Anda di halaman 1dari 14

INTERKONEKSI HADIST DENGAN

ULUMUL QURAN, USHUL FIQH, FIQH, MAZHAB, INKARUS SUNNAH

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

NAMA NIM

1. ERLIANA DASOPANG 2020100024

2. WILDA AULIA HUTAPEA 2020100300

3. ARIMAN SALEH 2020100218

DOSEN PENGAMPUH

DAME SIREGAR,M.A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PADANG SIDIMPUAN

TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Karena
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun dalam penulisan makalah ini,
materi yang akan dibahas adalah “ Interkoneksi Hadits”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Yang telah membantu penyusunan
makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah yang bersangkutan.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita dalam mempelajari “Ulumul Hadist” serta dapat digunakan sebagaimana
mestinya.Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka
untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami ias melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan
benar.

Padangsidimpuan, 10 September 2021

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...……..1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………....1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Koneksi Hadis Dengan Ulumul Quran…………………………………………….....3


3.2 Koneksi Hadis Dengan Ushul Fiqh…………………………………………………..3
3.3.Koneksi Hadis Dengan Fiqh………………………………………………………....4
3.4 Koneksi Hadis Dengan Mazhab……………………………………………………..4
3.5 Koneksi Hadis Dengan Inkarrus Sunnah……………………………….…………....8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................10
3. 2 Saran..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...………...........11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah SWT mengutus para Nabi dan Rosul-Nya kepada umat manusia. Untuk memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus dan benar agar mereka bahagia dunia dan akhirat. Rosululloh
SAW lahir ke dunia ini dengan membawa risalah Islam,petunjuk yang benar. Hadis adalah
segala yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi tumpuan umat Islam
hingga saat ini. Ajaran agama Islam memiliki kitab suci Al-Quran sebagai petunjuk hidup. Sejak
masa lalu umat islam telah mengakui bahwa Nabi SAW adalah sumber kedua syariat islam
setelah al-qur’an.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa saja interkoneksi hadis dengan Ulumul Quran?

2. Apa saja interkoneksi hadis dengan Ushul Fiqh ?

3. Apa saja interkoneksi hadis dengan Fiqh ?

4. Apa saja interkoneksi hadis dengan Mazhab ?

5. Apa saja interkoneksi hadis dengan Inkarus Sunnah ?

1
1.3Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1.Untuk mengetahui apa interkoneksi hadis denganUlumul Hadis.

2.Untuk mengetahui apa interkoneksi hadis dengan Ushul Fiqh.

3.Untuk mengetahui apa interkoneksi hadis dengan Fiqh.

4. Untuk mengetahui apa interkoneksi hadis dengan Maz.hab.

5.Untuk mengetahui apa interkoneksi hadis dengan Inkarus Sunnah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Koneksi Hadits dengan Ulumul Quran

a. Belajar hadits tidak boleh lepas dari belajar ulumul Quran


b. Karena teori dalam ilmu Alquran banyak persamaanya dengan teori ilmu hadits
c. Belajar memahami Alquran wajib belajar hadits
Dalam ilmu tafsir untuk menafsirkan ayat adalah:
1. Surah dengan ayat.
2. Ayat dengan ayat, awalnya minimal 1 ayat sebelum dan sesudahnya.
3. Baru dicari ayat pada suroh lain yang setopik.
4. Ayat dengan hadits, kemudian cari ayat yang relevan dengan ayat yang sedang
dibahas.

2.2 Koneksi Hadits dengan Ushul Fiqh

a. Ushul fiqh adalah ilmu untuk mengistimbatkan hukum dari dasarnya yaitu Alquran
dan hadits alilnya sebagai berikut:
ُ
ِ ‫و ِل َوإِلَى أولِي اأْل َ ْم‬H ‫َّس‬
َ‫ هُ الَّ ِذين‬HH‫ر ِم ْنهُ ْم لَ َعلِ َم‬HH ُ ‫وْ َر ُّدوهُ إِلَى الر‬HHَ‫ ِه َول‬H ِ‫وا ب‬HH‫ف أَ َذا ُع‬ ِ ْ‫ و‬H َ‫ ٌر ِمنَ اأْل َ ْم ِن أَ ِو ْالخ‬H‫ ا َءهُ ْم أَ ْم‬H‫َوإِ َذا َج‬
)83( ‫يَ ْستَ ْنبِطُونَهُ ِم ْنهُ ْم َولَوْ اَل فَضْ ُل هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُهُ اَل تَّبَ ْعتُ ُم ال َّش ْيطَانَ إِاَّل قَلِياًل‬
83. dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada
Rasul dan ulil Amri[322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin
mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil
Amri) [323]. kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah
kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). [322] Ialah:
tokoh-tokoh sahabat dan Para cendekiawan di antara mereka.
[323] Menurut mufassirin yang lain Maksudnya Ialah: kalau suatu berita tentang
keamanan dan ketakutan itu disampaikan kepada Rasul dan ulil Amri, tentulah Rasul

3
dan ulil amri yang ahli dapat menetapkan kesimpulan (istimbat) dari berita itu. (QS
an-Nisa’, 4:83)
Dalam menafsirkan aya langkahnya
1. Surah dengan ayat
2. Ayat dengan ayat, awalnya minimal 1 ayat sebelum dan sesudahnya
3. Baru dicari ayat pada suroh lain yang setopik
4. Ayat dengan hadits, kemudian cari ayat yang relevan dengan ayat yang sedang
dibahas
5. Kemudian lanjut memakai ushul fiqh dan qowa’id Fiqhiyyah
1. Kemudian lanjut memakai ushul fiqh dan qowa’id Fiqhiyya

2.3 Koneksi Hadits dengan Fiqh

Dalam menafsirkan ayat langkahnya:


1. Surah dengan ayat
2. Ayat dengan ayat, awalnya minimal 1 ayat sebelum dan sesudahnya
3. Baru dicari ayat pada suroh lain yang setopik
4. Ayat dengan hadits, kemudian cari ayat yang relevan dengan ayat yang sedang dibahas
5. Kemudian lanjut memakai ushul fiqh dan qowa’id Fiqhiyyah
6. Maka keluarlah istinbat hukum fiqhnya
7. Jika masih banyak perbedaan, maka berkumpul ulamanya agar keluar Fatwa MUI dengan
menjelaskan semua dalil yang berkaitan dan semua ilmu yang diperlukan
8. Maka fatwa MUI akan baik dan berhasil sebagai pedoman umat

2.4 Koneksi Hadits dengan Mazhab

Dalam menafsirkan ayat langkahnya:


1. Surah dengan ayat
2. Ayat dengan ayat, awalnya minimal 1 ayat sebelum dan sesudahnya
3. Baru dicari ayat pada suroh lain yang setopik
4. Ayat dengan hadits, kemudian cari ayat yang relevan dengan ayat yang sedang dibahas

4
5. Kemudian lanjut memakai ushul fiqh dan qowa’id Fiqhiyyah
6. Maka keluarlah istinbat hukum fiqhnya
7. Jik masih banyak perbedaan, maka berkumpul ulamanya agar keluar Fatwa MUI dengan
menjelaskan semua dalil yang berkaitan dan semua ilmu yang diperlukan
8. Maka fatwa MUI akan baik dan berhasil sebagai pedoman umat

Sikap bermazhab
a. Sebaiknya mazhab ditinggalkan yang tidak ada dalil yang sohih
b. Jika dalilnya sudah jelas dapat baru dalil itu yang diikuti
c. Selanjutnya cari dalil yang setopiknya
d. Jika berbeda dengan dalil yang lain, maka lakukan perbandingan kesohihannya
e. Jika ada yang lebih sohih, maka dalil yang kuat itu yang dipilih, seperti hadis sohih gorib
dengan mutawatir, yang dipilih mutawatirnya
f. Jika terus bermazhab akibatnya umat Islam berbeda cara beribadah
g. Akhirnya fungsi Alquran hadits dan siroh nabawi terabaikan
h. Jika diikuti langkah pemahaman dalil di atas, tentu umat akan mencari ulama yang tidak
bermazhab, tetapi mencari jawaban yang ada dalilnya
i. Karena Nabi tidak bermazhab ulama, tetapi bermazhab dalil yang sohih yang dia terima
dari Alloh
j. Para imam mazhab berpesan sebagai berikut:

1. Imam asy-Syafii berikut:


‫في قول الشافعي إذا صح الحديث فهو مذهبي واضربوا بقولي الحائط‬
Pendapat Imam asy-Syafii: Apabila ada hadits yang sohih itulah mazhabku, maka buanglah
pendapatku ke dingding.(Hawasy asy-Syarwani:337, Juz 3)
a. Kurang tegas lagi perkataan asy-Syafi’i di atas untuk larangan jangan bermazhab
b. Apalagi memilih nama dia menjadi mazhab
Penguat
‫نة‬HH‫وا بس‬HH‫فصل صح عن الشافعي رحمه هللا انه قال إذا وجدتم في كتابي خالف سنة رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فقول‬
‫ولى‬HH‫ وروي عنه إذا صح الحديث خالف قولى فاعملوا بالحديث واتركوا ق‬:‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ودعوا قولى‬
‫أو قال فهو مذهبي‬

5
Penjelasan, telah sohih pendapat dari asy-Syafii rohimahulloh ta’ala ia berkata: Apabila
kalian temukan dalam kitabku menyelisihi sunnah Rosul shollahu ‘alaihi wa sallam maka
sunnah Rosul itu kalian ikuti maka tinggalkan pendapatku.dan riwayat lain, apabila ada
hadits yang sohih menyelisihi pendapatku amalkan hadits itu, tinggalkan pendapatkau
atau hadits itu mazhabku. (Al-Majmu’, : 337)
2. Berarti mazhab Imam asy-Sayafii adalah hadits sohih, bukan pendapatnya, yang
menyelisih hadits shohih
3. Berdasarkan pernyataan Imam asy-Syafii ini, dia bukan membuka peluang perbedaan
pendapat atau bermazhab, tetapi karena terbatasnya sunnah yang dia temukan
4. Maka dia mengatakan jika ada sunnah yang sohih itulah mazhabku atau itulag dalilku
5. Imam mazhab yang empat semuanya bermazhab sunnah wal jamaah, sesuai anjuran
dalam hadisnya
6. Kita sekarang sudah mudah mendapatkan sunnah lewat program aplikasi al-Maktabah
asy-Syamilah dan lainnya, sudah mudah mencari dalil
7. Maka seharusnya kita membaca kitab fiqh manapun jika ada dalilnya, selanjutnya
mentakhrij haditsnya dari segi sanad dan matannya, mensyarahnya dari kitab syarah yang
ada dalam aplikasi
8. Jika demikian prinsif kita maka mazhab akan hilang dari benak kita sedikit demi sedikit
sebagaimana pesan Hanafi berikut ini.
‫ ِه‬Hِ‫ ُر ُج ُمقَلِّ ُدهُ ع َْن َكوْ ن‬H‫هُ َواَل يَ ْخ‬Hَ‫كَ َم ْذهَب‬Hِ‫ونُ َذل‬H‫ َويَ ُك‬، ‫ث‬
ِ ‫ ِدي‬H‫ َل بِ ْال َح‬H‫ب ُع ِم‬ِ َ‫ذه‬H ْ ‫ف ْال َم‬
ِ ‫يث َو َكانَ َعلَى ِخاَل‬ ُ ‫ص َّح ْال َح ِد‬
َ ‫ إ َذا‬: ُ‫َونَصُّ ه‬
َ‫ة‬Hَ‫رِّ ع َْن أَبِي َحنِيف‬HHَ‫ ِد ْالب‬H‫كَ ابْنُ َع ْب‬HHِ‫ ْد َح َكى َذل‬Hَ‫ َوق‬. ‫ذهَبِي‬H ْ H‫ َو َم‬Hُ‫يث فَه‬ ُ ‫ ِد‬H‫ص َّح ْال َح‬َ ‫ إ َذا‬: ‫ص َّح َع ْنهُ أَنَّهُ قَا َل‬َ ‫ فَقَ ْد‬، ‫َحنَفِيًّا بِ ْال َع َم ِل بِ ِه‬
‫َو َغي ِْر ِه ِم ْن اأْل َئِ َّم ِة‬
Teksnya: jika ada hadits yang sohih berbeda dengan pendapatku maka hadits itu yang
diamalkan, demikian juga mazhab Hanafi, dan sohih pesan darinya ia berkata: Jika ada
hadits yang sohih berbeda dengan pendapatku; pernyataan ini dihikayatkan dari Ibn Abdil
Barri dari Abu Hanifah dan selainnya dari pemimpin mazhab Hanafi lainnya.(Roddul
Mukhtashor:166)
Pernyataan Imam Mazhab yang empat semuanya bermazhab sunnah datanya berikut:
ْ ‫ لِ َما قَ َّد ْمنَاهُ فِي ْال ُخ‬، ‫ض فَهُ َو َم ْذهَبٌ لِ ْل ُمجْ تَ ِه ِد َوإِ ْن لَ ْم يُنَصَّ َعلَ ْي ِه‬
‫ ِد‬H‫ ِظ اب ِْن َع ْب‬Hِ‫طبَ ِة ع َْن ْال َحاف‬ ٍ ‫ار‬ ِ ‫ص َّح فِي ِه ْالخَ بَ ُر بِاَل ُم َع‬َ ‫أِل َ َّن َما‬
‫يث فَه َُو َم ْذهَبِي‬ ُ ‫ص َّح ْال َح ِد‬َ ‫ إ َذا‬: ‫ال‬ َ َ‫ف ال َّش ْع َرانِ ِّي ع َْن ُك ٍّل ِم ْن اأْل َئِ َّم ِة اأْل َرْ بَ َع ِة أَنَّهُ ق‬ِ ‫ار‬ ِ ‫ْالبَرِّ َو ْال َع‬

6
Mazhab yang empat berkata, mazhab mujtahid apabila berbeda pendapatnya dengan
sunnah, yang tidak ada dicantumkan dalilnya maka sunnah itu pendapat kami. ( Roddul
Mukhtashor:186)
Demikian juga imam asy-Syafii gurunya Malik dan dia berpesan kepada muridnya Imam
Hanbali, harus bermazhab sunnah, datanya sebagai berikut:
‫ه لم يكن من‬HH‫ ولكن‬،‫يره‬HH‫ذ عن غ‬HH‫ وكذلك أيضا أخ‬،‫ وأخذ عنه الموطأ‬،‫ فهو أيضا تتلمذ على مالك‬-‫رحمه هللا‬- ‫أما الشافعي‬
‫ إذا صح الحديث عندكم فأخبرنا حتى‬:‫ ومعرفة الصحاح من األحاديث؛ ولذلك كان يقول لتلميذه اإلمام أحمد‬،‫أهل الحفظ‬
،‫نعمل به‬
Asy-Syafii rohimahullohu ta’ala ia murid Malik yang diambil dari Kitab al-Muwaththo’
dan selainnya, dimana Malik bukan ahli hafiz hadits yang banyak, dan mengetahui
kesohihan hadits, demikian juga ia sampaikan kepada muridnya Imam Ahmad: apabila
ada sunnah yang sohih kamu temukan maka itu yang kami amalkan.(Ibn Jarin:2)
9. Juga Nabi berpesan agar berpegang teguh kepada Alquran dan sunnah jika tidak maka
tunggu kesesatan
10. Imam boleh kita ikuti pendapatnya jika dibarengi dengan dalil
11. Jika pendapat ulama tidak ditemukan dalilnya, maka berusahalah mencari dalilnya,
karena mungkin Imam tersebut tidak menemukan dalil, karena keterbatasan ilmu

Mazhab bukan istilah, tetapi singkatan


1. Kata mazhab singakatan dari ‫ ما ذهب اليه‬artinya dalil mana yang yang terbaik
2. Kata mazhab seakar kata dengan arti emas, dalilnya sebagai berikut:
ُ َ‫اس بِ ْالبَا ِط ِل َوي‬ ْ
َ‫ ُزون‬HHِ‫يل هَّللا ِ َوالَّ ِذينَ يَ ْكن‬
ِ ِ‫ص ُّدونَ ع َْن َسب‬ ِ َّ‫ار َوالرُّ ْهبَا ِن لَيَأ ُكلُونَ أَ ْم َوا َل الن‬ ِ َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا إِ َّن َكثِيرًا ِمنَ اأْل َحْ ب‬
)34( ‫ب أَلِ ٍيم‬ ٍ ‫يل هَّللا ِ فَبَ ِّشرْ هُ ْم بِ َع َذا‬
ِ ِ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُونَهَا فِي َسب‬ َّ ِ‫َب َو ْالف‬َ ‫ال َّذه‬
34. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim
Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakain harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,( QS
at-Taubah, 9:34)
Penguat
)99( ‫َوقَا َل إِنِّي َذا ِهبٌ إِلَى َربِّي َسيَ ْه ِدي ِن‬

7
99. dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia
akan memberi petunjuk kepadaku[1282]. [1282] Maksudnya: Ibrahim pergi ke suatu
negeri untuk dapat menyembah Allah dan berda'wah.(QS ash-Shoffat, 36:99)

2.5 Koneksi Hadits dengan Inkarus Sunnah

1. Jika masih bertahan bermazhab, maka akan timbul inkarus sunnah


2. Karena masih ada diantara pengikut mazhab asik berdebat akhirnya beda paham
3. Maka datang mazhab inkarus sunnah dan mazhab teologi yang menyimpang
menompang
4. Inkarus sunnah akibatnya mengkapirkan sahabat seperti mazhab syi’ah
5. Dan tidak mau mengikuti hadits dari sahabat selain dari ‘Ali bin Abu Tholib
6. Demikian juga timbul pemahaman aqidah kepada Rosul selain nama Nabi
Muhammad
7. Karena sebahagian umat Islam, tidak sepaham bahwa Nabi Muhammad = Ahmad
yang lahir sesudah Nabi ‘Isa, dalam Alquran dalilnya sebagai berikut:
َّ ‫ َد‬Hَ‫ا بَ ْينَ ي‬HH‫ ِّدقًا لِ َم‬H‫ص‬
ٍ H‫رًا بِ َر ُس‬H‫ي ِمنَ التَّوْ َرا ِة َو ُمبَ ِّش‬
‫ول‬ َ ‫و ُل هَّللا ِ إِلَ ْي ُك ْم ُم‬H‫يل إِنِّي َر ُس‬ َ ِ‫ َرائ‬H‫َوإِ ْذ قَا َل ِعي َسى ابْنُ َمرْ يَ َم يَا بَنِي ِإ ْس‬
)6( ‫ين‬ ٌ ِ‫ت قَالُوا هَ َذا ِسحْ ٌر ُمب‬ ِ ‫يَأْتِي ِم ْن بَ ْع ِدي ا ْس ُمهُ أَحْ َم ُد فَلَ َّما َجا َءهُ ْم بِ ْالبَيِّنَا‬
6. dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat,
dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang
kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini
adalah sihir yang nyata."(QS ash-Shoff, 61:6)
8. Akibatnya ada timbul teologi Ahmadiyah, sebagai perwujudan ayat di atas, aplikasi
nama Ahmad menjadi Ahmadiyyah, berkembang di India namun sudah sampai ke
Indonesia

8
9. Di Indonesia berobah nama menjadi Ahmad Musoddeq, artinya Ahmad Pembenar,
mereka gabungkan dari QS ash-Shoff ayat ‫ أَحْ َم ُد‬dan ‫ص ِّدقًا‬
َ ‫ ُم‬dan kata aku adalah  ِ ‫َرسُو ُل هَّللا‬
gabungannya : Aku Rosululloh namanya Ahmad Musoddeq
10. Aliran ini timbul di tanah Jawa, mungkin sampai sekarang masih ada
11. Mereka ingkar Alquran dengan membuat Alquran yang baru ada tambahan dari yang
30 juz, seperti aliran Syi’ah
12. Bahkan sekarang timbul percetakan Alquran yang menyelipkan bahkan mengurangi
dan menamambahi ayat Aquran
13. Belum lagi ditengok terjemahan Alquran
14. Akibatnya akan timbul ingkarus Quran, bahkan akan timbul ingkarul Alquran dan
hadits atau sunnah, seperti ateisme

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hadis untuk umat islam di seluruh dunia untuk menjalani kehidupan. Al-Quran adalah mukjizat
terbesar Nabi Muhammad SAW yang diturunkan kepadanya. Secara berangsur-angsur melalui
perantara malaikat Jibril. Tidak hanya Al-Quran, Allah juga menurunkan firman-firman nya
kepada Nabi Muhammad yang disebut dengan hadits. Namun, ada beberapa hal yang
membedakan hadits dan juga Al-Quran.

Ayat-Ayat Al-Quran adalah ayat yang harus dibaca ketika umat islam melaksanakan sholat.
Sedangkan hadits tidak boleh dibaca ketika sholat. Al-Quran membentuk fondasi hukum untuk
umat Islam, meskipun rincian dari hukum-hukum tersebut tidak dituliskan dari Al-Quran, namun
bisa dilihat dari hal-hal yang dilakukan oleh Nabi Muhammad atau yang disebut dengan hadits.
Jadi interkoneksi hadis ini berkaitan dengan seluruhnyabaikitu dari segi ibadahnya.

3.1 Saran
Setelah kita mempelajari interkoneksi hadis dengan Al-qur’an, koneksi hadis dengan ulumul
quran, koneksi hadis dengan ushul fiqh ,koneksi hadis dengan fiqh, koneksi hadis dengan
mazhab, koneksi hadis dengan inkarus sunnah semoga dapat menambah wawasan dan ilmu
keagamaan khususnya ilmu hadis. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pembuataan
makalah ini, kritik dan saran sangat di butuhkan dalam pembuatan makalah selanjutnya agar
lebih baik dan benar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dame Siregar, M.A, 2021,Ulumul Hadis, Iain Padang Sidimpuan.


Dame Siregar,Op.Cit.

11

Anda mungkin juga menyukai