 10 % dari amplitude maksimum.

1.9 PRINSIP TRANSMISI SERIAL PARALEL


Sering kali pertukaran informasi yang terjadi dalam system digital mempunyai jarak yang
dekat maupun jauh. Ada 2 metoda yang dipakai dalam transmisi digital ,yaitu parallel dan serial.
Gambar di bawah ini menggambarkan bilangan biner 10110 yang akan di transmisikan dengan
cara parallel atau serial.

1
(MSB) A4 B4
0 B3
A3

Circuit 1 Circuit
A2 B2
A B
1 B1
A1
0
A0 B0
(LSB)
Parallel Transmission
(a)
Circuit Circuit
A B

Aou Bin
t

Aout 1 1 1

0 0

T0 T1 T2 T3 T4
t
Serial Transmission
(b)

Gambar1.7. Gambar bilangan biner 10110 yang akan di transmisikan dengan cara parallel
atau serial.
1.10 REPRESENTASI KUANTITAS DIGITAL
Dalam menyatakan atau menunjukan ( mempresentasikan ) kuantitas digital dapat
menggunakan kode bilangan biner atau dengan menggunakan media peralatan yang mempunyai
dua keadaan ( kondisi ) dan dari dua kondisi tersebut kondisinya saling bertolak belakang. Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh pada tabel di bawah ini yang memberikan contoh beberapa
peralatan yang dapat digunakan untuk menunjukan (mempresentasikan) kuantitas digital.

Tabel 1.1 contoh beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk menunjukan (
mempresentasikan ) kuantitas digital.

Nama Media Kondisi


Bilangan Biner 0 1
Lampu Padam Nyala
Air Tidak Mengalir Mengalir
Saklar Off On
Dioda Reverse Forward
Transistor Cut Off Saturasi
Gelombang Segi Empat Level Rendah Level Tinggi

Anda mungkin juga menyukai