Anda di halaman 1dari 20

PELAKSANAAN PTM TERBATAS

Pada masa Pandemi COVID-19

:
Oleh

Danang Insita Putra, ST, MSi (han), PhD

DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
1
PERKEMBANGAN PANDEMI COVID-19

2
PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 DI TINGKAT GLOBAL
PERKEMBANGAN KASUS DI NEGARA-NEGARA ASIA TENGGARA

CAKUPAN VAKSINASI GLOBAL


• Secara GLOBAL, per tanggal 13 September 2021 total 224.511.226 kasus
COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk 4.627.540 kematian, yang dilaporkan
ke WHO.
• Per 14 September 2021, total 5,73 milyar dosis vaksin telah diberikan di
seluruh dunia, Indonesia adalah negara no-6 cakupan vaksinasi terbesar
(115 juta dosis) meskipun persentase yang divaksin masih relative rendah
(15,4%).
• WHO telah menetapkan Mu sebagai Varian terbaru dan menjadi Variant of
Interest kelima yang diperkirakan resisten terhadap vaksin.
3
Source: https://www.who.int/ and
PERKEMBANGAN KASUS COVID-19 NASIONAL

Kondisi Umum Penanganan COVID-19


• Dengan Positivity rate 8.42 per minggu indikator
transmisi komunitas terus memperlihatkan perbaikan
situasi di lapangan. Persentase keterpakaian tempat
tidur (%BOR) isolasi COVID-19 seluruh provinsi sudah
berada dalam level memadai (<60%);.
• Tren penurunan kasus dan kematian dengan status
vaksin pada grafik no 2: menunjukkan ada tren yang
positif. Ketika tren pemberian vaksin meningkat
signifikan, maka tren kasus dan kematian mulai
menunjukkan penurunan.

• KAPASITAS TESTING belum menunjukkan pemenuhan


target tes berdasarkan positivity rate selama ini.
Peningkatan level kapasitas lebih disebabkan oleh
penurunan kasus itu sendiri sebagai dampak dari PPKM
yang diberlakukan sejak awal Juli 2021.
• Penguatan KAPASITAS TRACING lebih disebabkan pada
penurunan kasus sehingga target tracing menjadi lebih
rendah. 4
Sumber: https://data.covid19.go.id/ dan kemkes.go.id diakses pada 14 Sep 2021
KEBIJAKAN UMUM PENANGANAN
PANDEMI COVID-19

5
PENDEKATAN PENANGANAN PANDEMI DALAM
KONTEKS PENANGGULANGAN BENCANA
PENDEKATAN RESPON PEMERINTAH
SIKLUS PENANGANAN PANDEMI

• Transisi dari tanggap darurat pandemi ke pemulihan


(recovery) dimodelkan berbentuk spiral: dengan masih
adanya kemungkinan terjadinya gelombang pandemi kedua,
ketiga, dst selama belum ada vaksin.
• Setiap gelombang baru akan mendorong siklus pengetatan
kembali dari fase pemulihan untuk kembali ke fase respons.
6
Sumber: Bapon et.al (2020)
PENANGANAN PENYEBARAN PANDEMI COVID-19 DI DAERAH
VAKSINASI
1) Membuat dan mendesain Plan of Action (Rencana Aksi) dan strategi Prioritas
Sasaran terhadap distribusi dan Vaksinasi sesuai dengan Kebutuhan daerah
berbasis Banjar/Dusun/Lingkungan/Desa sampai pada tingkat RT/RW
2) Percepatan distribusi Vaksin (Jangan hanya disimpan)
3) Lokasi Pelaksanaan Vaksinasi Menggunakan tempat-tempat yang biasa
digunakan masyarakat untuk berkumpul dan luas serta mudah dijangkau
4 (Empat) Strategi Utama Penanganan misalnya Lapangan, Stadion, GOR, dsb
4) Menentukan Target Penerima Vaksin: Lansia, Komobid, Para Pekerja dengan
Covid-19 Mobilitas Tinggi, Tokoh agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat sebagai
1) Mengurangi positif rate dan menekan kasus aktif Trigger
2) Meningkatkan Kesembuhan 5) Kepala daerah mendukung percepatan pelaksanaan vaksinasi
3) Mengurangi dan menekan kematian 6) Waspadai potensi arus balik mudik setelah liburan antara lain Pekerja Migran
4) Menjaga Ketersediaan Tempat Tidur (BOR) Indonesia atau pekerja yang baru mudik setelah libur

