Anda di halaman 1dari 48

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoari

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), rasa

(lidah), dan raba (kulit). Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,

2012).

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil dari

penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan,

takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (Soekanto, 2012).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2012).

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya),

misalnya aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip

dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan dan menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru, artinya mampu untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi yang ada.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut Wawan (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan antara lain :

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2012), pendidikan adalah suatu usaha

untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan

di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi

maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah

pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu

obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif

dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut (Wawan, 2010).

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat keselamatan dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal

yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup (Wawan, 2010).

Menurut Nursalam (2010), pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup

terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi.

Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal

dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya

jenjang. Menurut Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal

17 Pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan

yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan terdiri

dari, pendidikan dasar jenjang pendidikan awal selama 9

(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi

jenjang pendidikan menengah, pendidikan menengah jenjang

pendidikan lanjutan pendidikan dasar, pendidikan tinggi jenjang

pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program

sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi. Tingkat pendidikan dibagi menjadi lima, pertama

belum sekolah, SD, SMP, SMA/SMK dan perguruan tinggi

(Kemendikbud, 2013).

2) Sosial ekonomi

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga

dimasyarakat berdasarkan pendapatan perbulan. Status ekonomi

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga

barang pokok (Kartono, 2006).

Status ekonomi keluarga adalah kemampuan perekonomian

suatu keluarga dalam memenuhi setiap kebutuhan hidup seluruh

anggota keluarga, yang merupakan kedudukan atau posisi

seseorang dalam masyarakat, status social ekonomi adalah

gambaran tentang keadaan seseorang atau masyarakat yang ditinjau

dari segi social ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan,

pendapatan, dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar

pembentuk gaya hidup keluarga (Soetjiningsingsih, 2004).

Tingkat ekonomi seseorang berhubungan erat dengan

berbagai masalah kesehatan (Notoadmojo,2012). Orang dengan

tingkat ekonomi rendah akan lebih berkosentrasi terhadap

pemenuhan kebutuhan dasar yang menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarganya. Sebaliknya orang dengan tingkat ekonomi

tinggi akan mempunyaikesempatan lebih besar dalam menempuh

pendidikan dimana orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan lebih

mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki sehingga akan memperhatikan

kesehatan diri dan keluarga.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang (Erfandi, 2009).

3) Jenis kelamin

Jenis kelamin yaitu tanda biologis yang membedakan

manusia berdasarkan kelompok laki-laki dan perempuan. Beberapa

orang beranggapan bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh

jenis kelaminnya. Dan hal ini sudah tertanam sejak jaman

penjajahan. Namun hal itu di jaman sekarang ini sudah terbantahan

karena apapun jenis kelamin seseorang, bila dia masih produktif,

berpendidikan, atau berpengalaman maka ia akan cenderung

mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi. (Fuadbahsin, 2009).

4) Pekerjaan

Menurut Thomas (1993) yang dikutip oleh Wawan (2010),

pekerjaan bukanlah sumber kesenangan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan dan akan

mempengaruhi status ekonomi keluarga. sehingga status ekonomi

seseorang akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk

mendapatkan informasi, karena kemampuan finansial akan

mendorong untuk berkehidupan yang lebih baik sehingga selalu

mencari informasi kesehatan.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Sehingga seseorang dengan status ekonomi yang baik akan

lebih mudah mendapatkan informasi karena dengan adanya status

ekonomi yang baik akan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap

(Notoatmodjo, 2012). Sedangkan kriteria pekerjaan dapat

dibedakan menjadi buruh/ tidak mempunyai pekerjaan tetap,

swasta, PNS / ABRI, petani dan pedagang.

5) Umur

Menurut Elisabeth BH (1978) yang dikutip Nursalam (2003),

usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) dalam

Wawan (2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini

akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

Menurut Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa, umur

merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-

penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang

mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya waktu hidup

seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan sampai

berulang tahun yang terakhir. dan juga menyatakan bahwa umur

mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
diperolehnya semakin membaik. Pada usia produktif atau dewasa

(20-35 tahun), individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat

dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi

suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan

verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan

Menurut Ann. Marinner (1989) yang dikutip oleh Wawan

(2010) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan

merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi

seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik

dan yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dari

lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan

berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. Sosial

budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dengan orang lain, karena hubungan tersebut seseorang mengalami

suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengalaman.

2. Sumber Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari informasi baik lisan maupun tulisan dari

pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari fakta (kenyatan)

dengan melihat dan mendengar sendiri melalui alat-alat komunikasi seperti

membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film atau televisi dan

sebagainya. Hal-hal demikian diterima dengan panca indera untuk

kemudian diterima otak dan diolah oleh otak. Misalnya diperoleh

pengetahuan sebagai akibat pengaruh atau pengalaman dari orang tua,

tetangga dan kawan-kawan atau lainnya (Soekanto, 2012).

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012).

2. Gangguan Jiwa

a. Pengertian Gangguan Jiwa

Saat ini gangguan jiwa didefinisikan dan ditangani sebagai masalah

medis. Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu pubahan

pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa

yang menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam

melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa atau mental illenes adalah

kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya

terhadap dirinya sendiri-sendiri (Budiman, 2010).

Sedangkan menurut (Maramis, 2010), gangguan jiwa adalah gangguan

alam: cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective),

tindakan (psychomotor). Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari

keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik,

maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua

golongan yaitu: gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa).

Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting

diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung,

gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria,

rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.

Gangguan Jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan

baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah

mengganggu orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri (Yosep,

2009). Gangguan Jiwa sesungguhnya sama dengan gangguan jasmaniah

lainnya, hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari

yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa

sakit jiwa atau lebih kita kenal sebagai gila (Budiman, 2010).

b. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa

Gejala utama atau gejala yang paling menonjol pada gangguan jiwa

terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di

badan (somatogenik), di lingkungan sosial/ sosiogenik, ataupun psikis/

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
psikogenik, (Maramis, 2010). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal,

akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang

saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah

gangguan badan ataupun gangguan jiwa.

Menurut Stuart (2013) penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas :

a. Faktor Biologis/Jasmaniah

1) Keturunan Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas,

mungkin terbatas dalam mengakibatkan kepekaan untuk

mengalami gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat ditunjang

dengan faktor lingkungan kejiwaan yang tidak sehat.

2) Jasmaniah Beberapa peneliti berpendapat bentuk tubuh seseorang

berhubungan dengan ganggua jiwa tertentu. Misalnya yang

bertubuh gemuk/endoform cenderung menderita psikosa manik

depresif, sedang yang kurus/ectoform cenderung menjadi

skizofrenia.

3) Temperamen Orang yang terlalu peka/sensitif biasanya mempunyai

masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan

mengalami gangguan jiwa.

4) Penyakit dan cedera tubuh Penyakit-penyakit tertentu misalnya

penyakit jantung, kanker, dan sebagainya mungkin dapat

menyebabkan merasa murung dan sedih. Demikian pula

cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Ansietas dan Ketakutan

Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan yang

tidak menentu akan sesuatu hal menyebabkan individu merasa

terancam, ketakutan hingga terkadang mempersepsikan dirinya

terancam.

c. Faktor Psikologis

Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang

dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya. Pemberian kasih

sayang orang tua yang dingin, acuh tak acuh, kaku dan keras akan

menimbulkan rasa cemas dan tekanan serta memiliki kepribadian yang

bersifat menolak dan menentang terhadap lingkungan.

d. Faktor Sosio-Kultural

Beberapa penyebab gangguan jiwa menurut Wahyu (2012) yaitu :

1) Penyebab primer (primary cause)

Kondisi yang secara langsung menyebabkan terjadinya gangguan

jiwa, atau kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan jiwa

tidak akan muncul.

2) Penyebab yang menyiapkan (predisposing cause)

Menyebabkan seseorang rentan terhadap salah satu bentuk

gangguan jiwa.

3) Penyebab yang pencetus (precipatating cause)

Ketegangan-ketegangan atau kejadian-kejadian traumatik yang

langsung dapat menyebabkan gangguan jiwa atau mencetuskan

gangguan jiwa.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4) Penyebab menguatkan (reinforcing cause)

Kondisi yang cenderung mempertahankan atau mempengaruhi

tingkah laku maladaptif yang terjadi.

5) Multiple cause

Serangkaian faktor penyebab yang kompleks serta saling

mempengaruhi. Dalam kenyataannya, suatu gangguan jiwa jarang

disebabkan oleh satu penyebab tunggal, bukan sebagai hubungan

sebab akibat, melainkan saling mempengaruhi antara satu faktor

penyebab dengan penyebab lainnya.

e. Faktor Presipitasi

Faktor stressor presipitasi mempengaruhi dalam kejiwaan

seseorang. Sebagai faktor stimulus dimana setiap individu

mempersepsikan dirinya melawan tantangan, ancaman, atau tuntutan

untuk koping. Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh

setiap situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan.

Lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya.

Lingkungan dan stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan

hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit,

perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan

prosedur tindakan serta pengobatan (Stuart & Sundeen, 2013).

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Jenis-Jenis Gangguan Jiwa

Menurut Keliat, (2009) jenis-jenis gangguan jiwa yaitu:

a. Skizofrenia

Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan

menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Skizofrenia

juga merupakan suatubentuk psikosa yang sering dijumpai

dimanamana sejak dahulu kala. Meskipun demikian pengetahuan kita

tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang. Dalam kasus

berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga

pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara

bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul

serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan

jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak

“cacat”.

b. Depresi

Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,

termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor,

konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan

bunuh diri. Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk

gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan

kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak

berguna, putus asa dan lain sebagainya. Depresi adalah suatu perasaan

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan, dapat berupa

serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang

mendalam. Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood

mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap

dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis, putus

asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang

negatif dan takut pada bahaya yang akandatang. Depresi menyerupai

kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul sebagai

akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai.

Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan

menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda

depresi. Individu yang menderita suasana perasaan (mood) yang

depresi biasanya akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan

berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan

berkurangnya aktifitas. Depresi dianggap normal terhadap banyak

stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan

peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana

sebagian besar orang mulai pulih.

c. Kecemasan

Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah

dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu untuk

mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya. Suatu keadaan

seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
ancaman yang tidak spesifik. Penyebabnya maupun sumber biasanya

tidak diketahui atau tidak dikenali.Intensitas kecemasan dibedakan dari

kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat. Menurut Stuart &

Sundeen (2013) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam

empat tingkatan yang meliputi kecemasan ringan, sedang, berat, dan

kecemasan panik.

d. Gangguan Kepribadian Klinik

Menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian

(psikopatia) dan gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada

orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah. Jadi boleh

dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan gangguan

intelegensi sebagian besar tidak tergantung pada satu dan yang lain

atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian: kepribadian

paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid,

kepribadian axplosif, kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif,

kepribadian histerik, kepribadian astenik, kepribadian antisosial,

kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequate.

e. Gangguan mental organic

Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang

disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi

jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang

terutama mengeni otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian

otak yang terganggu itu luas, maka gangguan dasar mengenai fungsi

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang

menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja

yang terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan

sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian menjadi

psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat gangguan

otak pada suatu penyakit tertentu dari pada pembagian akut dan

menahun.

f. Gangguan kepsikomatik

Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi

badaniah. Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan

sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat

tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetative. Gangguan

psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang dinamakan dahulu

neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi faaliah yang terganggu,

maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.

g. Retardasi mental

Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang

terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya

hilangnya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga

berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya

kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
h. Gangguan perilaku masa anak dan remaja

Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang

tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma

masyarakat. Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan

kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin

berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi

akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi. Diketahui bahwa ciri

dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat

diturunkan dari orang tua kepada anaknya.Pada gangguan otak seperti

trauma kepala, ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan

kepribadian. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku

anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat

diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat

dipengaruhi atau dicegah.

