Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Iqamah

Nim : E1C018081
MK : Semiotika

Perbedaan Filsafat Realisme dengan Filsafat Nominalisme

Realisme dan nominalisme adalah dua aliran dalam filsafat yang berbeda atau bertolak
belakang.
A. Realisme
Seorang filsuf asal Yunani Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato
mengembangkan aliran realisme yang menekankan pada pengetahuan dan nilai. Realisme
merupakan suatu aliran dalam ilmu pengetahuan. Aliran realisme mempersoalkan objek
pengetahuan manusia. Aliran realisme memandang bahwa objek pengetahuan manusia
terletak di luar diri manusia. Contohnya, bagaimana kursi itu ada karena ada yang
membuatnya. Dalam perspektif epistemologi aliran realisme menyatakan bahwa hubungan
antara subjek dan objek diterangkan sebagai hubungan dimana subjek mendapatkan
pengetahuan tentang objek murni karena pengaruh objek itu sendiri dan tidak tergantung oleh
si subjek. Realis mempercayai pengetahuan yang didapatkan berasal dari hal-hal nyata yang
ada di sekitar manusia, bukan berasal dari pemikiran manusia.
Kaum realis mendalilkan keberadaan dua jenis entitas, yakni particular dan universal.
Detail mirip satu sama lain karena mereka berbagi universal; Misalnya, setiap anjing
memiliki empat kaki, dapat menggonggong, dan memiliki ekor. Universal juga bisa
menyerupai satu sama lain dengan berbagi universal lainnya; misalnya, kebijaksanaan dan
kemurahan hati mirip satu sama lain karena keduanya adalah kebajikan. Realisme
memungkinkan kita untuk menganggap serius struktur wacana subjek-predikat yang kita
gunakan untuk mewakili dunia. Realisme juga dapat menjelaskan penggunaan referensi
abstrak yang sering kita lakukan. Terkadang kualitas adalah subjek dari wacana kita, seperti
ketika kita mengatakan bahwa kebijaksanaan adalah kebajikan atau merah adalah warna.
Para realis dapat menafsirkan wacana-wacana ini sebagai pernyataan bahwa ada universal
(kebijaksanaan; merah) yang mencontohkan universal lain (kebajikan; warna).
B. Nominalisme
Nominalisme adalah salah satu arus pengetahuan filsafat dan teologi yang muncul
pada abad pertengahan atau sejak abad ke-12. Nominalisme merupakan aliran filsafat yang
menganggap bahwa gagasan atau konsep umum yang ada tidak menunjuk pada kenyataan
apapun, maka gagasan hanya sebatas kata-kata yang disusun akal budi untuk mengatur
keanekaan individu. Menurut pandangan ini, kumpulan benda dan makhluk tidak dapat
dirangkum di dalam satu gagasan umum karana yang umum tidak menunjuk pada sesuatu
dalam realitas. Kebanyakan nominalis menyatakan bahwa hanya fisik di dalam ruang dan
waktulah yang nyata, dan yang lainnya hanyalah khayal. Namun beberapa versi nominalisme
menyatakan bahwa beberapa ialah berwujud abstrak, misalnya angka, sementara yang
lainnya adalah wujud-wujud yang memang ada di dalam ruang dan waktu, misalnya batu,
meja, dan lain-lain.
Nominalis menawarkan definisi realitas yang radikal: tidak ada yang universal,
hanya ada hal-hal khusus. Ide dasarnya adalah bahwa dunia dibuat secara eksklusif dari hal-
hal khusus dan yang universal adalah buatan kita sendiri. Mereka berasal dari sistem
representasi kita (cara kita berpikir tentang dunia) atau dari bahasa kita (cara kita berbicara
tentang dunia). Karena itu, nominalisme jelas terkait erat juga dengan epistemologi (studi
tentang apa yang membedakan keyakinan yang dibenarkan dari opini). Jika hanya ada hal-hal
khusus, maka tidak ada “kebajikan”, “apel”, atau “jenis kelamin”. Sebaliknya, ada
kesepakatan manusia yang cenderung mengelompokkan objek atau ide ke dalam kategori.
Kebajikan ada hanya karena kita mengatakannya bukan karena ada abstraksi kebajikan
universal. Apel hanya ada sebagai jenis buah tertentu karena kita sebagai manusia telah
mengkategorikan sekelompok buah tertentu dengan cara tertentu. Kejantanan dan
keperempuanan, juga hanya ada dalam pemikiran dan bahasa manusia.

Referensi
1. https://id.m.wikipedia.org/wik/Nominalisme
2. http://eduarduslebe.blogspot.com/2015/11/filsafat-realisme.html?m=1
3. https://www.ami.sch.id/memahami-teori-filsafat-nominalisme-dan-realisme/

Anda mungkin juga menyukai