Anda di halaman 1dari 1

Nama : Queenta Al Aaqilah Aabidah

Kelas : 6 Everest
Absen : 20

INDONESIA INDAH TANPA SAMPAH !!

Saat ini, Indonesia sedang darurat sampah. Indonesia telah repot dengan sampah
sendiri, ditambah lagi urusan sampah yang diimpor dari luar negeri. Indonesia saat ini
menduduki peringkat kedua dunia sebagai penyumbang sampah terbesar di laut, karena
sampah kita banyak yang masih berakhir ke laut. Sampah yang masuk ke perairan,
menyebabkan ekosister berubah dalam beberapa waktu. Zat-zat berbahaya yang
dikeluarkan limbah akan merusak perairan kita. Perjalanan panjang pendeknya sebuah
plastik (terlebih karena proses penguraian plastik oleh mikroorganisme di tanah
menghabiskan waktu 1000 tahun) semua akan berakhir menjadi sampah, baik di laut
(perairan) maupun di tanah (daratan). Sedih membayangkan beban bumi kita menanggung
bahan-bahan yang sulit terurai bahkan yang membahayakan bagi penghuninya.

Sampah yang dihasilkan dari rumah atau individu umumnya bisa dibagi menjadi
sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat terurai dan
berasal dari bahan-bahan yang bisa membusuk, seperti sisa makanan, kulit buah, dan
batang sayur-sayuran. Sementara sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat terurai
tetapi umumnya bisa didaur ulang, seperti yang terbuat dari plastik dan kaleng.Jika dibuang
sembarangan, baik sampah organik maupun anorganik bisa menjadi tempat bakteri dan
parasit tumbuh subur. Sampah-sampah ini juga akan mengundang berbagai binatang yang
bisa menjadi faktor atau pembawa penyakit, seperti tikus, kecoa, dan nyamuk.

Tiap individu saat ini penting untuk segera mengambil peran dalam mengurangi
sampah plastik sekarang juga. Seperti mengurangi penggunaan styrofoam, sedotan plastik,
botol plastik, kantong plastik, dan popok bayi. Selain itu juga kemasan sachet karena
sampah-sampah ini berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan. Jika dibiarkan
mencemari tanah, dibakar, mencemari udara. Satu solusi, pengganti plastik yaitu dengan
membawa wadah sendiri saat berbelanja. Membawa tumbler, tas belanja, kantong kain, dan
daun pisang untuk mengurangi plastik. Mengurangi penggunaan plastik ini adalah lifestyle
atau gaya hidup. Kita bisa melakukannya secara perlahan, yang penting punya niat ingin
membersihkan bumi. Jadi jangan hanya relawan-relawan greenpeace yang peduli, namun
kita juga harus peduli. Minimal dari hal-hal yang paling kecil.

Anda mungkin juga menyukai