Anda di halaman 1dari 2

Pesan Sayidina Ali kepada Putranya

‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل‬،‫ريم‬ِ ‫ َوأَ ْفهَ َمنَا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي ال َك‬،‫لح ْم ُد هللِ الّذي هَ َدانَا ُسب َُل ال ّسالَ ِم‬ َ ‫ْال َح ْم ُد هللِ ْا‬
ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ّن َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬،‫الل َواإل ْكرام‬ ِ ‫ ُذو ْال َج‬،‫اِلَهَ إِاَّل هللا َوحْ َدهُ ال َش ِريك لَه‬
َ ِ‫بار ْك َعلَى َسيِّ ِدنا ُم َح ّم ٍد َو َعلَى الِه َوأصْ حابِ ِه َوالتَّاب‬
‫عين‬ ِ ‫صلِّ و َسلِّ ْم َو‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬،‫َو َرسولُه‬
‫ص ْي ُك ْم َو نَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه‬ ُ ‫أو‬ ْ ،‫ فَيَاأيُّهَا ا ِإل ْخ َوان‬:‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬،‫بِإحْ سا ِن إلَى يَ ْو ِم الدِّين‬
‫ بِس ِْم‬،‫ان ال َّر ِجيْم‬ ِ َ‫ أَ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِم َن الَّش ْيط‬:‫ال هللاُ تَ َعال َى فِي ْالقُرْ ا ِن ْال َك ِري ْم‬ َ َ‫ ق‬،‫لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو ْن‬
‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم‬،‫ين آَ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِديدًا‬ َ ‫ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬:‫َّح ْي ْم‬
ِ ‫ان الر‬ ِ ‫هللاِ الرَّحْ َم‬
‫أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هللا َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما وقال تعالى يَا‬
‫ق هللاُ ال َع ِظي ْم‬ َ .‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
َ ‫ص َد‬ َّ ‫اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح‬

Ya Bunayya, ihfaż ‘anni arba’an wa arba’an la yadurruka ma ‘amilta ma’ahunna, aghna al-
ghina al’aqlu, wa akbaru al-faqru al-hamqu, wa awhasyu al-wahsyati al-‘ajabu, wa akbaru al-
hasabi husnu al-khuluqi

Sayyidina Ali bin Abi Tholib, sahabat sekaligus menantu Rasulullah saw mewasiatkan empat hal
kepada putranya Hasan RA untuk senantiasa diingat dan dijadikan pegangan dalam
kehidupannya.

Yang pertama adalah bahwa paling berharganya kekayaan adalah akal dan bukan harta benda
ataupun yang lainnya. Karena dengan akal, manusia bisa mencapai apa yang menjadi
keinginannya dan dengan akal pula manusia akan mendapatkan harta kekayaan atau bahkan
kehormatan. Tanpa akal, manusia tidaklah berarti. Akal pulalah yang menjadi pembeda antara
manusia dengan binatang.

Wasiat yang kedua disebutkan paling besarnya kefaqiran adalah kebodohan. Kebodohan bukan
saja tidak adanya kecerdasan ataupun kepintaran dalam diri seseorang, akan tetapi orang yang
tidak menggunakan akalnya dengan baik dan untuk hal yang baikpun merupakan sebuah
kebodohan.

Kita tahu zaman jahiliyah dahulu kala, disebut jahiliyah bukan karena masyarakatnya yang
bodoh akan tetapi lebih pada orang-orang yang tidak mau mengakui kebenaran Rasulullah
padahal akal mereka membenarkannya. Jadi kebodohan itu merupakan kefaqiran yang paling
akut. Seseorang yang “bodoh” tidak akan dianggap berharga dalam kehidupan sosialnya.

Wasiat yang ketiga adalah paling nistanya kesendirian yaitu kesombongan. Sifat sombong dan
congkak tentunya tidak disukai oleh siapapun. Oleh karenanya seseorang dengan sifat sombong
tidak akan disukai dan bahkan akan dijauhi oleh orang lain.

Hal ini dikarenakan orang sombong akan sulit untuk bisa menghargai orang lain. Dia hanya bisa
melihat kelebihannya sendiri tanpa menyadari kekurangan yang ada pada dirinya, dan sebaliknya
dia selalu melihat kekurangan orang lain, tanpa melihat kelebihannya.

Dan wasiat keempat yang disampaikan Sayyidina Ali kepada putranya adalah paling besarnya
kemuliaan seseorang itu terletak pada keindahan budi pekertinya. Dalam sebuah hadits riwayat
Imam Bukhori disebutkan bahwa Rasulullah saw diutus ke muka bumi ini adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.

Ini membuktikan betapa penting dan mulianya orang yang berakhlak dan berbudi baik. Masih
banyak orang yang meyakini bahwa kehormatan atau kemuliaan itu bisa didapat oleh sebab
kekayaan, kecerdasan dan keturunan. Mereka tidak sadar jika kekayaan ataupun kecerdasan yang
tidak diimbangi dengan akhlak yang baik bisa menjadi bumerang yang akan menjatuhkan
mereka ke dalam kenistaan dan kehinaan.

Maka, jika kita bisa menjaga empat hal tersebut, insyaallah kehidupan kita akan aman dan
tentram.

Akhirnya marilah berusaha semaksmal mungkin untuk menjadi orang yang cerdas (berakal), dan
janganlah jadi orang yang bodoh. Akan tetapi, meskipun engkau dikaruniani Allah kecerdasan
dan akal yang sempurna, janganlah menjadi orang yang sombong, tetapi tetaplah menjadi orang
yang berbudi pekerti yang mulia. 

: ‫ َوأ ْد َخلَنَا وإِيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُم ْؤ ِمنِي َْن‬،‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِم َن الفَائِ ِزين اآل ِمنِين‬
َ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا‬ َ ‫ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬:‫َّحي ْم‬
ِ ‫مان الر‬ ِ ْ‫ ِبس ِْم هللاِ الرَّح‬،‫َّجي ْم‬ ِ ‫ْطان الر‬ ِ ‫أ ُعو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّشي‬
‫ت و ِذ ْك ِر‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيّا ُك ْم بِاآليا‬،‫آن ال َع ِظي ِْم‬ ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُر‬ َ ‫َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِديدًا با َ َر‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ٌ ِ‫ إنّهُ تَعاَلَى َج ّوا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬.‫ال َح ِكي ِْم‬
ٌ ‫ك بَرٌّ َر ُؤ ْو‬

Anda mungkin juga menyukai