Askep Isolasi Sosial Nurlinda
Askep Isolasi Sosial Nurlinda
“A”
DENGAN ISOLASI SOSIAL
DISUSUN OLEH :
Nurlinda
20.04.005
CI LAHAN CI INSTITUSI
Tn.A berumur 36 tahun masuk RSKD Dadi Makassar pada tanggal 1 maret 2021
dengan alasan mengamuk, berbicara sendiri dan marah-marah. Keluarganya
klien mengatakan sebelum mengamuk klien selalu berdiam diri dikamar, tidak
mau bicara dan bersosialisasi dengan keluarga dan orang lain Keluarga sudah
berusaha untuk memberikan obat yang diberikan dari Rumah sakit sebelumnya
tetapi klien tidak mau minum obat. Dengan melihat kondisi klien yang semakin
parah akhirnya keluarga membawanya ke RSKD Pemprov Sulsel untuk yang ke 4
kalinya
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
G1
?
? ?
? ?
G2
? ?
X
? ? ? 36 ?
G3
Keterangan :
Laki-laki : Kawin : Pasien :
Perempuan: Serumah : Meninggal :
Penjelasan
Generasi I : Kakek dan nenek klien dari ayah dan ibu sudah meninggal karena
faktor usia.
Generasi II : Ayah klien masih hidup dan sehat walafiat, ibu klien sudah
meninggal dunia
Generasi III: Pasien Tn. A saat ini berusia 36 tahun sedang dirawat di Ruangan
Nyiur dengan gangguan isolasi sosial di RSKD Pemprov Sul-Sel .
Pasien merupakan anak ke lima dari 8 bersaudara, dan keenam
saudaranya dalam keadaan sehat kecuali kakak ketiganya yang
mengalami gangguan jiwa. Dan saat ini klien tinggal dengan ayahnya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah seluruh anggota
tubuhnya, tidak ada anggota tubuhnya yang tidak disukai, klien tidak
mengalami kelainan fisik.
b. Identitas diri
Klien adalah seorang laki-laki berusia 36 tahun anak kelima dan belum
menikah.
c. Peran diri
Klien mengatakan saat dirumah sebagai anak yang selalu membantu
keluarganya mencari nafkah, namun semenjak dirawat di RSKD Dadi klien
tidak mempedulikan perannya
d. Ideal diri
Klien berharap ingin cepat sembuh dan segera kembali pulang kerumah untuk
dapat bekerja kembali tugasnya seperti sedia kala.
e. Harga diri
Klien merasa sedih ketika orang yang paling dekat dengannya yaitu ibunya
meninggal dunia, klien merasa hidupnya tidak berharga karena tidak ada lagi
orang yang menyayanginya
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidup klien adalah orang
tua klien dan jika ingin mengadu atau berbicara apa yang dirasakannya selalu
mengadu pada ibunya, ibu klien sudah meninggal dunia sejak klien duduk
dibangku SMA semenjak ibunya meninggal klien selalu sedih, selalu datang
kemakam ibunya, diam tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain dan
klien merasa tidak punya teman untuk berbicara
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan di masyarakat dan
lingkungannya karena merasa malu dengan dirinya yang mengalami gangguan
mental, pada saat di Rumah sakit klien mengatakan tidak punya teman, klien
sering menyendiri dan tidak mau berbicara dengan orang lain
c. Hambatan dalam berhugungan dengan orang Lain
Klien mengatakan ia malas berhubungan dengan orang lain, karena tidak ada
hal yang perlu dibicarakan atau diceritakan kepada orang lain, klien sering
diam, klien sering menyendiri dan tidak pernah bercakap-cakap dengan pasien
lain
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia dimasukkan kedalam RSJ karena klien sering
marah-marah, namun klien tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami
gangguan jiwa,klien meyakini dirinya sehat
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum masuk RSJ, klien jarang melakukan ibadah shalat
5 waktu dan selama di Rumah Sakit klien tidak pernah sholat.
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Dalam berpakaian klien terlihat kurang rapi. Rambut klien acak-acakan, klien
tampak kusam, lesu, kuku klien tampak kotor.Selama di Rumah sakit Penampilan
pasien tidak rapi rambut acak acakan. Penggunaan pakaian tidak sesuai . Pasien
mengatakan mandi 1 kali sehari dan baju pasien diganti setiap kali mandi.
Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara, klien
menjawab pertanyaan seperlunya saja, terkadang pembicaraan inkoheren dengan
pertanyaan yang diajukan
8. Proses Pikir
Klien terlihat sering melamun, tidak suka memulai pembicaraan, klien lebih suka
menyendiri, saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak
fokus,dialihkan bila ada klien lain, pembicaraannya kacau terkadang tidak jelas
Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif
Isi Pikir
Klien selalu berpikir untuk pulang dan klien menyesal selama ini berkelakuan
tidak baik, klien tidak mengalami waham.
9. Tingkat kesadaran
a. Waktu: Klien dapat mengingat sudah berapa lama dia di RSJ, dan klien
mengerti kapan waktu mandi
b. Tempat: Klien mengetahui bahwa sekarang dia berada di RSJ
c. Orang: Klien sulit mengenali seseorang, tidak pernah memulai
perkenalan,didalam ruangan hanya menghafal nama orang 1-2 orang saja
Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir
10. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan kejadian yang baru –baru
terjadi, klien masih ingat berapa jumlah saudaranya, klien juga masih mengingat
sudah berapa lama dia di RSJ
1. Makan
Klien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik seperti biasanya,
klien makan 3x sehari, pagi, siang dan sore, minum ±8 gelas sehari.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK ±5x sehari dan mampu melakukan eliminasi dengan
baik, menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK dengan baik.
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 1x sehari pagi hari, menyikat gigi saat mandi namun
klien terkadang tampak kotor karena sering tidur dilantai
4. Berpakaian
Klien mengatakan ganti pakaian 1x sehari dengan pakaian yang disediakan rumah
sakit, klien dapat memilih dan mengambil pakaian dengan baik dan sudah sesuai
dengan aturan rumah sakit.
5. Pola Istirahat Tidur
Klien selama ini bergantung pada obat tidur jika minum obat tidur klien cepat
tertidur tapi jika tidak minum obat klien akan susah tidur.
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan dirumah sakit selalu minum obat.
a. Adaptif
Klien hanya berbicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat
b. Maladaptif
Klien mengatakan jika klien ada masalah, klien selalu memikirkan dan mencari
jalan keluar sendiri. Jika klien mampu menyelesaikan masalahnya sendiri maka ia
akan menyelesaikannya sendiri, namun bila tidak mampu klien akan marah-
marah, mengamuk, setelah mengamuk klien seperti hilang ingatan (lupa) dan klien
menyendiri lagi
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN:
f. Masalah ekonomi
Klien mengatakan keluarganya cukup memenuhi keperluannya sehari-hari
Klien mengatakan mengetahui tentang penyakit jiwa yang diderita tetapi kurang
mengetahui tentang faktor pemicu terjadinya penyakit tersebut. Klien juga
mengetahui tentang obat-obatan yang diminum tetapi tidak mengetahui tentang
manfaat dari obat-obat tersebut.
Terapi medis :
ANALISA DATA
Data Masalah
Data Subjektif :
Klien mengatakan malas berkomunikasi dan bertemu Isolasi Sosial
dengan orang lain
Klien merasa malu terhadap dirinya sendiri
Klien mengatakan tidak punya teman
Data Objektif :
Klien tampak menyendiri
Klien tidak mau melakukan aktivitas, hanya berdiam diri
Klien menolak berinteraksi dengan orang lain
Klien terlihat sedih dan suka melamun
Kontak mata kurang
Suara klien kurang jelas saat berbicara
Ekspresi datar dan dangkal
Klien sering menunduk
Isolasi Sosial
Dari hasil analisa data maka ditemukan masalah yang menjadi diagnosa prioritas yaitu
Isolasi sosial
Dari diagnose tersebut maka dapat disimpulkan beberapa pohon masalah
sebagai berikut:
Selasa SP4P S:
1. Mengevaluasi kegiatan latihan berkenalan - Klien mengatakan masih malu berbica
30 maret 2021 bicara pada saat melakukan empat kegiatan
harian. Beri pujian
13.00. 00 WITA O:
Hasil: - Klien belum pernah berbicara untuk m
- Klien mengatakan masih malu berbicara - Klien masih sering diam
2. Melatih cara bicara sosial: meminta sesuatu,
menjawab pertanyaan A : Isolasi Sosial
Hasil:
P : Evaluasi Sp1,2,3,4 latihan berkenalan
- Klien berbicara hanya pada saat
1. SP5P : Evaluasi kegiatan latihan berk
ditanya
saat melakukan kegiatan harian dan
- Klien belum pernah berbicara untuk
pujian
meminta sesuatu
2. Latih kegiatan harian
- Klien masih sering diam
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri.
4. Nilai apakah isolasi sosial teratasi