3. Gangguan Mental Organik

a. Definisi

Gangguan mental organik adalah gangguan mental yang berkaitan

dengan penyakit atau gangguan sistemik atau otak yang dapat didiagnosis

tersendiri (Rusdi, 2011). Gangguan Mental Organik (GMO) adalah suatu

Gangguan patologi yang jelas, misalnya; tumor otak, penyakit

serebrovaskular, atau intoksikasi obat (Mansjoer, 2008).

Gangguan otak organik didefinisikan sebagai gangguan dimana terdapat

suatu patologi yang dapat diidentifikasi. Psikosis secara sederhana dapat

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
didefinisikan sebagai suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa

kenyataan (sense of reality). Psikosa dapat dibagi menjadi dua kelompok

besar, yaitu: psikosa yang berhubungan dengan sindrom otak organik dan

psikosa fungsional. Sindrom otak organik ialah gangguan jiwa yang psikotik

atau nonpsikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak.

Gangguan fungsi jaringan otak ini disebabkan oleh penyakit badaniah yang

terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak, misalnya tipus,

payah jantung dan intoxsikasi. Bila bagian otak yang terganggu itu luas,

maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama, tidak tergantung pada

penyakit yang menyebabkan (Maramis, 2009).

Dalam kontes dewasa ini, istilah “organik” hanya berarti bahwa

sindrom yang diklasifikasikan dapat berkaitan dengan gangguan atau

penyakit sistemik atau otak yang secara bebas dapat didiagnosis. Istilah

“simtomatik” digunakan untuk gangguan mental organik yanng

pengaruhnya terhadap otak tersebut merupakan akibat sekunder dari

gangguan atau penyakit ekstraserebral sistemik (Ariani, 2012).

Menurut Mansjoer (2008), gambaran utama dari gangguannya

membentuk dua kelompok utama, yaitu:

a. Sindrom dengan gambaran utamanya yang menonjol ialah gangguan

fungsi kognitif seperti: daya ingat, daya pikir, dan daya belajar atau

gangguan sensorium seperti gangguan kesadaran dan perhatian.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang daya persepsi

(halusinasi), isi pikir (waham), atau suasana perasaan dan emosi

(depresi, gembira, cemas).

b. Etiologi

Gangguan jiwa yang psikotik atau non psikotik yang disebabkan oleh

gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat

disebabkan oleh penyebab badaniah yang terutama mengenai otak (WF.

Maramis, 2009).

c. Manifestasi Klinis

Menurut Rusdi (2011), gangguan mental organik terbagi menjadi 3,

yaitu:

a. Gangguan fungsi kognitif. Misalnya: Daya ingat (memory), daya pikir

(Intellect), daya belajar (Learning).

b. Gangguan sensorium. Misalnya: Gangguan kesadaran (Consciousness)

dan perhatian (Attention).

c. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang;

1) Persepsi (halusinasi)

2) Isi pikir (waham/delusi)

3) Suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas).

d. Klasifikasi

Menurut Mansjoer (2008), gangguan mental organik dapat dibagi

menjadi menjadi 4, yaitu:

1. Delirium

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a. Definisi

Suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran

yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif

(Mansjoer, 2008). Status kebingungan akut yang ditandai dengan

kewaspadaan, perhatian, dan konsentrasi dengan awitan akut dan

berlangsung singkat (berjam-jam hingga berhari-hari) (Barry, 2012).

b. Etiologi

Menurut Mansjoer (2008), delirium memunyai berbagai macam

penyebab, semuanya mempunyai pola gejala serupa putus obat

maupun zat toksik, penyebab delirium terbanyak terletak diluar sistem

saraf pusat, misalnya gagal ginjal dan hati. Neurotransmitter yang

dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat. Area

yang terutama terkena adalah formasio retikularis.

Faktor predisposisi terjadinya delirium, antara lain:

a) Usia

b) Kerusakan otak

c) Riwayat delirium

d) ketergantungan alcohol

e) Diabetes

f) Kanker

g) Gangguan panca indera

h) Malnutrisi

Sementara itu menurut Barry (1997), menyatakan penyebab lain

terjadinya Delirium yaitu;

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a) Gangguan sistemik

b) Disfungsi endokrinologis

c) Proses infeksi

d) Defisiensi nutrisional

e) Proses intracranial

Perdarahan subaraknoid dan subdural, trauma, infeksi

(meningitis dan ensefalitis), stroke, sakit kepala, migrain, tumor,

epilepsi (delirium dan pascaiktal) dan ensefalopati hipertensif.

f) Intoksikasi

Obat-obatan dan medikasi (khususnya antikolinergik),

alkohol, racun (logam, bahan industri dan karbon monoksida).

g) Penarikan diri karena obat

h) Masalah psikiatrik.

