Anda di halaman 1dari 11

2.

5 Perhitungan Kesetimbangan Asam Basa Poliprotik


A. Tetapan Kesetimbangan
Reaksi kimia, seperti pembentukan hidrogen iodida dari hidrogen dan iodin dalam fase gas,

H2(g) + I2(g) ⇌ 2HI(g)

pada umumnya bersifat reversibel, dan ketika kecepatan dari reaksi ke depan dan ke
belakang sama, konsentrasi dari reaktan dan produk tetap konstan seiiring berjalannya
waktu. Kita akan mengatakan reaksi tersebut telah mencapai keadaan kesetimbangan.

Dalam eksperimen ditemukan bahwa reaksi selesai ketika kesetimbangan telah dicapai
sangat bervariasi. Dalam beberapa kasus konsentrasi produk jauh lebih besar dibandingkan
dengan konsentrasi reaktan; dalam kasus lain yang terjadi adalah kebalikannya. Konsentrasi
ketimbangan mencerminkan kecenderungan intrinsik atom untuk hadir sebagai molekul-
molekul reaktan atau produk. Meskipun sejumlah konsentrasi yang memenuhi kondisi
kesetimbangan tersebut bisa menjadi begitu besar, hanya ada satu rumus umum yang pada
suhu tertentu suatu reaksi pada saat kesetimbangan. Untuk reaksi umum dalam larutan
berair.

Tetapan kesetimbangan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan secara


kuantitatif antara produk dengan reaktan. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat
dituliskan sebagai berikut:

A(aq) + B(aq) ⇌ C(aq) + D(aq)

Saat di dalam reaksi kesetimbangan dilakukan aksi, maka kesetimbangan akan bergeser dan
sekaligus mengubah komposisi zat-zat yang ada untuk kembali mencapai kesetimbangan. Secara
umum dapat dikatakan tetapan kesetimbangan merupakan perbandingan hasil kali molaritas reaktan
dengan hasil kali molaritas produk yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisiennya.
Tetapan kesetimbangan (K), sering juga dituliskan Kc .
Keterangan

 K = tetapan kesetimbangan


 [A] = molaritas zat A .................................. (M)
 [B] = molaritas zat B .................................. (M)
 [C] = molaritas zat C ...................................(M)
 [D] = molaritas zat D .................................. (M)

Pangkat-pangkat dalam rumus ini adalah koefisien-koefisien dari reaktan dan produk
tersebut di dalam persamaan reaksi yang sudah seimbang.

Jika suatu reaktan berbentuk zat padat atau zat cair, konsentrasinya tidak muncul dalam
rumus kesetimbangan. Alasannya adalah konsentrasi dari suatu zat padat atau zat cair
adalah konstan. Penambahan jumlah suatu zat padat atau zat cair dalam suatu sistem
bereaksi tidak mengubah konsentrasi sistem tersebut. Jumlah mol bertambah, namun isinya
juga bertambah, dan jumlah mol per liternya tak berubah.

B. Aktivitas dan Koefsien Aktivitas

Pada umumnya larutan tidak ada yang ideal, sehingga untuk menghubungkan
penyimpangan suatu larutan dari perilaku ideal dapat disebut sebagai fugasitas. Istilah
”aktivitas” digunakan untuk menerapkan hilangnya sistem tersebut dari perilaku ideal.

Simbol aktivitas dan koefisien aktivitas berbeda-beda setiap buku maupun sumber,
namun pada makalah ini aktivitas dapat disimbolkan sebagai a dan koefisien aktivitas
disimbolkan dengan γ. Hal ini dilakukan untuk membantu pembaca memahami materi
dengan baik.

Untuk mencapai kesepakatan antara perhitungan kesetimbangan kimiawan mengalikan


eksperimental dengan perhitungan teoritis, seorang kimiawan mengalikan konsentrasi
aktual (molaritas, sebagai contoh) dengan bilangan tertentu, disebut koefisien aktivitas,
untuk mendapatkan konsentrasi efektif, disebut aktivitas.

Aktivitas dari spesies A didefinisikan sebagai berikut:

aA = fA[A]

dimana aA adalah aktivitas, fA adalah koefsien aktivitas dan [A] molaritas dari spesies A.

C. Rumus Debye-Huckel

Peter Debye dan Erich Huckel menampilkan suatu teori mengenai efek tarik-menarik
antar ion yang memungkinkan kita untuk menghitung koefisien aktivitas secara teoritis.
Mereka beranggapan bahwa ion-ion adalah muatan-muatan titik yang jarak satu sama
lainnya relatif besar, bahwa tetapan dielektrik dari larutan elektrolit tidak tergantung
pada konsentrasi zat terlarut, dan bahwa tetapan dielektrik dari air dapat ipergunakan
dalam semua perhitungan.

Dari pembahasan mereka diperoleh rumus:

Koefisen aktivitas rata-rata untuk tipe elektrolit 1;1 didefinisikan dengan rumus :

Rumus Debye-Huckel yang diperluas :

Modifikasi rumus Debye-Huckel yang diajukan oleh Davies :

D. Asam Poliprotik
2.7 Konstanta Kesetimbangan

A. Nilai Konstanta Kesetimbangan

Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel adalah
reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan.
Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan
konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah lagi.

Konstanta kesetimbangan dari suatu reaksi kimia adalah nilai dari hasil bagi


reaksinya pada kesetimbangan kimia, suatu keadaan yang didekati oleh sistem kimia
dinamis setelah waktu yang cukup telah berlalu di mana komposisinya tidak memiliki
kecenderungan terukur terhadap perubahan lebih lanjut. Untuk satu set kondisi reaksi
tertentu, konstanta kesetimbangan tidak bergantung terhadap konsentrasi analitis awal dari
spesi reaktan dan produk dalam campuran. Dengan demikian, dengan adanya konsentrasi
awal dari suatu sistem, nilai konstanta kesetimbangan yang diketahui dapat digunakan
untuk menentukan komposisi sistem pada kesetimbangan. Namun, parameter reaksi
seperti suhu, pelarut, dan kekuatan ionik dapat mempengaruhi nilai konstanta
kesetimbangan.

Pengetahuan mengenai konstanta kesetimbangan sangat penting untuk memahami berbagai


macam sistem kimia, serta proses biokimia seperti
transportasi oksigen oleh hemoglobin dalam darah dan homeostasis asam–basa dalam tubuh
manusia.
Konstanta kesetimbangan, K, dapat dinyatakan sebagai rasio dari perkalian konsentrasi
reaktan-reaktan dibagi perkalian konsentrasi produk-produk, di mana konsentrasi dari
masing-masing substansi dipangkatkan koefisien stoikiometri dalam persamaan reaksi
setara.

Dari bentuk persamaan di atas dapat disimpulkan:

 Jika nikai K > 1 maka hasil/produk yang dihasilkan banyak.


 Jika nikai K< 1 maka hasil/produk yang dihasilkan sedikit.
Membandingkan harga K dengan beberapa reaksi:
1. Jika reaksi dibalik maka K menjadi 1/K.
2. Jika reaksinya dikalikan n maka K menjadi Kn.
3. Jika reaksinya dibagi n maka K menjadi akar n nya K.
4. Jika dua reaksi atau lebih dijumlahkan maka harga K tiap-tiap reaksi dikalikan.

Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi homogen (semua substansi dalam


reaksi berfasa sama), konsentrasi substansi dalam sistem larutan dapat dinyatakan dalam
konsentrasi molar, sehingga K dapat juga ditulis Kc. Untuk reaksi homogen dalam fasa gas,
konsentrasi substansi dalam wujud gas dapat dinyatakan sebagai tekanan parsial substansi,
dan simbol konstanta kesetimbangannya menjadi Kp. Sebagai contoh, hukum
kesetimbangan kimia untuk reaksi berikut dapat ditulis dalam 2 bentuk:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

 atau

 atau  
Dalam perhitungan konstanta kesetimbangan reaksi heterogen (reaksi di mana terdapat
lebih dari 1 fasa) yang melibatkan substansi dalam wujud cairan murni atau padatan murni,
konsentrasi substansi cair dan padat tersebut diabaikan dan tidak ikut diperhitungkan.
Contohnya:

CaCO3(s)⇌CaO(s)+CO2(g)

=> 

P4(s)+6Cl2(g)⇌4PCl3(l)

=> 

Untuk mengetahui apakah reaksi telah mencapai kesetimbangan dan memprediksikan arah
reaksi, ditentukan nilai dari kuosien reaksi, Qc, dengan mensubstitusikan nilai konsentrasi
masing-masing substansi (produk dan reaktan) pada keadaan setimbang pada konstanta
kesetimbangan kimia, Kc, dengan nilai konsentrasi awal masing-masing substansi pada
keadaan reaksi tersebut.

Qc = Kc , reaksi telah mencapai kesetimbangan. Jika Qc = Kc, reaktan ⇌ produk

Qc < Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kiri ke kanan (pembentukan produk) hingga
mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc < Kc, reaktan → produk

Qc > Kc , reaksi akan berlangsung dari arah kanan ke kiri (pembentukan reaktan) hingga
mencapai kesetimbangan kimia (Qc = Kc). Jika Qc > Kc, reaktan ← produk

Berikut beberapa hubungan Q dan hubungan K dari reaksi-reaksi yang berkaitan.


Contoh Soal:

B. Konstanta Kesetimbangan Reaksi, Konsentrasi Akhir

Tetapan Konsentrasi (Kc)

Tetapan kesetimbangan (Kc) adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kanan
dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kiri, masing-masing konsentrasi zat
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.

Pada reaksi kimia yang berlangsung bolak – balik seperti reaksi = A + B à C + D
dan C + D à A + B maka suatu reaksi tertentu akan terjadi suatu keadaan dimana
konsentrasi A, B, C, dan D selalu konstan, selama sistem tersebut tidak diganggu. Pada
keadaan demikian reaksi dalam sistem tersebut tidak diganggu. Perbandingan nilai
konsentrasi produk dan reaktan pada keadaan setimbang dapat dinyatakan dalam sebuah
tetapan yang disebut tetapan kesetimbangan (Kc). Secara matematis harga Kc untuk reaksi
berikut :
aA + bB ßà cC + dD
Dapat dinyatakan sebagai, 

Dimana [A], [B], [C], dan [D] adalah konsentrasi A, B, C, dan D pada keadaan setimbang.
Tetapan Kesetimbangan Gas (Kp)
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi yang sama “harganya sama untuk suhu yang tetap”
zat [padat murni (S) dan zat cair murni (L) tidak disertakan dalam penyusunan tetapan
kesetimbangan.
Menurut persamaan reaksi :

mA(g) + nB(g) D pC(g) + qD(g)

maka :

Kp = tetapan kesetimbangan tekanan gas


PA = tekanan parsial gas A (atm) = (mol A / mol total) x Ptotal
PB = tekanan parsial gas B (atm) = (mol B / mol total) x Ptotal
PC = tekanan parsial gas C (atm) = (mol C / mol total) x Ptotal
PD = tekanan parsial gas D (atm) = (mol D / mol total) x Ptotal

Perbandingan tekanan parsial merupakan perbandingan mol saat keadaan setimbang.


Jika diketahui tekanan total suatu reaksi gas maka tekanan parsial tiap-tiap zatnya dapat
ditentukan :

Jumlah mol total saat reaksi gas mencapai kesetimbangan dapat dicari dengan rumus gas


ideal :
Hubungan antara Kp dan Kc

Dimana, R adalah tetapan gas universal, T adalah temperatur, dan Δn g adalah jumlah mol
produk gas – jumlah mol reaktan gas.

Keterangan :
P = tekanan (atm)
V = volume (m)
n  = mol
R = 0,082  L.atm/mol.K
T = Suhu ( K )
∆n = Jumlah koefisien gas kanan - Jumlah koefisien gas kiri

Perubahan Tekanan dan Volume


Perubahan tekanan biasanya tidak mempengaruhi konsentrasi spesi yang bereaksi
dalam fasa terkondensasi (katakanlah, dalam larutan berair) sebab cairan dan padatan
pada dasarnya tidak dapat dimampatkan. Sebaliknya, konsentrasi gas sangat
dipengaruhi oleh perubahan tekanan. 
Jadi, P dan V berbanding terbalik: Semakin besar tekanan, semakin kecil volume
dan sebaliknya. Perhatikan juga bahwa suku (n/v) ialah konsentrasi gas dalam mol
per liter, dan konsentrasinya ini berbanding lurus dengan tekanan.
Jadi Qc > Kc dan reaksi bersihnya akan bergeser ke kiri sampai Qc = Kc.
Sebaliknya, penurunan tekanan (peningkatan volume) akan menghasilkan Qc<Kc
reaksi bersihnya akan bergeser ke kanan sampai Qc=Kc.

Anda mungkin juga menyukai