Anda di halaman 1dari 28

ILMU TERNAK PERAH FPT4020

7 KOMPONEN SUSU KAMBING MAMPU MENINGKATKAN


SISTEM KEKEBALAN TUBUH PENCEGAH COVID-19

KELAS B

Ditulis oleh:

1903511097 I Gusti Agung Dewi Adityastiti Astawa


1903511080 Kezia Yoanda Priskila

DOSEN PEMBIMBING:
LINDAWATI DOLOKSARIBU, PhD

PROGRAM STUDI SARJANA PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
Kata Pengantar

Tugas Kajian Pustaka yang berjudul 7 KOMPONEN SUSU KAMBING


MAMPU MENINGKATKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH PENCEGAH
COVID-19 adalah salah satu syarat untuk mengikuti Matakuliah Ilmu Ternak
Perah FPT4020 yang diampu oleh Lindawati Doloksaribu, PhD. Lebih lanjut,
mahasiswa belajar untuk menulis academic writing dengan mengikuti Panduan
Penulisan Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Udayana.

Planet Bumi sedang menghadapi pandemik Covid-19 (Co=Corona;


vi=Virus; d=Disease 2019) yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh
manusia. Virus Covid-19 telah menelan korban manusia, merubah tatanan
kehidupan dan membuat manusia menjadi kreatif untuk mengkonsumsi pangan
demi meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Susu kambing adalah pangan
berkualitas untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Anda diminta untuk
menentukan paling sedikit tujuh (7) komponen susu kambing dan alasan mengapa
komponen tersebut yang utama yang mampu meningkatkan sistem kekebalan
tubuh pencegah infeksi Covid-19.

Masing-masing mahasiswa mengambil bagian topik yang akan dikaji


pustakanya dengan melengkapi rujukan atau referensinya, sehingga pada akhirnya
materi MK Ilmu Ternak Perah FPT4020 yang utuh sebagai kajian pustaka akan
dihasilkan oleh kelas A. Topik kajian ini telah banyak diulas khususnya manfaat
komponen penyusun susu sapi sebagai bahan pangan namun kesempatan ini
dibatasi hanya pada komponen susu kambing yang dibandingkan dengan susu
sapi.

Mahasiswa semester empat yang mengikuti MK Ilmu Ternak Perah


berlatih menyusun kalimat sederhana Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan
(SPOK) atau antara dua kalimat SPOK ada ’’discourse markers’’. Kalimat-
kalimat SPOK ini menggabungkan idea-hasil penelitian-dengan mencantumkan
referensinya. Pada akhirnya mahasiswa mampu menuliskan paragraph yang fokus
terhadap topik yang sedang dikaji dengan mengikuti Panduan Penulisan Skripsi

ii
Fakultas Peternak sehingga pada waktunya mahasiwa sudah akrab dengan
aturanaturan atau petunjuk-petunjuk tersebut.

Instruksi assignment ini diberikan pada tanggal 3 Februari 2021 dan sudah
mengumpulkan assignment secara daring pada tanggal 30 April 2021 terlebih lagi
draft awal sudah diberi feedback sehingga akan lebih memiliki arah penulisan
yang lebih jelas. Akhir kata, dalam situasi ’’lockdown’’ sekarang ini, Dosen
Pengampu MK ITP akan memberikan feedback dan arahan agar mahasiswa lebih
akrab dan berlatih menuliskan academic writing yang lebih baik. Kuliah secara
tatamuka daring akan dibatasi tapi komunikasi/diskusi WhatsApp Group akan
dilakukan secara terbuka sehingga mahasiswa tidak terlalu dibebani.

iii
Daftar Isi

KELAS B..................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Bab 1. Pendahuluan..................................................................................................1
Bab 2. Materi dan Metode........................................................................................3
2.1 Materi........................................................................................................3
2.2 Metode.......................................................................................................3
Bab 3. Diskusi..........................................................................................................4
1. Vitamin C......................................................................................................4
2. Vitamin D......................................................................................................8
3. Vitamin A....................................................................................................10
4. Protein.........................................................................................................13
5. Lemak..........................................................................................................16
6. Selenium (Se)..............................................................................................18
7. Kalsium (Ca)...............................................................................................20
Bab 4. Kesimpulan.................................................................................................22
Daftar Pustaka........................................................................................................23

iv
Bab 1. Pendahuluan

Planet Bumi sedang menghadapi pandemik Covid-19 (Co=Corona; vi=Virus;


d=Disease tahun 2019) yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia.
SARS-CoV-2 pertama kali ditemukan pada tahun in 2019 di Wuhan, China,
namun disayangkan menyebar secara massive dan global, menyebabkan pandemik
tahun 2019-2000 seperti yang diumumkan oleh World Health Organization dan
the Public Health Emergency of International Concern (Nicola et al., 2020).
Virus Covid-19 telah menelan lebih dari 4,3 juta korban manusia terpapar dan
lebih dari 290,000 kematian pada awal tahun 2020 dan lebih banyak lagi jumlah
hingga hari ini (Nicola et al., 2020). Bukan saja Covid-19 telah menelan korban
yang besar jumlahnya, namun juga Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan
dalam berbagai aspek secara cepat dan bersifat global. Sebagian besar negara
memberlakukan lockdown, Covid-19 telah merebak ketakutan akan kejadian krisis
dan resesi ekonomi. Social distancing, isolasi mandiri, prosedur kesehatan dan
pembatasan perjalanan telah menurunkan lapangan pekerjaan secara drastis pada
hampir seluruh sektor ekonomi dan mengakibatkan jumlah pengangguran yang
meroket secara cepat. Sekolah, tempat ibadah, fasilitas hiburan umum ditutup
yang mengakibatkan produk komoditas dan pabrik menurun drastis sekaligus
perekonomian secara global (Nicola et al., 2020).

Situasi ketakutan mencekam akibat Covid-19 ini juga telah mempengaruhi


kesehatan individual maupun kesehatan dunia internasional (Bavel et al., 2020).
Muncul hormon yang bersifat negatif dan neurotrasmitters ketika manusia terlibat
dengan rasa takut mencekam seperti Catecholamines. Sebagai contoh, hormon
cortisol akan mengalir secara cepat dalam jumlah sangat besar masuk ke dalam
sistem kekebalan. Sebagai hasilnya, tumpahan aliran hormon cortisol ini akan
melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, melemahkan sistem saluran aliran
darah ke dan dari jantung (Tang et al., 2020). Akibat pandemik Covid-19 ini juga
telah mengubah manusia menjadi lebih kreatif untuk mengkonsumsi pangan demi
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Adalah nyata hubungan antara pangan dan
fungsi otak seperti mood dan cognition sekaligus peningkat sistem kekebalan

v
tubuh manusia (Strasser et al., 2016). Susu kambing adalah salah satu dari pangan
berkualitas untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sebagai contoh,
kandungan triptopan dan serotonin. Dengan mengkonsumsi triptopan susu
kambing, mikrobiota pada sistem pencernaan manusia mampu mengatur level
triptopannya yaitu substrat penting sebagai prekursor serotonin utama (Lukić et
al., 2019). Serotonin (5-hydroxytryptamine, 5-HT) adalah hormon penentu yang
menstabilkan mood, cognition, perasaan bahagia, dan kebahagiaan sekaligus
penentu peningkatan sistem kekebalan tubuh manusia. Pada glandula mammari
kambing, sekresi dan biosintesis serotonin terjadi sebagai akibat respons
memperlebar bukaan alveolar untuk keluarnya susu menuju puting susu
(Horseman and Collier, 2014). Kandungan tryptophan pada susu kambing lebih
besar dari pada susu sapi (Bellman et al., 2017). Lebih lanjut, susu kambing kaya
akan immunoglobulin A, immunoglobulin G yang berfungsi untuk meningkatkan
sistem kekebalan tubuh manusia (Park, 2010). Terkenal sebagai pangan sehat
sempurna dimana manusia berbagai umur dari sejak bayi hingga usia lanjut
umumnya mampu menikmati kandungan nutrisinya (Gallier et al., 2020). Kaya
akan vitamin A, D, E, dan K (Johansson et al., 2014) dan mineral, seperti kalsium
(Ca), zinc (Zn), dan magnesium (Mg) yang lebih tinggi dari pada susu sapi
(Slacanac et al., 2010).

vi
Bab 2. Materi dan Metode

2.1 Materi

Kambing dan Covid-19.

2.2 Metode

Metode yang digunakan pada pembuatan paper ini adalah Metode Kajian Pustaka.
Kajian pustaka merupakan kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan
dengan topik atau masalah yang menjadi objek. Kajian pustaka merupakan
ringkasan yang lengkap/komplit/utuh dan tuntas dari penelitian sebelumnya pada
suatu topik yang dikaji seperti menelaah artikel akademik, jurnal, buku-buku
(textbook), dan sumber-sumber lainnya yang relevan kepada topik khusus
penelitian yang sedang dikaji tersebut. Kajian hendaknya menguraikan satu per
satu secara runtut, rinci, menjelaskan, menyimpulkan, mengevaluasi secara
objective dan mengklarifikasi penelitian sebelumnya. Secara umum ini diikuti
dengan sebuah diskusi dari thesis statement (topik kajian) dari paper atau dari
tujuan penulisan.

vii
Bab 3. Diskusi

190351109 I Gusti Agung Dewi Adityastiti Astawa


7
190351108 Kezia Yoanda Priskila
0

1. Vitamin C

Vitamin C atau asam askorbat merupakan senyawa organik derivat heksosa yang
tergolong dalam salah satu mikronutrien (Gianto, 2019) . Sebagai salah satu
vitamin yang larut dalam air vitamin C berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh
dalam menangkal flu (Haitama et al., 2017). Selain itu karena vitamin C berperan
sebagai zat antioksidan dalam menangkal radikal bebas dan meningkatkan
produksi sel-sel darah putih sehingga efektif untuk melawan flu dengan cepat,
yaitu dengan pemberian vitamin C dalam dosis yang tinggi sebesar 1000 mg/hari
(Hughes, 2010). Selain itu ketika tubuh terserang infeksi penyakit vitamin C
mampu meningkatkan daya tahan tubuh (Fitriana & Fitri, 2020). Pada pengobatan
Covid-19 pemberian vitamin C juga menjadi salah satu alternatif proses
penyembuhan karena vitamin C bekerja pada plasma dan netrofil sehingga dapat
menangkal radikal bebas dan mencegah stress oksidatif yang disebabkan oleh
virus corona (Makmun & Rusli, 2020). Pada setiap aktifitas fisik yang dilakukan
manusia vitamin C berfungsi dalam menstimulasi sistem imun, meningkatkan
performa tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih bugar dan tidak mudah lelah (Dewi
& Wirjatmadi, 2017).

Rata-rata asupan vitamin C yang dianjurkan untuk setiap sekitar 30-100 mg/hari
yang disesuaikan dengan kebutuhan individu masing-masing, seperti usia,
aktifitas, jenis kelamin, kondisi tubuh serta status kesehatannya (Harefa, 2020).
Sementara itu untuk bayi dengan usia dibawah 1 tahun dapat diberi asupan
vitamin C sebanyak 30 mg/hari, untuk bayi yang berumur 1-3 tahun dapat
mengkonsumsi vitamin C sebanyak 35 mg/hari, sedangkan untuk anak-anak yang
berumur 4-12 tahun dapat mengkonsumsi vitamin C sebanyak 50-60 mg/hari,

viii
serta bagi ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan vitamin C sebesar 100
mg/hari dan 150 mg/hari (Hasanah, 2018). Selain itu kebutuhan vitamin C
seseorang juga dapat diketahui berdasarkan jenis kelamin, dimana untuk remaja
wanita yang berumur 14-18 tahun membutuhkan vitamin C 65 mg/hari dan untuk
pria membutuhkan 75 mg/hari, sedangkan orang dewasa dengan jenis kelamin
wanita membutuhkan vitamin C 75 mg/hari dan untuk pria membutuhkan vitamin
C sejumlah 90 mg/hari (Hughes, 2010).

Sumber vitamin C bagi manusia cukup melumpah, baik yang alami maupun
buatan (Harefa, 2020). Sumber vitamin C alami banyak terdapat pada pangan
nabati, sayur-sayuran, dan buah-buahan (Dewi & Wirjatmadi, 2017). Buah yang
kaya akan kandungan vitamin C yaitu beberapa jenis buah jeruk, seperti jeruk
sunkist yang baik untuk mengobati demam, infeksi, dan meningkatkan sistem
imunitas tubuh (Haitama et al., 2017). Pada umumnya buah jeruk mengandung
vitamin C sekitar 40-70 mg per 100 gram buah jeruk (Fitriana & Fitri, 2020).
Selain buah jeruk, buah Jambu Monyet (Anacardium occidentale) juga
mengandung vitamin C yang besar yaitu sebanyak 197 mg, kemudian ada buah
Duwet (Syzgium cumini) yang mengandung vitamin C sebanyak 130 mg per 100
gr buah ini sehingga berguna bagi tubuh untuk memenuhi kebutuhan vitamin C
(Hughes, 2010).

ix
Daftar Pustaka

Dewi, K. I., & Wirjatmadi, R. B. (2017). Hubungan Kecukupan Vitamin C dan


Zat Besi Dengan Kebugaran Jasmani Atlet Pencak Ipsi Lamongan. Media
Gizi Indonesia Vol. 12, N, 134–140.

Fitriana, Y. A. N., & Fitri, A. S. (2020). Analisis Kadar Vitamin C pada Buah
Jeruk Menggunakan Metode Titrasi Iodometri. Sainteks, 17(1), 27.
https://doi.org/10.30595/sainteks.v17i1.8530

Gianto, M. N. P. (2019). Perubahan Kadar Asam Lemak Bebas dan Vitamin C


Pada Susu Bubuk Untuk Ibu Hamil dan Menyusui Rasa Cokelat di PT
Frisian Flag Indonesia.

Haitama, Ulfa, A., & Muntaha, A. (2017). Available online at : http://ejurnal -
analiskesehatan.web.id Kadar Vitamin C Jeruk Sunkist Peras dan Infused
Water. Medical Laboratory Technology Journal, 3(1), 98–102.

Harefa, N. (2020). Analisis Kandungan Vitamin C Bahan Makanan dan Minuman


dengan Metode Iodimetri. Science Education and Application Journal
(SEAJ) Vol.2, No.1.

Hasanah, U. (2018). Penentuan Kadar Vitamin C Pada Mangga Kweni Dengan


Metode Iodometri. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol 16(1), 90–96.

Hughes, R. (2010). Uji Kualitatif Vitamin C Pada Berbagai Makanan Dan


Pengaruhnya Terhadap Pemanasan. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 287.

Makmun, A., & Rusli, F. I. P. (2020). Pengaruh Vitamin C Terhadap Sistem Imun
Tubuh Untuk Mencegah dan Terapi Covid-19 Universitas Muslim
Indonesia , Makassar Corresponding author e-mail :
armanto.makmun@umi.ac.id. 12, 60–64.

x
xi
2. Vitamin D

Vitamin D atau yang sering disebut dengan sunshine vitamin merupakan salah
satu golongan mikronutrien yang terdapat pada susu kambing yang berkaitan
dengan metode penanganan beberapa penyakit (Fiannisa, 2019). Vitamin D yang
tergolong sebagai antioksidan dapat meningkatkan respon inflamasi pada tubuh
karena berperan dalam mencegah kerusakan membran sel hingga kematian sel
yang diakibatkan oleh stress oksidatif (Suryadinata et al., 2020). Dalam sistem
imunitas, baik itu sistem imunitas alamiah maupun adaptif vitamin D berperan
sebagai imunomodulator yang dapat mencegah dan menjadi salah satu terapi
dalam pengobatan penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan,
penyakit jantung, serta autoimun (Yani, 2019).

Kadar vitamin D yang rendah atau defisiensi vitamin D menyebabkan sistem


biologis tubuh tidak mampu bekerja dengan maksimal, yang kemudian memicu
timbulnya beberapa penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan seperti
inflamasi saluran napas, penurunan fungsi paru, dan memperburuk asma bagi
orang yang memiliki penyakit asma (Lorensia et al., 2017). The Institute of
medicine (IOM) pada tahun 2011 menyarankan anak balita dapat dibero
suplementasi vitamin D 400 IU per hari sedangkan individu berusia antara 1−70
tahun harus menerima suplementasi 600 IU per hari, dan yang lanjut usia > 70
tahun harus mendapat suplementasi 800 IU per hari (Pusparini, 2018). Untuk
mengukur kadar vitamin D pada tubuh seseorang dapat dilakukan dengan
mengambil sampel darah dan juga berpedoman pada umur, jenis kelamin, riwayat
pengobatan dan kesehatan seseorang (Suryadinata et al., 2020).