c. Manifestasi Klinis

Gejala utama pada penyakit delirium adalah kesadaran yang

menurun. Gejala-gejala lain adalah penderita tidak mampu mengenal

orang dan berkomunikasi dengan baik, ada yang bingung atau cemas,

gelisah dan panik, ada pasien yang terutama berhalusinasi dan ada

yang hanya berbicara komat-kamit dan inkoherent. Pasien delirium

yang berhubungan dengan sindrom putus obat merupakan jenis

hiperaktif yang dapat dikaitkan dengan tanda-tanda otonom, seperti

flushing, berkeringat, takikardi, dilatasi pupil, nausca, mundan dan

hipertermi. Orientasi waktu seringkali hilang, sedangkan orientasi

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
tempat dan orang mungkin terganggu pada kasus yang berat. Pasien

seringh mengalami Abromalitas dalam berbahasa, seperti pembicaraan

yang bertele-tele, tidak relevan dan inkoheren (Mansjoer, 2008).

Fungsi kognitif lain yang mungkin terganggu adalah daya ingat

dan fungsi kognitif umum. Pasien mungkin tidak mampu

membedakan rangsang sensorik dan mengintegrasikannya sehingga

sering merasa terganggu dengan rangsang yang tidak sesuai atau

timbul agitasi, gejala yang sering tampak adalah marah, mengamuk

dan ketakutan yang tidak beralasan, pasien selalu mengalami

gangguan tidur sehingga tampak mengamuk sepanjang hari dan

tertidur dimana saja (Mansjoer, 2008).

Delirium biasanya hilang bila penyakit badaniah yang

menyebabkannya sudah sembuh, mungkin sampai kira-kira 1 bulan

sesudahnya. Jika disebabkan oleh proses langsung menyerang otak,

bila proses itu sembuh, maka gejala-gejalanya tergantung pada

besarnya kerusakan yang ditinggalkan (gejala neurologik/gangguan

mental dengan gejala utama gangguan intelegensi). Biasanya delirium

muncul tiba-tiba (dalam beberapa jam atau hari) faktor penyebabnya

telah dapat diketahui dan dihilangkan, walaupun delirium biasanya

terjadi mendadak, gejala-gejala prodnormal mungkin telah terjadi

beberapa hari sebelumnya. Prognosa tergantung pada dapat atau tidak

dapat kembalinya penyakit yang menyebabkannya dan kemampuan

otak untuk menahan pengaruh penyakit itu (Maramis, 2008).

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Gangguan Amnesia

a. Definisi

Gangguan amnestic ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu

gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam

fungsi social atau pekerjaan. Diagnosis dibuat apabila pasien

mempunyai tanda lain dari gangguan kognitif. Gangguan amnestic ini

dibedakandari gangguan dissosiatif (Mansjoer, 2008).

b. Epidemiologi

Tidak ada data pasti mengenai gangguan amnestic ini, bebrapa

penelitian melaporkan adanya insidensi atau prevelensi gangguan

ingatan pada penggunaan alkohol dan cedera kepala (Sadock, 2007).

c. Etiologi

Gangguan amnestic memiliki banyak penyebab. Berikut

penyebab gangguan amnestic

a) Kondisi medis sistemik

Defisiensi tiamin, hipoglikemia

b) Kondisi otak primer

Kejang, trauma kepala, tumor serebral, penyakit serbrovaskular,

prosedur bedah pada otak, ensefalitis, hipoksia, amnesia global

transien, trapi elektrokonvulsif, sclerosis multiple.

c) Penyebab berhubungan dengan zat

Gangguan penggunaan alcohol, neurotoksin, benzodiazepine,

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Gangguan kognitif yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.

a. Epilepsi

Epilepsy adalah penyakit neurologis kronis yang paling umum.

Msalah utama adalah pertimbangan suatu diagnostic epilepso pada

passion psikiatrik, pembedaan psikosocial dari suatu diagnosis

epilepsy untuk seorang pasien, dan efek psikologis dan efek kognitif

dari obat antiepileptic yang sering digunakan. Gejala perilaku yang

paling umum dari epilepsy adalah perubahan kepribadian; psikosis,

kekersan, dan depresi adalah gejala yang lebih jarang dari gangguan

epileptic (Maramis, 2008).

Kejang adalah suatu gangguan patofisiologis paroksismal

sementara dalam fungsi serebral yang disebabkan oleh pelepasan

neuron yang spontatn dan luas. Pasien dikatakan menderita epilepsy

jika mereka mempunyai keadaan yang kronis yang ditandai oleh

kejang rekuren. Klasifikasi kejang utama kejang adalah parsial dan

umum. Kejang parsial meliabtkan aktivitas epileptiformis didaerah

oatk setempat. Kejang umum melibatkan keseluruhan otak (Katzung,

2007).

Kejang umum tonik klonik umum mempunyai gejala klasik

hilangnya kesadaran, gerakan tonik, klonik umum pada tungkai

menggigit lidah da peristiwa inkontinensia. Masalah psikiatrik yang

peling sering berhubungan denga dengan kejang umum adalah

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
membantu pasien menyesuaikan gangguan neurologis kronis dan

menilai efek kognitif atau perilaku dari obat antiepileptik (Sadock,

2007).

Sedangkan kejang parsial diklasifikasikan sebagai kejang

sederhana atau kompleks. Peristiwa praiktal pada epilepsy parsial

kompleksa aalah termasuk sensaiotonomik, sensasi kognitif, keadaan

afektif dan secara klasik automatisme. Diagnosis epilepsy yang tepat

dapat sulit khususnya jika gejala iktal dan interiktal dari epilepsy

merupakan maifestasi berat dari gejala psikiatrik tanpa adanya

perubahan yang bermakna pada kesadaran dan kemampuan kognitif.

