Anda di halaman 1dari 2

Erosi

 Definisi

Erosi ataupun lubang gigi (akibat asam). Hal ini bisa dipicu oleh kebersihan mulut yang
buruk, makanan atau minuman asam, penyakit atau kelainan tertentu (GERD, Chron’s disease,
bulimia, xerostomia), tambalan ataupun anatomi gigi yang sedemikian rupa sehingga
menyebabkan retensi atau menempelnya plak.

Sumber : Sumawinata, Narlan. 2004. Seranai Istilah Kedokteran Gigi Inggris-indonesia. Jakarta:
EGC

http://perigigi.wordpress.com

 Etiologi
Disebabkan oleh kebiasaan makan asam seperti terlalu banyak minum jus jeruk, minuman
asam, terlalu banyak makan buah jeruk atau apel asam atau yoghurt. Juga disebabkan oleh
muntahan asam dari perut pada beberapa pasien yang terserang kelainan pencernaan seperti
hiatus hernia, atau pasien penderita anoreksia nervosa atau bulimia nervosa.

Sumber : Gandara BK. 1999. Diagnosis and Management of Dental Erosion. J Contemp Dent
Pract; Vol. 1. Hal 1-17

 Gambaran klinis
Pada tahap yang masih dini, perikimata pada permukaan gigi menghilang dan gigi akan
terlihat datar tetapi warnanya normal bila dibandingkan warna email karies yang mengapur.
Jika erosi berjalan terus maka dentin akan terbuka yang sering sangat peka karena kalsifikasi
di tubulus telah terdemineralisasi oleh asam. Akhirnya pulpa bisa terinflamasi.
Pada erosi yang meluas, keseluruhan mahkota gigi mungkin terkena pengaruhnya,
dengan hilangnya ketajaman permukaan yang menghasilkan suatu lapisan kaca, penampilan
yang tidak menarik dengan tidak tajamnya daerah enamel seperti ini menjadi membulat.
Permukaan enamel mungkin menjadi relatif cembung sampai dentin terlihat, kemudian reduksi
gigi bertambah cepat karena perbedaan kelunakan pada dentin. Hal ini menyebabkan
penampilan yang berlubang.

Sumber : Gandara BK. 1999. Diagnosis and Management of Dental Erosion. J Contemp Dent
Pract; Vol. 1. Hal 1-17
Pencegahan Erosi

1. Mengurangi frekuensi asam


2. Meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh (meningkatkan aliran saliva dan
pembentukan pelikel)
3. Meningkatkan ketahanan asam, remineralisasi pada permukaan gigi
4. Meningkatkan perlindungan kimia
5. Mengurangi abrasi

Perawatan Erosi

a. Merawat berdasarkan faktor penyebab:


Identifikasi penyebab terjadinya erosi merupakan cara pertama yang harus dilakukan untuk
melakukan perawatan. Jika asupan asam dari makanan dan minuman berlebih maka
pemberian penjelasan tentang makanan dan minuman yang dapat menyebabkan erosi adalah
penting. Jika pasien mempunyai gejala GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) sebaiknya
dirujuk ke dokter untuk di periksa secara lengkap dan diberikan terapi yang sesuai dengan
kebutuhan. Seorang pasien dengan hipofungsi saliva dapat menggunakan permen karet tanpa
gula untuk meningkatkan aliran saliva residu. Penggunaan pilocarpine oral ( Salagen )
mungkin bermanfaat pada pasien dengan mulut kering disebabkan oleh sindrom Sjogrens.
b. Perawatan restoratif:
Perawatan restoratif tergantung pada tingkat keausan gigi, perawatan restoratif dapat berkisar
dari penempatan komposit pada bagian yang erosi. (Gandara and Truelove, 1999). Dokter gigi
mengganti gigi yang erosi dengan material restorasi. Jika erosinya ekstensif, harus dibuat
crown.

Sumber :

1. Gandara BK and Truelove EL. 1999. Diagnosis and Management of Dental Erosion. J.
Contemp Dent Pract Vol.1
2. Kunnamo. 2005. Based Medicine Guidelines. Finland: Duodecaim Medical Publication

Anda mungkin juga menyukai