Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR NORMAL AND NATURAL CHILDBIRTH

Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan

Disusun Oleh :

1. Adela Putri Ramadhani P27224020484


2. Devi Nurhasanah P27224020490
3. Diana Irawati Rosida P27224020492
4. Dieah Ayu Setyaningrum P27224020493
5. Godeliva Susanti T P27224020500
6. Jilan Safitri P27224020502
7. Priska Lintang K P27224020510
8. Riga Chaniago P27224020513

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN


DAN PROFESI KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas Kemurahan-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam menyusun makalah ini, kami mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini, kami ucapkan banyak
terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga semua kebaikan
dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda.
Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan kata, penulisan,
maupun isi serta pembahasannya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon
maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Bekasi, 19 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.................................................................................................6
2.1 Pengertian......................................................................................................6
2.2 Prinsip dasar..................................................................................................6
2.3 Konsep Persalinan Normal............................................................................7
2.4 Partus Normal.................................................................................................8
2.5 Pelayanan Asuhan Persalinan........................................................................8
2.6 Penolong Persalinan......................................................................................9
2.7 Tempat Bersalin..........................................................................................10
2.8 Pelayanan Kesehatan...................................................................................12
2.9 Pemanfaatan Pelayanan..............................................................................13
2.10 Upaya untuk mendukung normal dan natural childbirth...........................14
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................24
3.1 Kesimpulan..................................................................................................24
3.2 Saran............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Eka puspita (dalam Indah, 2019) menjelaskan persalinan normal
adalah keluarnya hasil komsepsi yang hidup dari uterus ke vagina yang
terjadi pada usia kehamilan 37-42 minggu dan ditandai adanya kontraksi
uterus sehingga terjadi proses kelahiran dengan persentase belakang
kepala tanpa alat bantu serta tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin.
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan selama proses
persalinan. Bayi lahir pada usia antara 37 sampai 42 minggu secara
spontan dalam persentasi belakang kepala dan kondisi ibu dan janin dalam
keadaan sehat (Annisa, 2017).
Normal and Natural Child Birth adalah proses kelahiran secara
spontan seorang janin dengan kekuatan dari dalam diri ibu tanpa adanya
intervensi atau bantuan dari luar seperti obat-obatan atau alat bantu dalam
mengeluarkan janin. Kelahiran terjadi pada usia kehamilan 37 sampai 42
minggu dari dalam uterus lalu melalui vagian keluar kedunia luar dengan
persentase belakang kepala Namun dalam hal ini jika dalam proses
kelahiran yang secara alami tidak ditangani secara baik akan berdampak
menjadi abnormal.
Oleh sebab itu dalam makalah ini kami membahas mengenai
Normal and Naturan Child Birth agar kita sebagai bidan dapat
memberikan perannya sesuai dengan filosofi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dari Normal and Natural Child Birth?
2. Apa saja prinsip dasar dalam Normal and Natural Child Birth?
3. Bagaimana bentuk pelayanan atau upaya dalam Normal and Natural
Child Birth?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Normal and Natural Child Birth.
2. Untuk mengetahui prinsip dasar dalam Normal and Natural Child
Birth.
3. Untuk mengetahui bentuk pelayanan atau upaya dalam Normal and
Natural Child Birth.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirk
an yang didasarkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap
dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat, maka setiap
individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkual
itas. Pada filosofi kebidanan, meyakini bahwa peristiwa kela
hiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal atau fis
iologis.

Natural Child birth adalah cara persalinan dengan tekn


ologi rendah dimana persalinan dibiarkan berlangsung secara
alami. Hal ini dapat termasuk persalinan tanpa bantuan obat-
obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural, mengg
unakan sedikit atau tanpa intervensi medis buatan seperti pe
mantauan janin secara kontinu atau episiotomi, membiarkan ib
u untuk menjadi pemimpin dalam proses persalinannya dalam ar
ti dengan caranya sendiri yang membuatnya nyaman. Dilihat da
ri segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dan tingkat pen
getahuan tentang kesehatan masih banyak sekali masyarakat ya
ng buta tentang masalah kesehatan ibu dan anak. Sehingga unt
uk golongan masyarakat seperti itu tentunya melahirkan ditem
pat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukk
an praktik pertolongan persalinan yang terjadi dalam masyara
kat menyimpang dari filosofi persalinan adalah proses alamia
h.

2.2 Prinsip dasar

1. Memahami bahwa kelahiran anak perempuan proses alamiah dan


fisiologis

6
2. Menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi, tidak
ada indikasi sebelum teknologi

3. Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan jiwa


ibu

4. Berpusat pada ibu bukan pada ibu bukan pada pemberi asuhan
kesehatan/lembaga

5. Menjaga privasi/keberhasilan ibu

6. Membantu agar ibu merasa aman, nyaman dan didukung


emosionalnya.

7. Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling


yang cukup.

8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam


membuat keputusan

9. Menghormati praktik-praktik adat dan keyakinan agama

10. Menfokuskan perhatian dan peningkatan kesehatan dan pencegahan


penyakit.

2.3 Konsep Persalinan Normal

Membuat perempuan merasa nyaman selama persalinan. Memfasilitasi


perempuan melahirkan dengan posisi sesuai dengan keinginannya.
Meyakini kepala janin dapat menyesuaikan diri dengan pelvic. Membuat
keputusan klinis yang tepat bila terjadi kelainan yang umum dan tidak
berbahaya. Meyakini kehadiran keluarga dan teman membawa manfaat pada
proses persalinan. Mendampingi perempuan dalam persalinan
membutuhkan kesabaran dan kerja keras.

Dimulai sesuai dengan waktunya, tanpa ada pemberian obat tertentu.


Selama persalinan usahakan Ibu bebas bergerak dan mendapat dukungan
terus menerus.   Hindari intervensi rutin. Biarkan untuk meneran spontan

7
dalam posisi tegak atau posisi normal gravitasi, Tidak memisahkan ibu dan
bayi setelah bayi lahir.  

2.4 Pelayanan Asuhan Persalinan

Pelayanan ANC yang terfokus memperhatikan kebutuhan perempuan baik


fisik, emosional dan sosial dan mengatasi masalah bersama perempuan. Dalam
mempersipakan partus normal Bidan melakukan pemeriksaan yang
bermanfaat bagi perempuan dan memfasilitasi perempuan untuk melahirkan
sesuai dengan keinginannya. Tidak menakut-nakuti sehingga mempengaruhi
keputusan dan keinginan perempuan/ibu.

A. Asuhan Persalinan Kala I


Memeriksa perempuan pada awal persalinan dan meyakinkan
perempuan dalam keadaan normal. Memberi dukungan non
pharmakologikal dalam persalinan dengan cara pijatan/masage,
hypnotherapy, hydrotherapy. Lakukan Deteksi dini komplikasi. Lakukan
pendampingan terhadap perempuan secara terus menerus pada fase aktif.
Tidak buru – buru pada saat ibu meneran, membuat rutin episiotomi,
Tidak segera memandikan bayi, dan memisahkan bayi dari ibunya.
 
B. Asuhan Persalinan Kala II
 Sebaiknya dibiarkan spontan tanpa struktur, lakukan sesuai dengan
instink ibu
 Sebaiknya tidak ada pembatasan waktu bila kesejahteraan ibu dan
janin baik
 Rutin Valsava atau meneran dengan cara menahan napas dapat
membahayakan ibu dan janin
 Ibu seharusnya didukung dan dianjurkan untuk meneran spontan
kadang sering diikuti dengan suara
 Pendekatan fleksibel terhadap keinginan meneran lebih awal,
tergantung pada pembukaan serviks dan tanda lain

8
 Perempuan sebaiknya dianjurkan untuk memilih posisi tegak pada
kala II persalinan.
Pada Persalinan Kala II
 Posisi Ibu dapat Berdiri, Jongkok, Duduk, Dalam Air, Supine –
Lateral, sesuai kenyamanan
 Ibu meneran sesuai dengan keinginannya
 Bidan mendampingi ibu selama proses kelahiran dan menolong
kelahiran bayi 
C. Asuhan Persalinan Kala III
 Dalam kondisi normal Uterus akan segera berkontraksi segera
(dalam 2 menit) setelah bayi lahir
 Plasenta akan lahir spontan
 Rutin Manajemen Kala III wajib dilakukan pada ibu yang berisiko
Perdarahan postpartum (Makrosomia, Gemelli, Riwayat Perdarahan,
partus di fasilitas yang jauh dari fasilitas rujukan)
 Rutin Manajemen Aktif Kala III membuat ketidaknyaman.
D. Asuhan Persalinan Kala IV
 Observasi perdarahan, kontraksi uterus, TTV setiap 15 menit dalam
1 jam pertama, tiap 30 menit dalam 1 jam kedua
 Dalam 2 jam pertama postpartum masih merupakan masa kritis
terjadi perdarahan postpartum
  Lanjutkan asuhan masa nifas

2.5 Penolong Persalinan

Penolong persalinan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan


dalam proses persalinan. Pemeriksaan kehamilan yang berkualitas baik,
bukan jaminan untuk terjadinya komplikasi pada saat persalinan, karena
masih ada faktor lain yang juga penting yaitu penolong persalinan.
Persalinan akan berlangsung aman dan lancar bila dilaksanakan oleh
tenaga terlatih untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui
strategi MPS, yang mana salah satu pesan kuncinya yaitu setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan. Pembagian tenaga persalinan di Indonesia

9
dibagi menjadi tenaga profesional meliputi dokter spesialis obstetri dan
ginekologi, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
kesehatan.Tenaga non professional meliputi dukun bayi terlatih dan dukun
bayi tidak terlatih.

2.6 Tempat Bersalin

Tempat bersalin termasuk salah satu faktor yang dapat memengaruhi


psikologis ibu bersalin. Pemilihan tempat bersalin dan penolong persalinan
yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada kesehatan ibu.
Setidaknya ada dua pilihan tempat bersalin yaitu di rumah ibu atau di unit
pelayanan kesehatan.
Tempat yang ideal untuk melahirkan adalah fasilitas kesehatan dengan
perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu terjadi
komplikasi persalinan.Minimal di fasilitas kesehatan seperti puskesmas yang
mampu memberikan PONED.Laporan riskesdas 2010, persentase tempat ibu
melahirkan menurut tempat persalinan berdasarkan karakteristik tempat
tinggal dan status ekonomi.Di pedesaan umumnya persalinan dilakukan di
rumah/lainnya, sedangkan di perkotaan melahirkan di fasilitas kesehatan lebih
banyak.Semakin tinggi status ekonomi lebih memilih tempat persalinan di
fasilitas kesehatan, sebaliknya untuk persalinan di rumah makin rendah status
ekonomi, persentase persalinan di rumah makin besar.
 Jenis-Jenis Tempat Bersalin
Tempat yang ideal untuk melahirkan adalah fasilitas kesehatan
dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu
terjadi komplikasi persalinan. Minimal di fasilitas kesehatan seperti
puskesmas yang mampu memberikan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal
Dasar (PONED). Dipahami belum seluruh puskesmas mampu memberikan
pelayanan dasar tersebut, minimal pada saat ibu melahirkan di puskesmas
terdapat tenaga yang dapat segera merujuk jika terjadi komplikasi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu memilih bersalin
dirumah, diantaranya : lingkungan rumah yang nyaman, tidak suka dengan
rumah sakit atau rumah bersalin, dapat mengurangi stres, dan mempunyai

10
kontrol atau otonomi yang lebih besar terhadap diri sendiri. Rumah
merupakan lingkungan yang sudah dikenal wanita sehingga ia dapat
merasa nyaman dan relaks selama persalinan, tempat ia dapat
mempertahankan privasi dan dikelilingi oleh orang-orang yang
diinginkannya, yang memberikan dukungan dan ketenangan pada dirinya.
Kehadiran pendamping selama proses persalinan, sentuhan, hiburan dan
dorongan untuk mendukung, kehadiran pendamping sangat besar artinya
karena dapat membantu ibu saat proses persalinan. Pendamping ibu saat
proses persalinan sebaiknya adalah orang yang peduli pada ibu dan yang
paling penting adalah orang yang diinginkan ibu untuk mendampingi ibu
selama proses persalinan.
Puskesmas dengan pelayanan persalinan normal merupakan
Puskesmas yang mempunyai ruangan khusus untuk persalinan dan
ruangan pemantauan pasca bersalin (nifas) serta alat (partus set) untuk
pelayanan persalinan. normal sesuai standar. Ruangan persalinan, ruangan
nifas dan partus set mengacu pada buku Pedoman Pelayanan Puskesmas.
Dam juga sesuai Kepmenkes No.828/Menkes/SK/IX/2008, yang disebut
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergency Dasar.
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih
dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.
Tenaga medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter kandungan atau
dokter kandungan spesialis, sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Rumah bersalin adalah tempat penyelenggaraan kebidanan bagi
wanita hamil bersalin dan masa nifas fisiologi termasuk pelayanan
keluarga berencana serta perawatan bayi baru lahir. Rumah bersalin sudah
cukup memadai untuk melaksanakan persalinan pervaginam, biayanya pun

11
lebih murah dibanding dengan rumah sakit bersalin, dan umumnya
ditolong oleh bidan. Namun, fasilitas rumah bersalin masih kurang
lengkap sehingga diperlukan rujukan ke tempat persalinan lain jika ada
komplikasi atau memerlukan pemeriksaan lanjut
Praktek nakes mandiri dapat mencakup bidan atau dokter spesialis
obstetri dan ginekologi yang menjalankan praktek nmandiri. Rumah sakit
dibanding dengan faskes lainnya memiliki fasilitas lebih lengkap (meski
tetap bergantung pada tipenya).
Rumah sakit juga mempunyai tenaga kesehatan yang lebih
kompeten seperti dokter spesialis obstetri dan ginekologi serta dokter
spesialis anak yang berperan dalam pelayanan persalinan. Rumah sakit
PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) adalah
rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan
neonatal secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.

2.7 Pelayanan Kesehatan

Dalam Perpres 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN)


diuraikan, dua komponen SKN adalah upaya kesehatan dan sumber daya
kesehatan. Juga diuraikan 23 upaya kesehatan yang setiap upaya dibagi atas
dua komponen lagi, yakni Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).

UKM merupakan pelayanan publik dengan tujuan utama memelihara dan


meningkatkan kesehatan, serta mencegah penyakit. Sasarannya adalah
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pembiayaan UKM ini merupakan
tanggung jawab pemerintah. Sedangkan UKP merupakan pelayanan pribadi
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
secara peroranganPembiayaan UKP ke depan akan melalui dana kapitasi
BPJS.

Pada UKP dan UKM ada tiga jenjang pelayanan: UKP primer di
puskesmas dan klinik, UKP sekunder di RSU kabupaten/kota, dan UKP
tersier di RSU provinsi atau kota besar. UKM juga mempunyai tiga jenjang:

12
UKM primer untuk mengatur program kesehatan masyarakat di puskesmas
dan desa, UKM sekunder untuk di kabupaten, dan UKM tersier di provinsi.
Puskesmas mempunyai tugas ganda sebagai pelaksana UKP primer
(pengobatan pasien, perawatan ibu hamil), dan UKM primer (manajer
program kesehatan di kecamatan dan desa).

2.8 Pemanfaatan Pelayanan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah interaksi antara konsumen dan


provider, yang dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, organisasi, faktor
yang berkaitan dengan konsumen, dan faktor yang berkaitan dengan
provider, yang mencakup:

1. Faktor Sosial Budaya Menentukan pada Pemanfaatan Pelayanan


Kesehatan Penggunaan pelayanan kesehatan juga ditentukan oleh
budaya, etnik atau ras tertentu damm social network yaitu dimana
keluarga, sanak famili, dan teman ikut menentukan perilaku
pemanfaatan pelayanan kesehatan.

2. Faktor Organisasi yang Didalamnya Terkait dengan interaksi pengguna


jasa dengan provider yang berkaitan dengan jumlah dan jenis sumber
daya dalam memenuhikebutuhan kesehatan masyarakat.
3. Lokasi Fasilitas Kesehatan dengan Tempat Tinggal Konsumen
Berkaitan dengan jarak, waktu tempuh, biaya transportasi dan
keterbatasan waktu yang berkaitan dengan akomodasi dan jam buka
pelayanan kesehatan.
4. Faktor Social Accessibility Berhubungan dengan karakteristik non
spasial dan non temporal suatu sumber daya yang dapat mendukung dan
menghambat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh:
a. Penerimaan pasien terhadap pelayanan kesehatan, yang dipengaruhi
oleh faktor psikologi, sosial budaya, dan sikap pasien terhadap pemberi
pelayanan atau sebaliknya. b. cara memberikan pelayanan yang
berdampak terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan, misalnya
bentuk pelayanan c. faktor konsumen sendiri

13
5. Faktor Sosial Demografi Meliputi umur, sex, ras, dan suku bangsa
(etnik), status perkawinan dan status sosial ekonomi yang meliputi
pendidikan, pekerjaan dan penghasilan
6. Faktor Sosial Psikologi Yaitu persepsi seseorang terhadap sakit dan
skiap perilaku terhadap pelayanan medis dan penyakit yang
mempengaruhinya.
7. Persepsi Perilaku Dan KepercayaanBerpengaruh terhadap pencarian
pengobatan pertama pada sesorang

2.9 Upaya untuk mendukung normal dan natural childbirth

A. Peraturan Pemerintah

1. P4K(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)


dengan Stiker
Adalah kepanjangan dari Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi, yang merupakan suatu kegiatan yang
difasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif
suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan aman
dan persiapan mengahadapi komplikasi bagi ibu hamil; termasuk
perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dalam rangka
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan
bayi baru lahir.
2. Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 Pasal 14 Ayat 1, Berbunyi:

a. Persalinan harus dilakukan di failitas pelayanan kesehatan

b. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada


ibu bersalin dalam bentuk 5 aspek dasar meliputi:

1) Membuat keputusan klinik

2) Asuhan saying ibu dan bayi

3) Pencegahan infeksi

4) Pencatatan rekam medis asuhan persalinan; dan

14
5) Rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir

c. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilakukan sesuai


standar asuhan persalinan normal.

B. Terapi Komplementer Dalam Masa Persalinan


Secara ilmiah memang tidak ada banyak bukti apakah terapi
komplementer dapat meredakan nyeri persalinan. Namun, banyak ibu
hamil meyakini bahwa terapi komplementer amat membantu mereka
mengatasi persalinan dan kelahiran yang intens. Beberapa terapi dapat
diintegrasikan ke dalam perawatan bersalin, tergantung pada dokter dan
bidan yang menangani ibu hamil.Apapun bentuk terapi yang diinginkan
oleh ibu hamil sebiknya didiskusikan dengan dokter atau bidan. Beberapa
jenis terapi komplementer dalam masa persalinan antara lain:
1. Senam Hamil
Senam hamil adalah terapi Latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil, secara fisik ataupun mental, pada persalinan cepat, aman dan
spontan. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22
minggu yang bertujuan umtuk mempersiapkan dan melatih otot-otot
sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan normal
serta mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Senam hamil
dianjurkan untuk ibu hamil tanpa komplikasi/kelainan
(Prawirohardjo, 2011).
2. Massage Perineum
Massage Perineum adalah pijatan pada area perineum atau
penguluran (stretching) lembut yang dilakukan pada minggu-minggu
terakhir dari kehamilan sekitar minggu ke-34 atau minggu ke-35.
Peningkatan elastisitas perineum akan mencegah kejadian robekan
perineum maupun episiotomi. Teknik ini dapat dilakukan satu kali
sehari selama beberapa minggu terakhir kehamilan di daerah
perineum (area antara vagina dan anus) (Aprilia, 2010). Manfaat
Pijat Perineum, antara lain:

15
a) Pemijatan perineum yang dapat membantu melunakkan jaringan
perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa
resistensi pada saat persalinan, untuk mempermudah lewatnya
bayi.

b) Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu


mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

c) Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina

d) Membantu ibu mengontrol diri saat mengejan, karena “jalan


keluar” untuk bayi sudah disiapkan dengan baik.

e) Menghindari kejadian episiotomi atau robeknya perineum di


kala melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum.

f) Meningkatkan kedekatan hubungan dengan pasangan 

3. Akupuntur, Akupressur, dan Siatsu Selama Persalinan.

Jika ibu hamil memilih akupuntur selama persalinan, maka ahli


akupuntur memasukkan jarum halus ke titik-titik tertentu dari tubuh
untuk mencoba mengurangi rasa sakit. Apabila ibu hamil memilih
akupressur dan siatsu, maka terapis akan focus pada hal-hal yang
sama. Bedanya, akupressur melibatkan tekanan ujung jari pada titik-
titik, sementara siatsu menggunakan titik-titik untuk memijat.
Beberapa bidan dan fisioterapis memenuhi syarat dalam akupuntur,
jadi ibu hamil bisa meminta bantuan mereka selama persalinan.
Suami juga bisa diajak terlibat dengan membantu menekan beberapa
titik akupressur untuk mengurangi rasa sakit atau untuk membantu
mengatur kontraksi. Misalnya, suami bisa diminta untuk
menekankan ibu jarinya dengan kuat ke dalam buku-buku di kedua
sisi tulang punggung bahwa ibu hamil, dimulai dari tulang ekor dan
bergerak ke pinggang.Ini dapat meringankan rasa sakit kontraksi.

4. Aromaterapi Selama Persalinan

16
Sumarah (dalam Yona, 2019) menyatakan nyeri persalinan dapat
menimbulkan setres yang menyebabkan pelepasan hormon yang
berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat
menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi
pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan
aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus
yang membuat impuls nyeri bertambah banyak. Ahli aromaterapi
menggunakan minyak essensial untuk merangsang dan
menyeimbangkan kadar hormone, serta mengurangi stress.
Diperkirakan bahwa menggunakan minyak esensial selama
persalinan dapat membantu ibu hamil untuk rileks, juga
meningkatkan kadar beberapa jenis hormone, seperti oksitosin.
Pemijatan, dengan atau tanpa minyak esensial, dapat membantu
mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan pengalaman emosional
ibu hamil. Untuk pemijatan aromaterapi, gunakan satu hingga dua
tetes minyak esensial dalam sekali penggunaan. Minyak esensial
ini dicampur dengan minyak dasar yang tidak beraroma (misalnya
minyak biji anggur) hingga menjadi sekitar satu sendok the (5ml).
Beberapa minyak aroma terapi yang menenangkan dan
meningkatkan semangat dalam persalinan, antara lain kamomil,
jeruk bali, bergamot, ylang-ylang, mawar, dan lavender.
Balkam (dalam Rosalima, 2018) mengatakan aromaterapi
lavender bekerja dengan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi
juga tingkat emosi. Kandungan lavender oil yang terdiri dari
linalool, linalylacetate dan 1,8 — cincole dapat menurunkan,
mengendorkan danmelemaskan secara spontan ketengan
seseorang yang menangalami spasme pada otot. Pada penelitian
Rosalima (2018) menggunakan rancangan penelitian quasi
eksperiment dengan desain penelitian menggunakan pre and
postest without control. Dengan total sampel yang diambil
sebanyak 54 orang. Hasil dari penelitian ini tingkat nyeri

17
persalinan sebelum diberi aromaterapi lavender adalah 8,50 atau
masuk dalam kategori nyeri berat. Setelah diberi aromaterapi
lavender tingkat nyeri persalinan yang dirasakan responden adalah
6,11 dalam kategori nyeri sedang. Dengan sebagian besar
responden memiliki usia 20-35 tahun sebesar 51 (94,4%). Hasil uji
Wilcoxon diketahui nilai p= 0,000 (p<0,05), sehingga disimpulkan
ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap
pengurangan skala rasa nyeri pada persalinan kala I di wilayah
Puskesmas Klego I Boyolali. Pada penelitian Yona (2019) dimana
penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain penelitian ini
menggunakan pra eksperimen dengan one group pre test and post
test design. Teknik sampling yang digunakan Accidental
Sampling. Dengan penilaian menggunakan alat ukur kuisioner
dengan skala nyeri VAS. (Yona,2019) “Rata- rata nyeri persalinan
sebelum diberikan aromaterapi lavender di PMB Tri Yunida
Kotabumi Tahun 2019 adalah 7,03 (Nyeri Berat), dan rata-rata
nyeri persalinan setelah diberikan aromaterapi lavender di PMB
Tri Yunida Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun 2019
adalah 5,00 (Nyeri Sedang). Ada Pengaruh aromaterapi lavender
terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin di
PMB Tri Yunida Kotabumi Lampung Utara dengan hasil
penelitian nilai signifikan p-value (0,000) <α (0,05). Sehingga
aromaterapi lavender efektif untuk mengurangi intensitas nyeri
persalinan pada ibu bersalin.”.
5. Hypnobirthing Selama Persalinan
Hypnobirthing dapat digunakan untuk menghadapi dan menjalani
kehamilan serta persiapan melahirkan secara alami, tenang, dan
nyaman serta Kesehatan jiwa janin. Teknik hypnobirthing bertujuan
untuk mengajarkan ibu hamil cara untuk tetap mengendalikan diri
selama persalinan, entah apapun yang terjadi. Namun, menggunakan
hypnosis selama persalinan tidak akan meningkatkan kemungkinan
untuk melahirkan dengan lebih cepat. Manfaat dari hypnobirthing,