Diagnosis banding lain yang dipertimbangkan adalah kejang semu,

dimana pasien mempunyai suatu control kesadaran atas gejala

kejang yang mirip.

Pada pasien yang sebelumnya mendapatkan suatu diagnosis

epilepsy, timbulnya gejala psikiatrik harus dianggap sebagai

kemungkinan mewakili suatu evolusi dalam gejala epileptiknya. Jika

gejala psikotik tampak pada seorang pasien yang pernah mempunyai

epilepsy yagn telah didiagnosis atau dipertimbangkan sebagai

diagnosis masa lalu, klinisi harus mendapatkan satu atau lebih

pemeriksaan EEG. Pada pasienyang sebelumnya pernah

mendapatkan diagnosis epilepsy. Empat karakteristik harus

menyebabkan seorang klinisi mencurigai kemungkinan tersebut,

yaitu onset psikosis yan gtiba-tiba pada orang yang sebelumhya

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dianggap sehat secara psikologis, onset delirium yang tiba-tiba tanpa

penyebab yang diketahui, riwayat episode yang serupa denga onset

yagn mendadak dan pemulihan spontant, dan riwayat terjatuh atau

pingsan sebelumnya yang tidak dapat dijelaskan (Mansjoer, 2008).

Penatalaksanaan Pengobatan yang digunakan sebagai obat anti

kejang, diantaranya phenobarbital, phenytoin, dll. Carbamazepine

dan asam valproate mungkin dapat membantu dalam mengendalikan

gejala iritabilitas dan meledaknya agresi, karena dua obat tersebut

adalah obat antipsikotik tipikal (Mansjoer, 2008).

b. Trauma Kepala

Trauma kepala dapat menyebabkan berbagai gejala mental.

Trauma kepala dapat mengarahkan ke diagnosis demensia oleh

trauma kepala atau gangguan mental karena kondisi medis umum

yang tidak ditentukan. Sindrom pascagegar tetap kontroversial,

karena menyebabkan berbagai gejalapsikiatrik (Rusdi, 2011).

Trauma kepala dibedakkan menjadi trauma kepala tembus, dan

trauma tumpul. Juga dapat terjadi suatu kontusi fokal. Peregangan

parenkim otak menyebabkan kerusakan aksonal difus. Proses yang

timbul kemudian, seperti edema, dan perdarahan, dapat

menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut. Patofifsiologi terjadinya

trauma kepala merupaka situasi klinis yang umum.

Gejala utama yang berhubungan dengan trauma kepala adalah

gejala dari gangguan kognitif dan gejala dari sekuele prilaku. Setelah

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
suatu periode amnesia pasca traumatis, biasanya terjadi periode

pemulihan selama 6 sampai 12 bulan. Masalah kognitif yagn paling

sering adalah menurunnya kecepatan pemprosesan informasi,

penurunan perhatian, meningkatnya distraktibilitas, defisit dalam

pemecahan masalah dan kemampuan terus berusaha, danmasalah

dengan daya ingat dan mempelajari informasi baru. Pada perilaku,

gejala yang utama adalah perubahan kepribadian, depresi,

meingkatnya impulsivitas, dan meningktanya agresi. (Sadock, 2007).

Pasien trauma kepala mungkinrentan terhadp efek samping

yang berhubungan dengan obat psikotropik, sehingga obat harus

diberikan dalam dosis rendah. Antidepresan standar dapat digunakan

untuk mengobati depresi, baik antikonvulsan maupun antipsikotik

dapat digunakan untuk mengobati agresi dan impulsivitas (Katzung,

2007).

c. Tumor Otak

Sekitar 50% pasien dengan tumor otak mengalami gejala

mental, Meningioma kemungkinan dapat menyebabkan gejala fokal

karena lesi menekan daerah korteks yang terbatas, sedangkan

glioma kemungkinan menyebabkan gejala yang difus. Delirium

merupakan suatu komponen yang paling sering dari tumor yang

tumbuh dengan cepat, besar atau metastatic. Jika pada pemeriksaan

fisik ditemukan intoktinensia kandung kemih atau usus, suatu tumor

lobus frontalis harus dicurigai. Jika riwayat penyakit dan

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
pemeriksaan menemukan kelainan pada daya ingat dan pembicaraan,

suatu tumor lobus temporalis harus dicurigai.

a) Kognisi

Gangguan fungsi intelektual sering menyertai adanya tumor

otak, dan tidak tergantung pada jenis dan lokasinya.

b) Keterampilan berbahasa

Gangguan fungsi berbahasa dapat berat, terlebih jika

pertumbuhan tumor dapat cepat.

c) Daya ingat

Hilangnya daya ingat merupakan gejala yang paling sering dari

tumor otak. Peristiwa yang belum lama, bahkan peristiwa yang

menyakitkan dapat hilang, tetapi ingatan yang lama dapat

dipertahankan, dan psien tidak menyadari kehilangan ingatannya

trhdap peristiwa yang beru saja terjadi.

d) Persepsi

Defek persepsi yang ebrat sering berhubungan dengan gangguan

perilaku, khususnya jika pasien perlu mengintegrasi persepsi

taktil, auditoris, dan visual.

e) Kesiagaan

Perubahan kesadaran merupakan gajalayang lambat dan sering

dari peningkatan tekanan intracranial yang disebabkan oleh suatu

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
tumor otak. Psien tidak dapat bergerak dan menjadi bisu,

wlaupun psien itu sadar (Maramis, 2011).

d. Gangguan Demielinisasi

Gangguan demielinisasi yang utama adalah skelrosis multiple,

gangguan lainnya adalah skelrosis lateral amiotropik. Skelrosis

multiple ditandai dengan episode gejala yang multiple. Secara

patofisiologi berhubungan dengan lesi multifocal di subsansia alba di

sistim saraf pusat. Gejala neuropsikiatrik dibagi atas gejala kognitif

dan gejala perilaku. Pasien dengan sclerosis multiple menunjukkan

adanya penurunan kecerdasa, dan daya ingat. Gejala prilaku yang

timbul adalah euphoria, depresi, dan perubahan kepribadian. Psikosis

adalah komplikasi yang jarang pada pasien dengan sclerosis

multiple. Namun, depresi sering terjadi. Factor risiko untuk bunuh

diri adalah pasda pasien jenis kelamin laki-laki, dengan onset

sclerosis multiple sebelum usia 30 tahun (Katzung, 2007).

e. Penyakit Infeksi

Menurut Katzung (2007), penyakit infeksi merupakan salah

satu penyebab yang banyak menimbilkan gangguan mental organik,

adapun contoh dari berbagai penyakit infeksi tersebut antara lain:

a) Meningitis Kronis

Meningitis kronis juga sering ditemukan. Gejala yan

gbaisanya timbul adalah nyeri kepala, gangguan daya ingat,

konfusi dan demam.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b) Ensefalitis Herpes Simpleks

Ensefalitis herpes simpleks adalahjenis ensefalitis fokal

yang paling sering terjadi, penyakit ini paling sering mengenai

lobus fronalis dan temporalis. Gejala sering berupa anosmia,

halusinasi olfaktoris, dan gustatoris, perubahan kepribadian dan

dan juga prilaku yang aneh.

c) Ensefalitis Rabies

Pada pasien denga penyakit ini, dpat muncull gejala

kegelisahan, overaktivitas, dan agitasi. Hidrofobia dapat terjadi

akibat spasme laryngeal da diafgramatik yang dialami pasien.

d) Neurosifilis

Penyakit ini bisanya mengenai lobus frontalis, sehingga

menyebabkan perubahan kepribadian, perkembangan gangguan

pertimbangan, irirtabilitas, dan penurunan perawatan untuk diri

sendiri. Dapat terjadi waham kebesaran, demensia dan tremor.

e) Penyakit infeksi lain seperti typhoid fever

Salmonella terjadi beberapa pelepasan mediator inflamasi

yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi

sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit

perut, diare diselingi konstipasi, sampai gangguan mental dalam

hal ini adalah delirium. Proses patologis jaringan limfoid ini

dapat berkembang hingga ke lapisan otot,serosa usus, dan dapat

mengakibatkan perforasi. Endotoxin dapat menempel di reseptor

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
selendotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti

gangguan neuropsikiatrik,

f. Gangguan Endokrin

Gangguan endokrin yang terkait tiroid seperti hipertioridisme

ditandai oleh konfuusi, kecemasan, dan sindrom depresif teragitas.

Pasien juga mengeluh mudah lelah, insomnia, penurunan berat

badan, gemetan, palpitasi. Gejala psikiatrik yang serius adalah

munculnya gangguan daya ingat, orientasi, dan pertimbangan,

kegembiraan manik, waham dan halusinasi (Sadock, 2007).

Disfungsi kelenjar paratiroid menhasilkan regulasi abnormal

pada metabolism kalsium, sekresi hormone paratiroid yang

berlebihan menyebabkan hiperkalsemia, yang menyebabkan

delirium, perubahan kepribadian, dan apati. Eksitabilitas

neuromuscular yang tergantung pada konsentrasi ion kalsium yang

tepat adalah menurun dan dapat terjadi kelemahan otot.

Hipokalsemia dapat menyebabkan gejala neuropsikiatrik berupa

delirium dan perubahan kepribadian (Sadock, 2007).

Gangguan adrenal menyebabkan perubahan sekresi normal

hormone-hormon dari korteks adrenal dan menyebabkan perubahan

neurologis dan psikologis yang bermakna. Pasien dengan insufisiensi

adrenokortikal kronis sering menunjukkan gejala mental ringan,

seoerti apati, mudah lelah, iritabilitas, dan depresi. Jumlah kortisol

yang berlebihan yang diproduksi secera endogen oleh suatu tumor

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menyebabkan ganggau mood sekunder, sindromdepresi teragitasi

dan kadang bunuh diri. Penurunan konsentrasi dan dan defisit daya

ingat juga mungkin ditemukan. Pemberian kortikosteroid eksogen

dosis tinggi biasanya menyebabkan ganggaun mood sekunder yang

mirip dengan mania. Jika terapi steroid dihentikan dapat muncul

depresi berat (Sadock, 2007).

g. Gangguan Metabolisme

Ensefalopati metabolic adalah penyebab disfungsi organic yang

sering dapat menyebabkan perubahan proses menal, perilaku, dan

fungsi neurologis. Diagnosis harus dipertimbangkan bila terjadi

perubahan perilaku, pikiran dan kesadaran yang baru saja dan cepat.

Tanda yang paling awal kemungkinan adalah gangguan daya ingat,

dan gangguan orientasi (Sadock, 2007).

Gagal hati berat dapat menyebabkan ensefalopati hepatic, yang

ditandai dengan perubahan kesadaran, asteriksis, hiperventilasi dan

kelainan EEG. Perubahan kesdaran dapat terntang dari apati sampai

mengantuk hingga koma. Gejala psikiatrik yang berhubungan adalah

perubahan daya ingat, keterampilan intelektual umum dan pada

kepribadian (Sadock, 2007).

h. Ensefalopati Uremik

Gagal ginjal sering disertai dengn perubahan daya ingat,

orientasi dan kesadran. Gejala neuropsikiatrik cenrung reversible.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4. Karakteristik Pasien Gangguan Mental

a. Kelompok umur

Umur atau usia menurut Depkes (2013) adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang

hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia dikatakan lima belas

tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung. Oleh yang

demikian, umur itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh semasa

(masa kini). Manakala usia pula diukur dari tarikh kejadian itu bermula

sehinggalah tarikh semasa (masa kini).

Jenis perhitungan umur/usia:

a. Usia kronologis adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat

kelahiran seseorang sampai dengan waktu penghitungan usia.

b. Usia mental adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf

kemampuan mental seseorang. Misalkan seorang anak secara

kronologis berusia empat tahun akan tetapi masih merangkak dan

belum dapat berbicara dengan kalimat lengkap dan menunjukkan

kemampuan yang setara dengan anak berusia satu tahun, maka

dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut adalah satu tahun.

c. Usia biologis adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan

biologis yang dimiliki oleh seseorang (Fajar, 2016).

b. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi

laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Para

ahli psikologi membedakan pria dan wanita dari otaknya. Otak

manusia terdiri dari dua bagian, yaitu sisi yang kanan dengan sisi yang

kiri. Setiap sisi bertanggung jawab untuk fungsi yang berbeda. Dalam

otak wanita, lebih banyak serat penghubung dan serat ini lebih besar

dibanding yang terdapat pada otak pria. Hal ini membuat wanita

memiliki kecenderungan lebih besar untuk menggunakan kedua sisi

otak secara bersamaan. Sehingga wanita lebih pandai berbicara, open

minded juga lebih pandai menjalin hubungan atau berinteraksi dengan

individu lain. Tetapi, wanita cenderung menggunakan emosi ketika

memproses informasi dan saat berkomunikasi. Sebaliknya, pria

memiliki kecenderungan lebih banyak menggunakan sisi kiri otaknya.

Dengan demikian, mereka lebih banyak menggunakan logika dan

pemikiran rasional. Pria juga cenderung mempunyai koordinasi mata-

tangan yang lebih baik, hal ini sangat membantu di saat berolahraga

dan melakukan kegiatan mekanis ataupun membaca peta. Jika pria

sedang melakukan satu aktifitas, maka pria tidak akan bisa konsentrasi

terhadap hal lainnya. Berbeda dengan wanita, mereka bisa mencampur

semua pemikirannya dalam satu waktu, sehingga emosi, logika,

percintaan, dan komunikasi bercampur menjadi satu (Fajar, 2016).

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
c. Tingkat Pendidikan

Menurut Muhibbin (2012) pendidikan adalah tahapan kegiatan

yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang

dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebaginya. Tingkat

pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam

suatu pengambilan keputusan.

Tingkat pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu

(UU RI tentang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pasal 2: 11):

a. Rendah, artinya individu memiliki tingkat pendidikan dasar (SD).

b. Sedang atau menengah, artinya individu memiliki tingkat pendidikan

menengah (SLTP dan SLTA).

c. Tinggi, artinya individu memiliki tingkat pendidikan tinggi (S1

keatas).

d. Pekerjaan

Pekerjaan yaitu sebuah aktifitas antar manusia untuk saling

memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini pendapatan

atau penghasilan. Penghasilan tersebut yang nantinya akan digunakan

sebagai pemenuhan kebutuhan, baik ekonomi, psikis maupun biologis.

Pekerjaan dan stress Hampir semua orang di dalam kehidupan mereka

mengalami stres sehubungan dengan pekerjaan mereka. (Fajar, 2016).

Faktor-faktor yang dapat membuat pekerjaan itu stressful,

antara lain:

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a. Tuntutan pekerjaan dapat menimbulkan stres dalam 2 cara, yaitu

pekerjaan terlalu banyak dan jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebh

stresful daripada jenis pekerjaan lain.

b. Pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi

kehidupan.

Menurut Sarafino (2007), stres kerja dapat disebabkan karena

lingkungan fisik yang terlalu menekan, kurangnya kontrol yang

dirasakan, kurangnya hubungan interpersonal, hingga kurangnya

pengakuan terhadap kemajuan kerja. Sementara itu, Sutherland dan

Cooper (2008) menyatakan bahwa sumber stres yang berasal dari

interaksi lingkungan sosial dengan pekerjaan, meliputi stresor yang ada

di dalam pekerjaan itu sendiri, konflik peran, masalah dalam hubungan

dengan orang lain, perkembangan karir, iklim dan struktur organisasi,

hingga adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga.

e. Lama Rawat

Lama rawat adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien

oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana

pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. Lama rawat inap

akan mempengaruhi tingkat kecemasan pasien, hal ini dapat disebabkan

karena banyaknya pasien yang merasa cemas dengan tingkat - tingkat

tertentu baik pada pasien yang lama hari rawatnya masuk pada kategori

cepat maupun lama. Sullivan dalam Suliswati (2005) bahwa kecemasan

timbul akibat ketidakmampuan untuk berhubungan interpersonal dan

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
sebagai akibat penolakan. Kecemasan bisa dirasakan bila individu

mempunyai kepekaan terhadap lingkungan. Adanya trauma seperti

perpisahan dengan orang berarti atau kehilangan dapat menyebabkan

kecemasan pada individu

5. Keluarga

a. Defenisi Keluarga

Keluarga adalah unti terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(Effendi,2004).

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

ikatan perkawinan adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk

meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum,

meningkatkan perkembangan fisik,mental,emosional dan social dari

tiap anggota (Sudhiarto,2007).

