RUMUSAN Karakter apakah yang dibentuk di sekolah ?
MASALAH
Kutipan Langsung “pendidikan karakter dikemukakan berbagai cara
atau metode adalah bahwa Pertama, menggunakan Edi Rohendi,2016 metode pembinanan. Socrates dalam Ratna Megawangi mengemukakan perlunya formula 4 M dalam pendidikan karakter ,yaitu: Mengetahui (knowing the good), mencintai ( loving the good), mengingin kan (desiring the good).Dari kesadaran utuh ini, barulah tindakan dapat menghasilkan karakter yang utuh pula. Proses pengajaran yang bermula dari memberikan pengetahuan peserta didik tentang kebaikan, menggiring atau mengkondisikan agar peserta didik mencintai kebaikan tersebut, kemudian membangkitkan peserta didik agar menginginkan karakter yang diajarkan, dan terakhir mengondisikan peserta ddidik agar mengerjakan kebaikan secara sukarela, simultan dan berkesinambungan.
Kutipan Tidak Langsung Penentuan prioritas harus ditentukan agar proses
evaluasi atas berhasil tidaknya pendidikan karakter dapat menjadi jelas. Tanpa prioritas, pendidikan karakter tidak dapat terfokus dan karenanya tidak daapat dinilai berhasil atau tidak berhasil.
Kutipan Langsung Proses penyampaian nilai-nilai karakter harus
dilakukan dalam kondisi peserta didik memasuki gelombang Alpha. Untuk menciptakan kondisi Alpha state di kelas, seorang guru dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut: pertama, mendapatkan perhatian peserta didik kedua, membangun tema ketiga, menampilkan struktur dan peraturan yang detail dan membangun Andi Prastowo,2018 hubungan keakraban (rapport) dengan peserta didik. Rapport dapat diciptakan dengan beberapa teknik sebagai berikut: breathing, mirroring, dan penggunaa bahasa-bahasa persuasif. Kutipan Tidak Langsung proses pembelajaran karakter di sekolah dasar melalui aktivasi pikiran bawah sadar dilakukan melalui suatu kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, nyaman, menarik, menantang, dan relaks dengan memanfaatkan seluruh modalitas belajar peserta didik sehingga critical area terbuka. Kutipan Langsung Sekolah juga melakukan sosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk menanamkan pendidikan karakter kepada anak, misalnya dengan membentuk Jam belajar Masyarakat (JBM) Binti Maunah, 2010 Kutipan Tidak Langsung pembentukan karakter anak dapat dilakukan melalui dua strategi, yaitu internal sekolah dan eksternal sekolah. Kedua, strategi internal sekolah dapat dilakukan melalui empat pilar, yakni kegiatan proses belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah (school culture), kegiatan pembiasaan (habituation),ekstra kurikuler.
Kesimpulan Pentingnya pendidikan karakter di sekolah sebagai tempat mendidik generasipenerus
bangsa, hal ini berangkat dari kondisi objektif dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini telah terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti kekerasan, korupsi, manipulasi, kebohongan-kebohongan, tidak adanya panutan dan keteladanan.Hal ini mendorong dunia pendidikan untuk membentuk dari awal peserta didik sebagai manusia yang masih bersih untuk diberikan pendidikan karakter, walaupun sudah terlambat, tetapi lebih baik daripada tidak dimulai.