Anda di halaman 1dari 20

FILOSOFI KEBIDANAN “WOMEN CENTERED CARE”

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Konsep Kebidanan


Dosen Pengampu : Rohmi Handayani, S.ST., M.Keb

Disusun oleh :

1. Aldilia Anggara Putri (P27224020486)


2. Dinda Ramadona (P27224020494)
3. Faizzatul Maymunah (P27224020495)
4. Farida Nur Hanifah (P27224020496)
5. Fitrohiyah Anshari (P27224020498)
6. Melisa Trisna Murti (P27224020505)
7. Shinta Ayu Sekarningrum (P27224020514)
8. Umy Fadillah (P27224020517)

Alih Jenjang D-IV Profesi Kebidanan Reguler A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

JURUSAN KEBIDANAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Women Centered Care” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari ibu Rohmi Handayani, S.ST., M.Keb pada mata kuliah Konsep
Kebidanan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Women Centered Care bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


memberikan dan membantu dalam pengerjaan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Klaten, 15 Februaari 2021

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
A. Pengertian.............................................................................................................3
B. Visi dan Misi Women Centred Care...................................................................4
C. Prinsip Dasar Women Centred Care..................................................................5
D. Bentuk-bentuk Women Centred Care................................................................6
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perempuan adalah makhluk Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan
Spiritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang
bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Setiap
perempuan merupakan pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan serta
harapan (Sofie, 2011).
Dapat diakui bahwa wanita, anak dan keluarga sebagai kelompok
penduduk  yang punya peran besar bagi kelangsungan kehidupan
kesejahteraan masyarakat bangsa. Namun dalam hal ini, wanita
mempunyai peran yang sangat mendasar, sebagaimana pendapat Abudarne
dan Naisbill cit Sri Suhartati 1997 :” When the subject is women, what is
happening awesome, women are transforming the world we live in”
pendapat tersebut menggambarkan betapa besarnya peran wanita yang
dapat merubah profil dunia
Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan
keluarganya melalui pendidikan dan konseling dalam dalam membuat
keputusan. Perempuan mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan
tentang siapa yang memberi asuhan dan dimana tempat pemberian asuhan.
Sehingga perempuan perlu pemberdayaan dan pelayanan untuk
memperoleh pendidikan dan informasi dalam menjalankan tugasnya
(Hidayat, dkk, 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Women Center Care?
2. Apa saja prinsip-prinsip dasar dari Women Center Care?
3. Apa saja bentuk-bentuk women center care?

1
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti arti dari Women Center Care
2. Mahasiswa dapat mengerti prinsip-prinsip dasar dari Women Center
Cara
3. Mahasiswa dapat mengerti bentuk dari Women Center Care

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Model asuhan kebidanan (Model of Maternity Care) diartikan sebagai
cara perawatan maternitas yang diatur, siapa yang memberikan asuhan dan
bagaimana tenaga kesehatan menyediakan asuhan tersebut (Queensland
Centre for Mother & Babies, (2012). Model asuhan kebidanan yang
dilakukan oleh bidan secara profesionaol harus terfokus pada perempuan dan
menempatkan perempuan sebagai mitra. Bidan memberikan asuhan secara
mandiri, komperhensif, dan bertanggung jawab terhadap asuhan yang
berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan perempuan dan memberikan
asuhan sesuai dengan filosofi sebagai dasar dalam model praktik kebidanan.
Model asuhan kebidanan yang diterapkan adalah asuhan yang
berpusat pada perempuan atau Women Centered care adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan filosofi asuhan maternitas yang mencakup
pendekatan holistik dengan mengenali kebutuhan sosial, emosional, fisik,
spiritual dan budaya setiap wanita. Prinsip dasar asuhan yang berpusat pada
wanita adalah memastikan fokus pada kehamilan dan persalinan sebagai awal
dari kehidupan keluarga. Fase keibuan ini menunjukkan secara lengkap
makna dan nilai pada setiap wanita (Yanti et all. 2015).

Midwifery Holistic &


autonomy individual
Collaborative with
obstetricians &
other specialist

Women
Center Care
Evidence
based

Continuum
of care Partnership

3
Gambar 1.1 Model Asuhan Kebidanan Berpusat Pada Perempuan.
(Australian Nursing and Midwifery Council, 2010; IBI dan AIPKIND, 2012; Yanti
et all, 2015; International Confederation Midwifery (ICM), 2011).

Women center care merupakan model konseptual dalam asuhan


midwifery care dan asuhan ini berorientasi pada wanita. Dalam hal ini bidan
difokuskan untuk memberikan dukungan pada wanita dalam upaya
memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan
perawatan kesehatannya sendiri.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh badan yaitu House
of commons Health commitee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat
permintaan yang meluas pada kaum wanita untuk memilih pilihan yang lebih
besar dalam menentukan jenis asuhan maternitas saat ini membuat mereka
frustasi bukan memfasilitasi mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan
pentingnaya asuhan yang berorientasi pada wanita dimana mereka punya
peran dalam menentukan pilihan sehingga terpenuhi kebutuhannya dan
timbul kepuasan. Hal ini juga menunjukan bahwa asuhan berorientasi pada
wanita atau women Center Care amat penting untuk kemajuan praktik
kebidanan.
B. Visi dan Misi Women Centred Care
Women Centred Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM
(International Confederation of Midwifery) yang tertuang pada visinya
sebagai berikut :
1. Bidan memberikan asuhan kepada wanita yang membutuhkan asuhan
kebidanan.
2. Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai
kerjasama tim dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan
wanita dan keluarga.

4
3. Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan di masa mendatang
termasuk pelayanan kesehatan utama dalam komunitas untuk selutuh
wanita dan keluarga.
Asuhan yang baik untuk perempuan, bidan harus menerapkan hal-hal
berikut ini:
1. Lakukan intervensi minimal
2. Memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan
3. Melakukan tindakan sesuai dengan standar, wewenang, dan
kompetensi.
4. Memberikan inform consent.
5. Memberikan asuhan yang aman, nyaman, logis dan berkualitas.
6. Menerapkan asuhan sayang ibu.
C. Prinsip Dasar Women Centred Care
Prinsip asuhan yang berpusat pada wanita meliputi 3 aspek siantaranya
adalah :
1. Pilihan
Seorang perempuan memiliki kesempatan dan hak untuk menentukan
pilihannya tentang status kesehatan reproduksinya, misalnya
menentukan kapan ibu merasa sudah siap untuk hamil, memilih jenis
persalinan, memilih jenis alat kontrasepsi apa yang akan digunakan,
bahkan perempuan berhak menentukan fasilitas kesehatan yang ingin
digunakan.
2. Akses
Prinsip ini dalam asuhan yang berpusat pada perempuan diartikan
bahwa asuhan yang di berikan itu dapat dijangkau baik dari segi
ekonomi maupun jaraknya, akses menuju fasilitas layanan kesehatan
mudah dicapai, dan adanya jaminan kerahasiaan terhadap setiap
informasi yang diberikan.
3. Kualitas
Prinsip yang ketiga ini adalah asuhan kebidanan yang diberikan ini
memiliki kualitas yang artinya sesuai dengan kebutuhan individu dan

5
situasi sosialnya. Prinsip ini juga menekankan pada penggunaan
evidence based atau metode yang direkomendasikan berdasarkan hasil
penelitian dan terstandar. Sebagai upaya untuk menjunjung tinggi
kualitas layanan yang diberikan pada klien, asuhan yang berpusat pada
perempuan ini juga memungkinkan adanya proses rujukan atau
penggunaan fasilitas kesehatan lain yang berkaitan dengan kondisi
yang dialami. Jaminan akan kerahasiaan, non-diskriminatif, respectful
dan penggunaan metode tepat guna juga merupakan salah satu dari
upaya pemenuhan prinsip kualitas yang dapat dilakukan dalam asuhan
yang berpusat pada perempuan.

Selain prinsip-prinsip diatas, masih ada beberapa prinsip – prinsip dasar


yang harus diterapkan bidan dalam pemenuhan kegiatan women centred
care adalah sebagai berikut :
1. Memastikan perempuan menjadi mitra yang sejajar dalam
perencanaan dan pemberian perawatan maternitas.
2. Mengenali layanan yang ada untuk memenuhi kebutuhan mereka
dan keinginan, daripada orang-orang staf atau manajer.
3. Memberikan informasi pilihan perempuan dalam hal pilihan yang
tersedia selama kehamilan, persalinan dan periode pascanatal –
seperti yang menyediakan perawatan, di mana itu diberikan dan
apa yang mengandung.
4. Memberikan kesinambungan perempuan sehingga mereka mampu
membentuk hubungan saling percaya dengan orang-orang yang
peduli untuk mereka.
5. Memberikan kontrol perempuan atas keputusan-keputusan kunci
yang mempengaruhi isi dan kemajuan perawatan mereka.

D. Bentuk-bentuk Women Centred Care


1. Safe Motherhood

6
Safe motherhood adalah kemampuan wanita untuk dapat hamil dan
melahirkan secara aman dan sehat. Awal dari progam safe motherhood
adalah sebuah usaha menyeluruh yang bertujuan untuk mengurangi
angka kematian dan kesakitan pada wanita dan bayi khususnya di
negara berkembang. Progam ini dimulai tahun 1987. Indonesia
termasuk Negara berkembang dan memiliki permasalahan besar
berkaitan dengan kematian maternal. Menurut laporan WHO dan Bank
Dunia pada tahun 1997, wanita Indonesia memiliki resiko tinggi pada
kematian maternal yaitu 450 kematian ibu per 100000 kelahiran hidup.
Banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi
kedalam empat jenis:
a. Kondisi fisiologis wanita
b. Kondisi tenaga Kesehatan
c. Kondisi lingkungan
d. Perilaku wanita
Maine and Rosenfield, (1999) melaporkan bahwa alasan penting
kurang berhasilnya mengurangi kematian ibu adalah tidak adanya
fokus strategi yang jelas dalam mengawali Safe Motherhood. Mereka
menyatakan bahwa perawatan gawat darurat obstetric merupakan hal
yang sangat penting dalam mengurangi kematian ibu, (M. Sih Setija
Utami, 2003). Tahun 1988 dengan digalakkannya Standar Pelayanan
Kebidanan Yang diikuti progam lainnya yang berkesinambungan.
2. The Mother Friendly Movement Tahun 1996 yang diterjemahkan
sebagai Gerakan Sayang Ibu (GSI)
a. Pengertian
Gerakan sayang Ibu merupakan gerakan percepatan
penurunan angka kematian ibu yang dilakukan bersama-sama oleh
pemerintah dan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan
kesadaran dan kepedulian dalam upaya integral dan sinergis
b. Prinsip asuhan
1) Intervensi minimal.

7
2) Komprehensif.
3) Sesuai kebutuhan.
4) Sesuai standar, wewenang, otonomi, dan kompetensi
provider.
5) Dilakukan secara komplek oleh tim kerja.
6) Asuhan sayang ibu.
7) Filosofi bahwa proses menstruasi, persalinan, menopause
adalah normal.
8) Memberikan informed concent.
9) Aman, nyaman, logis dan berkualitas.
c. Pelaksanaan progam
Berupa gerakan sayang ibu yang dioperasionalkan dikecamatan
dan desa atau kelurahan. Gerakan Sayang Ibu (GSI)
mempromosikan kegiatan yang berkaitan dengan kecamatan
sayang ibu dan Rumah Sakit sayang ibu untuk mencegah 3
keterlambatan:
1) Keterlambatan ditingkat keluarga dalam mengenali tanda
bahaya dan membuat keputusan untuk mencari pertolongan.
2) Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Keterlambatan difasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
d. Kegiatan.
Meliputi advokasi dan mobilitas sosial.
3. Life Saving Skill
LSS manual dan program pelatihan mengatasi penyebab utama kematian
ibu dan bayi. Ada sepuluh modul yang harus diperhatikan :
a. Pengenalan kematian ibu
b. Perawatan antenatal yang berkualitas
c. Memantau kemajuan persalinan
d. Episiotomi dan perbaikan luka
e. Pencegahan dan pengobatan pendarahan

8
f. Resusitasi (dewasa dan bayi)
g. Pencegahan dan pengelolaan sepsis
h. Hidrasi dan rehidrasi
i. Vakum ekstraksi
j. Darurat lainnya (tenaga kerja dan masalah pengiriman, perawatan post
aborsi, symphysiotomy).
Program berbasis kompetensi berkonsentrasi pada perolehan
keterampilan kebidanan maju dan proses pemecahan masalah.
Keterampilan dipecah menjadi langkah-langkah berurutan dan menguasai
dengan menggunakan daftar keterampilan. Checklist keterampilan
diberikan dalam sebuah buku catatan kecil yang terpisah yang disebut
Panduan Klinis untuk mudah digunakan sebagai acuan dalam pengaturan
klinis dan untuk tujuan pelatihan dan supervisi.
Program ini telah dikembangkan sebagai sumber daya pendidikan
berkelanjutan untuk melatih bidan dan dapat disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan lokal dan standar praktik.

4. Komunikasi Interpersonal dan Konseling

a. Definisi dan Pendekatan


Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih,
baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto,
2004). Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke
orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan
perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam
kelompok kecil (Febrina, 2008).  KIP Antara Dua Orang adalah
komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi verbal dan
nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan
perasaan. KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari
orang ke beberapa oarng lain (kelompok kecil). Masing-masing

9
anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang
sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan.
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif
dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik
yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat
ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau
upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002)

b. Fungsi Konseling Kebidanan


1) Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
2) Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis,
psikologis, kultural dan lingkungan .
3) Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
4) Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
peningkatan derajat kesehatan.
c. Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan
Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah kemandirian
klien dalam :
1) Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah,
merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan
tepat.
2) Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah
kesehatan.
3) Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
4) Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
5. Asuhan Persalinan Dasar (APD) yang kemudian berkembang menjadi
Asuhan Persalinan Normal (APN)  Tahun 2000
Tujuan APN adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi dan bayinya melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang

10
optimal. Dengan demikian penolong ersalinan dapat memberikan asuhan
yang mengacu pada upaya-upaya pencegahan yang dapat memberikan
rasa aman bagi ibu dan bayinya baru lahir selama persalinan dan masa
nifas dini.
Ada 5 aspek dasar atau benang merah yang penting dan saling
terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman baik pada
persalinan normal maupun patologis yaitu :
a. Membuat keputusan klinik
b. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
c. Pencegahan infeksi
d. Pencatatan (rekam medik)
e. Rujukan
6. Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000

a. Pengertian
adalah gerakan nasional dalam mewujudkan kehamilan yang
aman sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju
Indonesia Sehat 2010 dengan melindungi hak reproduksi dan hak
asasi manusia dengan mengurangi kecacatan, kesakitan, dan kematian
yang berhubungan dengan kehamilan yang sebenarnya tidak perlu
terjadi.
b. Pelaksanaan Progam
1) Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir berkualitas dan efektif berdasarkan bukti
2) Membangun pikiran yang efektif
3) Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga.
4) Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan
dan pemanfaatanpelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
5) Menjamin adanya pertolongan pertama obstetric sesuai standar
nasional maupun pedoman klinis dan rujukan pada semua
polindes dan puskesmas tanpa tempat tidur.

11
6) Menjamin semua desa terpencil mempunyai polindes dan tenaga
bidan
7) Menyediakan bahan dan obat-obat esensial, peralatan dan
transformasi untuk pelayanan efektif.
8) Menyediakan pelayanan ANC.
9) Menyediakan pelayanan persalinan sesuai standar nasional dan
menurut pedoman klinis yang dianjurkan dengan
pendokumentasian.
10) Menjamin pencegahan dan penanggulangan infeksi.
11) Menetapkan peran dukun untuk mendukung kerja bidan        
7. IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan dan usulan peningkatan
Pendidikan Kebidanan  dari D1, D3, D4, S2
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai
dengan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar yang
telah ditentukan oleh konsil melalui Pendidikan formal dan non formal.
a. Visi
Pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang
sesuai standar praktek bidan internasional dan dasar pendidikan
minimal DIII Kebidanan.
b. Misi
Untuk mencapai visi pendidikan berkelanjutan, misalnya adalah :
1) Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk “system”.
2) Membentuk unit pendidikan berkelanjutan bidan ditingkat pusat,
propinsi/daerah dan kabupaten/cabang.
3) Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan.
4) Mengadakan jaringan /kerjasama dengan pihak terkait.
c. Tujuan
Pendidikan berkelanjutan bertujuan :
1) Pemenuhan standar

12
Dalam hal ini adalah standar kemampuan yang telah ditentukan
oleh konsil kebidanan untuk dilakukan registrasi/legislasi untuk
mendapatkan praktek bidan.

2) Meningkatkan produktivitas kerja


Produktivitas kerja akan meningkat , kualitas dan kwantitasnya
akan semakin baik, karena technical skill bidan akan meningkat.
3) Meningkatkan pemahaman terhadap etika profesi
Dengan meningkakan pemahaman  etika profesi bidan akan
memberikan pelayanan sesuai dengan keahlian dan ketrampilan.
4) Meningkatkan karier
Peningkatan karier akan semakin besar, karena keahlian
ketrampilan dan prestasi kerjanya akan semakin meningkat.
5) Meningkatkan kepemimpinan
Kepemimpinan bidan sebagai seorang menejer akan lebih baik,
melalui peningkatan hubungan antar manusia, motivasi kearah
kerjasama vertikal dan horizontal serta semakin cakap dalam
pengambilan keputusan.
6) Meningkatkan kepuasan konsumen
Dengan lebih baiknya mutu pelayanan bidan, kepuasan konsumen
akan meningkat.

Perkembangan  pendidikan bidan berjalan seiring/berhubungan


dengan Perkembangan pelayanan kebidanan untuk menjawab tuntutan
serta kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan yang dimaksud
dalam pendidikan ini adalah pendidikan formal dan informal.
a. Tahun 1981 untuk meningkatkan kemampuan perawat kesehatan
(SPK) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk kebidanan,
dibuka pendidikan diploma I kesehatan ibu dan anak dibuka.
b. Tahun 1985 dibuka lagi PPB lulusan SPR dan SPK, lama pendidikan
1 tahun.

13
c. Tahun 1989 dibuka crash progam pendidikan bidan secara nasional,
pemerintah memperbolehkan lulusan SPK langsung masuk progam
pendidikan bidan. Dikenal dengan PPB A, dengan lama pendidikan 1
tahun.
Setelah lulus pemerintah menempatkan seorang bidan ditiap desa
sebagai PNS golongan II, sejak tahun 1996 status bidan didesa sebagai
pegawai tidak tetap dengan kontrak selama 3 tahun yang kemudian
dapat diperpanjang 2X3 tahun 1993 dibuka progam pendidikan bidan
progam B yang lulusannya AKPER lama pendidikan 1 tahun untuk
tenaga mengajar pada PPB A.
d. Tahun 1996 dibuka pendidikan Diploma III kebidanan dengan raw
input dari SMA.
e. Tahun 2000 dibuka program DIV bidan pendidik yang
diselenggarakan di FK UGM Yogyakarta , dengan lama pendidikan
dua semester.
f. Tahun 2006 dibuka S2 kebidanan di UNPAD Bandung.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Women center care merupakan model konseptual dalam asuhan
midwifery care danasuhan ini berorientasi pada wanita. Dalam hal ini
bidan difokuskan untuk memberikandukungan pada wanita dalam upaya
memperoleh status yang sama di masyarakat untukmemilih dan
memutuskan perawatan kesehatannya sendiri.
Di dalam women center care terdapat banyak hal yang harus
diperhatikan oleh bidan. Yaitu tentang prinsip-prinsip dalam pemberian
asuhan kebidanan yang terkait dengan wanita secara keseluruhan bentuk-
bentuk women center care itu sendiri. Karena dalam women center care ini
adalah ruang lingkup tanggung jawab bidan untuk memenuhi profesinya
sebagai teman wanita.
B. Saran
Dengan berdirinya Women Center Care yang didalamnya ada
bentuk-bentuk program Safe Motherhood, Gerakan Sayang Ibu (GSI)/The
Mother Friendly Movement, Live Saving Skill (LSS), Komunikasi
Interpersonal dan Konseling, Asuhan Persalinan Normal (APN), Making
Pregnancy Safer (MPS) dan IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan
dan usulan peningkatan Pendidikan Kebidanan  dari D1, D3, D4, S2.
Bidan professional itu harus berpandangan luas dan mempunyai tujuan
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Dengan menurunnya AKI dan AKB akan mencerminkan bangsa
yang sehat dan berkualitas dalam bidang kesehatan.
Dan diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dan memahami materi tentang
Women Centered Care.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Marcia Soumokil, MPH (2020). Peran Bidan Dalam Implementasi Women
Centered Care (Asuhan Yang Berpusat Pada Perempuan). IPAS Indonesia
Fitria Siswi Utami,S.SiT.,MNS ; Intan Mutiara Putri, S.ST.,M.Keb (2020).
Konsep Pelayanan Prima Kebidanan. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Press. Cetakan I
Dr. Atit Tajmiati, S.Kep., M.Pd ; K.H. Endah Widhi Astuti, M. Mid ; Emy
Suryani, M. Mid (2016). Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam Praktik
Kebidanan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Cetakan Pertama.
Murti Ani dkk (2021). Pengantar Kebidanan. Yayasan Kita Menulis. Cetakan I
Yona Septina, M.Tr.Keb ; Tia Srimulyawati, M.Tr.Keb (2020). Pengantar
Praktik Ilmu Kebidanan. Penerbit Lindan Bestari

16

Anda mungkin juga menyukai