Tengku M Yoshandi RAD 341 Kedokteran Nuklir (Nuclear Medicine) Ilmu kedokteran yang memanfaatkan penggunaan bahan radioaktif untuk diagnosa penyakit dan treatment.
Penyakit yang dapat dilakukan treatment
dan diagnosa adalah seperti : Kanker, penyakit jantung, gastrointestinal, endocrine atau neurological disorder.
Hal ini karena kedokteran nuklir dapat
menunjukan aktifitas molekul, dan dapat mendeteksi penyakit hingga ke tingkat awal serta menunjukan respon pasien terhadap treatment. Diagnosis Prosedur kedokteran nuklir adalah non-invasive, selain injeksi kedalam pembuluh darah prosedur dari kedokteran nuklir tidak menyakitkan
Kedokteran nuklir menggunakan
radioframaka atau radiotracer untuk membantu dokter dalam mendiagnosa Radiotracers/Radiopharmaceuticals Radiotracer adalah bahan yang mengandung sejumlah kecil radioaktif yang dapat dideteksi menggunakan PET scan.
Radiotracer berkumpul pada sel
kanker atau derah kerusakan, radiotracer dapat diikat kepada jenis protein spesifik di dalam tubuh Radiotracers Radiotracers yang sering digunakan adalah FDG, atau F-18 disebut juga dengan nama Fluorinedeoxyglucose dengan bahan dasar glucose yang sering diperlukan oleh sel kanker. Radiotracers nantinya akan menunjukan lokasi sel kanker dengan menggunakan kamera special seperti PET/CT. Radiotracers Tergantung kepada bentuk pemeriksaannya, radiotracers akan dimasukkan kedalam tubuh melalui injeksi, inhalasi atau penelanan. Diagnoses Tools Many centers superimpose nuclear medicine images with computed tomography (CT) or magnetic resonance imaging (MRI) to produce special views. This is known as image fusion or co- registration. These views allow the doctor to correlate and interpret information from two different exams on one image This leads to more precise information and accurate diagnoses. Single photon emission computed tomography/computed tomography (SPECT/CT) and positron emission tomography/computed tomography (PET/CT) units can perform both exams at the same time. PET/MRI is an emerging imaging technology. However, it is not universally available at this time. Therapy
Kedoteran nuklir juga menawarkan prosedur terapeutik, seperti terapi
iodine radioaktif (I-131) yang menggunakan sejumlah kecil radioaktif untuk merawat kanker dan kondisi medis yang melibatkan thyroid glands. Radioimmunotherapy (RIT)
Non-Hodgkin's lymphoma patients who
do not respond to chemotherapy may undergo radioimmunotherapy (RIT). Radioimmunotherapy (RIT) is a Radioimmunotherapy (RIT) personalized cancer treatment that combines radiation therapy with the targeting ability of immunotherapy, a treatment that mimics cellular activity in the body's immune system. References https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=gennuclear