Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses untuk mencapai

keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang melalui pemilihan alternatif

rencana yang rasional, sistematis, mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana

melakukannya, siapa pelaksananya dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien sehingga proses

pendidikan itu dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat.

Perencanaan pendidikan tidak terlepas dari perencanaan sekolah sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan pendidikan. Secara teknis

perencanaan sekolah terbagi atas perencanaan fisik dan non fisik. Perencanaan fisik

meliputi perencanaan sarana prasarana yang salah satunya termasuk rencana

pembangunan sekolah baru.

Dalam melakukan pembangunan sekolah baru memerlukan perencanaan yang

baik. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan beberapa aspek penentuan lokasi

sekolah. Lokasi sekolah tersebut harus mudah dicapai dan berada di wilayah yang

jauh dari gangguan alam dan lingkungan, serta sekolah tersebut tidak mengalami

kekurangan siswa. Dengan adanya teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) yang

mempunyai kemampuan dalam melakukan analisis pemilihan suatu lokasi, maka

lokasi sekolah yang tepat dapat diperoleh dengan cepat dan akurat. Hal lain yang

Universitas Sumatera Utara


penting dipertimbangkan dalam pendirian sekolah dan penentuan lokasinya adalah

keberadaan penduduk di wilayah sekitarnya.

Pertambahan jumlah penduduk cenderung akan diikuti oleh peningkatan

kebutuhan lahan untuk menampung seluruh aktivitas penduduk, salah satunya adalah

kebutuhan lahan untuk lokasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi SIG dalam

menentukan prioritas kawasan potensial untuk pengembangan lokasi pendidikan

merupakan metode yang efektif dan efisien karena memiliki kemampuan dalam

analisis yang berkaitan dengan aspek keruangan.

Kota Tanjungbalai memiliki potensi geografis dan potensi ekonomi untuk

meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM),

pada jenjang pendidikan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) juga sebagai upaya

menyelaraskan dengan Visi Pemerintah Kota bahwa Kota Tanjungbalai menuju kota

pelabuhan dengan pusat perdagangan dan industri regional. Pemerintah kota sejak

tahun 2003 membangun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) sebanyak tiga

buah sebagai penambahan dari SMKN yang sudah ada yaitu SMKN Teknologi yang

sekarang menjadi SMKN 2. Pembangunan SMK-SMK tersebut yakni, SMKN 1

(Perikanan), SMKN 3 (Perhotelan dan Tata Boga) dan SMKN 4 (Teknik Informatika

Komputer) sebagai antisipasi penyediaan tenaga kerja teknis/operasional bagi

industri-industri yang ada di wilayah kota saat ini maupun bagi industri-industri yang

direncanakan ke depan.

Hal ini sejalan dengan perhatian Pemerintah Kota yang dinilai cukup besar

bagi perkembangan pendidikan di Kota Tanjungbalai. Hal ini ditunjukkan dengan

Universitas Sumatera Utara


penyediaan anggaran pendidikan rata-rata 23,44% sejak tahun 2007 sesuai dengan

amanat Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional. Dengan penyediaan anggaran

pendidikan yang sedemikian besar maka kondisi sarana dan prasarana pendidikan

(kondisi gedung dan prasarana lainnya) mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai

dengan SLTA telah cukup baik. Namun sebarannya belum merata di setiap wilayah

kecamatan yang ada. Terdapat satu kecamatan yakni Kecamatan Tanjungbalai Selatan

dengan luas wilayah hanya 172 Ha, memiliki jumlah SLTA sebanyak 9 Unit.

Sementara itu di beberapa kecamatan lainnya berbeda keadaannya. Berikut disajikan

data sebaran jumlah SLTA per kecamatan di Kota Tanjungbalai tahun 2008.

Tabel 1.1. Data Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas per Kecamatan di Kota
Tanjungbalai Tahun 2008

Kecamatan Luas (Ha) Jumlah Penduduk Jumlah Sekolah


Datuk Bandar 2.170 32.367 5
Datuk Bandar Timur 1.562 27.870 2
Tanjungbalai Selatan 172 22.177 9
Tanjungbalai Utara 84 17.237 1
Sei Tualang Raso 980 23.309 5
Teluk Nibung 1.084 36.972 3
Jumlah 6.052 159.932 25
Sumber: Kota Tanjungbalai dalam Angka Tahun 2008.

Dari data di atas terlihat bahwa pola sebaran SLTA yang ada di Kota

Tanjungbalai sifatnya masih mengelompok pada wilayah kecamatan tertentu. Pola

persebaran seperti ini tentunya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari pola sebaran yang mengelompok diantaranya memberikan kemudahan

dalam melakukan koordinasi organisasi, terjadi persaingan yang sehat untuk

meningkatkan mutu pelayanan, mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah

Universitas Sumatera Utara


tersebut. Kekurangannya antara lain mempercepat terciptanya kepadatan lalu lintas

yang tinggi dan mendorong terciptanya high cost economy (Tarigan, 2005).

Kondisi ini menciptakan sebuah hubungan dengan daerah lain baik daerah

hinterland (belakang) maupun daerah eksternal. Hubungan keluar ini dinyatakan

dengan pemanfaatan fasilitas pendidikan oleh masyarakat dari daerah belakangnya

maupun dari daerah eksternal. Sarana dan prasarana transportasi yang meliputi jalan

dan alat angkut transportasi merupakan sarana untuk mempermudah jarak tempuh

antara daerah satu dengan yang lain. Semua sarana tersebut ditujukan untuk

memperlancar arus barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain, meningkatkan

mobilitas manusia ke tempat tujuan baik dari pedesaan sampai perkotaan, daerah

perbatasan sampai daerah terpencil, atau membantu kemudahan siswa dari tempat

tinggal menuju ke sarana pendidikan (sekolah). Untuk menghubungkan daerah

permukiman menuju fasilitas sarana pendidikan diperlukan jaringan jalan yang

memadai. Pola persebaran sekolah yang terpusat membutuhkan kondisi jalan yang

baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dan menurunkan biaya

ekonomi yang muncul untuk menjangkau fasilitas tersebut.

Dari uraian tersebut perlu dilakukan analisis tingkat pelayanan dan skala

pelayanan untuk mengetahui sejauhmana fasilitas pendidikan menengah yang

memiliki pola persebaran terpusat dapat menjangkau daerah hinterland atau bahkan

dapat menjangkau daerah di luar wilayah pelayanannya. Analisis tingkat aksesibilitas

juga diperlukan untuk mengukur sampai sejauhmana fasilitas pendidikan menengah

dapat menjangkau permukiman yang ada, dikaitkan dengan jaringan jalan.

Universitas Sumatera Utara


SIG bisa menjadi alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan untuk

pembangunan berkelanjutan, karena SIG memberikan informasi pada pengambil

keputusan untuk analisis dan penerapan database keruangan. Pengambilan keputusan

termasuk pembuatan kebijakan, perencanaan dan pengelolaan dapat

diimplementasikan secara langsung dengan pertimbangan faktor-faktor penyebabnya.

Faktor penyebab itu bisa berupa pertumbuhan populasi, tingkat kesehatan, tingkat

kesejahteraan, teknologi, politik dan ekonomi yang kemudian ditentukan target dan

tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Fungsi dan peranan SIG dalam

menganalisis dan memberikan informasi secara spasial yang dapat digunakan dalam

melakukan perencanaan pendidikan membuat peneliti sangat tertarik dalam

pengambilan judul penelitian yang pada akhirnya akan menghasilkan perencanaan

kebutuhan SLTA di masa yang akan datang dengan menggunakan SIG di Kota

Tanjungbalai.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan diteliti dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah jangkauan pelayanan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di

Kota Tanjungbalai?

2. Bagaimana perencanaan lokasi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ke depan

berdasarkan sebaran penduduk per kecamatan?

Universitas Sumatera Utara


1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Menganalisis jangkauan pelayanan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di

Kota Tanjungbalai.

2. Untuk mengetahui perencanaan lokasi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ke

depan berdasarkan sebaran penduduk per kecamatan Kota Tanjungbalai.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai referensi bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tanjungbalai di

dalam melakukan perencanaan lokasi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) per

kecamatan.

2. Untuk pengembangan khasanah keilmuan dalam bidang: teori lokasi, demografi,

dan perencanaan pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai