Anda di halaman 1dari 4

Pada Tahap Penggilingan Bahan Baku (Pembentukan Raw Mix).

Bahan baku yang akan digiling


terdiri dari batu kapur, silika, tanah liat, dan pasir besi. Dari setiap storage bahan baku, material
akan dimasukkan kedalam masing-masing hopper bahan baku, yang akan dilanjutkan menuju
vertical mill. Proses yang terjadi didalam vertical mill, yang ditunjukkan oleh gambar 4.12 terdiri
dari proses transport, pengeringan, penggilingan, pemisahan, dan homogenisasi. Berikut
penjelasan singkat mengenai proses-proses yang terjadi dalam vertical mill: Electrical
precipitator terdapat pada bagian pemisahan. Proses Pemisahan

Proses pemisahan terjadi pada bagian classifier, dimana material yang kasar akan dipisahkan
dengan material yang halus. Speed dari clasifier dapat diatur untuk menjaga kualitas kehalusan
bahan. Parameter yang digunakan dalam pemisahan classifier adalah sieving residu, kecepatan
classifier dan kecepatan hisapan fan. Ukuran raw mix berkisar antara 90 – 180 mikron. Jika
output mill berukuran lebih besar dari 90 – 180 mikron, maka perlu dilakukan pengaturan pada
parameter tersebut diatas

Prinsip kerja vertical mill adalah menggunakan gaya tekan roller pada grinding table, di mana
material jatuh di tengah grinding table yang berputar kemudian digiling dan ditekan oleh roller.
Di dalam vertical mill tersebut terdapat 4 buah roller yang berfungsi sebagai media penggilingan.
Material yang masuk dari feed gate akan jatuh ke bagian tengah grinding table. Material akan
bergerak ke arah tepi karena adanya gaya sentrifugal akibat putaran grinding table. Saat material
bergerak melewati roller karena perputaran grinding table, roller juga akan ikut berputar karena
gesekan dengan material. Material akan tergiling karena adanya gaya tekan dari roller. Jarak
minimal antara roller dengan grinding table yaitu 12 mm, kondisi ini disebut juga dengan zero
position. Tujuan dari kondisi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi penggilingan dalam
vertical mill. Bersamaan dengan proses penggilingan di dalam mill, maka dialirkan juga gas
panas yang berasal dari suspension preheater di mana gas tersebut ditarik oleh sebuah fan (secara
sentrifugal) dari bagian louvre ring di dalam mill. Sudut-sudut pada louvre ring dibuat dengan
sudut tertentu sehingga kecepatan aliran gas panas yang masuk ke dalam mill dapat dikurangi
sehingga proses pengeringan didalam mill dapat berlangsung lebih lama. Material yang telah
tergiling akan terbawa oleh gas panas menuju classifier. Pada bagian classifier, material yang
halus akan dipisahkan dengan material yang masih kasar. Classifier ini berputar pada sumbunya
dengan bantuan sebuah rotor pada kecepatan tertentu. Material yang kasar akan jatuh
berbenturan dengan bagian rotor classifier ke tengah grinding table dan selanjutnya akan digiling
bersama fresh feed. Material hasil penggilingan akan terbawa oleh gas panas menuju separator
berupa cyclone. Untuk tiap mill, terdiri dari 4 buah cyclone. Cyclone berfungsi untuk
memisahkan material dengan gas pembawanya. Udara dan material masuk pada posisi inlet
cyclone dengan kecepatan tertentu secara tangensial dan membentuk aliran vortex. Akibat
adanya gaya gravitasi material dan momentum dengan dinding cyclone maka material
kehilangan kecepatan, sehingga material akan jatuh ke bawah sedangkan udara akan membentuk
secondary vortex pada bagian tengah cyclone dan keluar melalui center tube menuju ke Gas
Conditioning Tower (GCT). Udara yang keluar dari cyclone mengandung partikel halus atau
debu bersuhu sekitar 353oC akan diproses selanjutnya di Gas Conditioning Tower (GCT) dan
berakhir di Electrostatic Precipitator (EP). GCT digunakan untuk menurunkan temperatur gas
panas yang terlalu tinggi dari aliran cyclone dan suspension preheater. Hal ini perlu dilakukan
karena EP dapat bekerja dengan baik pada rentang suhu 110-120oC dan menghindari kerusakan
pada collecting plate pada EP (Electrostatic Precipitator). Debu akan keluar dari sistem EP
sedangkan gas yang sudah bersih masuk ke cerobong yang selanjutnya akan dibuang ke udara
bebas. Selanjutnya, Raw mix dari air sluice (air lock) cyclone selanjutnya akan dibawa menuju
Control Flow Silo (CF Silo) dengan menggunakan air slide. Silo difungsikan sebagai tempat
penyimpanan yang berukuran besar. Air slide digunakan karena maintenancenya lebih mudah
dan kecepatan transportnya lebih cepat jika dibandingkan dengan screw conveyor.

Singkatny.

Bahan baku yang akan digiling terdiri dari batu kapur, silika, tanah liat, dan pasir besi.

 material jatuh di tengah grinding table yang berputar kemudian digiling dan ditekan oleh
roller.
 Bersamaan dengan proses penggilingan di dalam mill, maka dialirkan juga gas panas
 Material yang telah tergiling akan terbawa oleh gas panas menuju classifier. Pada bagian
classifier, material yang halus akan dipisahkan dengan material yang masih kasar.
 Material yang kasar akan jatuh berbenturan dengan bagian rotor classifier ke tengah
grinding table dan selanjutnya akan digiling bersama fresh feed. Material hasil
penggilingan akan terbawa oleh gas panas menuju separator berupa cyclone.
 Cyclone berfungsi untuk memisahkan material dengan gas pembawanya.
 Udara yang keluar dari cyclone mengandung partikel halus atau debu bersuhu sekitar
353oC akan diproses selanjutnya di Gas Conditioning Tower (GCT) digunakan untuk
menurunkan temperatur gas panas yang terlalu tinggi dari aliran cyclone dan suspension
preheater.
 Hal ini perlu dilakukan karena EP dapat bekerja dengan baik pada rentang suhu 110-
120oC dan menghindari kerusakan pada collecting plate pada EP (Electrostatic
Precipitator). Debu akan keluar dari sistem EP sedangkan gas yang sudah bersih masuk
ke cerobong yang selanjutnya akan dibuang ke udara bebas

Contoh kasus
2. Tahap Penggilingan Klinker (Pembuatan Semen)

Proses penggilingan klinker menjadi semen dilakukan pada unit cement mill. Tahapan proses
yang terjadi adalah proses penggilingan awal di roller press, proses penggilingan didalam cement
mill, proses pemisahan di sepax separator, dan penyimpanan semen didalam silo semen.
Produk semen yang dihasilkan setelah digiling didalam cement mill dikeluarkan dari bagian
bawah mill dan dibawa oleh air slide dan bucket elevator untuk selanjutnya dimasukkan kedalam
sepax separator. Sedangkan, gas keluaran mill akan ditarik oleh fan menuju electrostatic
precipitator untuk menangkap debudebu yang terikut dan akan dikembalikan ke sistem dan
gasnya akan dibuang melalui cerobong (stack).

Notes : Mesin Tube Mill adalah mesin penggiling atau juga bisa dikatakan mesin penggiling
material kokas untuk dapat digunakan selanjutnya pencetakan anoda karbon pada mesin
Shaking Machine yang terdapat di Anode Green Plant.

Anda mungkin juga menyukai