Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam, karena hanya
dengan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi besar kita
Nabi Muhammad SAW, para keluarganya dan para sahabatnya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas terstruktur yang berjudul “Asalib Ta’lim
maharat al-Kitabah”. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Mohon maaf dari segala kekurangan dan keterbatasan ilmiah dalam makalah
ini. Kamipun selalu mengharapakan kritik dan saran yang membangun demi perbaikannya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 04 Desember 2016

Penyusun

1
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
1.1 Latar belakang Masalah ................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan .............................................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 4
2.1 PENGERTIAN MAHARAT AL-KITABAH .............................................................................................. 4
2.2 JENIS-JENIS MENULIS ........................................................................................................................ 5
1. Keterampilan Imla’ (al-imla’) .................................................................................................. 5
2. Keterampilan Kaligrafi (al-khot) .............................................................................................. 6
3. Keterampilan Mengarang /insya’/ta’bii .................................................................................. 7
2.3 TUJUAN PEMBELAJARAN KETRAMPILAN MENULIS ......................................................................... 8
2.4 TAHAPAN DAN TEKNIK PEMBELAJARAN KETRAMPILAN MENULIS ............................................. 10
BAB III .................................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah


Aktivitas menulis merupakan salah satu bentuk kemampuan dan keterampilan berbahasa
yang paling sulit di kuasai siswa dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain.
Seperti halnya kemampuan berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan
bahasa yang bersifat aktif dan produktif.
Menulis memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang dibutuhkan
antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran
secara jelas, penggunaan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaedah tulis
menulis secara baik. Kemampuan ini diperoleh lewat jalan yang panjang. Sebelum sampai
pada tingkat kemampuan menulis, siswa harus mulai dari permulaan yaitu pengenalan dan
penulisan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada
tingkat permulaan, akan menjadi dasar pengembangan kemampuan menulis selanjutnya.
Dengan demikian keterampilan menulis adalah keterampilan berbahasa yang kompleks
karena tidak hanya menyangkut penyusunan gramatikal atau retorikal, tetapi juga
menyangkut penguasaan elemen-elemen konseptual dan penilaian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah disusunnya makalah ini adalah:
1. Apa pengertian maharah al-Kitabah?
2. Apa saja jenis-jenis maharah al-Kitabah?
3. Apa tujuan pembelajaran maharah al-Kitabah ?
4. Bagaimana tahapan dan strategi pembelajaran Maharat al kitabah?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan hakikat maharah al-Kitabah.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis maharah al-Kitabah.
3. Untuk mengetahui apa tujuan pembelajaran maharah al-Kitabah.
4. Untuk mengetahui dan memahami tahapan dan teknik pembelajaran maharah al kitabah

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MAHARAT AL-KITABAH


Sebagaimana kita ketahui bahwa Maharah Kitabah atau yang biasa dikenal ketrampilan
menulis merupakan salah satu dari empat maharah (ketrampilan) yang harus dikuasai dalam
mempelajari bahasa, baik bahasa Indonesia, Inggris maupun bahasa Arab.
Beberapa pengertian maharat al-kitabah sebagai berikut:
 Keterampilan menulis (writing skill) adalah kemampuan dalam mendeskripsikan atau
menggungkapkan isi pikiran, mulai dari aspk yang sederhana seperti menulis kata-kata
sampai pada aspek yang kompleks yaitu mengarang.1
 Dalam KBBI menulis mengandung beberapa pengertian
 pertama, membuat huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil, dan sebagainya,
 Kedua, melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan
sebagainya dengan tulisan.2

 Menurut Thu’aimah dalam buku yang berjudul Teknik Pembelajaran Keterampilan


Bahasa Arab karangan Hasan Saefuloh mengemukakan bahwa ada kalangan yang
memandang sempit terhadap pembelajaran menulis, yaitu sebatas mengajarkan siswa
agar bisa menulis dalam arti membuat lambang-lambang tulisan.
Dalam pengertian ini menulis hanyalah keterampilan mekanistik yang tidak
membutuhkan pemikiran. Kalangan lain, memandang kegiatan menulis sebagai aktivitas
kognitif yang memerlukan pemikiran yang matang, sistematika yang baik, serta
penyajian yang menarik untuk menyampaikan gagasan atau perasaan yang ada dalam
pikirannya.3
Dari pandangan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa menulis dalam arti yang lebih
luas adalah kegiatan terstruktur dan disengaja yang dilakukan seseorang untuk menuangkan
pikiran dan perasaannya, sehingga tulisannya tersebut dapat menunjukkan sudut pandangnya
dan dari tulisannya itu orang dapat menilai karakter penulisnya.
Dibawah ini kemahiran menulis mempunyai dua aspek:

1 Hermawan Asep , . Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. ;Hal .151


2 Dendy Sugono dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PusatBahasa Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 1557
3 Hasan Saefuloh, Teknik Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab, (Cirebon : CV Pangger, 2012), Hal.102

4
1. Kemahiran membentuk Huruf 4
Latihan untuk membentuk huruf sebaiknya dimulai dengan latihan- latihan pra penulisan
huruf.
Latihan pra- penulisan huruf ini meliputi:
a. Latihan memegang pena dan meletakkan kertas atau buku pada posisi yang tepat.
b. Latihan membuat garis- garis lurus vertikal dan horisontal dengan panjang pendek yang
bervariasi
c. Latihan membuat garis- garis mirip dengan variasi kemiringan yang berbeda- beda.
d. Latihan membuat garis melengkung, dari kiri ke kanan, dari kanan ke kiri, dari atas ke
bawah, dan dari bawah ke atas.
Latihan ini lebih menekankan kepada kemampuan menulis huruf arab dalam
berbagai posisinya secara benar, terutama yang menyangkut penulisan hamzah dan alif
layyinah5
2. Kemahiran mengungkapkan dengan tulisan
Aspek ini merupakan inti dari kemahiran menulis. Latihan menulis pada prinsipnya
diberikan setelah latihan menyimak, berbicara, dan membaca. Latihan menulis ini dapat
pula yang diberikan bersamaan dengan latihan kemahiran yang lain, sesuai tingkat
kemampuan siswa.

2.2 JENIS-JENIS MENULIS


Menulis terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Keterampilan Imla’ (al-imla’)
Keterampilan Imla’ adalah kategori menulis yang menekankan rupa atau postur huruf
dalam membentuk kata-kata dalam kalimat.
Secara garis besar ada empat teknik yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
imlak yaitu:
a) Imlak menyalin (al-imla’ al-manqul)
Yang dimaksud adalah memindahkan tulisan dari media tertentu ke dalam buku
peserta didik. Imlak ini cocok diberikan kepada pemula. Cara mengajarkannya dengan
memberikan tulisan atau teks pada papan tulis, buku dan lainnya.

4 Ahmad Fuad Effendy, Op. Cit., hlm. 182-183


5 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Cet ke-1, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 173

5
Kemudian guru memberikan contoh membacanya, diikuti para siswa sampai lancar.
Setelah itu didiskusikan maknanya, kemudian baru siswa menyalinnya ke dalam buku
tulis.
b) Imlak mengamati (al-imla’ al-manzhur)
Mengamati di sini adalah melihat tulisan dalam media tertentu secara cermat,
kemudian dipindahkan ke dalam buku pelajar tanpa melihat lagi tulisan. Imlak ini sedikit
lebih tinggi tingkat kesulitannya dari al-imla’ al-manqul. Sehingga dalam prakteknya
lebih cocok diberikan kepada pemula yang sudah lebih maju.
c) Imlak menyimak (al-imla’ al-istima’i)
Yaitu mendengarkan kata/kalimat/teks yang dibacakan lalu menulisnya. Imlak
ini sedikit lebih sukar dibandingkan dengan al-imla’ al-manzhur. Mengajarkannya
dengan cara membacakan kalimat atau teks tertentu kepada siswa seperlunya, lalu para
siswa diajak untuk mendiskusikan maknanya. Setelah itu baru para para siswa menulis
kalimat/teks yang dimaksud.
d) Imlak tes (al-imla’ al-ikhtibari)
Imlak ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan siswa dalam imlak
yang telah mereka pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Di dalam al-imla’ al-
ikhtibari peserta didik tidak lagi diarahkan oleh guru, maka sebelum melakukannya para
siswa sebaiknya diberi tenggang waktu yang cukup untuk melakukan latihan.6

2. Keterampilan Kaligrafi (al-khot)


Kaligrafi atau al-khot disebut juga tahsin al-khot (membaguskan tulisan) adalah kategori
menulis yang tidak hany menekankan rupa atau postur huruf dalam membentuk kata-kata
dan kalimat, tetapi juga menyetuh aspek-aspek estetika (al-jamaal). Maka tujuan
pembelajaran khot adalah agar para pelajar terampil menulis huruf-huruf dan kalimat
arab dengan benar dan indah.
Macam-macam gaya kaligrafi Arab murni adalah: kufi, naskhi, tsulutsi, farisi, diwani,
diwani jali, ijazah dan riq’i.
Teknik dasar pembelajaran kaligrafi Arab:
 Menjiplak, yaitu memindahkan tulisan yang sudah ada dengan menempelkan kertas
yang transparan di atas tulisan yang sudah jadi.

6 hermawan Acep, 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
Hal.153

6
kemudian tulisan itu diikuti dengan pena yang ukurannya sama. Tahap ini dilakukan
secara berulang-ulang sampai benar-benar tulisan itu dapat diikuti.
 Meniru, yaitu mencontoh tulisan yang sudah ada dengan memindahkannya ke atas
alas tulisan lain.
 Membuat sendiri, yaitu menciptakan tulisan dengan bekal kemampuan yang sudah
dilatih melalui jiplakan dan peniruan. Tahap ini tentu lebih sulit dibandingkan
dengan yang pertama dan kedua.

3. Keterampilan Mengarang /insya’/ta’bii


Mengarang adalah kategori menulis yang berorientasi kepada pengekspresian
pokok pikiran berupa ide, pesan, perasaan dan sebagainya ke dalam bahasa tulisan
sehingga wawasan dan pengalaman pengarang sudah mulai terlihat.
Mengarang dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu mengarang terpimpin (al-
insya’ al-muwajjah) dan mengarang bebas (al-insya’ hurr)
a. Mengarang terpimpin (al-insya’ al-muwajjah), yaitu membuat kalimat atau
paragraf sederhana dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, contoh kalimat
dan sebagainya. Mengarang ini juga disebut mengarang terbatas, karena karangan
karangan siswa dibatasi oleh ukuran-ukuran yang diberikan oleh pemberi soal,
maka siswa tidak dituntut untuk mengembangkan pikirannya secara bebas.
Teknik pengembangannya antara lain: mengganti/ merubah, misalnya
mengganti salah satu unsur dalam kalimat, merubah kalimat aktif menjadi pasif,
kalimat berita menjadi tanya atau sebaliknya dan sebagainya.
b. Mengarang bebas (al-insya’ al-hurr), yaitu membuat kalimat atau paragraf tanpa
pengarahan, contoh dan sebagainya. Siswa dalam hal ini diberi kebebasan untuk
mengekpresikan pikirannya tentang suatu hal. Mengarang ini lebih tinggi
tingkatannya dibandingkan mengarang terpimpin.
Adapun teknik latihannya antara lain:
• Meringkas bacaan terpilih (al-talkhish) yaitu menuliskan kembali intisari
bacaan dengan bahasa arab yang dikuasai siswa.
• Menceritakan gambar yang dilihat (al-qishsah) yaitu menceritakan isi gambar
yang dilihat berupa pekerjaan sehari-hari.
• Menjelaskan aktivitas tertentu (al-idhah) yaitu menerangkan pekerjaan yang
bisa dilakukan oleh pelajar dalam situasi tertentu, misalnya kegiatan di kelas.

7
• Setelah itu baru mengarang bebas (al-insya’ al-hurr) tentang masalah-masalah
tertentu yang diketahui oleh siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ini adalah:
a) Topik yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebahasaan siswa
dan ranah kehidupannya.
b) Sebelum kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini dan
kepada siapa ditujukan.
c) Untuk mempermudah karangan sebaiknya ditentukan outline karangan.
d) Mewujudkan karangan di atas kertas, sebaiknya melalui langkah-langakah
berikut: mula-mula konsep kasar, kemudian diedit apabila ada kesalahan
setalah itu ditulis rapi pada kertas karangan. 7
Menulis jenis pertama diarahkan pada kemampuan siswa pada kelancaran menulis,
kejelasan tulisan, dan penggunaan tanda baca. Sedangkan jenis kedua dan ketiga
diarahkan pada kemampuan siswa untuk menuangkan gagasan, diliht dari segi
kebahasaan berupa penggunaan ejaan termasuk kaidah imla’ dan jenis khat, pemilihan
kata, penggunaan struktur kalimat, dan penerapan tata bahasa. Dan dilihat dari segi non
kebahasaan berupa akurasi isi, kerapihan, kelengkapan, keruntutan dan sebagainya.

2.3 TUJUAN PEMBELAJARAN KETRAMPILAN MENULIS


Secara umum tujuan menulis adalah agar teliti memilih kata-kata dan susunan kalimat
yang indah, agar bagus susunan kalimatnya dan halus perasaannya sehingga tampak nilai
estetis dalam susunan kata-katanya, dan membiasakan peserta didik agar sanggup
membentuk pendapat-pendapat yang benar dan pola pikir yang benar.[8]
Namun sebelum lebih lanjut membahas tentang tujuan ketrampilan menulis, kita harus
mengetahui terlebih dahulu ketrampilan dasar yang harus dikuasai siswa dalam
pembelajaran menulis, yaitu :
 Berkaitan degan ketrampilan teknis.
 Berkaitan dengan penguasaan karakter tulisan arab.
 Berkaitan dengan kegiatan dan bidang garapan/area menulis.
Ketrampilan-ketrampilan dasar diatas juga menggambarkan jenis dan tahapan menulis,
yaitu tahap merangkai huruf dan tahap menuangkan gagasan. Dan dari ketrampilan dasar
diatas pula, kita dapat merumuskan tujuan pembelajaran ketrampilan menulis yaitu

7 Ibid., hlm. 166

8
menguasai penggunaan aturan tata tulis Arab, baik secara teknis maupun gramatika dalam
menuangkan gagasan, pikiran dan perasaan pada tema-tema tertentu.

Adapun tujuan operasional ketrampilan menulis, dapat diklasifikasikan menjadi dua


yaitu:
Tujuan menulis dalam arti menuangkan gagasan
Tujuan Mekanistik yang membutuhkan aktifitas berfikir

Siswa dapat menulis huruf Arab dan mengetahi Siswa dapat menuangkan idenya dalam karangan
hubungan antara bentuk huruf dan pengucapannya sederhana

Siswa dapat menulis kata, baik dengan huruf terpisah Siswa dapat menulis kesimpulan dari bacaan
atau huruf bersambung serta dapat membedakan sederhana
bentuk huruf ketika berada diawal kata, ditengah
maupun diakhir
Siswa terampil menulis Arab dengan jelas dan benar Siswa dapat menulis surat dalam berbagai jenisnya,
seperti surat resmi, surat pribadi, surat lamaran dan
sebagainya
Siswa teramil menulis dengan salah satu jenis khat Siswa dapat menulis laporan sederhana tentang
naskh atau riq’ah kegiatan yang dilakukannya

Siswa terampil menulis Arab dari arah kanan ke kiri Siswa dapat mendeskripsikan sesuatu secara tertulis

Siswa mengetahui kaedah dasar imla’ dan dapat


menerapkannya dalam kegiatan menulis

9
2.4 TAHAPAN DAN TEKNIK PEMBELAJARAN KETRAMPILAN MENULIS
Pembelajaran menulis dalam konteks pembelajaran bahasa Arab dapat dilakukan
dalam tiga tahap:
1. Tahap pra menulis (persiapan)
Pada tahap ini siswa pemula mulai belajar memegang pensil, membuat garis, baik garis
lurus, garis lengkung, garis panjang dan garis pendek, serta garis miring. Semua itu
diajarkan sebagai langkah persiapan menulis huruf.
Setelah dianggap mantap dalam membuat garis dengan segala variasinya, langkah
berikutnya adalah menulis huruf , dengan tahapan sebagai berikut:
o Menulis huruf secara terpisah sebelum huruf sambung.
o Menulis huruf berurut berdasarkan urutan abjad.
o Menulis huruf sebelum suku kata dan kata.
o Menulis satu atau dua huruf baru pada tiap pelajaran.
o Memberikan contoh cara penulisan huruf di papan tulis sebelum menyuruh siswa
menulisnya.
2. Menulis dalam arti Rasm al Hurf
Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa adalah kemampuan menuangkan
gagasan (mengarang). Namun, bukan berarti kemampuan menulis yang bersifat
psikomotorik mekanistik, yaitu merangkai huruf, tidak penting. Salah satu model
pembelajaran aspek ini yang menunjukkan prinsip gradiasi yang jelas, sekaligus mendasari
kegiatan menulis.
Tahap berikutnya adalah pembelajaran imla’ yang terdiri dari:
a. Imla’ manqul (Menyalin)
Tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran menulis melalui imla’ manqul
adalah agar siswa mampu menulis huruf, kata, dan kalimat bahasa arab dengan baik dan
benar. Tahap ini dinamakan fase menyalin.
Kegiatan menulis dalam tahap ini seringkali kurang diperhatikan oleh guru Namun
dalam konteks pembelajaran Bahasa Arab , fase menyalin justru harus mendapat
perhatian serius dari para guru, karena sistem tulis bahasa Arab memiliki karakter yang
berbeda dengan bahasa siswa pada umumnya.
Dalam pembelajaran imla’ manqul ini kita tidak hanya melatih cara menyalin huruf
saja, tetapi juga melatih siswa untuk mengingat penggunaan struktu kalimat serta tata
bahasa yang sudah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya.

10
Sebagai variasi dari kegiatan imla’ manqul, guru bisa melakukan berbagai bentuk
latihan berikut :
1. Menyajikan pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam teks bacaan.
2. Menyajikan beberapa kata secara acak dan meminta siswa untuk menyusunya
menjadi kalimat yang benar.
3. Meminta siswa menyalin paragraf pendek sesuai dengan pilihan siswa.
4. Latihan menulis kalimat tidak lengkap yang kemudian dilengkapi oleh siswa
dengan kata yang tersedia.
b. Imla’ Mandzur (Menyadur)
Berbagai variasi yang bisa dilakukan guru dalam melatih imla’ mandzur
diantaranya sebagai berikut :
1. Siswa diminta menyiapkan teks bacaan untuk diimla’kan. Siswa membaca teks
tersebut di rumah masing-masing. dikelas, guru menuliskan teks tersebut dipapan
tulis dan mendiskusikannya bersama siswa, menanyakan kata-kata yang dirasa
sulit oleh mereka. Guru menjelaskan kata tersebut dan cara penulisannya. Setelah
dirasa cukup, baru teks tersebut diimla’kan.
2. Siswa diminta menghafal teks pendek sederhana. Kemudian, guru meminta
mereka untuk menuliskan teks yang sudah dihafanya tersebut. jika siswa
mengalami kesulitan dalam menuliskan hafalannya, guru mengizinkan untuk
sesekali melihat teks tersebut dan melanjutkan tulisannya.
3. Siswa diminta menuliskan beberapa frasa dan kalimat yang sudah mereka baca
atau pernah ditulisnya pada fase imla’ manqul, tanpa melihat teks tersebut.
Kemudian siswa membandingkan apa yang mereka tulis difase imla’ manqul
dengan tulisan pada fase imla’ mandzur.
4. Guru menyajikan beberapa paragraf yang telah mereka baca dengan membuang
beberapa kta kunci lalu meminta siswa untuk menulis paragraf secara lengkap.
Jika terdapat kesulitan dalam tahap ini, guru bisa memberi bantuan berupa
pertanyaan yang jawabannya menuju kata kunci yang dibuang tadi.
5. Guru menyajikan beberapa pertanyaan yang jawabannya berupa satu atau dua
kalimat yang sudah mereka kenal pada pembelajaran sebelumnya. Lalu meminta
siswa untuk menulis jawaban-jawaban tersebut.
6. Guru menulis dipapan tulis beberapa kata yang dianggap sulit dari teks yang
sudah dipelajari. Siswa diminta menuliskannya beberapa kali di buku latihan.
Setelah itu guru mengimla’kan teks secara utuh.

11
c. Imla’ Ikhtibari
Melatih siswa agar terampil dalam tiga hal yaitu kemampuan menyimakdan
mengikuti alur pembicaraan, kemampuan mengingat yang didengar, dan kemampuan
menuliskan apa yang di dengarnya pada tahap awal pembelajaran imla’ ikhtibari,
sebaiknya guru memulainya dengan teks yang dikenal siswa, yang diambil dari buku
paket, sehingga siswa tidak merasa kesulitan karena dalam teks tersebut tidaka ada
unsur bahasa baru, yang belum dikenal baik secara fonetis maupun grafis.
Langkah-langkah latihan imla’ bisa mengikuti urutan berikut:
1. Persiapan
2. Pengimla’an
3. Pengoreksian
4. Diskusi
5. Penulisan Ulang

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keterampilan menulis (maharah Al-kitabah/ writing skill) adalah kemampuan dalam
mendiskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana
seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang.
Keterampilan menulis terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Keterampilan Imla’ (al-imla’)
2. Keterampilan Kaligrafi (al-khot)
3. Keterampilan Mengarang /insya’/ta’bii
Menulis jenis pertama diarahkan pada kemampuan siswa pada kelancaran
menulis, kejelasan tulisan, dan penggunaan tanda baca. Sedangkan jenis kedua dan
ketiga diarahkan pada kemampuan siswa untuk menuangkan gagasan, diliht dari segi
kebahasaan berupa penggunaan ejaan termasuk kaidah imla’ dan jenis khat, pemilihan
kata, penggunaan struktur kalimat, dan penerapan tata bahasa. Dan dilihat dari segi non
kebahasaan berupa akurasi isi, kerapihan, kelengkapan, keruntutan dan sebagainya
Secara umum tujuan menulis adalah agar teliti memilih kata-kata dan susunan
kalimat yang indah, agar bagus susunan kalimatnya dan halus perasaannya sehingga
tampak nilai estetis dalam susunan kata-katanya, dan membiasakan peserta didik agar
sanggup membentuk pendapat-pendapat yang benar dan pola pikir yang benar. Dan
adapula tujuan operasional ketrampilan menulis dibagi menjadi dua yaitu tujuan
mekanistik dan tujuan menulis dalam ati menuangkan gagasan yang membutuhkan
aktifitas berfikir.
Pembelajaran menulis dalam konteks pembelajaran bahasa arab dapat dilakukan
dalam dua tahap:
1. Tahap pra menulis (persiapan)
2. Menulis dalam arti Rasm al Hurf

13
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat, 2012
Fakhrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta Pusat :
Direktoral Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2012
Hamid, Abdul. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab untuk Studi Islam. Malang: UIN Maliki
Press, 2010
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 2011
Muna, Wa, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Teras, 2011

Muin, Abdul, Analisi Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka
Al-Husna Baru, 2004

Saefuloh, Hasan. Teknik Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab. Cirebon: Nurjati Press,
2012
Sugono, Dendy dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasiona Karya, 2008
Yusuf, Tayar, Haji. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 1995
Zulhannan. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, Jakarta: Rajawali Press, 2014

14

Anda mungkin juga menyukai