Kimal
Kimal
maret
PENDAHULUAN
Pencuplikan sampel → Pemilihan suatu sampel yang representatif dari material yang
dianalisis
Pengukuran → Teknik laboratorium yang digunakan menghasilkan pengelompokan
metode-metode kuantitatif menjadi beberapa subdivisi.
R + ρ = (A + α) + ( B +β) – ( C + ϒ )
p AB
selanjutnya adalah penentuan galat relatif dengan membagi R ,
R=(A+B–C)+ (α+β–ϒ) r C
Setelah penghapusan menghasilkan
Dikurangi dengan R = A + B – C menjadi R = α + β – ϒ
karena ϒ sangat kecil disbanding C maka
Contoh soal :
Ketika menambahkan berat molekul (BM) KSCN dari berat atom, seorang
mahasiswa secara tidak sengaja mencatat berat atom K adalah 39,10 dan bukan
39,01 dan nilai S adalah 32,60 bukannya 32,06. Berat yang lainnya dicatat dan
benar. Hitung galat mutlak yang dibuat dalam berat molekular KSCN.
Galat pasti adalah K = 0,09 dan S = +0,54. Untuk itu galat dalam berat molekul
adalah
-0,09 + 0,54 = + 0,45
Perhatikan bahwa berat molekul yang tepat adalah 97,18, sedangkan mahasiswa
mungkin hanya mendapatkan 97,63 atau galat sebesar +0,45.
Galat Relatif Galat tidak pasti terbukti dengan adanya hamburan pada data bila suatu
Galat relatif atau galat tidak pengukuran dilakukan lebih dari satu kali. Umpamakan R = A + B – C pada satu
pasti, seperti namanya, tidak AB
dapat ditentukan apa penyebab pihak dan R di pihak lain. Hasil teori statistiknya adalah :
C
pastinya dan tak dapat Pada penjumlahan atau pengurangan, varian (kuadrat deviasi standar) dari
dihindarkan jika pengukuran
harga-harga yang diukur adalah aditif untuk penentuan varian dari hasil, yaitu
dilakukan oleh manusia. Galat
R = A + B – C,
ini jarang ada secara alami dan
mengarah ke hasil yang tinggi S2 R = S2 A + S2 B + S2 C.
dan rendah dengan probabilitas Dengan perkalian atau pembagian, maka kuadrat dari deviasi standar relative
yang sama. telah ditransmisikan, yaitu R
AB
,
C
Sebuah operasi yang umum dalam analisis laboratorium adalah pengukuran
volume dengan menggunakan sebuah buret 50 mL. Ukuran terkecil adalah 0,1
mL dan kimiawan mengestimasi pembacaan sampai 0,01 mL dengan
membagi divisi yang terkecil ke dalam 10 bagian yang sama, sehingga
mendapatkan pembacaan seperti 1,42 mL. Dengan anggapan bahwa
ketidakpastian dalam pembacaan seperti ini adalah ± 0,02 mL Hitunglah
ketidakpastian dalam pembacaan volume sebuah buret.
Karena ketidakpastian dalam setiap pembacaan adalah 0,02 mL,
ketidakpastian dalam volume adalah
(0,02) 2 (0,02) 2 = 0,03 mL
Perbedaan kecermatan dan ketepatan
Hasil yang akurat adalah
Galat absolut adalah perbedaan antara nilai
sesuatu yang disepakati
eksperimen dengan nilai yang sebenarnya.
sangat mendekati nilai yang
Sebagai contoh, jika ada seorang analis
sebenarnya dalam suatu
menemukan nilai 20,44% besi dalam sebuah
pengukuran kuantitas.
contoh yang sebenarnya mengandung 20,34%,
Perbandingan biasanya
galat absolutnya adalah :
dibuat atas dasar pengukuran
keakuratan terbalik dari
Galat ini biasanya ditampilkan relative terhadap ukuran dari kuantitas yang
akurasi, yaitu galat diukur, misalnya dalam persen atau bagian per seribu. Di sini galat
(semakin kecil galat, relatifnya adalah :
semakin besar
keakuratan).
atau
Presisi
Istilah presisi mengacu kepada kesepakatan di dalam
satu kelompok hasil eksperimen; kesepakatan ini
tidak berdampak apa pun terhadap hubungannya
dengan nilai yang sebenarnya. Nilai presisi mungkin
saja tidak akurat, disebabkan karena adanya galat
akibat deviasi dari nilai yang sebenarnya yang dapat
berpengaruh sama rata terhadap pengukuran namun
tidak mengganggu kepresisiannya. Presisi ini
biasanya digunakan untuk deviasi standar, deviasi
rata-rata atau rentang. Untuk galat, kepresisiannya
dapat diwujudkan atas dasar absolut atau pun
relative.
Rumus perhitungan statistik dari sampel tak terhingga
Rentang:
Koefisien variansi:
Rumus Banyaknya zat terlarut dalam larutan dan perhitungan
stoikiometri
Titik ekuivalensi suatu proses titrasi tercapai ketika penambahan titran diteruskan sampai
sejumlah T yang secara kimia setara dengan A. Suatu indikator digunakan untuk
mengidentifikasi kapan penambahan titran harus dihentikan. Indikator akan menunjukkan
perubahan warna pada rentang pH tertentu setelah titik ekuivalensi tercapai. Titik dalam titrasi
pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir titrasi.
Reaksi untuk Titrasi
Reaksi Asam Basa, terdapat sejumlah Reaksi Oksidasi-Reduksi, Reaksi kimia yang
besar asam dan basa yang dapat ditetapkan melibatkan oksidasi reduksi digunakan secara
dengan titrimetri. Jika HA menyatakan meluas dalam analisis titrimetri. Misalnya,
asam yang akan ditetapkan dan BOH Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
basanya, reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut, Besi dalam keadaan oksidasi +2 dapat dititrasi
HA + OH- dengan suatu larutan standar serium(IV) sulfat.
A- + H2O
Suatu zat pengoksidasi lain yang digunakan
BOH + H3O +
B + 2H2O
+
secara meluas sebagai suatu titran adalah kalium
permanganat, KMnO4. Reaksinya dengan besi(II)
Umumnya titran adalah larutan standar dalam larutan asam adalah
elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl.
5Fe2+ + MnO4- + 8H+ → 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
Reaksi untuk Titrasi
Dengan menggunakan mol, mula-mula dapat dicatat bahwa diperlukan 2 mol NaOH untuk tiap mol
H3PO4. Karena itu untuk menyamakan mol (menyusun suatu persamaan), akan ditulis :
2 x mol H3PO4 = mol NaOH = 60 g/40 g x 1 mol = 1,50 mol
Mol H3PO4 = ½ x 1,50 mol = 0,75 mol
Dengan menggunakan ekuivalen, mula-mula dicatat bahwa bobot ekuivalen H3PO4 adalah separuh
bobot molekulnya, karena asam itu memberikan 2 mol H + ; bobot ekuivalen NaOH sama dengan bobot
molekulnya, karena basa itu bereaksi dengan 1 mol H+. Kemudian ditulis :
Ekuivalen H3PO4 = Ekuivalen NaOH = 60 g/40 g x1 ek = 1,5
Banyaknya ekuivalen H3PO4 yang diperlukan adalah dua kali banyaknya mol, tapi bobot satu mol dua
kali bobot satu ekuivalen. Karena itu:
g H3PO4 = 0,75 mol x 98,0 g/1mol = 73,5
atau
g H3PO4 = 1,5 ek x 98,0 g/2 el = 73,5
Rumus banyaknya zat terlarut dalam larutan dan perhitungan
stoikiometri normalitas, % berat
a. Molaritas
Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol
zat terlarut tiap 1 Liter larutan. Sistem 1. Hitung molaritas dari larutan H2SO4 yang mempunyai kerapatan 1,30 g/mL dan
konsentrasi ini didasarkan pada volume larutan, mengandung 32,6% berat SO3. Berat molekul SO3 adalah 80,06 g/mol
oleh karenanya nyaman untuk digunakan dalam Satu liter larutan mengandung
prosedur laboratorium dengan kuantitas yang g/liter SO3 = 1,30 g/mL x 1000 mL/liter x 0,326
terukur. g/liter SO3 = 424
dimana M adalah molaritas, n banyaknya mol zat Molaritas adalah
terlarut dan V volume larutan dalam Liter. Karena M (mol/liter) =
424 gSO3
80,06 g / molSO3 x1,00liter
M = 5,30 mol/liter
dimana g adalah gram zat terlarut dan BM adalah bobot
molekul zat terlarut maka, molaritas juga dapat dituliskan
sebagai:
a. Formalitas
Formalitas didefinisikan sebagai banyaknya bobot rumus zat terlarut per liter
larutan.
Dalam bentuk larutan berair, ion ion dalam Pembentukan dan Sifat Endapan
larutan tersebut akan terdisosiasi dalam air • Koloid
menghasilkan anion dan kationnya. Partikel-partikel dengan diameter sekitar 10-7 hingga 10-4cm
Muatan Permukaan Koloid
AgNO3 (aq) + KCl (aq) → AgCl (s) + KNO3 (aq)
Partikel koloid bermuatan listrik karena adsorpsi ion-ion
ke permukaan mereka
Senyawa AgCl memiliki fasa solid yang
tidak larut dalam air atau memiliki kelarutan
Lapisan ini
yang sangat rendah pada suhu tertentu
membuat ion
saling tolak
menolak, dan
dapat menjadi
berkoagulasi
(gumpalan)
Endapan Liofilik dan Liofobik
• Proses pengendapan dan ukuran partikel
koloid ketika berkoagulasi mengangkut sebagian
besar air yang menghasilkan endapan menyerupai Nukleasi dan Pertumbuhan Partikel
jelly. ukuran partikel endapan ditentukan oleh laju
Jika pelarutnya air maka dikenal dengan istilah relatif dari dua proses
lioflik. Sedangkan suatu koloid yang memiliki (1) pembentukan inti atau nukleasi dan
afinitas terhapa air disebut liofobik (2) pertumbuhan inti-inti membentuk partikel-
partikel yang cukup besar untuk mengendap.
Peptisasi
laju nukleasi < laju pertumbuhan inti
Proses dispersi material tak larut kedalam suatu
cairan seperti koloid. Dan harus dihindari pada
prosedur-prosedur kuantitatif Maka, menghasilkan partikel dengan jumlah yang
sedikit, namun ukurannya relatif besar
Teori Von Weimarn mengenai Kelewat Memilih atau Meramalkan Kondisi
Jenuhan Relatif Eksperimen yang Optimal dari Teori Von
Weimarn
Hubungan antara ukuran partikel suatu endapan Nilai kelewat jenuhan relatif dapat diturunkan,
dengan laju pengendapan. yaitu dengan
(1) penggunaan larutan yang cukup encer, dan
Kelewatjenuhan relatif = (2) menambahkan bahan pengendap secara
lambat.
Q adalah konsentrasi total dari zat yang seketika di
Pencemaan Endapan (Digestion of precipitates
produksi dalam larutan dengan mencampurkan
pereaksi-pereaksi. S adalah kelarutan yang setimbang -> membiarkan endapan bersentuhan dengan larutan
induk, seringkali pada suhu yang ditinggikan, selama
beberapa saat sebelum penyaringan
jumlah inti
semakin banyak, untuk mendapatkan suatu endapan dengan ukuran
> Q-S partikel yang besar,pengendapan dilakukan dengan
dan ukuran
cara pencampuran lambat dari larutan encer pada
partikel endapan
kondisi kelarutan endapan yang ditingkatkan.
semakin kecil.
kesetimbangan asam basa Poliprotik
asam poliprotik adalah suatu asam yang
Pembahasan
memiliki dan berkemampuan untuk
melepaslebih dari satu ion H didalam
larutannya
=
CONTOH SOAL
Tentukan ph pada titik ekivalen. 50
ml x 0.1 mmol/ml = 5 mmol H2B
dan menambahkan 100ml x 0.1
mmol/ml = 10 mmol OH-
Kesetimbangan Kimia kekuatan ionik
Ukuran seberapa besarnya lingkungan
• Aktivitas dan Koefesien Aktivitas elektrostatis dari suatu zat terlarut
Untuk mencapai kesepakatan perhitungan antara
C =konsentrasi molar
perhitungan kesetimbangan eksperimental dengan µ = Σ CI
Z = muatan dari setiap spesies ionik
perhitungan teoritis, seorang kimiawan mengalihkan
konsentrasi aktual (molaritas, sebagai contoh dengan
contoh
bilangan tertentu, disebut koefesien aktivitas, untuk
mendapatkan konsentrasi efektif disebut aktivitas
a= aktivitas
aA = fA [A] fA = koefesien aktivitas
[A] = molaritas dari spesies A
• Hukum pembatasan debye-huckel
-log =
a = diameter ion,
B = suatu suku yang tergantung pada suhu absolut
dan tetapan dielektrik
Kurva titrasi basa lemah dengan asam kuat. Kurva titrasi basa lemah dengan asam lemah.
Titrasi Pengendapan
Sebanyak 50 ml NaCl 0.1 M dititrasi
dengan0.1 M AgNO3. Hitung konsentrasi
ion klorida pada interval-interval selama
titrasi dan gambarkan plot pCl terhadap
Milimeter dari AgNO3 pCl = -log [Cl-]
dan Ksp untuk AgCl adalah 1 x
Konstanta Kesetimbangan
Nilai Konstanta Kesetimbangan
terjadi pada reaksi kimia yang reversibel.
Reaksi reversibel adalah reaksi yang di mana
produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk
reaktan. Kesetimbangan kimia tercapai ketika
laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik
dan konsentrasi dari reaktan-reaktan dan
produk-produk tidak berubah lagi.
[A], [B], [C], dan [D] adalah Kp = tetapan kesetimbangan tekanan gas
konsentrasi A, B, C, dan D pada PA = tekanan parsial gas A (atm) = (mol A / mol total) x Ptot
keadaan setimbang. PB = tekanan parsial gas B (atm) = (mol B / mol total) x Pto
PC = tekanan parsial gas C (atm) = (mol C / mol total) x Pto
PD = tekanan parsial gas D (atm) = (mol D / mol total) x Pto
Hubungan antara Kp dan Kc
Perbandingan tekanan parsial merupakan
perbandingan mol saat keadaan setimbang.
Jika diketahui tekanan total suatu reaksi gas maka
tekanan parsial tiap-tiap zatnya dapat ditentukan :
xxxxx
maret