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang

bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup

dalam satu rumah tangga,saling berinteraksi satu sama lainnya dalam

perannya menciptakan dan mempertahankan suatu budaya (Bailon dan

Maglaya, 1989 dalam Mubarok 2002).

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Struktur Keluarga

Menurut Muwarni (2007), struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi yang berfungsi : bersifat terbuka dan jujur,

selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif,dan

tidak mengulang-ngulang isu dan pendapat sendiri.

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan

sesuai dengan posisi social yang diberikan. Yang dimaksud

dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam

masyarakat misalnya sebgai suami, istri, anak, dan sebagainya.

Teatapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-

masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa

mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga

yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau

malah berdiam diri dirumah.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan

aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi

merubah perilaku orang lain kea rah positif.

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan

yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu

pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma

adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat

berdasarkan system nilai dalam keluarga. Budaya adalah

kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan

ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah

(Muwarni,2007).

c. Tipe atau Bentuk Keluarga

Beberapa tipe atau bentuk keluarga menurut

(Sudiharto,2007),antara lain sebagai berikut :

a. Keluarga inti

Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang

direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik

karena kelahiran maupu adopsi

b. Keluarga besar

Keluarga inti ditambah keluarga yang lain, misalnya kakek,

nenek,bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti

orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan

sejenis.

c. Keluarga campuran

Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan

anak-anak tiri.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
d. Keluarga menurut hukum umum: anak-anak yang tinggal

bersama

e. Keluarga orang tua tinggal

Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena

telah bercerai,berpisah,ditinggal mati atau mungkin tidak

pernah menikah, serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.

f. Keluarga hidup bersama

Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang

tinggal bersama berbagi hak dan tanggung jawab, serta

memiliki kepercayaan bersama.

g. Keluarga serial

Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah

dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan

masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan

pasangannya masing-masing, tetapi semuanya menganggap

sebagai satu keluarga.

h. Keluarga gabungan

Keluarga yang terdiri dari suami dengan beberapa istri dan

anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan

anak-anaknya (poliandri).

i. Hidup bersama dan tinggal bersama

Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama

tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
d. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga (Sudiharto,2007),antara lain :

a. Fungsi Afektif : Fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

keluarga berhubungan dengan orang lain, fungsi ini dibutuhkan

untuk perkembangan individu dan psikososial keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi dan penempatan social: fungsi

pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan

social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan

dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi Reproduksi : fungsi untuk mempertahankan generasi

menjadi kelangsungan keluarga.

d. Fungsi Ekonomi : keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan Kesehatan: fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan

menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
6. Dukungan Keluarga

a. Pengertian

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam

berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat

berupa dukungan sosial keluarga internal dan eksternal (Friedman,

2010).

Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat

bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang memperhatikan,

menghargai, dan mencintai. Dukungan sosial keluarga sebagai suatu

proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial (Setiadi,

2008).

Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi

dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini

meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan (

Friedman, 2010).

b. Jenis Dukungan Keluarga

Jenis dukungan keluarga ada empat menurut (Setiadi 2008),

yaitu :

1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan

sumber pertolongan praktis dan konkrit.

2. Dukungan Informasional, yaitu keluarga berfungsi

sebagai sebuah kolektor dan dissminator.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Dukungan penilaian, yaitu keluarga bertindak sebagai

sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi

pemecahan masalah dan sebagai sumber validator

identitas keluarga.

4. Dukungan Emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah

tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

c. Fungsi Dukungan Keluarga

Fungsi dukungan keluarga menurut Friedman (2010),

menerangkan bahwa keluarga memiliki empat fungsi dukungan,

diantaranya :

1. Dukungan emosional

Aspek-aspek dukungan emosional meliputi dukungan

yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Dukungan emosional memberikan individu perasaan

nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi. Untuk itu

keluarga dapat memberikan bantuan dalam bentuk semangat,

empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang

menerimanya merasa berharga L.Andriani (2014).

2. Dukungan Informasi

Aspek-aspek dalam dukungan informasi meliputi nasehat,

usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental keluarga merupakan fungsi

ekonomi dan fungsi perawatan kesehatan yang diterapkan

keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.

4. Dukungan Penilaian

Keluarga bertindak sebagai sumber dan validator identitas

anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan

dan perhatian. Dukungan penilaian mempunyai fungsi afektif.

Dengan adanya support, penghargaan dan perhatian, pasien

menjadi termotivasi, pasien merasa di hargai dan merasa ada

yang memperhatikan dirinya.

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
B. Kerangka Teori

Faktor Biologis/ Ansietas dan Faktor Faktor Sosio-


Jasmaniah Ketakutan Psikologis Kultural
(Stuart,2013) (Stuart,2013) (Stuart,2013) (Stuart,2013)

Faktor Gangguan Mental Faktor Presipitasi


Predisposisi Oragnik (Stuart,2013)
(Stuart,2013) (Rusdi,2011)

Manifestasi
1. Delirium a. Gangguan
2. Demensia fungsi kognitif.
3. Gangguan Amnesia b. Gangguan
4. Gangguan kognitif yang tidak sensorium.
diklasifikasikan di tempat lain c. Sindrom
(Mansjoer,2008) (Rusdi, 2011)

Dampak Penatalaksanaan

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi Keliat, (2009), Stuart(2013), Rusdi(2011), Mansjoer(2008).

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
C. Kerangka Konsep

Pengetahuan Keluarga tentang


Gangguan Mental
Keluarga Dukungan Keluarga pada
Organik
Pasien Gangguan Mental
Organik

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Gambaran Pengetahuan Keluarga..., Latif Budi Setiawan, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai