Chapter I
Chapter I
PENDAHULUAN
keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang melalui pemilihan alternatif
rencana yang rasional, sistematis, mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana
rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien sehingga proses
perencanaan sekolah terbagi atas perencanaan fisik dan non fisik. Perencanaan fisik
baik. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan beberapa aspek penentuan lokasi
sekolah. Lokasi sekolah tersebut harus mudah dicapai dan berada di wilayah yang
jauh dari gangguan alam dan lingkungan, serta sekolah tersebut tidak mengalami
kekurangan siswa. Dengan adanya teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis) yang
lokasi sekolah yang tepat dapat diperoleh dengan cepat dan akurat. Hal lain yang
kebutuhan lahan untuk menampung seluruh aktivitas penduduk, salah satunya adalah
merupakan metode yang efektif dan efisien karena memiliki kemampuan dalam
meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM),
pada jenjang pendidikan SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) juga sebagai upaya
menyelaraskan dengan Visi Pemerintah Kota bahwa Kota Tanjungbalai menuju kota
pelabuhan dengan pusat perdagangan dan industri regional. Pemerintah kota sejak
tahun 2003 membangun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) sebanyak tiga
buah sebagai penambahan dari SMKN yang sudah ada yaitu SMKN Teknologi yang
(Perikanan), SMKN 3 (Perhotelan dan Tata Boga) dan SMKN 4 (Teknik Informatika
industri-industri yang ada di wilayah kota saat ini maupun bagi industri-industri yang
direncanakan ke depan.
Hal ini sejalan dengan perhatian Pemerintah Kota yang dinilai cukup besar
pendidikan yang sedemikian besar maka kondisi sarana dan prasarana pendidikan
(kondisi gedung dan prasarana lainnya) mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai
dengan SLTA telah cukup baik. Namun sebarannya belum merata di setiap wilayah
kecamatan yang ada. Terdapat satu kecamatan yakni Kecamatan Tanjungbalai Selatan
dengan luas wilayah hanya 172 Ha, memiliki jumlah SLTA sebanyak 9 Unit.
data sebaran jumlah SLTA per kecamatan di Kota Tanjungbalai tahun 2008.
Tabel 1.1. Data Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas per Kecamatan di Kota
Tanjungbalai Tahun 2008
Dari data di atas terlihat bahwa pola sebaran SLTA yang ada di Kota
yang tinggi dan mendorong terciptanya high cost economy (Tarigan, 2005).
Kondisi ini menciptakan sebuah hubungan dengan daerah lain baik daerah
maupun dari daerah eksternal. Sarana dan prasarana transportasi yang meliputi jalan
dan alat angkut transportasi merupakan sarana untuk mempermudah jarak tempuh
antara daerah satu dengan yang lain. Semua sarana tersebut ditujukan untuk
memperlancar arus barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain, meningkatkan
mobilitas manusia ke tempat tujuan baik dari pedesaan sampai perkotaan, daerah
perbatasan sampai daerah terpencil, atau membantu kemudahan siswa dari tempat
memadai. Pola persebaran sekolah yang terpusat membutuhkan kondisi jalan yang
baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas dan menurunkan biaya
Dari uraian tersebut perlu dilakukan analisis tingkat pelayanan dan skala
memiliki pola persebaran terpusat dapat menjangkau daerah hinterland atau bahkan
Faktor penyebab itu bisa berupa pertumbuhan populasi, tingkat kesehatan, tingkat
kesejahteraan, teknologi, politik dan ekonomi yang kemudian ditentukan target dan
tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. Fungsi dan peranan SIG dalam
menganalisis dan memberikan informasi secara spasial yang dapat digunakan dalam
kebutuhan SLTA di masa yang akan datang dengan menggunakan SIG di Kota
Tanjungbalai.
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan diteliti dapat
Kota Tanjungbalai?
Kota Tanjungbalai.
dalam melakukan perencanaan lokasi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) per
kecamatan.