Jawaban:
1. Menurut hukum fiqih, organisasi Islam menerima bantuan non muslim itu boleh. Tetapi
ditinjau dari sudut tasawwuf, sebaiknya jangan sampai menerima bantuan dari non
muslim, apa lagi memintanya. Sebab biasanya bantuan dari non muslim tersebut
membawa pengaruh yang negatif.
Lebih-lebih jika bantuan itu diperoleh dengan cara yang tidak halal. Perhatikan pondok-
pondok pesantren dan madrasah-madrasah yang telah menerima bantuan dari luar. kalau
mutunya tidak merosot, maka barokahnya yang hilang.
Dasar pengambilan:
Sah wakaf dari kemutlakan tasaruf yang suka rela, maka sah wakaf dari orang
kafir meskipun untuk masjid.
Ucapan musanif (Dan hendaklah orang yang yang berwakaf itu adalah ahli
kebajikan) maka sah wakaf dari orang kafir meskipun untuk masjid atau mushaf
atau buku-buku ilmu pengetahuan. Dan hendaknya hendaknya pewakaf tidak
meyakini wakaf tersebut untuk ibadah (mendekatkan diri kepadaAllah) karena
memperhatikan keyakinan kita.
2. Hukum hajinya sah, jika dia telah melakukan rukun-rukun haji, hanya saja apabila pulang
ke maktab sebelum melempar jumrah aqabah dan belum melakukan tahalul awal, dia
dapat melakukan tahalul awal dengan jalan tawaf ifadah dan memotong/mencukur
rambut.
Sebelum melakukan tahalul dia masih mengenakan pakaian ihram dan masih terkena
semua larangan ihram. Jika dia telah mengenakan pakaian yang berjahit, dia wajib
membayar dam.
Dan jika dia tidak menginap di Mina satu malam dia harus membayar fidyah satu mud,
dan kalau tiga malam harus membayar dam (menyembelih kambing). Sebagaimana
keterangan kitab-kitab fiqih yang antara lain: