Posyandu
Posyandu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Manfaat
1. Untuk Mahasiwa
2. Untuk Pembaca
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Bentuk Kegiatan Posyandu
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak
balita dan anak prasekolah
2. Keluarga Berencana
3. Immunisasi
a. munisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x,
dan campak 1x pada bayi.
4. Peningkatan gizi
a. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat
5. Penanggulangan Diare
2. Keluarga Berencana
3. Immunisasi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan Diare
6. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air
limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman
C. Pembentukan Posyandu
4. Pos/meja 4 penyuluhan kesehatan.
E. Penyelenggara Posyandu
a. Penimbangan bulanan
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
Dalam pelaksanaan tugasnya kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari
Puskesmas, seperti pada pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui
masalah kesehatan, kader harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada,
masalah tersebut dapat berupa:
3. Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
7. Ibu yang pucat, sesak nafas, bengkak kaki terutama ibu hamil.
8. Ibu hamil yang menderita perdarahan, pusing kepala yang terus menerus
(Depkes RI-Unicef, 2000).
2. Kepala Desa.
6. Petugas PLKB.
1. Aspek komunikasi.
2. Tehnik berpidato.
4. Proses pengembangan.
2. Mengingatkan ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu
usia subur agar datang ke Posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
8. Agar pembinaan Posyandu dan pembinaan kader dilakukan oleh LKMD ini
dapat dilaksanakan dengan baik, maka cara dan pesan-pesan penyuluhan yang
berkaitan dengan promosi Posyandu juga perlu dipahami oleh LKMD
J. Posyandu Lansia
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia
merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
a. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok
usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70
tahun ke atas).
b. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial
yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas (Departemen
Kesehatan RI, 2006).
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal.
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang
tidak dating, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
a. Meja I: pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan.
b. Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan dan index massa
tubuh (IMT); juga pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan
kasus.
Masalah kesehatan pada lansia tentu saja berbeda dengan jenjang umur yang lain
karena pada penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan
yang timbul akibat penyakit dan proses menua yaitu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti sel
serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Dr. Purma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan pada lansia menyatakan
bahwa ada 14 I yang menjadi masalah kesehatan pada lansia, yaitu :
b. Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan oleh faktor intrinsik
(yang berkaitan dengan tubuh penderita), baik karena proses menua, penyakit
maupun ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-obatan tertentu dan
faktor lingkungan. Akibatnya akan timbul rasa sakit, cedera, patah tulang yang
akan membatasi pergerakan. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan psikologik
berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjadi.
c. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan
frekuensinya sering. Meskipun keadaan ini normal pada lansia tetapi sebenarnya
tidak dikehendaki oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan membuat lansia
mengurangi minum untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat
menyebabkan kekurangan cairan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang mengandung
makna: suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Kegiatan Pokok Posyandu mencakup Program KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
Penanggulangan Diare. SIP (Sistem Informasi Posyandu) adalah rangkaian
kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara
tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. Posyandu mandiri
merupakan Posyandu percontohan terbaik dengan ciri sebagai berikut :
B. Saran
2. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Dapat mengetahui tentang posyandu itu sendiri dan diharapkan lebih aktif
dalam memberikan penyuluhankepada masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC