Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2
“dr. Anggraeni yang baik hati”

Tutor: dr. Aisyah Lahdji, MM, MMR

Disusun Oleh: Kelompok 1 Blok 18

Pertemuan I
Moderator : Ayu Silvi E. (H2A018002)
Sekretaris : Iqli Matussayyidati SA. (H2A018030)
Pertemuan II
Moderator : Delanaura Puspitasari A (H2A018056)
Sekretaris : Ayu Silvi E. (H2A018002)
Anggota:
Yusin Aulia A. (H2A018001)
Annisa Dwi P. (H2A018006)
Farrras Syahla S. (H2A018012)
Diva Zabrina S. (H2A018024)
Arief Bagas S. (H2A018026)
Febbika Dwi A. H. (H2A018035)
Fatahillah Isajati (H2A018051)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
Skenario 2.
dr. Anggraeni yang baik hati

Pak Tukijo menderita penyakit darah tinggi sejak 12 tahun yang lalu, beliau rutin kontrol di
praktek dr. Anggraeni karena merasa dr. Anggraeni adalah dokter yang komunikatif sehingga
Pak Tukijo merasa cocok dan nyaman periksa dengan dr. Anggraeni.
dr. Anggraeni adalah lulusan dokter FK Unimus yang memilih untuk menjadi dokter
keluarga. Beliau tertarik karena seorang dokter keluarga memiliki tantangan untuk bisa
melaksanakan pelayanan secara holistik kepada pasiennya. Dr. Anggraeni tidak hanya
mengobati pasien saja, tetapi juga mencari akar permasalahan penyakit yang diderita pasien
hingga mengetahui bagaimana peran anggota keluarga terhadap kesembuhan pasien.
dr. Anggraeni dalam menjalankan perannya selalu mengacu pada nilai-nilai sentral
kedokteran keluarga dan selalu menambah ilmu pengetahuannya tentang sistem
perkembangan kedokteran keluarga di Indonesia, juga dalam prakteknya berkolaborasi
dengan puskesmas (fasilitas kesehatan dengan konsep wilayah).

STEP 1
1. Darah tinggi :tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg darah diastolic lebih dari 90
mmhg setelah 2x pengukuran terpisah
2. Holistic : Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata holisme didefinisikan sebagai
cara atau pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala, dengan memandang gejala
atau masalah itu sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dari kata holisme itulah kata
holistik diartikan sebagai cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan.

STEP 2
1. Apa saja nilai sentral kedokteran keluarga?
2. Bagaimana pelayanan dokter secara holistic?
3. Apa perbedaan dokter umum dan dokter keluarga?
4. Bagaimana fungsi komunikasi efektif dokter pasien?
5. Bgaimana peran dokter keluarga dalam memberikan edukasi hipertensi?
6. Apa tujuan pelayanan dokter keluarga?
STEP 3
1. Apa saja nilai sentral kedokteran keluarga?
Beberapa nilai utama yang dianut dalam kedokteran keluarga
a. Pelayanan berpusat pada pasien (patient centered care) sebagai individu dalam
keluarga dan perhatian khusus kepada hubungan dokter pasien
b. Pendekatan Holistik: masalah penyakit pasien tidak hanya disebabkan dimensi
fisik tetapi juga dari segi psikologi dan sosial (bio-psiko-sosial) dari pasien,
keluarga dan komunitasnya.
c. Pendekatan holistik sangat penting pada zaman sekarang ketika teknologi tinggi
kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi pelayanan
kesehatan.
d. Kedokteran Pencegahan: memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih
panjang daripada kedokteran kuratif
e. Mencakup semua usia (life cycle): melayani pasien segala usia, sehingga disebut
“specialist in breadth”

Profil dokter ideal memiliki kemampuan untuk melakukan serangkaian pelayanan


kesehatan untuk memenuhi kualitas, kebutuhan, efektivitas biaya, dan persamaan
dalam dunia kesehatan. WHO menerapkan batasan bahwa dokter masa depan wajib
memenuhi kriteria lima kualitas seorang dokter, yaitu “five-star”:
a. Penyedia Pelayanan Kesehatan & Perawatan (care provider)
b. Pengambil Keputusan (decision maker)
c. Komunikator yang baik (communicator)
d. Pemimpin Masyarakat (community leader)
e. Pengelola Manajemen (manager)

2. Bagaimana pelayanan dokter secara holistic?


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh atau holistic , yaitu
peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental,
sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
a. Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai
manusia yang seutuhnya, dokter tidak lagi memandang pasien sebagai manusia
yang terdiri dari organ tubuh, metabolisme dan sel-sel semata, namun memandang
pasien sebagai manusia yang selain memiliki fisik, juga mental, spritual serta hidup
ditengah lingkungan biotik, abiotik dan sosial yang berpengaruh pada keadaan
kesehatannya.
Perhatian holistik dokter keluarga pada pasiennya tercermin pada cara komunikasi
dokter-pasien yang interaktif, penatalaksanaan yang mencakup faktor-faktor
holistik, serta seluruhnya tercatat pada rekam medik.
b. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai
bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat
mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien
Dokter keluarga akan lebih memperhatikan keadaan holistik pasien pada saat
pasien kembali dengan keluhan yang sama atau berulang, pasien dengan gejala
penyakit yang berat, pasien dengan gejala penyakit yang dicurigai berhubungan
erat dengan keadaan lingkungannya.
c. Pelayanan menggunakan segala sumber disekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan
pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya
Sumber di sekitar kehidupan pasien dapat berupa sumber daya manusia, hubungan
interpersonal dalam keluarga, fungsi-fungsi keluarga, sumber informasi, sumber
materi, jangkauan fasilitas pelayanan kesehatan, dan lain sebagainya.
Pendayagunaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga dapat digali dengan cara
menyelenggarakan konferensi keluarga di klinik.Konferensi keluarga adalah
pertemuan dan diskusi antara pasien dan beberapa anggota keluarga terekat yang
peduli terhadap masalah kesehatan pasien tersebut dan sokter keluarga sebagai
moderatornya.
Penggalian dan pendayagunaan sumber dalam keluarga biasanya dilakukan pada
saat dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan pembinaan keluarga untuk
pasien yangbersangkutan, namun pada praktik sehari-hari, dokter dapat saja
menggunakan waktu secara efektif untuk dapat menggali dan menganjurkan
pendayagunaan sumber sumber tersebut.
3. Apa perbedaan dokter umum dan dokter keluarga?

Perbedaan Dokter umum Dokter keluarga

Sistem kerja Bersifat kuratif. Promotif, preventif, kuratif,


dan rehabilitatif. Lebih
menekanankan upaya
promotif dan preventif.

Pembiayaan Mandiri dari perorangan. Pembiayaan di awal dari


pemerintah.

Sasaran Masyarakat umum, Keluarga sebagai satu unit.


perorangan.

Tempat praktik Tempat praktik pribadi. Tempat praktik (klinik


dokter keluarga), di rumah
pasien, dan di rumah sakit.

Peran keluarga Kurang dipertimbangkan. Lebih diperhatikan dan


dilibatkan.

Hubungan dokter—pasien Dokter—pasien. Dokter—pasien—keluarga


—teman sejawat dan
konsultan.

Pelayanan Sesuai keluhan, kasus per Menyeluruh, paripurna,


kasus dengan pengamatan bukan sekadar yang
sesaat. dikeluhkan. Kasus per kasus
ditangani secara
berkesinambungan
sepanjang hayat.
Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P. dalam
jurnal General Practice – “Time for A New Definition”, BMJ; 320:354– 7. 2000,
Dokter Keluarga adalah:

a. Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem
pelayanan kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua
masalah yang mungkin dimiliki pasien.
b. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya
ataupun karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber
daya yang tersedia dalam system pelayanan kesehatan untuk semaksimal
mungkin kepentingan pasien.
c. Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan,
diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan
memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis. Secara
singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai
Dokter Praktik Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat
Primer dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran keluarga.
d. Berprofesi khusus, karena dididik secara khusus untuk mencapai standar
kompetensi tertentu
e. Dokter Praktik Umum, yaitu Dokter yang dalam praktiknya menampung
semua masalah yang dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status
sosial, jenis penyakit, golongan usia, ataupun sistem organ.
f. Pelayanan kesehatan tingkat primer Ujung tombak pelayanan kesehatan
tempat kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan semua
masalah sedini dan sedapat mungkin atau mengkoordinasikan tindak lanjut
yang diperlukan pasien.
g. Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif,
kontinyu, koordinatif(kolaboratif), mengutamakan pencegahan, menimbang
keluarga dan komunitasnya
4. Bagaimana fungsi komunikasi efektif dokter pasien?

Dalam konteks komunikasi, penting bagi seorang dokter untuk memiliki keterampilan
komunikasi yang efektif.Komunikasi dokter pasien adalah hubungan yang
berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya selama proses
pemeriksaan/pengobatan/ perawatan yang terjadi di ruang praktik perorangan,
poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan
masalah kesehatan pasien.Dianne Berry mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga)
tujuan komunikasi dokter dan pasien yaitu:
a. Menciptakan hubungan interpersonal yang baik (creating a good interpersonal
relationship)
Dalam membangun hubungan interpersonal yang baik dibutuhkan elemen penting
yaitu keakraban, perhatian, kurangnya ketegangan, dan ekspresi non verbal dari
dokter dan pasien. Secara khusus, hubungan interpersonal dokter dan pasien yang
baik akan meningkat ketika konteks kemampuan komunikasi dokter-pasien
berlangsung dengan keramahan dokter, perilaku sopan santun, perilaku sosial dan
perilaku empati selama konsultasi
b. Melakukan pertukaran informasi (exchange of information)
Proses dimana dokter mendapatkan informasi dari pasien untuk menegakkan
diagnosis yang tepat dan untuk dasar rencana pengobatan pasien, sementara pasien
akan merasa dipahami dan dimengerti oleh dokter juga mendapatkan informasi
yang diinginkan tentang penyakitnya.
c. Pengambilan keputusan medis (medical decision making)
Dimana pengambilan keputusan dilakukan secara bersama antara dokter dan
pasien karena melibatkan dua arah informasi yang libatkan dokter dan pasien
dalam mendiskusikan preferensi pengobatan dan menyetujui pilihan yang tepat
bersama- sama. Dokter perlu membangun suasana dimana pasien merasa bahwa
perspektif atau pandangannya dihargai dan dibutuhkan oleh dokter
Dalam bukunya Komunikasi Interpersonal, Suranto. Aw (2011 :80-82) mengatakan
bahwa unsur-unsur dalam komunikasi efektif adalah REACH yaitu :
a. Respect (Sikap Menghargai)
Sikap menghargai mengacu pada proses menghargai setiap individu yang menjadi
sasaran pesan yang disampaikan oleh komunikator. Jika individu membangun
komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka
kerjasama yang menghasilkan sinergi dapat dibangun,yang akan meningkatkan
efektifitas kinerja, baik sebagai individu maupun secara keseluruhan.
b. Empathy (Menempatkan Diri Pada Situasi Orang Lain)
Empati adalah kemampuan individu untuk menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki
sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu
sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Rasa empati membantu
individu dalam menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan
memudahkan penerima pesan menerimanya. Jadi sebelum membangun
komunikasi atau mengirimkan pesan, individu perlu mengerti dan memahami
dengan empati calon penerima pesan. Sehingga nantinya pesan dari komunikator
akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari
penerima.
c. Audible (Dapat Dedengarkan dan Dimengerti Dengan Baik)
Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik oleh
penerima pesan.Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita
sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d. Clarity (Jelas)
Kejelasan, terkait dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kejelasan
juga berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi, individu perlu
mengembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dari
penerima pesan.
e. Humble (Rendah hati)
Sikap rendah hati mengacu pada sikap yang penuh melayani, sikap menghargai,
mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah
orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh
pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Metode CEA adalah pendidikan, tindakan yang dilakukan dokter untuk mendekati
pasiennya agar mau berkonsultasi tentang masalah penyakitnya. Pendidikan dilakukan
untuk memberikan motivasi untuk membantu dan memecahkan masalah pada
penyakit yang diderita oleh pasien. Metode CEA diawali penyucian emosi pasien
dengan membicarakan perasaan pasien mengenai kecemasan yang dialami
(Catharsis), memberikan konseling dan pemahaman tentang penyakit pasien
(Education), dan menentukan tindak lanjut pengelolaan penyakit pasien (Action).
Secara umum keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, antara lain:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi anggota keluarga
c. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
d. Modifikasi lingkungan rumah yang sehat
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

5. Bgaimana peran dokter keluarga dalam memberikan edukasi hipertensi?


Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, yaitu
mencegah komplikasi, menurukan kejadian kardiovaskular, serebrovaskular, dan
renovaskular. Tetapi masih banyak penderita yang berhenti berobat ketika merasa
membaik. Dalam pengobatan hipertensi diperlukan kepatuhan penderita agar
didapatkan kualitas hidup pasien yang lebih baik. Kepatuhan pengobatan pasien
hipertensi merupakan hal penting karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak
dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol atau dikendalikan agar tidak terjadi
komplikasi yang dapat berujung pada kematian.
Semua panduan menyetujui bahwa setiap pasien dengan peningkatan tekanan darah
diatas normal harus diedukasi mengenai modalitas gaya hidup yang terbukti efektif
dalam menurunkan tekanan darah. Pasien dengan tekanan darah antara 120-139/80-89
mmHg membutuhkan perubahan diet dan gaya hidup yang agresif dalam menurunkan
tekanan darah dan dalam mencegah hal ini, tidak direkomendasikan pemberian obat-
obatan bagi pasien pre-hipertensi kecuali terdapat komorbiditas lain seperti gagal
jantung.
Bagi individu, beberapa penanganan alternatif seperti olahraga resistensi dan
isometrik, pola pernapasan lambat yang dipandu oleh alat, dan teknik meditasi
tertentu dapat efektif menurunkan tekanan darah. Perihal apakah pasien dapat patuh
terhadap penanganan non-farmakologis perubahan gaya hidup untuk mengontrol
tekanan darah selama beberapa tahun masih belum pasti. Tenaga medis di tingkat
pertama harus mengawasi tekanan darah dan pola gaya hidup sehat terhadap individu
ini secara hati-hati.

6. Apa tujuan pelayanan dokter keluarga?


Tujan umum : terwujudnya kesehatan bagi setiap anggota keluarga
Tujuan khusus : terpenuhiya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran, yang
efektif dan efissien bagi seluruh lapisan masyarakat.

Ada beberapa faktor yang dinilai mempunyai peranan penting dalam menghambat
terwujudnya pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut. Faktor-faktor yang
dimaksud adalah:
a. Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran
b. Mahalnya biaya pelayanan kedokteran
c. Peraturan perundang-undangan
d. Sikap dan kemampuan Dokter sebagai penyelenggara pelayanan
e. Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan.
STEP 4

Kedokteran
Keluarga

STEP 5 Tujuan & Ruang Lingkup Tugas, Wewenang, Dasar


Prinsip Konsep AIK
1. Peran
Prinsip kedokteran keluarga Pelayanan Kewajiban Hukum
2. Tujuan dan peran kedokteran keluarga
3. Konsep kedokteran keluarga
4. Ruang lingkup kedokyteran keluarga
5. Ttugas, wewenang, dan kewajiban kedokteran keluarga
6. Dasar hukum kedokteran keluarga
7. AIK

STEP 7
1. Prinsip kedokteran keluarga
(bagas) memberikan pelayanan yang holistik dan komprehensif, kontinu, preventif,
kolaboratif, koordinatif, mempertimbangkan keluarga dan lingkungan, menjunjung tinggi
etika dan hukum, yang dapat diaudit dan dipertanggung jawabkan, sadar biaya dan mutu
2. Tujuan umum : terciptanya anggota keluarga yang sehat

Tujuan khusus : terpenuhinya pelayanan kedokteran yang efektif dan efisien bagi
seluruh lapisan masyarakat

Peran dokter keluarga :


1. Pengaplikasi ilmu kedokteran klinik dan ilmu perilaku, dilengkapi ilmu kedokteran
mutakhir
2. Memantapkan pelayanan kesehatan primer dan sistem rujukan
3. Pengendali biaya:
a. Efektifitas pelayanan kesehatan
b. Efektifitas sumber daya kesehatan
c. Edukasi kesehatan
d. Pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Mengembalikan pelayanan kesehatan yang rasional dan manusiawi
Peran dokter keluarga menurut The Philippine Academy of Family Physicians adalah:
1. Health Care Provider (penyelenggara pelayanan kesehatan)
2. Educator (teacher)
3. Counselor
4. Reseacher (life long learner)
5. Community Leader (Social Mobilizer)

3. Konsep kedokteran keluarga


Pelayanan dokter keluarga adalah
1. Pelayanan yang menyeluruh yang memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai
suatu unit (pelayanan paripurna)
2. Pelayanan tanpa memandang jenis penyakit, organ, golongan usia, dan jenis kelamin
3. Pelayanan kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang
dihadapi
4. Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga bersama tim di suatu sarana
pelayanan kesehatan strata pertama (layanan primer)
Prasetyawati, Arsita E. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.2010
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Standar Kompetensi Dokter
Keluarga.2006

(ayu)
Menurut The American Academy of Family Physicians, dokter keluarga adalah dokter yang
terlatih dan sanggup memberikan pelayanan di berbagai bidang ilmu kedokteran dengan
penekanan utama kepada keluarga sebagai satu unit.
- Dokter keluarga merupakan barisan pertahanan pertama dalam menghadapi penyakit
masyarakat.
- Memberikan pelayanan kesehatan pribadi dan mengevaluasi kebutuhan penderitanya
akan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Bila perlu merujuk penderita ke ahli
yang sesuai sambil menjaga kesinambungan perawatan yang dilakukan.
- Bertanggungjawab terhadap perawatan kesehatan penderita secara komprehensif dan
berkelanjutan. Bertindak sebagai koordinator antara berbagai pusat pelayanan
kesehatan yang diperlukan penderita.
- Bertanggungjawab atas perawatan kesehatan penderitanya secara menyeluruh,
termasuk penggunaan konsultan dalam konteks masyarakat dan keluarga.
Konsep kedokteran keluarga:
● Nilai sentral kedokteran keluarga
● Pelayanan personal, pelayanan berkelanjutan, dan pelayanan komprehensif
● Keluarga sebagai suatu unit pelayanan
● Pelayanan paliatif
(yusin) yang bertanggung jawab melaksanakan terpadu, menyeluruh,
4. Ruang lingkup kedokyteran keluarga
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat
pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).
Karakteristik cmc :
- jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan
kedokteran yang dikenal di masyarakat.
- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun
terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan
berkesinambungan (continu).
- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia
seutuhnya.
- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi
saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi
fisik, mental dan sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan
dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan
keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah
kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh
keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota
keluarga.
Sari Wahyuni, Arlianda. Pelayanan Dokter Keluarga: FK USU. 2003
menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) Pelayanan dokter keluarga
adalah pelayanan kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah
kesehatan yang dihadapi - tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan
usia dan jenis kelamin – sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan
pendekatan holistik, berkesinambungan, dan dalam koordinasi serta kolaborasi
dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang
efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung tinggi
tanggung jawab profesional, hukum, etika, dan moral. Empat pilar profesional dokter
keluarga: a. Perilaku à sebagai penyelenggara layanan primer yang baik
b. Ilmuà ilmu kedokteran layanan primer yang paripurna
c. Keterampilanà klinis dokter layanan primer paripurna
d. Kinerja à mempunyai kinerja yg baik sbg penyelenggara layanan primer
Prasetyawati, Arsita E. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.2010
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Standar Kompetensi Dokter
Keluarga.2006

5. Ttugas, wewenang, dan kewajiban kedokteran keluarga

wewenang Dokter Keluarga:

a. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,


b. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,
c. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
d. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
e. Melakukan perawatan sementara,
f. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan
primer,

g. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus

h. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,


i. Menerbitkan surat keterangan medis,
J. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Standar Kompetensi Dokter


Keluarga.2006
TUGAS
Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyeluruh, dan bermutu guna
penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan
Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat
Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit
Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan kelurganya
Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
Menangani penyakit akut dan kronik
Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit
Tetap bertanggung jawab atas pasien yang dirujukkan ke dokter spesialis atau dirawat di RS
Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan
Bertindak sebagai mitra, penasehat dan konsultan bagi pasiennya
Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar umum dan ilmu

(yusin) tugas : memberikan pelayanan kesehatan paripurna dalam peserta untuk mewujudkan
kesehatan yang optimal
(bagas) kewajiban : menjunjung tinggi profesionalisme, bekerja dalam tim kesehatan,
menjadi sumber daya kesehatan, elakukan riset untuk pengembangan

6. Dasar hukum kedokteran keluarga


1) Undang‐Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Dokter keluarga adalah tenaga kesehatan, bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan
menurut Undang‐Undang Kesehatan Pasal 1 butir 6 “tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”. Ketentuan undang‐undang mensyaratkan
bahwa diperlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan bagi tenaga kesehatan,
demikian juga dokter keluarga. Kewenangan dokter keluarga berkaitan dengan persyaratan
dokter umum yaitu mempunyai STR, SIP yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia. Dan kewenangan secara yuridis harus memiliki surat seperti tersebut.

2) Undang‐Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran


Dalam Undang‐Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek kedokteran Pasal 1 butir 2
yang dimaksud dokter adalah “dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter
gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik
didalam maupun diluar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai
dengan peraturan perundang‐undangan”. Dokter keluarga adalah dokter umum yang di dalam
negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang‐
undangan.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan


Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan Pasal 1 butir 1
yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah “Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan”. Demikian juga dengan dokter keluarga sebagai tenaga
kesehatan, memerlukan kewenangan tersebut.

4) Permenkes Nomor 2052 tahun 2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
Pasal 1 butir 2 berbunyi “dokter dan dokter gigi adalah lulusan pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi baik di dalam maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang‐undangan”.
Pada Pasal 1 butir 4 berbunyi “ Surat Izin Praktik selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis
yang diberikan dinas kesehatan kabupaten /kota kepada dokter dan dokter gigi yang akan
menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan”. Kemudian dalam Pasal 2
butir 1 dikatakan “Setiap Dokter dan Dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran wajib
memiliki SIP”.

5) Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional
Memasukkan program pengembangan pelayanan dokter keluarga sebagai salah satu
program yang harus dilaksanakan.

6) Keputusan Menteri Kesehatan No. 331/Menkes/SK/V/2006 tentang Rencana Startegi


Depkes
Memasukkan program pengembangan pelayanan dokter keluarga sebagai program
yang harus segera diujicobakan.

7. AIK
(ayu)

DAFTAR PUSTAKA
1. National University Of Singapore. 2004. Family Medicine Posting Family Primer
2004. Singapore: National University Of Singapore.
2. PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA. Standar Pelayanan Dokter
Keluarga. STANDAR PROFESI DOKTER KELUARGA Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia. 2006
3. Anggraini MT, Novitasari A, Setiawan MR. Buku Ajar Kedokteran Keluarga.
Semarang: FK Unimus. 2015
4. Suranto. Aw, 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu
5. Anies. Kedokteran Keluarga dan Pelayanan Kedokteran yang Bermutu. Semarang
2006
6. Prasetyawati AE. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
7. Puji Lestari, Endang Wahyati Y. dan Y. Budi Sarwo. Peran dan kedudukan hukum
dokter keluarga dalam pelayanan kesehatan bagi peserta asuransi kesehatan (PT askes
persero) di kabupaten Temanggung. Semarang: SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan.
2017.

Anda mungkin juga menyukai