SKENARIO 2
“dr. Anggraeni yang baik hati”
Pertemuan I
Moderator : Ayu Silvi E. (H2A018002)
Sekretaris : Iqli Matussayyidati SA. (H2A018030)
Pertemuan II
Moderator : Delanaura Puspitasari A (H2A018056)
Sekretaris : Ayu Silvi E. (H2A018002)
Anggota:
Yusin Aulia A. (H2A018001)
Annisa Dwi P. (H2A018006)
Farrras Syahla S. (H2A018012)
Diva Zabrina S. (H2A018024)
Arief Bagas S. (H2A018026)
Febbika Dwi A. H. (H2A018035)
Fatahillah Isajati (H2A018051)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
Skenario 2.
dr. Anggraeni yang baik hati
Pak Tukijo menderita penyakit darah tinggi sejak 12 tahun yang lalu, beliau rutin kontrol di
praktek dr. Anggraeni karena merasa dr. Anggraeni adalah dokter yang komunikatif sehingga
Pak Tukijo merasa cocok dan nyaman periksa dengan dr. Anggraeni.
dr. Anggraeni adalah lulusan dokter FK Unimus yang memilih untuk menjadi dokter
keluarga. Beliau tertarik karena seorang dokter keluarga memiliki tantangan untuk bisa
melaksanakan pelayanan secara holistik kepada pasiennya. Dr. Anggraeni tidak hanya
mengobati pasien saja, tetapi juga mencari akar permasalahan penyakit yang diderita pasien
hingga mengetahui bagaimana peran anggota keluarga terhadap kesembuhan pasien.
dr. Anggraeni dalam menjalankan perannya selalu mengacu pada nilai-nilai sentral
kedokteran keluarga dan selalu menambah ilmu pengetahuannya tentang sistem
perkembangan kedokteran keluarga di Indonesia, juga dalam prakteknya berkolaborasi
dengan puskesmas (fasilitas kesehatan dengan konsep wilayah).
STEP 1
1. Darah tinggi :tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg darah diastolic lebih dari 90
mmhg setelah 2x pengukuran terpisah
2. Holistic : Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata holisme didefinisikan sebagai
cara atau pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala, dengan memandang gejala
atau masalah itu sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dari kata holisme itulah kata
holistik diartikan sebagai cara pandang yang menyeluruh atau secara keseluruhan.
STEP 2
1. Apa saja nilai sentral kedokteran keluarga?
2. Bagaimana pelayanan dokter secara holistic?
3. Apa perbedaan dokter umum dan dokter keluarga?
4. Bagaimana fungsi komunikasi efektif dokter pasien?
5. Bgaimana peran dokter keluarga dalam memberikan edukasi hipertensi?
6. Apa tujuan pelayanan dokter keluarga?
STEP 3
1. Apa saja nilai sentral kedokteran keluarga?
Beberapa nilai utama yang dianut dalam kedokteran keluarga
a. Pelayanan berpusat pada pasien (patient centered care) sebagai individu dalam
keluarga dan perhatian khusus kepada hubungan dokter pasien
b. Pendekatan Holistik: masalah penyakit pasien tidak hanya disebabkan dimensi
fisik tetapi juga dari segi psikologi dan sosial (bio-psiko-sosial) dari pasien,
keluarga dan komunitasnya.
c. Pendekatan holistik sangat penting pada zaman sekarang ketika teknologi tinggi
kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi pelayanan
kesehatan.
d. Kedokteran Pencegahan: memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih
panjang daripada kedokteran kuratif
e. Mencakup semua usia (life cycle): melayani pasien segala usia, sehingga disebut
“specialist in breadth”
a. Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem
pelayanan kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua
masalah yang mungkin dimiliki pasien.
b. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya
ataupun karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber
daya yang tersedia dalam system pelayanan kesehatan untuk semaksimal
mungkin kepentingan pasien.
c. Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan,
diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan
memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis. Secara
singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai
Dokter Praktik Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat
Primer dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran keluarga.
d. Berprofesi khusus, karena dididik secara khusus untuk mencapai standar
kompetensi tertentu
e. Dokter Praktik Umum, yaitu Dokter yang dalam praktiknya menampung
semua masalah yang dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status
sosial, jenis penyakit, golongan usia, ataupun sistem organ.
f. Pelayanan kesehatan tingkat primer Ujung tombak pelayanan kesehatan
tempat kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan semua
masalah sedini dan sedapat mungkin atau mengkoordinasikan tindak lanjut
yang diperlukan pasien.
g. Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif,
kontinyu, koordinatif(kolaboratif), mengutamakan pencegahan, menimbang
keluarga dan komunitasnya
4. Bagaimana fungsi komunikasi efektif dokter pasien?
Dalam konteks komunikasi, penting bagi seorang dokter untuk memiliki keterampilan
komunikasi yang efektif.Komunikasi dokter pasien adalah hubungan yang
berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya selama proses
pemeriksaan/pengobatan/ perawatan yang terjadi di ruang praktik perorangan,
poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan
masalah kesehatan pasien.Dianne Berry mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga)
tujuan komunikasi dokter dan pasien yaitu:
a. Menciptakan hubungan interpersonal yang baik (creating a good interpersonal
relationship)
Dalam membangun hubungan interpersonal yang baik dibutuhkan elemen penting
yaitu keakraban, perhatian, kurangnya ketegangan, dan ekspresi non verbal dari
dokter dan pasien. Secara khusus, hubungan interpersonal dokter dan pasien yang
baik akan meningkat ketika konteks kemampuan komunikasi dokter-pasien
berlangsung dengan keramahan dokter, perilaku sopan santun, perilaku sosial dan
perilaku empati selama konsultasi
b. Melakukan pertukaran informasi (exchange of information)
Proses dimana dokter mendapatkan informasi dari pasien untuk menegakkan
diagnosis yang tepat dan untuk dasar rencana pengobatan pasien, sementara pasien
akan merasa dipahami dan dimengerti oleh dokter juga mendapatkan informasi
yang diinginkan tentang penyakitnya.
c. Pengambilan keputusan medis (medical decision making)
Dimana pengambilan keputusan dilakukan secara bersama antara dokter dan
pasien karena melibatkan dua arah informasi yang libatkan dokter dan pasien
dalam mendiskusikan preferensi pengobatan dan menyetujui pilihan yang tepat
bersama- sama. Dokter perlu membangun suasana dimana pasien merasa bahwa
perspektif atau pandangannya dihargai dan dibutuhkan oleh dokter
Dalam bukunya Komunikasi Interpersonal, Suranto. Aw (2011 :80-82) mengatakan
bahwa unsur-unsur dalam komunikasi efektif adalah REACH yaitu :
a. Respect (Sikap Menghargai)
Sikap menghargai mengacu pada proses menghargai setiap individu yang menjadi
sasaran pesan yang disampaikan oleh komunikator. Jika individu membangun
komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka
kerjasama yang menghasilkan sinergi dapat dibangun,yang akan meningkatkan
efektifitas kinerja, baik sebagai individu maupun secara keseluruhan.
b. Empathy (Menempatkan Diri Pada Situasi Orang Lain)
Empati adalah kemampuan individu untuk menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki
sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu
sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Rasa empati membantu
individu dalam menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan
memudahkan penerima pesan menerimanya. Jadi sebelum membangun
komunikasi atau mengirimkan pesan, individu perlu mengerti dan memahami
dengan empati calon penerima pesan. Sehingga nantinya pesan dari komunikator
akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari
penerima.
c. Audible (Dapat Dedengarkan dan Dimengerti Dengan Baik)
Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik oleh
penerima pesan.Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita
sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d. Clarity (Jelas)
Kejelasan, terkait dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kejelasan
juga berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi, individu perlu
mengembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dari
penerima pesan.
e. Humble (Rendah hati)
Sikap rendah hati mengacu pada sikap yang penuh melayani, sikap menghargai,
mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah
orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh
pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Metode CEA adalah pendidikan, tindakan yang dilakukan dokter untuk mendekati
pasiennya agar mau berkonsultasi tentang masalah penyakitnya. Pendidikan dilakukan
untuk memberikan motivasi untuk membantu dan memecahkan masalah pada
penyakit yang diderita oleh pasien. Metode CEA diawali penyucian emosi pasien
dengan membicarakan perasaan pasien mengenai kecemasan yang dialami
(Catharsis), memberikan konseling dan pemahaman tentang penyakit pasien
(Education), dan menentukan tindak lanjut pengelolaan penyakit pasien (Action).
Secara umum keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, antara lain:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi anggota keluarga
c. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
d. Modifikasi lingkungan rumah yang sehat
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
Ada beberapa faktor yang dinilai mempunyai peranan penting dalam menghambat
terwujudnya pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut. Faktor-faktor yang
dimaksud adalah:
a. Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran
b. Mahalnya biaya pelayanan kedokteran
c. Peraturan perundang-undangan
d. Sikap dan kemampuan Dokter sebagai penyelenggara pelayanan
e. Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan.
STEP 4
Kedokteran
Keluarga
STEP 7
1. Prinsip kedokteran keluarga
(bagas) memberikan pelayanan yang holistik dan komprehensif, kontinu, preventif,
kolaboratif, koordinatif, mempertimbangkan keluarga dan lingkungan, menjunjung tinggi
etika dan hukum, yang dapat diaudit dan dipertanggung jawabkan, sadar biaya dan mutu
2. Tujuan umum : terciptanya anggota keluarga yang sehat
Tujuan khusus : terpenuhinya pelayanan kedokteran yang efektif dan efisien bagi
seluruh lapisan masyarakat
(ayu)
Menurut The American Academy of Family Physicians, dokter keluarga adalah dokter yang
terlatih dan sanggup memberikan pelayanan di berbagai bidang ilmu kedokteran dengan
penekanan utama kepada keluarga sebagai satu unit.
- Dokter keluarga merupakan barisan pertahanan pertama dalam menghadapi penyakit
masyarakat.
- Memberikan pelayanan kesehatan pribadi dan mengevaluasi kebutuhan penderitanya
akan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Bila perlu merujuk penderita ke ahli
yang sesuai sambil menjaga kesinambungan perawatan yang dilakukan.
- Bertanggungjawab terhadap perawatan kesehatan penderita secara komprehensif dan
berkelanjutan. Bertindak sebagai koordinator antara berbagai pusat pelayanan
kesehatan yang diperlukan penderita.
- Bertanggungjawab atas perawatan kesehatan penderitanya secara menyeluruh,
termasuk penggunaan konsultan dalam konteks masyarakat dan keluarga.
Konsep kedokteran keluarga:
● Nilai sentral kedokteran keluarga
● Pelayanan personal, pelayanan berkelanjutan, dan pelayanan komprehensif
● Keluarga sebagai suatu unit pelayanan
● Pelayanan paliatif
(yusin) yang bertanggung jawab melaksanakan terpadu, menyeluruh,
4. Ruang lingkup kedokyteran keluarga
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat
pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services).
Karakteristik cmc :
- jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan
kedokteran yang dikenal di masyarakat.
- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun
terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan
berkesinambungan (continu).
- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak
memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang
disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia
seutuhnya.
- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi
saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi
fisik, mental dan sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan
dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan
keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah
kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh
keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota
keluarga.
Sari Wahyuni, Arlianda. Pelayanan Dokter Keluarga: FK USU. 2003
menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) Pelayanan dokter keluarga
adalah pelayanan kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah
kesehatan yang dihadapi - tanpa memandang jenis penyakit, organologi, golongan
usia dan jenis kelamin – sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan
pendekatan holistik, berkesinambungan, dan dalam koordinasi serta kolaborasi
dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang
efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung tinggi
tanggung jawab profesional, hukum, etika, dan moral. Empat pilar profesional dokter
keluarga: a. Perilaku à sebagai penyelenggara layanan primer yang baik
b. Ilmuà ilmu kedokteran layanan primer yang paripurna
c. Keterampilanà klinis dokter layanan primer paripurna
d. Kinerja à mempunyai kinerja yg baik sbg penyelenggara layanan primer
Prasetyawati, Arsita E. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.2010
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Standar Kompetensi Dokter
Keluarga.2006
(yusin) tugas : memberikan pelayanan kesehatan paripurna dalam peserta untuk mewujudkan
kesehatan yang optimal
(bagas) kewajiban : menjunjung tinggi profesionalisme, bekerja dalam tim kesehatan,
menjadi sumber daya kesehatan, elakukan riset untuk pengembangan
4) Permenkes Nomor 2052 tahun 2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
Pasal 1 butir 2 berbunyi “dokter dan dokter gigi adalah lulusan pendidikan kedokteran atau
kedokteran gigi baik di dalam maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang‐undangan”.
Pada Pasal 1 butir 4 berbunyi “ Surat Izin Praktik selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis
yang diberikan dinas kesehatan kabupaten /kota kepada dokter dan dokter gigi yang akan
menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan”. Kemudian dalam Pasal 2
butir 1 dikatakan “Setiap Dokter dan Dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran wajib
memiliki SIP”.
7. AIK
(ayu)
DAFTAR PUSTAKA
1. National University Of Singapore. 2004. Family Medicine Posting Family Primer
2004. Singapore: National University Of Singapore.
2. PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA. Standar Pelayanan Dokter
Keluarga. STANDAR PROFESI DOKTER KELUARGA Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia. 2006
3. Anggraini MT, Novitasari A, Setiawan MR. Buku Ajar Kedokteran Keluarga.
Semarang: FK Unimus. 2015
4. Suranto. Aw, 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu
5. Anies. Kedokteran Keluarga dan Pelayanan Kedokteran yang Bermutu. Semarang
2006
6. Prasetyawati AE. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
7. Puji Lestari, Endang Wahyati Y. dan Y. Budi Sarwo. Peran dan kedudukan hukum
dokter keluarga dalam pelayanan kesehatan bagi peserta asuransi kesehatan (PT askes
persero) di kabupaten Temanggung. Semarang: SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan.
2017.