“Teori Preceed-Proceed”
Oleh:
Kelompok 12
Puji syukur penulis panjakan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan rahmat dan hidayah-Nya itu penulis
dapat menyelesaikan makalah pembelajaran Promsi Kesehatan yang berjudul
“Teori Preceed-Proceed”. Selanjutnya shalawat dan salam penulis kirimkan
kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya ke alam yang
berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya penulis tidak terlepas dari berbagai
kesulitan, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Namun, berkat petunjuk
Allah SWT dan berbagai sumber, baik secara langsung maupun tidak langsung,
makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritikan, terutama dari dosen pengampu, demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan........................................................................................................13
3.2 Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan maslah diatas, maka tujuan dari penulisan masalah in
i adalah:
1. Mengetahui definisi precede-proceed.
2. Mengetahui fase precede-proceed.
3. Mengetahui masalah dalam menggunaan precede-proceed.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan maupun hasil dari pembahasan
makalah ini adalah :
1. Sebagai referensi mempelajari mata kuliah Promosi Kesehatan.
2. Sebagai landasan teori dalam mengemukakan pendapat mengenai Teori
Preceed-Proceed.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Fase Precede-Proceed
4
memobilisasi sumber daya, dan mengembangkan dan menerapkan strategi
untuk mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan bersama (Minkler dan
Wallerstein, 2002).
Terkait dengan "organisasi masyarakat" tetapi tidak selalu berfokus
pada proses yang sangat didorong oleh peserta adalah "mobilisasi
masyarakat" - suatu proses yang melibatkan anggota masyarakat dalam
kegiatan mulai dari menentukan kebutuhan pencegahan (identifikasi
masalah, penilaian kebutuhan, desain program) hingga mendapatkan
dukungan masyarakat untuk program yang dirancang sebelumnya;
menurut definisi, mungkin perencanaan "dari bawah ke atas" atau "dari
atas ke bawah" atau kombinasi keduanya (Treno dan Holder, 1997).
Holder dan rekan (2000) menunjukkan efektivitas pendekatan ini di
komunitas mereka program alkohol dan trauma.
5
Misalnya, program untuk mempromosikan skrining kanker payudara
mungkin mencakup upaya khusus untuk wanita dengan riwayat
penyakit keluarga. Karena semakin banyak yang dipelajari tentang
interaksi gen dengan perilaku dan lingkungan, perencana promosi
kesehatan akan memiliki lebih banyak informasi untuk menargetkan
intervensi mereka, dan mereka dapat dipanggil untuk
mengkomunikasikan pengetahuan baru ini dengan cara yang membantu
orang membuat informasi membentuk keputusan pribadi.
Behavioral Determinants
Behavioral Determinant (Penentu perilaku) masalah kesehatan
dapat dipahami pada tiga tingkatan. Yang pertama dalah perilaku atau
gaya hidup yang menghargai terjadinya dan parahnya masalah
kesehatan (misalnya, penggunaan tembakau perokok remaja). Yang
kedua, penentu yang lebih jauh adalah perilaku orang lain yang secara
langsung dapat mempengaruhi perilaku individu yang berisiko (seperti
orang tua perokok remaja yang menyimpan rokok di rumah). Penentu
perilaku ketiga dan paling distal adalah tindakan pembuat keputusan
yang keputusannya mempengaruhi lingkungan sosial atau fisik yang
memengaruhi individu yang berisiko (misalnya, tindakan polisi untuk
menegakkan hukum yang membatasi akses remaja ke rokok). Dengan
memikirkan ketiga level penentu perilaku dari masalah kesehatan ini,
perencana program meningkat kemungkinan intervensi komprehensif
dan efektif akan dibuat.
6
pada gilirannya mungkin sebagian dipengaruhi oleh ketersediaan
makanan yang tidak sehat di sekolah (faktor lingkungan). Meskipun
program dapat secara efektif mengajar siswa tentang diet sehat, itu tidak
akan mengubah kebijakan kelembagaan tentang membuat makanan
sehat tersedia di sekolah.
7
d. Fase 4: Penilaian Administrasi, Kebijakan, dan Penyelarasan
Intervensi
Dalam fase ini, perencana memilih dan menyelaraskan komponen
program dengan penentu prioritas perubahan yang diidentifikasi
sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi sumber daya,
hambatan, fasilitator organisasi, kebijakan yang ada dibutuhkan untuk
implementasi dan keberlanjutan program. Saat membuat rencana program,
ada dua tingkat keselarasan antara penilaian faktor penentu dan pemilihan
intervensi (Green dan Kreuter, 2005). Pertama, pada tingkat makro, sistem
organisasi dan lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil yang
diinginkan harus dipertimbangkan. Ini adalah intervensi yang
mempengaruhi faktor-faktor pendukung untuk perubahan lingkungan,
yang pada gilirannya mendukung perilaku kesehatan yang diinginkan.
Kedua, pada tingkat mikro, fokusnya adalah pada individu, rekan,
keluarga, dan orang lain yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan
seseorang yang dituju secara lebih langsung. Intervensi di tingkat mikro
secara khusus diarahkan untuk mengubah faktor predisposisi, penguat, dan
pemungkin. Ada banyak strategi yang tersedia, seperti media massa,
konseling, dan advokasi, dan strategi terbaik adalah strategi yang sesuai
dengan konteks program, kebutuhan audiens, dan teori masalah yang
precede-proceed diagnosis telah terungkap.
Secara khusus, membangun program yang komprehensif
membutuhkan (1) pencocokan tingkat ekologis dengan komponen
program yang luas; (2) memetakan intervensi spesifik berdasarkan teori
dan penelitian dan praktik sebelumnya untuk faktor-faktor predisposisi,
pemungkin, dan penguat tertentu, dan (3) menggabungkan intervensi
sebelumnya dan intervensi yang disukai masyarakat yang mungkin
memiliki lebih sedikit bukti untuk mendukungnya, dan jika perlu, (4)
menambal intervensi tersebut untuk mengisi kesenjangan dalam praktik
terbaik berbasis bukti.
8
e. Fase 5–8: Implementasi dan Evaluasi
Pada Fase 5, program promosi kesehatan siap untuk implementasi.
Rencana pengumpulan data harus ada untuk mengevaluasi proses,
dampak, dan hasil dari program, yang merupakan tiga fase terakhir dalam
model perencanaan precede-proceed (Fase 6–8). Biasanya, evaluasi proses
menentukan sejauh mana program itu dilaksanakan sesuai dengan
protokol. Dampak evaluasi menilai perubahan dalam faktor predisposisi,
penguat, dan faktor pendukung, serta dalam faktor perilaku dan
lingkungan. Akhirnya, hasil evaluasi menentukan pengaruh program
terhadap kesehatan dan indikator kualitas hidup. Umumnya, tujuan pada
setiap langkah model perencanaan precede-proceed berfungsi sebagai
tonggak pencapaian prestasi dievaluasi.
9
dipelajari tentang bagaimana konsumen sebenarnya menggunakan internet
sebagai sumber informasi kesehatan. Teknologi muncul di bidang rehabilitasi
dan pengobatan fisik, serta di bidang pencegahan cedera, meskipun masih
banyak pekerjaan yang diperlukan untuk sepenuhnya memahami potensi dan
keterbatasannya sebagai metode intervensi untuk promosi kesehatan.
10
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor predisposisi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku seseorang, diantaranya pendidikan, pengetahuan,
sikap, tradisi, kepercayaan, sistem, keyakinan, nilai-nilai serta norma yang
berlaku di masyarakat dan persepsi. Evaluasi program PIK-R dapat
dilakukan dengan mengukur pengetahuan dan sikap remaja yang
melaksanakan program tersebut. Jika dikaitkan dengan penelitian
terdahulu yang mengevaluasi Program PIK-R, maka faktor predisposisi
yang diukur antara lain pengetahuan dan sikap remaja terkait kesehatan
reproduksi, serta persepsi remaja terhadap Program PIK-R.
11
pendidik sebaya dalam pengembangan pendidikan kesehatan di kawasan
lokalisasi Dolly. Variabel yang diukur adalah pengetahuan remaja terkait
kesehatan reproduksi, pola pikir remaja, kecakapan dalam pengambilan
keputusan, akses terhadap sumber informasi, perilaku sosioseksual remaja,
serta dukungan Puskesmas. Model ini digunakan karena mempunyai desain
yang lengkap untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi program
promosi kesehatan masyarakat.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Wahyuningrum (2015) mengenai
upaya promosi kesehatan pendewasaan usia perkawinan oleh Pusat Informasi
dan Konseling Remaja (PIK-R) juga meninjau dari Teori Precede-Proceed.
Variabel yang diukur adalah pengetahuan, sikap, pendidikan, akses terhadap
informasi terkait kesehatan reproduksi, serta komitmen pemangku
kepentingan. Teori Precede-Proceed digunakan dalam penelitian ini karena
komponen-komponennya sangat cocok untuk melihat bagaimana sebuah
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu program promosi kesehatan
dilakukan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model precede-proceed berasal dari dua komponen yaitu precede dan
proceed. Precede adalah akronim yang mewakili predisposisi, penguatan, dan
memungkinkan konstruksi dalam pendidikan, diagnosis dan evaluasi ekologi.
Sedangkan proceed adalah singkatan dari kebijakan, peraturan, dan
konstruksi organisasi dalam pengembangan pendidikan dan lingkungan.
Model ini memiliki 8 fase. Empat fase pertama yang membentuk bagian
precede dari model ini. Empat fase berikutnya yaitu proceed. Precede-
proceed memiliki beberapa tantangan dalam menerapkan model. Model ini
sangat didorong oleh data, dan aplikasinya mungkin memerlukan sumber
daya keuangan dan manusia yang lebih besar, keterampilan teknis, dan waktu
daripada yang tersedia dalam beberapa situasi.
3.2 Saran
Baik bagi penulis, mahasiswa, maupun bagi institusi terkait diharapkan
makalah ini dapat menjadi informasi tambahan yang positif dan mampu
menerapkan apa yang telah dipelajari dan diperoleh, serta
mengimplementasikannya langsung melalui praktik di lapangan. Untuk
segala saran dan kritik yang membangun selalu kami nantikan agar dapat
memperbaiki kekurangan – kekurangan yang ada pada makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cottrell, Randa R., dkk. 2009. Principles & Foundations of Health Promotion
and Education: Fifth Edition. San Francisco: Benjamin Cummings.
Galnd, Karen, dkk. 2008. Health Behavior and Health Education Theory,
Research, and Practice. San Francisco: Josey-Bass.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/9cf2088cde778cde6c0faf56641e067
f.pdf. Diakses 16 April 2020
14