Untuk memenuhi asupan vitamin D dalam tubuh dapat diperoleh dari beberapa
cara yaitu mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D3, makanan yang
telah fortifikasi, dengan berjemur pada sinar matahari pagi, maupun dengan
tambahan suplemen (Suryadinata et al., 2020). Makanan yang dapat dijadikan
sebagai sumber vitamin D yaitu ikan salmon, ikan kembung, minyak hati ikan
kod, dan kuning telur yang kaya akan kandungan vitamin D3 (Pusparini, 2018).
Selain itu dalam beberapa jenis jamur juga mengandung kadar vitamin D2 dengan
jumlah tertentu (Rimahardika et al., 2017).

xii
Daftar Pustaka

Fiannisa, R. (2019). Vitamin D sebagai Pencegahan Penyakit Degeneratif hingga


Keganasan. Medula, 9(3), 385–392.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/viewFile/2509/p
df
Lorensia, A., Suryadinata, R. V., & Aprilia, A. P. (2017). Profil Vitamin D Pada
Pasien Asma Dan Non-Asma Dewasa Di Surabaya. The Indonesian Journal
of Public Health, 12(1), 106. https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.106-
117
Pusparini, P. (2018). Defisiensi Vitamin D Terhadap Penyakit (Vitamin D
Deficiency and Diseases). Indonesian Journal of Clinical Pathology and
Medical Laboratory, 21(1), 90. https://doi.org/10.24293/ijcpml.v21i1.1265
Rimahardika, R., Subagio, H. W., & Wijayanti, H. S. (2017). Asupan Vitamin D
dan Paparan Sinar Matahari Pada Orang yang Bekerja di Dalam Ruangan
dan di Luar Ruangn. Nature, 184(4681), 156.
https://doi.org/10.1038/184156a0
Suryadinata, R. V., Lorensia, A., & Wahyuningtyas, D. (2020). Studi Tingkat
Pengetahuan Mengenai Vitamin D pada Pengemudi Becak di Surabaya.
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia
Journal, 1(1), 15–21. https://doi.org/10.37148/comphijournal.v1i1.4
Yani, F. F. (2019). Peran Vitamin D pada Penyakit Respiratori Anak. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(1), 167. https://doi.org/10.25077/jka.v8i1.986

xiii
3. Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang terdapat pada susu kambing yang
dapat larut oleh lemak dan disimpan di hati (Fithriyana, 2018). Dalam
pertumbuhan vitamin A dibutuhkan oleh seluruh jaringan tubuh (Maulida &
Pramono, 2015). Bagi ibu hamil vitamin A berfungsi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan embrio (Siregar, 2019). Dalam sistem imun vitamin A mampu
mengatur komponen imunitas non spesifik dan juga imunitas spesifik sehingga
dapat merubah respon antibodi dan juga mengatur fungsi imun (Azrimaidaliza,
2007). Imunitas non spesifik yang dipelihara oleh sel epitel sebagai salah satu
jaringan tubuh dapat menjaga pertahanan fisik seperti kulit, selaput lendir, dan
silia saluran napas (Siswanto et al., 2014).

Tubuh manusia memerlukan antioksidan pada vitamin A untuk menjaga sistem


kekebalan tubuh (Martiningsih & Ratnaningrum, 2010). Defisiensi vitamin A
dapat menyebabkan tubuh lebih beresiko terserang penyakit infeksi (Muliah et al.,
2018). Kebutuhan vitamin A sebesar 500 μg RE yang sesuai dengan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) dapat memelihara kesehatan tubuh dan kepatan tulang
(Ramayulis et al., 2011).

Vitamin A merupakan zat gizi yang esensial bagi tubuh dan tidak dapat
diproduksi oleh tubuh, untuk itu tubuh memerlukan asupan vitamin A dari luar
seperti misalnya melalui makanan yang dikonsumsi (Fithriyana, 2018). Sumber
pangan yang mengandung vitamin A terdiri dari pangan hewani dan pangan
nabati, biasanya pada pangan hewani terdapat bentuk aktif dari vitamin A
(Azrimaidaliza, 2007). Pangan hewani yang memiliki kandungan vitamin A yaitu
hati, mentega, dan juga telur beserta kuning telurnya (Marliyati et al., 2014).

xiv
Daftar Pustaka

Azrimaidaliza. (2007). Vitamin A, imunitas dan kaitannya dengan penyakit


infeksi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), 90–96.

Fithriyana, R. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A Dengan


Pemberian Vitamin A Pada Balita di Desa Kuantan Sako Tahun 2016. Jurnal
Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, 15(40), 6–13.
http://awsassets.wwfnz.panda.org/downloads/earth_summit_2012_v3.pdf
%0Ahttp://hdl.handle.net/10239/131%0Ahttps://www.uam.es/gruposinv/mev
a/publicaciones jesus/capitulos_espanyol_jesus/2005_motivacion para el
aprendizaje Perspectiva alumnos.pdf%0Ahttps://ww

Marliyati, S. A., Nugraha, A., & Anwar, F. (2014). Asupan Vitamin A, Status
Vitamin A, dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor. Jurnal Gizi Dan Pangan, 9(63), 109–116.

Martiningsih, W. R., & Ratnaningrum, K. (2010). Patterns of Food Consumption


Source of Vitamin A and Vitamin C on Cataract Patients. Patterns of Food
Consumption Source of Vitamin A and Vitamin C on Cataract Patients,
2010–2013.

Maulida, A., & Pramono, A. (2015). Gambaran Asupan Vitamin a, Kadar Serum
Seng, Dan Status Gizi Pada Anak Usia 9-12 Tahun. Journal of Nutrition
College, 4(4), 323–328. https://doi.org/10.14710/jnc.v4i4.10103

Muliah, N., Wardoyo, A. S., & Mahmudiono, T. (2018). Hubungan Frekuensi


Penimbangan, Penggunaan Garam Beryodium, Dan Pemberian Vitamin a
Dengan Kejadian Underweight Pada Balita Di Provinsi Jawa Timur. Media
Gizi Indonesia, 12(1), 40. https://doi.org/10.20473/mgi.v12i1.40-46

Ramayulis, R., Pramantara, I. D., & Pangastuti, R. (2011). Asupan vitamin,


mineral, rasio asupan kalsium dan fosfor dan hubungannya dengan kepadatan
mineral tulang kalkaneus wanita. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 7(3), 115.
https://doi.org/10.22146/ijcn.17752

xv
Siregar, P. A. (2019). Perilaku Ibu Nifas Dalam Mengkonsumsi Kapsul Vitamin a
Di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Jurnal
Kesehatan, 12(1), 47–57. https://doi.org/10.24252/kesehatan.v12i1.7934

Siswanto, . B., & Ernawati, F. (2014). Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam
Sistem Imunitas. Gizi Indonesia, 36(1), 57–64.
https://doi.org/10.36457/gizindo.v36i1.116

xvi
4. Protein

Susu merupakan salah satu produk peternakan yang mempunyai kandungan gizi
yang lengkap, salah satunya yaitu protein (Putri, 2016). Protein yang terkandung
pada susu kambing lebih tinggi dibandingkan dengan protein yang ada pada susu
sapi, dimana protein pada susu kambing sebesar 3,4% sedangkan protein pada
sapi hanya sebesar 3,2% (Ratya. et al., 2017). Protein merupkan zat makanan
yang terdapat pada susu yang menjadi sumber asam amino bagi tubuh karena
kandungan asam amino pada protein dapat dijadikan sebagai acuan dari kualitas
atau mutu dari protein itu sendiri (Natsir, 2018). Sebagai komponen utama
penyusun protein asam amino berperan dalam proses metabolisme di tubuh (Sari
et al., 2017). Dalam sisrtem kekebalan tubun protein berperan sebagai antibodi
(Rismayanthi et al., n.d.). Fragmen asam amino pada protein yang dihubungkan
melalui ikatan peptida memiliki fungsi biologis terhadap kesehatan dan sebagai
antioksidan karena mampu melindungi sel-sel dari radikal sehingga dapat menjaga
daya tahan tubuh (Lestari et al., 2020). Pada tubuh protein berfungsi sebagai zat
pengatur dalam bentuk enzim dan hormon agar dapat menjadi pertahanan tubuh
dalam melawan mikroba dan zat-zat beracun sehingga sel dan jaringan tubuh
dapat terpelihara dengan baik (Diana, 2009).

Asupan protein yang kurang cukup bagi tubuh dapat menyebabkan kurang gizi
kemudian tubuh akan lebih mudah terserang penyakit (Syukur, 2013) dan juga
meningkatkan resiko malnutrisi (Diniyyah & Nindya, 2017). Kebutuhan mausia
terhadap protein berbeda-beda sesuai dengan usia, berat badan, dan juga kondisi
tubuh (Ernawati et al., 2016). Untuk memenuhi AKG (Angka Kecukupan Gizi)
anak-anak dibawah usia 8 tahun memerlukan protein sebanyak 38.4 gram/menu
sedangkan untuk anak-anak diatas usia 8 tahun dengan berat badan melebihi 44 kg
memerlukan asupan protein yang lebih besar yaitu lebih dari 47.4 gram/menu
(Supangat et al., 2018). Lebih lanjut asupan protein yang memenuhi kebutuhan
dapat menyebabkan obesitas karena protein yang berlebihan akan disimpan tubuh
dalam bentu trigliserida yang akan menyebabkan kenaikan jaringan lemak yang
kemudian dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya (Suryandari &
Widyastuti, 2015).

xvii
Untuk memenuhi asupan protein dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan
sehari-hari yang berasal dari produk hewani maupun produk nabati (Rismayanthi
et al., n.d.). Dilihat dari segi jumlah dan mutunya bahan pangan hewani memang
dapat dijadikan sebagai sumber protein yang baik (Diana, 2009). Hal ini karena
protein hewani mengandung asam amino esensial yang komplit sehingga sesuai
dengan kebutuhan manusia (Ernawati et al., 2016). Namun demikian protein yang
bersumber dari pangan nabati juga ada yang mengandung asam amino esensial
sama halnya dengan pangan hewani seperti kedelai yang dapat diolah menjadi
berbagai macam olahan serta mengandung seluruh asam amino esensial yang
setara dengan sumber protein hewani (Bangun, 2009).

xviii
Daftar Pustaka

Bangun, R. S. (2009). Pengaruh Fermentasi Bakteri Asam Laktat Terhadap


Kadar Protein Susu Kedelai. 1–68.
Diana, F. M. (2009). Fungsi dan Metabolisme Protein dalam Tubuh Manusia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 49.
Diniyyah, S. R., & Nindya, T. S. (2017). Asupan Energi, Protein dan Lemak
dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci,
Gresik. Amerta Nutrition, 1(4), 341. https://doi.org/10.20473/amnt.v1i4.7139
Ernawati, F., Prihatini, M., & Yuriestia, A. (2016). Gambaran Konsumsi Protein
Nabati dan Hewani Pada Anak Balita Stunting dan Kurang Gizi di Indonesia.
Penelitian Gizi Dan Makanan, 39(2), 95–102.
Lestari, D., Evan, J., & Suhartono, M. T. (2020). Fraksi Peptida Antioksidan Dari
Kasein Susu Kambing. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, 31(2), 188–
196. https://doi.org/10.6066/jtip.2020.31.2.188
Natsir, N. A. (2018). Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap Merah Dan
Ikan Kerapu Bebek. Biosel: Biology Science and Education, 7(1), 49.
https://doi.org/10.33477/bs.v7i1.392
Putri, E. (2016). Kualitas Protein Susu Sapi Segar Berdasarkan Waktu
Penyimpanan. Chempublish_Journal_volume_1_No.2_2016. 1(2), 14–20.
Ratya., N., Taufik., E., & Arief,. I, I. (2017). Karakteristik Kimia, Fisik Dan
Mikrobiologis Susu Kambing Peranakan Etawa Di Bogor. Jurnal Ilmu
Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 05(1), 1–4.
Rismayanthi, C., (n.d.). Konsumsi Protein Untuk Meningkatkan Prestasi 135–145.
Sari, E. M., Nurilmala, M., Abdullah, A., (2017). PROFIL ASAM AMINO DAN
SENYAWA BIOAKTIF KUDA LAUT (Hippocampus comes). Departemen
Teknologi Hasil Perairan, FPIK-IPB Kuda laut Hippocampus spp . me-
rupakan spesies dari biota laut yang. Jurnal Ilmu Teknologi Kelautan Tropis,
9(2), 605–618.
Supangat, S., Amna, A. R., & Rahmawati, T. (2018). Implementasi Decision Tree
C4.5 Untuk Menentukan Status Berat Badan dan Kebutuhan Energi Pada
Anak Usia 7-12 Tahun. Teknika, 7(2), 73–78.
https://doi.org/10.34148/teknika.v7i2.90
Suryandari, B. D., & Widyastuti, N. (2015). Hubungan Asupan Protein Dengan
Obesitas Pada Remaja. Journal of Nutrition College, 4(2), 492–498.
Syukur. (2013). Perkembangan Konsumsi Protein Hewani Di Indonesia: Analisis
Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional 2011-2012. Jurnal Ilmu Ternak, 6(1),
68–74.

xix
5. Lemak

Lemak merupakan makronutrien yang menjadi salah satu komponen pada susu
kambing yang mengandung zat gizi tinggi karena mengandung globula-globula
lemak dengan diameter kecil hingga 4,5 μm dengan presentase sebanyak 82,7%
(Sanam et al., 2014). Lemak tersusun dari 1 molekul gliserol dan 3 molekul asam
lemak yang terdiri dari rantai hidrokarbon dan gugus karboksil (Santika, 2016).
Asam lemak omega-3 yang merupakan salah satu jenis dari asam lemak tidak
jenuh ganda (poly unsaturated fatty acid/PUFA) berfungsi melawan inflamasi
akibat infeksi Covid-19 (Sumarmi, 2020). Lemak mampu melarutkan vitamin A,
D, E, K dan juga sebagai pembawa (carrier) vitamin tersebut (Kesuma & Rahayu,
2017).

Kurangnya asupan zat gizi makro seperti lemak pada tubuh dapat menurunkan
status imun sehingga dapat menurunkan kemampuan daya tahan tubuh dalam
melawan penyakit infeksi (Wanty et al., 2016). Kebutuhan lemak bagi manusia
cukup beragam, misalnya untuk anak usia 2-18 tahun adalah 25-35% dari
kebutuhan energi total (Kesuma & Rahayu, 2017). Mengenai asupan lemak bagi
yang perlu diwaspadai yaitu kelebihan lemak yang tidak seimbang sehingga dapat
menyebabkan obesitas dan juga gangguan kesehatan (Buanasita et al., 2018).

Sumber lemak dapat berasal dari hewan (lemak hewani) dan tumbuhan (lemak
nabati) (Santika, 2016). Contoh lemak nabati yaitu kacang kenari dengan
kandungan lemak sebesar 45,9 g per 100 g dan juga kacang almond yang
mengandung lemak mencapai 45,3 g per 100 g (Sentana et al., 2017). Sementara
lemak hewani contohnya ikan, telur, minyak ikan, daging sapi, daging ayam, dan
berbagai produk olahannya (Kesuma & Rahayu, 2017).

xx
Daftar Pustaka

Buanasita, A., Andriyanto, & Sulistyowati, I. (2018). Perbedaan Tingkat


Konsumsi Energi, Lemak, Cairan, dan Status Hidrasi Mahasiswa Obesitas
dan Non Obesitas. Indonesian Journal of Human Nutrition, 1(1), 14–22.
Kesuma, Z. M., & Rahayu, L. (2017). Identifikasi Status Gizi Pada Remaja Di
Kota Banda Aceh. STATISTIKA: Journal of Theoretical Statistics and Its
Applications, 17(2), 63–69. https://doi.org/10.29313/jstat.v17i2.2759
Sanam, A. B., Bagus, I., & Swacita, N. (2014). Ketahanan Susu Kambing
Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau
dari Uji Didih dan Alkohol. Jurnal Veteriner, 3(1)(1), 1–8.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/8504/6501
Santika, I. G. P. N. A. (2016). Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui
Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV FPOK IKIP PGRI
Bali Tahun 2016. 1, 89–98.
Sentana, A., Trisnawati, C. Y., Radix, I., Praptono, A., (2017). Identifikasi sifat
fisikokimia dan organoleptik susu nabati yang diformulasikan dengan.
Jurnal Teknologi Pangan Dan Gizi, 16(2), 47–51.
Sumarmi, S. (2020). Kerja Harmoni Zat Gizi dalam Meningkatkan Imunitas
Tubuh Terhadap Covid-19: Mini Review. Amerta Nutrition, 4(3), 250.
https://doi.org/10.20473/amnt.v4i3.2020.250-256
Wanty, Widyastuti, N., & Probosari, E. (2016). Asupan Zat Gizi Makro, Status
Gizi, dan Status Imun Pada Vegetarian dan Non-Vegetarian. Journal of
Nutrition Collage Vol. 6, No.3 (Jilid 5), 360–367.

xxi
6. Selenium (Se)

Selenium merupakan bagian dari mikro nutrien yang terdapat pada susu kambing
sebagai salah satu unsur kimia yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh
(Mirdayani et al., 2019). Pada selenium terdapat senyawa antioksidan yaitu
Glutathione Peroxidase (GPx) dan Selenoprotein-p (SEPP) sehingga memiliki
peranan penting dalam sistem metabolisme, kekebalan tubuh, dan juga
metabolisme tubuh (Novita, 2018). Sebagai katalisator selenium GPx mampu
memecah peroksida yang toksik yang dapat merusak membran sel pada tubuh
menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik (Siswanto et al., 2014).

Kebutuhan selenium pada manusia tidak bisa disamakan karena setiap manusia
memiliki kebutuhan selenium yang berbeda bergantung pada jenis kelamin, usia,
kehamilan, dan kondisi geografis (WHO 1996 dalam Yunita, 2016). WHO juga
merekomendasikan kebutuhan selenium per hari berdasarkan jenis kelamin yaitu
70 μg bagi pria dan 50 μg bagi wanita (Novita, 2018). Namun sebaiknya dalam
mengkonsumsi selenium tidak berlebihan atau tidak dalam dosis yang melebihi
400 μg per hari karena dapat menyebabkan keracunan (Kusmana, 2017).

Mengkonsumsi makanan, minuman, maupun selenium dalam bentuk suplemen


dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan selenium pada
tubuh (Yunita, 2016). Namun yang terpenting dalam memilih makanan sebagai
sumber selenium yaitu pilihlah makanan yang berasal dari produk-produk organik
maupun alami (Novita, 2018). Misalnya makanan laut seperti ikan, daging, biji-
bijian, dan juga telur yang tinggi akan kadar selenium (Kusmana, 2017).

xxii
Daftar Pustaka

Kusmana, F. (2017). Selenium : Peranannya dalam Berbagai Penyakit dan Alergi.


Cdk-251, 44(4), 289–294.
Mirdayani, E., Puspitasari, I. M., Abdulah, R., & Surbanas, A. (2019). Selenium
sebagai Suplemen Terapi Kanker: Sebuah Review. Indonesian Journal of
Clinical Pharmacy, 8(4), 301. https://doi.org/10.15416/ijcp.2019.8.4.301
Novita, R. (2018). Konsumsi Selenium Untuk Mencegah Penderita Toleransi
Glukosa Terganggu Menjadi Diabetes Mellitus Tipe 2. Media Gizi Mikro
Indonesia, 10(1), 51–64. https://doi.org/10.22435/mgmi.v10i1.1053
Siswanto, B., & Ernawati, F. (2014). Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam
Sistem Imunitas. Gizi Indonesia, 36(1), 57–64.
https://doi.org/10.36457/gizindo.v36i1.116
Yunita, S. A. S. (2016). Selenium Dan Manfaatnya Untuk Kesehatan: Review
Jurnal. Farmaka, 16(1), 1–13.

xxiii
7. Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan makromineral yang penting dan sangat dibutuhkan oleh


manusia (Shita & Sulistiyani, 2010). Sebagai mineral yang banyak terdapat pada
tubuh manusia yang banyak disimpan pada tulang kalsium berfungsi dalam
pembentukan tulang dan gigi, berperan dalam mengatur proses biologis dalam
tubuh seperti pembekuan darah dan kontraksi otot, hingga memberi transmisi
sinyal pada sel saraf (Amran, 2018). Kalsium berperan penting bagi kondisi
kesehatan manusia karena kurangnya kalsium dapat berefek pada kondisi
kesehatan seseorang, seperti menyebabkan tekanan darah rendah, cepat merasa
lelah, serta tubuh menjadi tidak bugar yang akan mengakibatkan tubuh mudah
terserang penyakit (Yusni & Amiruddin, 2020).

Pada tubuh manusia kalsium banyak tersimpan pada tulang dan terdapat 1,5-2%
dari berat badan manusia (Shita & Sulistiyani, 2010). Kebutuhan kalsium
seseorang berbanding lurus terhadap aktifitas fisiknya. Lebih lanjut orang dewasa
membutuhkan kalsium sekitar 1000-1200 mg/dl (Yusni & Amiruddin, 2020).
Kebutuhan kalsium juga akan meningkat seiring dengan pertambahan usia
terutama untuk anak-anak dan remaja (Shita & Sulistiyani, 2010). Rendahnya
kadar kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan absorpsi kalsium yang
menyebabkan masalah kesehatan dan masalah pertumbuhan yang sering terjadi
pada anak-anak maupun remaja saat dalam masa pertumbuhan (Febrianty, 2013).

Susu dan produk hasil olahannya merupakan salah satu sumber kalsium yang
utama bagi tubuh, tetapi makanan sebagai sumber kalsium tidak hanya susu, ada
ikan teri, ikan sarden, daging sapi, sayuran hijau seperti sawi, brokoli, dan bayam
juga dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan kalsium pada tubuh
(Hardinsyah et al., 2008). Namun perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi daging
sapi yang dilakukan secara berlebihan justru dapat menambah penyerapan kalsium
karena kadar protein yang begitu tinggi sehingga menyebabkan ph dalam darah
menjadi asam (Shita & Sulistiyani, 2010). Selain itu biji-bijian dan kacang-
kacangan juga efektif sebagai sumber kalsium yang baik untuk dikonsumsi seperti
kacang kedelai dan kacang merah (Yusmiati & Erni, 2017).

xxiv
Daftar Pustaka

Amran, P. (2018). Analisis Perbedaan Kadar Kalsium (Ca) Terhadap Karyawan


Teknis Produktif Dengan Karyawan Administratif Pada Persero Terbatas
Semen Tonasa. Jurnal Media Analis Kesehatan, 1(1), 1–7.
https://doi.org/10.32382/mak.v1i1.121

Febrianty, D. (2013). Kebiasaan Konsumsi Susu, Asupan Kalsium dan Zinc Serta
Tinggi Badan Pada Anak Sekolah Dasar Totosari 1 dan Tunggul Sari 1
Surakarta. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.

Hardinsyah, H., Damayanthi, E., & Zulianti, W. (2008). Hubungan Konsumsi


Susu Dan Kalsium Dengan Densitas Tulang Dan Tinggi Badan Remaja.
Jurnal Gizi Dan Pangan, 3(1), 43. https://doi.org/10.25182/jgp.2008.3.1.43-
48

Shita, A. D. P., & Sulistiyani. (2010). Pengaruh Kalsium Terhadap Tumbuh


Kembang Geligi Anak. Stomatognatic (J. K. G Unej), 7(3), 40–44.

Yusmiati, S. N. H., & Erni, E. (2017). Pemeriksaan Kadar Kalsium Pada


Masyarakat Dengan Pola Makan Vegetarian. Jurnal SainHealth, 1(1), 43.
https://doi.org/10.51804/jsh.v1i1.77.43-49

Yusni, Y., & Amiruddin, A. (2020). Efek suplementasi kalsium terhadap


kebugaran dan profil kesehatan pada atlet Tarung Derajat. Jurnal
Keolahragaan, 8(1), 42–51. https://doi.org/10.21831/jk.v8i1.30244

xxv
Bab 4. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa susu kambing


merupakan salah satu sumber pangan hewani yang dihasilkan oleh ternak
kambing. Susu kambing mengandung nutrisi atau zat gizi yang komplit untuk
pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Komponen penyusun pada susu kambing yang
berfungsi dalam mempertahankan daya tahan tubuh sebagai alternatif dalam
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit seperti Covid-19 yaitu
vitamin C, vitamin D, vitamin A, protein, lemak, selenium (Se), dan kalsium (Ca).
Masing-masing komponen tersebut memegang peranan dan fungsi penting bagi
tubuh terutama dalam menjaga sistem imun tubuh terhadap virus Covid-19.

xxvi
Daftar Pustaka

Bavel, J.J.V. Baicker, K. Boggio, P.S. Capraro, V. Cichocka, A. Cikara, M.


Crockett, M.J. Crum, A.J. Douglas, K.M. Druckman, J.N. Drury, J. Dube,
O. Ellemers, N. Finkel, E.J. Fowler, J.H. Gelfand, M. Han, S. Haslam,
S.A.Jetten, J. Kitayama, S. Mobbs, D. Napper, L.E. Packer, D.J. Pennycook,
G. Peters, E. Petty, R.E. Rand, D.G. Reicher, S.D. Schnall, S. Shariff, A.
Skitka, L.J. Smith, S.S. Sunstein, C.R. Tabri, N. Tucker, J.A. Linden, Svd.
Lange, Pv. Weeden, K.A. Wohl, M..JA. Zaki, J. Zion, S.R. and Willer, R.
2020. 'Using social and behavioural science to support COVID-19 pandemic
response', Nature Human Behaviour, vol. 4, no. 5, pp. 460-71.
Bellman, S. Havenaar, R. Maathuis, A.,and He, T. 2017. Protein Digestion and
Quality of Goat and Cow Milk Infant Formula and Human Milk Under
Simulated Infant Conditions. Journal of Paediatricic Gastroenterology
Nutrition. 6(6): 661–666.
Gallier, S. Tolenaars, L. and Prosser, C. 2020. 'Whole Goat Milk as a Source of
Fat and Milk Fat Globule Membrane in Infant Formula', Nutrients, vol. 12,
no. 11, p. 3486.
Horseman, N.D. and Collier, R.J. 2014. 'Serotonin: A Local Regulator in the
Mammary Gland Epithelium', Annual Review of Animal Biosciences, vol. 2,
no. 1, pp. 353-74.
Johansson, B. Waller, P.K. Jensen, S.K. Lindqvist, H. and Nadeau, E. 2014.
Status of vitamins E and A and β-carotene and health in organic dairy cows
fed a diet without synthetic vitamins. J. Dairy Sci. 97(3): 1682–1692.
Lukić, I. Getselter, D. Koren, O. and Elliott, E. 2019. 'Role of Tryptophan in
Microbiota-Induced Depressive-Like Behavior: Evidence From Tryptophan
Depletion Study', Frontiers in Behavioral Neuroscience, vol. 13, no. 123.
Nicola, M. Alsafi, Z. Sohrabi, C. Kerwan, A. Al-Jabir, A. Iosifidis, C. Agha, M.
and Agha, R. 2020. 'The socio-economic implications of the coronavirus
pandemic (COVID-19): A review', International Journal of Surgery, vol.
78, pp. 185-93.
Park, Y.W. 2010. Goat Milk: Composition, Characteristic. Encyclopedia of
Animal Science.
Slacanac, V. Bozanic, R. Hardi, J. Szabo, J.R. Lucan, M. and Krstanovic, V.
2010. Nutritional and Therapeutic Value of Fermented Caprine Milk.
International journal of Dairy Technology, 63: 171-189.
Strasser, B. Gostner, J.M. and Fuchs, D. 2016. 'Mood, food, and cognition: role of
tryptophan and serotonin', Current Opinion in Clinical Nutrition and
Metabolic Care, vol. 19, no. 1, pp. 55-61.

xxvii
Tang, A.R. Rabi, D.M. Lavoie, K.L. Bacon, S.L. Pilote, L. and Kline, G.A. 2020.
'Prolonged hypothalamic-pituitary-adrenal axis activation after acute
coronary syndrome in the GENESIS-PRAXY cohort', European Journal of
Preventive Cardiology, vol. 25, no. 1, pp. 65-72.

xxviii

Anda mungkin juga menyukai