18
antara lain persalinan tahap pertama menjadi lebih pendek,
berkurangnya rasa sakit, lebih singkat tinggal di rumah sakit,
membantu suplai oksigen kepada bayi selama proses persalinan
sehingga bayi yang lahir memiliki nilai APGAR yang lebih baik,
serta lebih sedikit rasa takut dan kecemasan setelah kelahiran bayi.
Teknik hypnobirthing bisa dipelajari sendiri lewat buku, cd, aplikasi,
atau podcast, atau dengan menghadiri kursus hypnobirthing baik
secara langsung maupun online. Kursus hypnobirthing umumnya
disusun lebih dari lima hingga sepuluh sesi. Ibu hamil sebaiknya
memulai hypnobirthing setelah usia kehamilannya mencapai 32 agar
ada lebih banyak waktu untuk berlatih. Jika sudah melewati dari itu,
jangan ditunda lagi. Ibu hamil akan belajar banyak dari kursus atau
latihan intensif dalam minggu-minggu terakhir kehamilannya.
Hypnobirthing mencakup sikap yang berbeda terhadap cara kita
berpikir dan berbicara tentang persalinan. Idenya adalah bahwa kata-
kata yang kita gunakan dapat membuat kita merasa lebih positif
tentang kemampuan kita untuk melahirkan. Selama kelas
hypnobirthing, sering digunakan istilah-istilah positif seperti:
a. Pengencangan atau lonjakan (bukan kontraksi menyakitkan)
b. Latihan kelahiran (bukan kontraksi palsu)
c. Latihan pernapasan (bukan mendorong atau kontraksi)

Hasil penelitian dari Ardhiyanti (2015) menunjukkan sebagaian


besar sampel penelitian menyatakan bahwa dengan dilakukannya
teknik relaksasi hypnobirthing merasakan adanya penurunan nyeri
kalaI. Sama halnya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Marfu’ah (2010) tentang perbedaan intensitas nyeri pada 30 ibu
primipara menunjukkan bahwa ibu yang ibu yang dilakukan
hypnotherapy dalam persalinan normal mengalami nyeri berat
(40%), nyeri sedang (53,3%), nyeri ringan (6,7%). Sedangkan yang
tidak diberi hypnotherapy mengalami nyeri berat (66,7%), nyeri
sedang (30%) dan nyeri ringan (3,3%). (Romadhomah dkk, 2010).
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berasumsi bahwa

19
penggunaan teknik relaksasi hypnobirthing terbukti dapat
menurunkan nyeri kala I persalinan pada primipara. Dengan
demikian, hypnobirthing ini dapat dimanfaatkan sebagai teknik
relaksasi dalam menurunkan nyerikala I
Pada kelas hypnobirthing, ibu hamil akan belajar beberapa hal.
Beberapa hal tersebut yaitu seperti posisi persalinan dan kelahiran.
Tetap dalam posisi tegak dapat membantu mempersingkat durasi
persalinan. Ibu hamil juga akan belajar mengenai teknik
relaksasiyang mendalam dan self-hypnosis. Metode-metode ini dapat
membantu ibu hamil tetap waspada, tetapi pada saat yang sama
menutup dunia dan focus pada relaksasi tubuh. Selain itu, ibu juga
akan belajar Teknik pernapasan untuk membantu ibu hamil
mengatasi nyeri persalinan. Sebenarnya hypnobirthing tidak
menghilangkan rasa sakit, namun Teknik yang dilakukan dalam
hypnobirthing dapat membantu ibu hamil untuk tidak terlalu
merasakan nyeri kontraksi. Jika ibu hamil merasa sakit, khawatir
atau merasa takut selama persalinan, tubuhnya cenderung tegang dan
hormone stress, terutama adrenalin, akan membanjiri tubuh. Padahal
adrenalin mengurangi aliran darah ke rahim dan sister pencernaan.
Sebaliknya, darah mengalir lebih cepat ke otot-otot besar di lengan
sehingga otot rahim tidak akan bekerja dengan baik akibat
kekurangan darah dan oksigen. Hal ini bisa membuat persalinan
menjadi lebih sulit dan lebih lama. Selain itu, bayi mungkin akan
kekurangan oksigen juga. Mengontrol reaksi emosional melalui
hypnosis dapat membantu ibu hamil mencegah perasaan stress agar
tidak berkembang. Cara yang dipilih untuk hypnosis bisa beragam,
entah itu mendengarkan audio, belajar lewat video atau mengambil
kursus. Sebaiknya lakukan bersama suami, sebab suami juga bisa
mersakan stress dan pengalaman persalina yang traumatis. Meski
mungkin suami ada diruangan bersama ibu hamil, tetapi tetap sulit
baginya memnahami apa yang dirasakan sang ibu. Dalam kelas

20
hypnobirthing, suami akan belajar bersama ibu hamil mengenai
teknik pernapasan, relaksasi, dan visualissi.
6. Hydrobirthing dan Waterbirth
Waterbirth merupakan metode persalinan pervaginam dimana ibu
hamil cukup bulan (aterm) tanpa disertai penyulit dengan cara
berendam dalam air hangat.
Manfaat waterbirth:
 Menciptakan relaksasi agar  ibu tidak stres
 Intervensi yang digunakan untuk mengurangi nyeri dengan
menggunakan air.
 Resiko terhadap pasien rendah
 Dapat dilakukan dengan menggunakan Shower atau berendam
air hangat dalam bak.
 Membantu  membuat pelvis rileks
 Situasi pelviks yang rileks mempercepat pembukaan serviks.
7. Merubah Posisi
 Tidur miring
 Jalan – jalan
 Duduk santai

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirk
an yang didasarkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap
dan mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal.
Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat, maka setiap
individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkual
itas. Pada filosofi kebidanan, meyakini bahwa peristiwa kela
hiran merupakan proses fisik dan psikis yang normal atau fis
iologis. Dalam mempersipakan partus normal Bidan melakukan
pemeriksaan yang bermanfaat bagi perempuan dan memfasilitasi
perempuan untuk melahirkan sesuai dengan keinginannya.Upaya untuk
mendukung normal dan natural childbirth tertuang di dalam peraturan
daerah yaitu P4K(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi) dengan Stiker, dan Permenkes nomor 97 tahun 2014 pasal 14
ayat 1, berbunyiPersalinan harus dilakukan di failitas pelayanan kesehatan.
Secara ilmiah memang tidak ada banyak bukti apakah terapi
komplementer dapat meredakan nyeri persalinan. Namun, banyak ibu
hamil meyakini bahwa terapi komplementer amat membantu mereka
mengatasi persalinan dan kelahiran yang intens, seperti Akupuntur,
Akupressur, dan Siatsu Selama Persalinan, Aromaterapi dan Pemijatan
Selama Persalinan, Pengobatan Herbal Selama Persalinan, dan
hypnobirthing dalam persalinan.

3.2 Saran
Makalah ini telah disusun berdasarkan dengan ruang lingkup
pembelajaran yang ada. Namun, kami menyadari bahwasanya masih
banyak kesalahan maupun kekurangan baik didalam penulisan ataupun
isinya.Oleh karena itu, kami minta kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini selanjutnya.Semoga materi
yang ada didalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua yang
mempelajarinya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, E.. (2007) Melahirkan Tanpa Rasa Sakit, edisi 1, Buana Ilmu Populer,
Jakarta
Fitria Ayuningtyas, Ika. (2018) Kebidanan Komplementer.Pustaka Baru Press.
Daerah Istimewa Yogyakarta.

http://eprints.undip.ac.id/50734/3/Marwan_Azmi_A._22010112130128_Lap.KTI
_BAB_2.pdf. (diakses pada tanggal 18/2/21 pukul 21.30)

Rosalinna.2018. Pengaruh Pemberian Aromaterapilavender Terhadap


Pengurangan Rasa Nyeri Pada Persalinan Kala Idi Wilayahpuskesmas
Klego I Boyolali. Jurnal Publikasi Kebidanan, 9(1), hlm. 1-10

Yona Desni Sagita, Martina. 2019. Pemberian Aroma Terapi Lavender untuk
Menurunkan Intensitas Nyeri Persalinan. Wellnessand Healthy Magazine,
1(2).

Yulrina Ardhiyanti, Liza Safitri. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi Hypnobirthing


Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Kala I Persalinan Normal Pada Primipara
di BPM Evi. Jurnal Maternity and Neonatal, 2 (2).

23

Anda mungkin juga menyukai