TINJAUAN PUSTAKA
II-1
II - 2
BAB I PENDAHULUAN
Penggunaan Membran Bioreaktor (MBR) Pada Activated Sludge Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri
II - 3
BAB I PENDAHULUAN
Ada dua peristiwa dalam pengolahan senyawa organik pada air limbah,
pertama, adanya konsumsi O2 oleh mikroorganisme untuk menghasilkan energi dan
sel-sel baru. Kedua, yaitu auto oksidasi dalam sel atau respirasi. Sumber karbon,
sumber energi dan nutrien inorganik yang memadai, harus terdapat dalam media.
Nitrogen dan fosfor harus tersedia dalam jumlah yang cukup agar pertumbuhan
mikroorganisme tidak mengalami hambatan. Perbandingan berat BOD5:N:P dalam
limbah adalah sebesar 100:5:1 agar terjadi degradasi COD/BOD yang sempurna
(Williams, 1999). Sedangkan secara umum, nutrien seperti Fe dan S tidak memiliki
pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan biomassa. Untuk menjaga agar tidak
terjadi kekurangan maka perlu ditambahkan minimum 1,0 mg/l N anorganik (NH 3
dan NO3-) dan 0,2 mg/l PO42-. Jika tidak ada lingkungan pertumbuhan yang memadai
dan nutrien yang seimbang maka efisiensi dari pengolahan air limbah tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya (Grady dan Lim, 1980). Bahan organik dalam air
limbah terdapat dalam bentuk terlarut, koloid, dan fraksi partikel. Bahan organik
terlarut sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme heterotrophik dalam mixed
liquor. Aerasi mempunyai dua tujuan : (1) memasok oksigen bagi mikroorganisme
aerobik, dan (2) menjaga lumpur aktif agar selalu konstan teragitasi untuk
melaksanakan kontak yang cukup antara flok dengan air limbah yang baru datang
pada sistem pengolahan limbah. Konsentrasi oksigen yang cukup juga diperlukan
untuk aktifitas mikroorganisme heterotrophik dan autotrophik, khususnya bakteri
nitrit.
Tangki Aerasi Tangki Pengendapan
efluen
Influen Limbah Organik + Lumpur Aktif + O2
terdegradasi menjadi
Udara
Lumpur Aktif Balik
Limbah Lumpur
Penggunaan Membran Bioreaktor (MBR) Pada Activated Sludge Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri
II - 4
BAB I PENDAHULUAN
Kinerja lumpur aktif sangat dipengaruhi oleh beberapa parameter yang saling
terkait, yakni:
1. Waktu Tinggal Sel
Waktu tinggal sel/lumpur (solid retention time-SRT) didefinisikan sebagai
waktu tinggal rata-rata mikroba di dalam bak aerasi. SRT dikendalikan dengan cara
pembuangan lumpur yang merupakan hasil bawah dari bak sedimentasi maupun dari
bak aerasi secara langsung. Volume lumpur yang dibuang tergantung pada SRT yang
diinginkan. Semakin besar SRT yang diinginkan, semakin kecil laju pembuangan
lumpur yang dikendalikan, atau sebaliknya. Perhitungan SRT didekati dengan jumlah
MLSS yang ada di dalam bak aerasi dibagi dengan laju pembuangan lumpur, dengan
persamaan sebagai berikut:
Bila pembuangan lumpur dilakukan langsung melalui bak aerasi maka persamaan
dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika tidak digunakan clarifier dan tanpa adanya sirkulasi lumpur kembali ke
bioreaktor, persamaan (2.9) dapat ditulis sebagai berikut:
Dimana :
V = volume bak aerasi, (liter)
X = MLSS dalam bak aerasi, (mg/L)
Xr = MLSS hasil bawah bak aerasi, (mg/L)
Xe = MLSS keluaran bak sedimentasi, (mg/L)
Q = laju volumetris influent, (L/hari)
Qw= laju pembuangan lumpur volumetris, (L/hari)
Qe = laju alir volumetris keluaran bak sedimentasi, (L/hari)
Penggunaan Membran Bioreaktor (MBR) Pada Activated Sludge Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri
II - 5
BAB I PENDAHULUAN
Proses lumpur aktif biasanya beroperasi pada SRT 3-15 hari agar diperoleh
flok yang mudah mengendap. Penggunaan SRT di luar rentang tersebut akan
menimbulkan permasalahan pengendapan di dalam bak sedimentasi. (Sundstrom dan
Klei, 1979).
Penggunaan Membran Bioreaktor (MBR) Pada Activated Sludge Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri
II - 6
BAB I PENDAHULUAN
(2.12)
Dimana :
V = volume bak aerasi, (liter)
X = MLSS dalam bak aerasi, (mg/L)
Q = laju volumetris influent, (L/hari)
τ = waktu tinggal cairan (hydraulic retention time, HRT), (hari)
S0 = initial substrate concentration
Penggunaan Membran Bioreaktor (MBR) Pada Activated Sludge Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri
II - 7
BAB I PENDAHULUAN
berfilamen terjadi bila O2 terlarut atau BOD telalu kecil. Mikroba berfilamen
mempunyai luas permukaan lebih besar sehingga menyerap O2 atau makanan lebih
banyak, sebelum mereka terserap oleh flok.
Jenis-jenis lumpur tersebut sangat sulit mengendap secara gravitasi. Adanya
kesulitan dalam proses pemisahan lumpur tersebut dalam bak sedimentasi
mengakibatkan sebagian lumpur akan terbuang keluar (washout). Hal ini dapat
mengakibatkan menurunnya kadar kualitas effluent. Namun, kinetika menunjukkan
bahwa mikroba-flokulasi (zoogleal) lebih efektif dengan O2 dan BOD lebih tinggi. Di
samping itu ia dapat mengoksidasi zat organik yang komplek di mana mikroba
filament tidak mampu.
Adanya oksigen yang terlarut dalam bak aerasi dapat memberikan efek secara
kuantitatif terhadap laju pertumbuhan organisme filament maupun non-filament
(pembentuk flok). Kemampuan difusi oksigen ke dalam flok tergantung dari
konsentrasi oksigen terlarut di dalam cairan curah. Konsentrasi oksigen yang rendah
dapat menyebabkan sebagian besar dari flok berada dalam kondisi anoksik atau
anaerobik.
Penggunaan Membran Bioreaktor (MBR) Pada Activated Sludge Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri
II - 8
BAB I PENDAHULUAN
dapat membersihkan membran dari dasar modul, sehingga mempunyai fungsi ganda
selama operasi. Hasilnya menunjukkan bahwa tanpa pembersihan secara kimia,
membran yang digunakan dapat beroperasi lebih lama dan memberikan keuntungan
dalam hal kualitas, keamanan, dan kekompakan. Keunggulan lainnya adalah dapat
menghilangkan senyawa nitrogen dan mereduksi produksi sludge hingga 50%
dibandingkan dengan cara konvensional.
Tetapi penggunaan teknik membran pada pengolahan limbah terdapat
problem terjadinya fouling yang melekat pada membran, berupa bahan organik
kompleks yang dihasilkan dari produk metabolisme mikroorganisme. Selain itu
SMBR juga memiliki beberapa kelemahan lainnya yaitu tidak terjadi proses
denitrifikasi dan backwash yang sangat mengganggu sistem.
Penggunaan Membran Bioreaktor (MBR) Pada Activated Sludge Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri
II - 9
BAB I PENDAHULUAN
Penggunaan Membran Bioreaktor (MBR) Pada Activated Sludge Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri