Anda di halaman 1dari 2

Penelitian ini telah menghubungkan gejala positif dan negatif dengan kinerja

kehidupan sehari-hari pada skizofrenia. Sebagian besar pasien belum menikah dan bekerja,
mirip dengan penelitian di India,9 tetapi berbeda dari penelitian di Israel 8, di antaranya
mayoritas lajang (74%) dan tidak bekerja (65,4%), meskipun pasien memiliki pendidikan
SMA selama 4 sampai 17 tahun pendidikan (M=11.41, SD=2.48). 8 Sebaliknya, penelitian
di India9 memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, yaitu sekolah menengah,
menunjukkan bahwa pengangguran tidak memiliki korelasi dengan pendidikan melainkan
dengan tingkat keparahan penyakit itu sendiri.
Lebih dari seperempat pasien dalam penelitian kami tidak pernah dirawat di rumah
sakit 11/31), sementara persentase yang hampir sama telah dirawat lebih dari sekali
(13/31). Sebagian besar pasien dirawat di rumah sakit sekitar 5 kali. 14 Lebih dari separuh
pasien mengalami penyakit kronis (19/31), serupa dengan penelitian di Australia. 13
Sebagian besar menunjukkan kemandirian,10 dengan fungsi IADLs tinggi, meskipun
penelitian lain menunjukkan hasil yang bertentangan.9
Studi kami telah mengungkapkan bahwa skor subskala positif PANSS (rata-rata
16,7, SD = 6,1) serta skor subskala PANSS-negatif (rata-rata = 20,8, SD = 5,9) tidak
serupa dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di India. 9 PANSS-skor subskala
negatif sesuai dengan antara sakit ringan hingga sakit sedang jika dibandingkan dengan
skala tayangan global klinis.
Meskipun sebagian besar penelitian sebelumnya menemukan korelasi antara gejala
positif dan fungsi ADL,10,13 penelitian kami menunjukkan tidak ada korelasi yang
signifikan antara tingkat ketergantungan ADL dan gejala positif, bahwa pasien skizofrenia
dengan psikosis persisten dapat mempertahankan kemandirian dalam ADL, karena
gangguan kognitif juga tidak terkait dengan kehadiran psikosis dan kinerja kapasitas
fungsional saat ini.15 Menariknya, hasil penelitian kami menunjukkan tidak ada korelasi
yang signifikan antara tingkat ketergantungan ADL dan gejala negatif, yang bertentangan
dengan sebagian besar penelitian sebelumnya.10,16 Fungsi ADL yang rendah berkorelasi
dengan subskala apatis dari Brief Psychiatric Rating Scale-Expanded (BPRS-E), termasuk
penarikan emosional dan afek tumpul. 10 Dalam penelitian ini, korelasi telah ditunjukkan
antara fungsi IADL dan gejala positif, dan sekali lagi hasil ini bertentangan dengan
sebagian besar penelitian sebelumnya,9,17 di mana ini Korelasi antara skor total LIADL dan
subskala positif dari PANSS tidak menunjukkan signifikansi statistik. Sebagian besar
penelitian sebelumnya juga mengungkapkan korelasi antara fungsi IADL dan gejala
negatif.15,18 Gejala negatif telah memprediksi fungsi dalam IADL.8 Ini menyiratkan bahwa
tingkat keparahan gejala ini terkait dengan kinerja kehidupan sehari-hari.8 Namun,
penelitian ini tidak menunjukkan korelasi antara fungsi IADL dan gejala negatif. Terlepas
dari hasil ini, penilaian ADL dan IADL harus dianggap sebagai alat penting untuk menilai
program rehabilitasi yang tepat bagi pasien skizofrenia untuk meningkatkan fungsi
kehidupan sehari-hari mereka.
Semua hasil yang kontradiktif dapat dikaitkan dengan keragaman pasien atau
perbedaan dalam metode ADL serta evaluasi IADL dalam studi sebelumnya. Sebuah studi
sebelumnya di Israel8 telah mengukur IADLs dengan alat evaluasi berbasis kinerja Revisi
Tugas yang Diamati dari Kehidupan Sehari-hari (OTDL-R), sedangkan di Sri Lanka 10
menggunakan alat evaluasi laporan diri dan laporan pengasuh Aktivitas Skala Kehidupan
Sehari-hari (ADLS) untuk mengukur ADL. Namun, menggabungkan pengukuran kinerja
kehidupan sehari-hari yang dilaporkan sendiri dan berbasis kinerja mungkin merupakan
cara terbaik untuk sepenuhnya mewakili hendaya individu.7
Kemampuan untuk melakukan ADL dan IADL tergantung pada kemampuan
kognitif dan motorik. Kemampuan untuk melakukan kerja otot yang memadai, atau kinerja
fisik, adalah prediktor terkuat dari keterbatasan ADL. Faktor kinerja fisik meliputi status
kesehatan fisik yang buruk, yang ditunjukkan oleh tingkat obesitas dan komorbiditas
metabolik terkait; tantangan sosial ekonomi; dan penggunaan obat antipsikotik.16 Faktor
5 19
perancu lain yang juga mempengaruhi kemampuan ADL adalah usia, usia onset,
riwayat rawat inap, dan durasi penyakit.14 Aktivitas instrumental kemampuan hidup sehari-
hari memburuk dengan gangguan kognitif, seperti halnya keterampilan motorik,
mengurangi kemampuan untuk melakukan kerja otot yang memadai.16 Faktor perancu lain
yang mempengaruhi fungsi IADLs, termasuk usia, pekerjaan, dan status perkawinan, 9
tingkat pendidikan,8 usia onset,19 riwayat rawat inap, dan durasi penyakit.14
Studi lebih lanjut yang berfokus pada dampak kinerja kehidupan sehari-hari harus
dicoba kembali dengan menggunakan alat evaluasi yang dilaporkan sendiri dan berbasis
kinerja dan secara menyeluruh mengontrol faktor pengganggu, yaitu kemampuan kognitif
yang dapat mempengaruhi hasil.
Kesimpulannya, tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat ketergantungan
ADL dengan gejala positif, begitu juga dengan gejala negatif. Namun, ada korelasi antara
fungsi IADL dan gejala positif tetapi tidak dengan gejala negatif. Penilaian ADL dan
IADL harus dianggap sebagai alat penting bagi pasien skizofrenia untuk rehabilitasi guna
meningkatkan fungsi kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai