Anda di halaman 1dari 4

B.

Sifat Fisik Tanah

Tanah vertisols relatif sulit diolah karena memiliki konsistensi yang sangat kuat karena
memiliki kandungan lempung yang tinggi yaitu lebih dari 30%, bahkan menurut Prasetyo
(2007) kandungan liat pada tanah vertisol dapat lebih dari 60%. Tanah ini sangat keras pada
waktu kering (musim kemarau) dan sangat plastik dan lengket ketika basah. Pengolahan
dapat dilaksanakan di dalam musim kemarau baik secara manual maupun dengan
menggunakan alat berat/traktor.

Gambar 3. Kelas tekstur tanah menurut USDA

Menurut Prasetyo (2007), berdasarkan bahan induknya tanah vertisol memiliki ciri-ciri yang
berbeda-beda. Semua pedon yang diteliti mempunyai tekstur yang tergolong pada liat berat
dengan kandungan fraksi liat > 60%. Tingginya kandungan faraksi lita berhubungan dangan
bahan induk tanahnya. Bahan induk vertisol terdiri atas alluvium, napal, peridotit, batu kapur,
volkan andesitik dan dasitik yang tergolong sudah lapuk serta endapan banjir dan lakustrin
yang memang sudah halus ukuran butirannya.

Pedon yang berasal dari alluvium volkan tersusun atas asosiasi andesin dan amfibol dengan
kandungan mineral lainnya seperti opak, hiperstin, augit, gelas volkan dan kuarsa. Komposisi
mineral pasir tersebut sangat mencirikan bahan volkan yang bersifat andesitik. Nampak disini
bahwa jumlah mineral mudah lapuk seperti gelas volkan, andesin, amfibol, augit dan
hiperstin masih sangat tinggi >70%. Hal ini menunjukkan bahwa cadangan sumber hara pada
pedon tersebut tergolong tinggi.

Pedon yang berasal dari kaki lereng didominasi mineral opak dan kuarsa. Adanya kuarsa
mungkin berasal dari penutup (mantel) bahan induk yaitu batuan peridotit yang merupakan
batuan ultabasis yang pada awalnya mengandung >30% mineral olivin sebagai mineral yang
pali dulu habis karena proses pelapukan sehingga tidak dijumpaai lagi pada profil tanahnya.
Ciri pada pedon ini cadangan sumber hara tergolong rendah.
Pedon yang berasal dari dataran aluvial banyak mengandung meneral pasir kuarsa, dalam
jumlah sedikit mineral andesin, sanidin dan epidot. Pedon ini berkembang dari bahan induk
alluvium batu gamping yang seharusnya didominasi oleh mineral kalsit dan dolomit sebagi
mineral penysun utama batu gamping. Kalsit dan dolomit tergolong mudah lapuk sehingga
sudah tidak ada dalam profil tanahnya. Cadangan hara pada pedon ini juga tergolong rendah.

Pedon yang berasal dari endapan lakustrin didominasi oleh kuarsa, dalam julah sedikit
ditemukan mineral orthokls, sanidin dan andesin. Asosiasi mineral tersebut menun jukkan
bahana endapan lakustrin berasal darai bahan volkan yang bersifat masam. Mineral epidot,
amfibol, augit dan hiperstin masih ditemukaan da;am jumlah sangat sedikit. Cadangan hara
pada pedon ini tergolong sedang.

Kandungan bahan organik umumnya antara 1,5-4%. Warna tanah dipengaruhi oleh jumlah
humus dan kadar kapur yang terkandung dalam tanahnya. Solum tanah vertisol mulai
dangkal-dalam, memiliki struktur tanah yang kurang baik, permeabilitas yang lambat, aerasi
dan drainase yang kurang baik serta kesuburan fisiknya kurang baik (Supriyo, 2008). Struktur
tanah yang kurang stabil menyebabkan tanah lebih peka terhadap erosi karena mudah hancur
oleh energi pukulan air hujan. Struktur tanah yang kurang meloloskan air antara lain gumpal
menyudut, prismatik, kolumnar bahkan tanpa struktur (pejal dan kersai) Sedangkan
permeabilitas tanah yang lambat dapat menyebabkan tanah mudah jenuh air dan mudah
terjadi aliran permukaan sehingga potensial terhadap bahaya erosi. Demikian juga tekstur
tanah yang berat akan menyebabkan lambatnya permeabilitas (Notohadiprawiro, 2000).

Gambar 4. Struktur tanah dan pergerakan air (infiltrasi)

C. Sifat Kimia Tanah

Sifat-sifat kimia tanah verstisol umumnya memiliki kesuburan kimia yang tinggi, banyak
mengandung Fe++, memiliki KPK yang relatif baik, kejenuhan basa relatif besar, kapasitas
mengikat air (water holding capacity) yang tinggi dengan pH tanah 6-8,5 (Supriyo, 2008).
Secara kimiawi tanah ini kaya akan hara karena mempunyai cadangan sumber hara yang
tinggi dengan kapasitas tukar kation tinggi dan pH netral hingga alkali (Deckers et al, 2001).
Akan tetapi tingkat kesuburannya dapat bervariasi menurut asal bahan induknya (Prasetyo,
2007).

Di lahan kering tanah Vertisol, hara Posfor dalam tanah sangat mudah terfiksasi oleh ion Ca
menjadi senyawa fosfat atau apatit yang tidak tersedia bagi tanaman. Pupuk ZA yang
bereaksi asam dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketersediaan hara P dalam tanah
sehinga kebutuhan tanaman akan hara Posfor lebih dapat terpenuhi. Kadar Kalium yang
tersedia umumnya rendah yaitu 0,2 me/100g . Kadar K yang rendah ini akibat adanya mineral
lempung tipe 2:1 (monmorilonit yang mampu menjerap K di antara kisi-kisi mineral. Selain
itu unsur hara K dalam tanah yang bersifat mobil, mudah tercuci atau mudah terangkut oleh
aliran air ke tempat lain (Foth dan Ellis, 1988) perlu mendapat pertimbangan dalam
melakukan pemupukan K pada tanaman ubikayu khususnya di lahan kering Vertisol. Dengan
demikian perlu dicari teknologi untuk meningkatkan efisiensi pemupukan K sehingga
diperoleh produksi tanaman pangan yang optimal.Zat lemas dan unsur-unsur hara mikro
umumnya sering kahat seperti halnya fosfor (Ispandi, 2003; Sudadi et al, 2007).

Tabel 1. Beberapa sifat kimia dan fisika tanah vertisol ( Sudadi et al, 2007)

No Macam analisis Nilai Satuan Pengharkatan )*

1 pH H2O 6,76 – Netral

2 pH KCl 5,32 – –

3 Bahan organik 2,94 % Rendah

4 K total 1,54 me/100g Sangat tinggi

5 K tersedia 0,10 me/100g Sangat rendah

6 P tersedia 12,60 ppm Rendah

7 N total 0,24 % Sedang

8 Nilai COLE 0,59 g/cm3 –

Keterangan : * = pengharkatan menurut Pusat Penelitian Tanah 1983


DAFTAR PUSTAKA.

Foth N.O. and B.G. Ellis. 1988. Soil Fertility. John Wiley & Sons. New York ...

Notohadiprawiro,dkk. 1983. Pelaksanaan Irigasi Sebagai salah satu Unsur Hidromeliorasi


Lahan. Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta.

Prasetyo, B.H. 2007. Perbedaan Sifat-Sifat Tanah Vertisol Dari Berbagai Bahan Induk. Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.

Sudadi, Y.N. Hidayati dan Sumani. 2007. Ketersediaan K dan Hasi Kedelai
(Glycine max L. Merril) Pada Tanah Vertisol Yang Diberi Mulsa dan Pupuk
Kandang. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan.
Supriyo, H. 2008. Catatan kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan (KTB 617). Pasca
Sarjana Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai