Anda di halaman 1dari 8

Menurut teori ini, kepribadian adalah suatu system atau factor yang saling

berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperament. Hal
yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor (triait and faktor) adalah asumsi bahwa
individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan
dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Pencapaian penemuan diri
menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat usaha untuk mewujudkan diri.
(Surya, Mohamad. 2003 : 3).

Teori Trait and Factors adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian
seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri, sejauh tampak
dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
Metode yang dapat digunakan oleh konselor menurut teori trait and factor ini adalah
dengan menggunakan teknik-teknik seperti wawancara, prosedur interpretasi tes, dan
menggunakan informasi jabatan atau pekerjaan yang selanjutnya akan disusun untuk
membantu menyelesaikan masalah karir yang dihadapi oleh konseli.
Proses konseling menurut Williamson dan Darley (1937) dalam teori trait and
factor ini dibagi ke dalam 5 tahapan, diantaranya:
1. Analisis, merupakan tahap yang terdiri dari pengumpulan data atau informasi dari
konseli.
2. Sintesis, merupakan tahap merangkum dan mengatur data dari hasil analisis yang
sedemikian rupa, sehingga akan menunjukkan bakat konseli, kemampuan serta
kelemahannya, dan kemampuan dalam menyesuaikan diri.
3. Diagnosis, merupakan tahap untuk menemukan ketetapan dan pola yang
mengarah pada permasalahan, sebab-sebab, serta sifat-sifat konseli yang relevan,
dan akan berpengaruh pada proses penyesuaian diri.
4. Konseling, merupakan hubungan membantu konseli untuk menemukan sumber
diri sendiri dan sumber di luar dirinya dalam upaya mencapai perkembangan dan
5. Evaluasi atau treatment, merupakan tindak lanjut dari proses konseling.
• 1. Setiap individu memiliki pola sifat unik yang dapat diukur
secara akurat.
2. Setiap okupasi atau pekerjaan memiliki syarat-syarat sifat
yang unik yang dan diukur, pengukuran dilakukan untuk
mengetahui bagaimana pekerjaan itu dapat dilakukan dengan
berhasil dalam berbagai setting.
3. Sifat-sifat individu dapat dicocokkan dengan sifat
persyaratan pekerjaan atau matching
4. Makin cocok antara sifat individu dengan sifat persyaratan
kerja, maka akan produktif dan puas seseorang dengan
okupasinya atau pekerjaannya.
a.Konseling terpusat pada pribadi dan
a. Pemusatan pada klien dan bukan pada dianggap sederhana
konselor b.Terlalu menekankan aspek afektif
b. Identifikasi dan hubungan konseli sebagai emosional, perasaan sebagai penentu
wahana utama dalam mengubah kepribadian perilaku tetapi melupakan factor
c. Lebih menekankan pada sikap konselor intelektual, kognitif dan rasional
daripada teknik c.Penggunaan informasi untuk membantu
d. Memberikan kemungkinan untuk klien tidak sesuai dengan teori
melakukan penelitian dan penemuan d. Tujuan untuk sikap klien yaitu
kuanitatif memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan
e. Penekanan emosi, perasaan dan afektif umum sehingga sulit menilai individu
dalam konseling e.Sulit bagi konselor untuk bersikap netral
dalam situasi hubungan interpersonal.
Menurut Ibrahim dan Khairani (2002:98) penerapan teori
trait dan factor disekolah maupun diluar sekolah adalah
bagaimana konselor lebih banyak mendalami perasaan-
perasaan kliennya terhadap suatu objek yang diungkapkan
oleh klien.Konselor menginginkan klien menyadari akan
setiap kemampuan klien sehingga diharapkan dengan klien
menyadari akan perasaannya maka klien dapat membuat
kesimpulan sesuai dengan perasaannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai