2 Karir 1. Sudah mulai meng 1. Kebingungan Guru BK dapat Kusmitardjo Wali kelas Guru harus Sukardi (1984:
identifikasi kesem yang dialami memberikan (1992) lebih aktif dapat 332) Peran orang
patan serta jenis remaja dalam bimbingan Kepala lagi dalam membimbing tua diperlukan
peker jaan yang menentukan arah karir kepada sekolah memberikan dan dalam pemilihan,
sesuai dengan karirnya (Herlina, siswa, di mana memiliki dampingan mengarahkan mencari, menggali
keadaan dirinya 2013) bimbingan peranan yang dan motivasi kegiatan belajar berbagai informasi.
(Susantoputri, 2. Merasa cemas karir adalah sangat kepada siswa siswa sesuai Orangtua d pat
2014) setelah keluar bimbingan penting yaitu serta bekerja dengan tujuan mengarahkan dan
2. Mampu membuat sekolah dan tidak yang memper membantu sama dengan yang dicita- cita membimbing anak
keputusan karir tahu pekerjaan siapkan diri fasilitas dan guru BK kan. Guru dalam menentukan
yang sesuai dengan apa yang haris menghadapi sarana untuk men memberikan arah karir yang
tahap dikerjakan atau dunia kerja, prasarana diskusikan dorongan dan sesuai dengan
perkembanganya tidak tahu apa dalam memilih yang tentang motivasi kepada bakat dan minat
(Ali, 2014) yang harus lapangan diperlukan, minat, bakat siswa agar anak. Oleh itu,
3. Adanya dilakukan di masa pekerjaan atau dan juga dan potensi mampu untuk orang tua dapat
perencanaan karir mendatang jabatan menginterpre siswa merencakan mem berikan
yang tepat untuk (Herlina, 2013) (profesi) stasikan prog sehingga wali karir di masa arahan dan
menentukan 3. Siswa tidak tertentu serta ram bk kelas dan depan. informasi kepada
kematangan karir mampu mengenal membantu kepada guru bk dapat (Susantoputri, anak tentang arah
seseorang (Ali, dan mengerahui siswa dalam murid-murid membantu 2014) pilihan karier yang
2014) gambaran tentang merencanakan yang diberi merencnakan sesuai dengan ke
jenis pekerjaan masa depan. pelayanan, karir bagi mampuan, bakat
(Susantoputri, (Winkel, serta dapat siswa, begitu dan minat anak
2014) 1991). menen tukan pun antara tersebut
tugas dan wali kelas
peranan dari dan orang tua
anggota staf harus
memerlukan
hubungan
yang aktif,
untuk
membicaraka
n tentang
bagai mana
potensi yang
dimiliki oleh
anak
(Sutrisno,
1989)
3 Inteligensi 1. Mulai berpikir 1. Individu dalam Guru bimbingan Kepala Mengarahkan 1. Memperbaiki 1. Memberikn
secara abstrak dan kemampuan dan konseling sekolah untuk mem kondisi dan kesempatan
berpikir perkem bangan sebagai tenaga bertugas bantu para terus menerus terhadap mereka
berdasarkan penga intelek tual setiap kepen didikan membimbing individu dalam memberikn untuk
laman (Yusuf, anak berbeda- yang para guru menghadapi motivasi pada mengemukakn
2012) beda, hal ini bertanggung dalam menen dan menye siswa pendapat secara
2. Mulai memikirkan dipengaruhi oleh jawab tukan bahan lesaikan masa (Slameto, bebas, penuh
masa depan dan beberapa faktor melaksanakan pelajaran yang lah-masalah 2010) pengertian,
membuat interaksi dapat akademik. 2. Menciptakn perhatian dalam
perencanaan dan edukatif di meningkatkn Pengenalan kesempatan suatu
mengeksplorasi dalam kelas, potensi siswa, kurikulum, pe belajar yang komunikasi
berbagai perlu memiliki memiliki milihan juru lebih baik lagi (Marilla, 2009)
kemungkinan pemahaman metode yang san/ konsen bagi siswa 2. Memotivasi
untuk mencapainya yang mendalam akan trasi, cara bela (Slameto, anak dan
(Yusuf, 2012) tentang perkem digunakan jar, perencana 2010) mendorong
bangan kognitif dalam proses an pendidikan 3. Memberikn untuk meraih
peserta didiknya belajar lanjutan, dan rangsangan prestasi yang
(Myers, 1996) mengajar, lain-lain belajar setinggi-
menyelenggar (Nurihsan,200 sebanyak tingginya.
akan rapat 5) mungkin (Marilla, 2009)
dewan guru (Slameto,
dalam 2010)
mengadakan
cara dan
metode yang
digunakan
(Pur wanto,
1993)
4 Emosional 1. Menerima keadaan 1. Tidak dapat Memberikan Mendukung Dengan Guru mata Menurut Kartono
fisiknya (Jahja, menerima pelayanan sesuai secara penuh melakukan pelajaran dapat (1979) berkaitan
2011) perubahan fisik dengan yang di dan pendektan dan mengajak peserta dengan
2. Memiliki yang terjadi pada butuhkan memfasilitasi mengenal didik untuk perkembangan
kepercayaan pada remaja (Ali, peserta didik apa saja yang peserta mengatur emosi emosional anak.
kemampuan 2000) anatara lain dibutuhkan didiknya maka mereka dan Kasih sayang
dirinya sendiri 2. Mudah layanan infor guru BK wali kelas dihubungkan orang tua memiliki
(Jahja, 2011) mengalami masi, layanan dalam dapat dengan pelajaran peran penting
3. Mampu bersikap ganggunan konseling mengentaskan mengetahui yang ia emban dalam setiap tahap
mandiri (Jahja, pikiran perorangan, masalah peserta (Effendi, 2002) perkembangannya.
2011) disebabkan layanan peserta didik didiknya yang Ketika anak
tekanan dan bimbingan berkenaan memiliki mendapat kasih
keraguan terhadap kelompok, dengan masalah sayang yang cukup
diri sendiri layanan perkembangan perkembangan maka ia akan lebih
(Fuhrmann, 1990) konseling emosional emosional, lalu baik dalam
3. Cenderung kelompok (Effendi, guru kelas mengontrol emosi
mengambil risiko (Syahniar, 2014) 2002) dapat nya.
dengan berbuat mengarahkan
kenakan yang siswa kepada
disebabkan stress guru bk guna
dan keraguaan membantu
akan dirinya peserta didik
sendiri mengentaskan
(Fuhrmann, 1990) masalahnya.
Di dalam kelas
guru kelas juga
dapat memberi
kan motivasi-
motivasi
kepada peserta
didik untuk
lebih mengatur
emosionalnya
(Effendi, 2002)
5 Moral 1. Mengenal 1. Berpacaran, Guru bk Kepala Memberikan Guru mata 1. Memberikan
seperangkat system merokokm memberikan sekolah pembinaan dan pelajaran teguran,
etika dan nilai bagi melakukan beberapa bentuk bertanggug peringatan berperan dalm meningkatkan
pedoman hidup tindakan asusila upaya dimana jawab kepada siswa proses pemberian pemahaman ank
sebgai pribadi, (Kartono, 1990) adanya tiga hal dalam yang informasi guna dan
anggota 2. Tidak disiplin dan yang dilakukan terlaksanan melakukan mencegah menanamkan
masyarakat, warga belaku senonoh dimulai dari ya bk, kenakalan, terjadinya nilai keagamaan
negara dan anggota (Kartono, 1990) upaya dimana selain itu wali tindakan yang pada anak,
umat manusia 3. Terjadinya pencegahan, kepala kelas bisa melanggar nilai- memberikan
(Sarwono, 1991) tindakan criminal bimbingan dan sekolah melaporkan nilai moral, contoh perilaku
2. Memperoleh yang semakin pengentasan. dapat kepada guru bk dimana guru yang positif
seperangkat nilai merebak dalam Guru bk memberika guna selain pada anak,
system etika sebgai berbagai jenis, memberikan n dukungan melakukan memberikan memberikan
petunjuk atau bentuk dan pola layanan klasikal serta tindakan lebih bahan ajar juga perhatian yang
pembimbing dalam (Kartono, 1979) maupun bantuan lanjut agar bisa menyelipkan cukup dan
berperilaku individual kepada permasalahan informasi serta adanya
(Sarwono, 1991) kepada klien guru bk tersebut tidak pemberian nilai- ketegasan dalam
3. Mencapai tetang beberapa dalam berlanjut nilai positif mendidik anak
perkembangan diri dampak menangani (Desmita, kepada peserta serta adanya
sebgaia remaja negative dari sebuah 2011) didik (Desmita, upaya dalam
yang beriman dna permasalahan masalah 2011) mengarahkan
bertaqwa terhadap terkait dengan yang anak untuk
tuhan yang Maha moral (Hurlock, berkaitan memilih
Esa (Sarwono, 1996) dengan lingkungan
1991) moral bergaulnya
(Hurlock,
1996)
KEPUSTAKAAN
Ali, M., & Asrori, M. 2000. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Bumi Aksara.
--------------------------. 2014. Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Effendi. 2002. Hubungan Antara Pola Asuh Demokrasi Orangtua dan Motivasi Kompetensi dengan Kreatifitas Remaja. Surabaya: Universitas
Surabaya.
Herlina. 2013. Mengatasi Masalah Anak dan Remaja. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.
Hurlock, E. B. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan Sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Nurihsan. H. A. J., & Akur S. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling di SD/MI Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo.
Purwanto, N. 1993. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Susantoputri, S., Kristina, M., & Gunawan, W. 2014. “Hubungan antara Efikasi Diri Karier dengan Kematangan Karier pada Remaja di Daerah
Kota Tangerang”. Jurnal Psikologi. Nomor 1. Volume 10. Halaman 59-65.
Sutrisno. 1989. Metodologi Research Jilid I & II. Yogyakarta: Andi Offset.
Syahniar., & Daharnis. 2014. “Pembelajaran Melalui BK di Satuan Pendidikan. Jurnal Universirtas Negeri Padang. Nomor 4. Volume 3.
Willis, S. S. 2005. Remaja & Masalahnya: Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya. Bandung:
Alfabeta Bandung.
Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Yusuf, S. 2012. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.