PPKM Mikro Dukungan Anggaran Penanganan Covid-19 di


1) Pembentukkan Posko Penanganan Covid-19 sampai tingkat Daerah
RT/RW Refocusing APBD dan Dana Desa Paling sedIkit 8%, berdasarkan:
2) Pembentukkan zonasi penyebaran (Tinggi, Sedang, Rendah) a) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pedoman
Covid-19 sampai pada tingkat RT/RW Penyusunan Pendapatan dan Anggaran Daerah Tahun Anggaran 2021
3) Pembentukkan Tim Tracking Covid-19 tingkat RT/RW ditetapkan tanggal 28 Juli 2020
b) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan
Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 Dalam Rangka
Mendukung Penanganan Pandemi Covid-19 dan Dampaknya ditetapkan 15
Februari 2021

7
KEBIJAKAN UMUM PENANGANAN COVID-19
2.MENCUCI
Tracing TANGAN
(Identifikasi potensi transmisi)
1.PENGGUNAAN Dengan sabun,
MEMPERKUAT MASKER Handsanitizer,
alkohol, or klorin
UPAYA 3T
Tracing harus dilakukan oleh tim yang dedicated
yang melibatkan masyarakat dengan harapan 4 tipe masker: Masker kain,
terjadi kegiatan massive dan agresif sehingga
dapat mengantisipasi penyebaran yang lebih
Masker Bedah, Masker KN95,
luas. dan Respirator Wajah

Treatment Testing
(PCR, Swab)
5M
Kapasitas Kesehatan
(RS, Puskesmas, Sarpras), Tenaga 4. Menghindari
Prinsip Utama Testing
Medis, Obat-Obatan, Isolasi
Kerumunan
Untuk mengetahui apakah seseorang positif
atau tidak dan mencegah cluster. Semakin
3.MENJAGA JARAK
Upaya isolasi mandiri sebaiknya dilakukan
untuk penderita di bawah 50 tahun dengan
cepat mengetahui siapa positif semakin cepat (SETIDAKNYA 2
METER)
bisa dilakukan tracing.
kekebalan tubuh yang baik. Isolasi mandiri bisa
dilakukan bagi orang yang: Batuk sedikit, 5. Mengurangi
Demam di bawah 380C (tambah dengan Upaya testing yang reguler dan Mobilitas
makanan sehat dan vitamin, Saturasi oksigen terus ditingkatkan bisa
masih normal.
menekan jumlah persebaran

Kebijakan Pemerintah dalam pengendalian penyebaran Covid-19 BERTUJUAN UNTUK


KESELAMATAN RAKYAT, melalui konsistensi kepatuhan protokol kesehatan COVID-19 dan
pengaturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
8
BUKU PEDOMAN PENANGANAN COVID-19 BAGI PEMDA

PANDUAN UNTUK PEMERINTAH


DAERAH DALAM PENANGANAN
COVID-19
Pedoman umum menghadapi pandemic Covid-19 bagi Pemerintah Daerah: Perencanaan,
Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen
Pedoman manajemen bagi pemerintah daerah dalam penanganan Covid-19 dan dampaknya
Pedoman penerapan masyarakat produktif dan aman covid-19
9
9
PTM TERBATAS DI MASA PANDEMI

10
DAMPAK COVID-19 PADA SEKTOR PENDIDIKAN GLOBAL

• Lebih dari 190 negara melakukan penutupan sekolah yang


memengaruhi sekitar 90% populasi siswa dunia (1,57 miliar
siswa).
• Beberapa negara sudah mulai melakukan Pembukaan kembali
There is no ”magic number” dengan alasan konsekuensi ekonomi sebagai alasan utama untuk
Keputusan pembukaan kembali hanya terkait membuka kembali dengan cepat (misalnya, Israel, Denmark).
dengan kondisi kesehatan masyarakat, tetapi • Negara-negara mempertimbangkan dampak kesehatan
tidak ada konsensus tentang tingkat masyarakat, tetapi pedoman Organisasi Kesehatan Dunia
kasus/tingkat penularan yang menunjukkan menyatakan bahwa, “peran anak-anak dalam penularan masih
kesiapan untuk dibuka kembali. belum jelas” (WHO).
11
FAQ terkait PTM dan Sekolah di masa Pandemi

Apa yang harus dipertimbangkan ketika memutuskan apakah akan


Apakah anak-anak berisiko lebih rendah terkena COVID-19
membuka kembali sekolah atau membiarkannya tetap buka?
daripada orang dewasa?
Memutuskan untuk menutup, menutup sebagian, atau membuka kembali
Berdasarkan data dari WHO, menunjukkan bahwa anak-anak di sekolah harus dipandu oleh pendekatan berbasis risiko, untuk mencegah
bawah usia 18 tahun mewakili sekitar 8,5% dari kasus yang wabah baru COVID -19 di masyarakat.
dilaporkan, dengan kematian yang relatif sedikit dibandingkan
dengan kelompok usia lain dan biasanya penyakit ringan. Beberapa elemen harus dinilai dalam memutuskan untuk membuka kembali
sekolah atau tetap membukanya:
1. Epidemiologi COVID-19 di tingkat lokal: Ini dapat bervariasi dari satu
Manfaat apa yang akan diberikan oleh pembukaan kembali tempat ke tempat lain di suatu negara
2. Manfaat dan risiko: apa kemungkinan manfaat dan risiko bagi anak-
sekolah?
anak dan staf sekolah terbuka? Termasuk pertimbangan:
• Intensitas penularan di daerah tempat sekolah beroperasi: Tidak
Keputusan untuk membuka kembali sekolah harus ada kasus, penularan sporadis; transmisi klaster atau transmisi
mempertimbangkan manfaat berikut: komunitas
1. Memungkinkan siswa untuk menyelesaikan studi mereka dan • Dampak keseluruhan dari penutupan sekolah terhadap pendidikan,
melanjutkan ke tingkat berikutnya kesehatan umum dan kesejahteraan; dan pada populasi yang
2. Layanan esensial, akses nutrisi, kesejahteraan anak, seperti rentan dan terpinggirkan (misalnya anak perempuan, pengungsi
pencegahan kekerasan terhadap anak atau penyandang cacat)
3. Kesejahteraan sosial dan psikologis • Efektivitas strategi pembelajaran jarak jauh
4. Akses ke informasi yang ideal dan akurat 3. Deteksi dan respons: Apakah otoritas kesehatan setempat dapat
5. Mengurangi risiko putus sekolah bertindak cepat?
6. Manfaat bagi masyarakat, seperti orang tua dapat Kembali 4. Kapasitas sekolah/lembaga pendidikan untuk beroperasi dengan
bekerja aman
5. Kolaborasi dan koordinasi: Apakah sekolah berkolaborasi dengan
otoritas kesehatan masyarakat setempat?
6. Tindakan kesehatan masyarakat lainnya yang diterapkan di luar sekolah
12
Source: https://www.who.int/ diakses pada 15 Februari 2021
SUBSTANSI INMENDAGRI 42 TAHUN 2021
”PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 4, LEVEL 3,
LEVEL 2 CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI WILAYAH JAWA DAN BALI”

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan
DIKTUM KESATU, KEDUA DAN KETIGA ZONASI WILAYAH

Level Status Level Status


Provinisi Kabupaten/Kota Provinisi Kabupaten/Kota
Pandemi Pandemi
DKI Jakarta 3 Kab. Administrasi Kepulauan Seribu, Kota Administrasi Jakarta Barat, Jawa Timur 2 Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Jakarat Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Pusat Jember, Kota Kediri, Kabupaten Jombang, Kabupaten Tuban,
Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, Kabupaten
Banten 2 Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kebupaten Lebak, Probolinggo, Kabupaten Pamekasan, Kota Pasuruan,
Kabupaten Bojonegoro
3 Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, dan Kota Serang 3 Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten
Situbondo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Ponorogo,
Jawa Barat 2 Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan,
Pangandaran, Kabupaten Majalengka, Kota Banjar, Kabupaten Kabupaten Madiun, Kabupaten Lumajang, Kota Surabaya,
Karawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Kota Malang, Kota Madiun, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota
Ciamis, Kabupaten Subang, Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Kabupaten
Garut Bondowoso, Kabupaten Blitar, Kabupaten Nganjuk,
3 Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Depok, Lamongan, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Bangkalan
Kota Cimahi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bali 3 Kabupaten Jembrana, Kabupaten Bangli, Kabupaten
Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sumedang; Karangasem, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar,
4 Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Purwakarta Kabupaten Klungkung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten
Buleleng, Kota Denpasar
Jawa Tengah 2 Kabupaten Pati, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Rembang,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Kudus, Kota Tegal, Kota Penetapan level wilayah sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU berpedoman pada Indikator
Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Penyesuaian Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pembatasan Sosial dalam Penanggulangan Pandemi COVID-
Banjarnegara, Kabupaten Semarang, Kabupaten Pekalongan, 19 yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dengan menambahkan indikator capaian total vaksinasi dosis 1
Kabupaten Jepara, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, dan vakasinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun :
Kabupaten Batang, Kabupaten Demak • Penurunan level kab/kota dari Level 3 ke Level 2: capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 50% dan
vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun 40%
3 Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Tegal, • Penurunan level kab/kota dari Level 2 ke Level 1: capaian total vaksinasi dosis 1 minimal 70% dan
Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen, Kabupaten Purworejo, vaksinasi dosis 1 lansia di atas 60 tahun 60%
Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Magelang, Kota Surakarta, Kota
Salatiga, Kota Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Kebumen, Bagi kabupaten/kota yang berada pada level 2 atau 1 di INMENDAGRI 39 Tahun 2021 dan tetap berada pada
Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Level tersebut berdasarkan Indikator yang penyesusain per 12 September 2021 yang ditetapkan oleh
dan Kabupaten Boyolali Kemkes, akan diberikan waktu 2 minggu untuk mencapai target seperti 2 poin diatas. Apabila tidak tercapai
Kabupaten/Kota tersebut akan naik ke Level 3
4 Kabupaten Brebes
Penyesuaian juga dilakukan juga terhadap: wilayah aglomerasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
DI 3 Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bekasi (Jabodetabek), Bandung Raya, Semarang Raya, Solo Raya, Daerah Istimewa Yogyakarta, Surabaya
Yogyakarta Kulonprogo, Kabupaten Gunungkidul Raya, Malang Raya dan Bali (penilaian dihitung sebagai satu kesatuan) serta daerah yang aktif melakukan
perbaikan data sehingga diharapkan mendorong Kab/Kota untuk melakukan perbaikan data.
DIKTUM KEEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN PADA DAERAH LEVEL 4
SEKTOR KRITIKAL
Kegiatan belajar mengajar di satuan Pendidikan: Dimulai
pembelajaran jarak jauh a) Kesehatan ,Keamanan dan ketertiban. Ketetenuan Beroperasi: dapat beroperasi 100%
staf tanpa ada pengecualian

b) Penanganan bencana, Energi, Logistik, transportasi dan distribusi terumata untuk


Pelaksanaan Kegiatan Sektor Non Esensial
kebutuhan pokok masyarakat, Makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk
diberlakukan 100% (serratus persen) Work
ternak/hewan peliharaan, Pupuk dan petrokimia, Semen dan bahan bangunan, Obyek
From Home (WFH)
vital nasional, Proyek stretegis nasional, Konstruksi (infrastruktur publik), Utilitas
dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah). Ketentuan Beroperasi: dapat beroperasi
SEKTOR ESENSIAL 100% staf pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan 25% staf
maksimal untuk pelayanan administrasi perkantoran

a) Keuangan dan perbankan: asuransi, bank, pegadaian, dana pension, Lembaga c) Perusahaan yang termasuk pada sektor Energi, Logistik, transportasi dan distribusi
pembiayaan yang berorientasi pada pelayanan fisik. Kententuan Beropeasi: terumata untuk kebutuhan pokok masyarakat, Makanan dan minuman serta
kapasitas maksimal 50% staf untuk pelayanan masyarakat dan 25% staf untuk penunjangnya, termasuk ternak/hewan peliharaan, Pupuk dan petrokimia, Semen dan
pelayanan administrasi perkantoran bahan bangunan, Konstruksi (infrastruktur publik), Utilitas dasar (listrik, air dan
pengelolaan sampah) wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi untuk melakukan
b) Pasar modal: yang berorientasi pada pelayanan fisik. skrining, dan perusahaan wajib mendapatkan rekomendasi dari Kementerian teknis
c) Teknologi Informasi dan Kominkasi: Operator seluler, data center, internet, Pembina sektornya untuk menggunakan aplikasi Peduli Lindungi
pos, media terkait penyebaran informasi kepada masyarakat
d) Perhotelan non penanganan karantina. Ketentuan Beroperasi: untuk huruf b) d) Supermarket, pasar rakyat, took kelontong, dan pasar swalayan yang menjual
sampai dengan d) dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% staf kebutuhan sehari-hari. Ketentuan Beroperasi: jam operasional dibatasi hinggi pukul
21.00 Waktu setempat dan kapasitas pengunjung hanya 50%. Untuk Supermarket dan
e) Industri orientasi ekspor: perusahaan harus menunjukan PEB (12 Bulan Hypermarket wajib menggunakan Aplikasi Peduli Lindungi mulai 14 September 2021
terkahir)/ document lain yang menunjukan rencana ekspor, dan wajib memilki
IOMKI. Ketentuan Beropasi: hanya dapat beroperasi 1 shift dengan kapasitas e) Apotek dan Toko Obat: dapat buka selama 24 jam
maksimal 50% staf produksi dan 10% staf administrasi perkantoran serta wajib
f) Pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari: dapat beroperasi dengan
menggunakan aplikasi Peduli Lindungi mulai 7 September 2021, pengaturan
kapasitas maksimal 50% dan jam operasional sampai pukul 17.00 Waktu setempat
masuk dan pulang, serta makan karyawan tidak bersamaan
g) Pedagang kaki lima, took kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas
f) Sektor Esensial Pemerintahan: sektor pemerintah mengikuti ketentuan teknis rambut, laundry, pedagangan asongan, bengkel kecil, cucuian kendaraan, dan lain-
yang dikuluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan lain yang sejenis: diizinnkan buka dengan pelaksanaan prokes dan jam operasional samap
Reformasi Birokrasi pukul 21.00 waktu setempat. Pengaturan teknisnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah
DIKTUM KELIMA PELAKSANAAN KEGIATAN PADA DAERAH LEVEL 3
SEKTOR KRITIKAL
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka dilakukan terbatas
dengan kapasitas 50%, kecuali untuk: SDLB, MILB, SMPLB dan SMLB, a) Kesehatan ,Keamanan dan ketertiban. Ketetenuan Beroperasi: dapat beroperasi 100%
MALB kapasitas 62% - 100% dan PAUD maksimal 33% dengan jaga jarak staf tanpa ada pengecualian
minimal 1,5 m dan maksimal 5 peserta didik per kelas . dan PAUD
maksimal 33% b) Penanganan bencana, Energi, Logistik, transportasi dan distribusi terumata untuk
kebutuhan pokok masyarakat, Makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk
ternak/hewan peliharaan, Pupuk dan petrokimia, Semen dan bahan bangunan, Obyek
Pelaksanaan Kegiatan Sektor Non Esensial diberlakukan 100% (seratus
vital nasional, Proyek stretegis nasional, Konstruksi (infrastruktur publik), Utilitas
persen) Work From Home (WFH)
dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah). Ketentuan Beroperasi: dapat beroperasi
100% staf pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan 25% staf
maksimal untuk pelayanan administrasi perkantoran
SEKTOR ESENSIAL
c) Pada sektor Energi, Logistik, transportasi dan distribusi terumata untuk kebutuhan
pokok masyarakat, Makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk
a) Keuangan dan perbankan: asuransi, bank, pegadaian, dana pensiun, Lembaga ternak/hewan peliharaan, Pupuk dan petrokimia, Semen dan bahan bangunan,
pembiayaan yang berorientasi pada pelayanan fisik. Kententuan Beropeasi: Konstruksi (infrastruktur publik), Utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah)
kapasitas maksimal 50% staf untuk pelayanan masyarakat dan 25% staf untuk wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi mulai untuk skrinning semua pegawai dan
pelayanan administrasi perkantoran pengunjung. Serta perusahaan wajib mendapatakn rekomendasi dari kementerian teknis
Pembina sektornya sebelum memperolah akses untuk menggunakan aplikasi Peduli
b) Pasar modal: yang berorientasi pada pelayanan fisik. Lindungi
c) Teknologi Informasi dan Kominkasi: Operator seluler, data center, internet, pos,
media terkait penyebaran informasi kepada masyarakat d) Supermarket, pasar rakyat, took kelontong, dan pasar swalayan yang menjual
d) Perhotelan non penanganan karantina. Ketentuan Beroperasi: untuk huruf b) kebutuhan sehari-hari. Ketentuan Beroperasi: jam operasional dibatasi hinggi pukul
sampai dengan d) dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% staf 21.00 Waktu setempat dan kapasitas pengunjung hanya 50%. Untuk Supermarket dan
hypermarket wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindugi mulai tanggal 14 September 2021
e) Industri orientasi ekspor: perusahaan harus menunjukan PEB (12 Bulan terkahir)/
document lain yang menunjukan rencana ekspor, dan wajib memilki IOMKI. e) Apotek dan Toko Obat: dapat buka selama 24 jam
Ketentuan Beropasi: hanya dapat beroperasi dengan pengaturan shift dengan
kapasitas maksimal 50% staf produksi dan 10% staf administrasi perkantoran. Serta f) Pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari: dapat beroperasi dengan
kapasitas maksimal 50% dan jam operasional sampai pukul 17.00 Waktu setempat
menggunaka aplikasi Peduli Lindungi untuk pengaturan masuk dan pulang. Makan
Karyawan tidak bersamaan
g) Pedagang kaki lima, took kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas
rambut, laundry, pedagangan asongan, bengkel kecil, cucuian kendaraan, dan lain-
f) Sektor Esensial Pemerintahan: sektor pemerintah yang memberikan pelayanan lain yang sejenis: diizinnkan buka dengan pelaksanaan prokes dan jam operasional samap
publik pelaksanaanya diberlakukan 25% maksimal staf WFO dengan prokes pukul 21.00 waktu setempat. Pengaturan teknisnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah
DIKTUM KEENAM PELAKSANAAN KEGIATAN PADA DAERAH LEVEL 2

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka dilakukan terbatas SEKTOR KRITIKAL
dengan kapasitas 50%, kecuali untuk: SDLB, MILB, SMPLB dan SMLB,
MALB kapasitas 62% - 100% dan PAUD maksimal 33% dengan jaga jarak a) Kesehatan ,Keamanan dan ketertiban. Ketetenuan Beroperasi: dapat beroperasi 100%
minimal 1,5 m dan maksimal 5 peserta didik per kelas . dan PAUD staf tanpa ada pengecualian
maksimal 33%
b) Penanganan bencana, Energi, Logistik, transportasi dan distribusi terumata untuk
kebutuhan pokok masyarakat, Makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk
Pelaksanaan Kegiatan Sektor Non Esensial diberlakukan 50% (seratus
ternak/hewan peliharaan, Pupuk dan petrokimia, Semen dan bahan bangunan, Obyek
persen) Work From Home (WFH)
vital nasional, Proyek stretegis nasional, Konstruksi (infrastruktur publik), Utilitas
dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah). Ketentuan Beroperasi: dapat beroperasi
100% staf pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan 50% staf
SEKTOR ESENSIAL maksimal untuk pelayanan administrasi perkantoran

c) Pada sektor Energi, Logistik, transportasi dan distribusi terumata untuk kebutuhan
a) Keuangan dan perbankan: asuransi, bank, pegadaian, dana pension, Lembaga pokok masyarakat, Makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk
pembiayaan yang berorientasi pada pelayanan fisik. Kententuan Beropeasi: kapasitas ternak/hewan peliharaan, Pupuk dan petrokimia, Semen dan bahan bangunan,
maksimal 75% staf untuk pelayanan masyarakat dan 50% staf untuk pelayanan Konstruksi (infrastruktur publik), Utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah)
administrasi perkantoran wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi untuk skrinning mulai tanggal 7 September
2021 danwajib mendapatkan rekomendasi dari Kementerian teknis Pembina sektornya
b) Pasar modal: yang berorientasi pada pelayanan fisik. sebelum dapat memperoleh akses penggunaan aplikasi Peduli Lindungi
c) Teknologi Informasi dan Kominkasi: Operator seluler, data center, internet, pos, media
terkait penyebaran informasi kepada masyarakat d) Supermarket, pasar rakyat, took kelontong, dan pasar swalayan yang menjual
d) Perhotelan non penanganan karantina. Ketentuan Beroperasi: untuk huruf b) sampai kebutuhan sehari-hari. Ketentuan Beroperasi: jam operasional dibatasi hinggi pukul
dengan d) dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 75% staf 21.00 Waktu setempat dan kapasitas pengunjung hanya 75%. Untuk Supermarket dan
Hypermart wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi mulai 14 September 2021
e) Industri orientasi ekspor: perusahaan harus menunjukan PEB (12 Bulan terkahir)/
document lain yang menunjukan rencana ekspor, dan wajib memilki IOMKI. Ketentuan e) Apotek dan Toko Obat: dapat buka selama 24 jam
Beropasi: hanya dapat beroperasi dengan pengaturan shift dengan kapasitas
maksimal 75% staf produksi dan 50% staf administrasi perkantoran dan wajib f) Pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari: dapat beroperasi
dengan kapasitas maksimal 75% dan jam operasional sampai pukul 18.00 Waktu setempat
menggunakan aplikasi Peduli Lindungi untuk pengaturan masuk dan pulang. Karyawan
tidak makan bersama
g) Pedagang kaki lima, took kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas
rambut, laundry, pedagangan asongan, bengkel kecil, cucuian kendaraan, dan lain-
f) Sektor Esensial Pemerintahan: sektor pemerintah mengikuti ketentuan teknis yang lain yang sejenis: diizinnkan buka dengan pelaksanaan prokes dan jam operasional
dikluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi samap pukul 21.00 waktu setempat. Pengaturan teknisnya dilakukan oleh Pemerintah
Daerah
ASESMEN SITUASI PER TANGGAL 15 SEPTEMBER 2021
kab/kota di Prov Jawa Barat

KAB/KOTA TK Kasus TK Pasien TK Kematian Transmisi TK Testing TK Tracing TK Kapasitas Respon Asesmen Situasi
Konfirmasi Rawat RS Komunitas Treatment
DIKTUM KEEMPAT
CIREBON 1 1 4 4 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 4
KOTA TASIKMALAYA 1 2 1 2 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS
Pembelajaran jarak jauh
3
KOTA DEPOK 1 2 1 2 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 3
KOTA CIREBON 1 2 1 2 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 3
KOTA CIMAHI 1 2 1 2 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 3 DIKTUM KELIMA
KOTA BOGOR 2 2 2 2 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 3 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap
KOTA BEKASI 1 2 1 2 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 3 muka dilakukan terbatas dengan kapasitas
KOTA BANDUNG 1 3 1 3 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 3 50%, kecuali untuk: SDLB, MILB, SMPLB dan
TASIKMALAYA 1 1 1 1 TERBATAS TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
SMLB, MALB kapasitas 62% - 100% dan PAUD
SUMEDANG 1 1 1 1 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
maksimal 33% dengan jaga jarak minimal 1,5
SUKABUMI 1 1 1 1 MEMADAI SEDANG MEMADAI SEDANG 2
SUBANG 1 1 1 1 TERBATAS TERBATAS MEMADAI TERBATAS
m dan maksimal 5 peserta didik per kelas .
2
PURWAKARTA 1 1 1 1 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
MAJALENGKA 1 1 1 1 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
KUNINGAN 1 1 1 1 TERBATAS SEDANG MEMADAI TERBATAS 2 DIKTUM KEENAM
KOTA SUKABUMI 1 2 1 2 MEMADAI SEDANG MEMADAI SEDANG 2 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap
KOTA BANJAR 1 2 1 2 SEDANG SEDANG MEMADAI SEDANG 2
muka dilakukan terbatas dengan kapasitas
KARAWANG 1 1 1 1 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
50%, kecuali untuk: SDLB, MILB, SMPLB dan
INDRAMAYU 1 1 1 1 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
GARUT 1 1 1 1 MEMADAI SEDANG MEMADAI SEDANG
SMLB, MALB kapasitas 62% - 100% dan PAUD
2
CIAMIS 1 1 1 1 SEDANG SEDANG MEMADAI SEDANG 2
maksimal 33% dengan jaga jarak minimal 1,5
BOGOR 1 1 1 1 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
m dan maksimal 5 peserta didik per kelas .
BEKASI 1 1 2 2 MEMADAI SEDANG MEMADAI SEDANG 2
BANDUNG BARAT 1 1 1 1 SEDANG TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
BANDUNG 1 1 1 1 MEMADAI TERBATAS MEMADAI TERBATAS 2
PANGANDARAN 1 1 1 1 MEMADAI MEMADAI MEMADAI MEMADAI 1
Dapat beroperasi Penuh dengan PROKES
CIANJUR 1 1 1 1 MEMADAI MEMADAI MEMADAI MEMADAI 1
KETAT

18
Source: https://vaksin.kemkes.go.id/ diakses pada 15 September 2021
KEBIJAKAN DAN TINDAK LANJUT

3. Upaya di tingkat Hulu yang harus segera dilakukan:


a) Peningkatan Testing, mencapai Target Minimal Testing per
Perpanjangan penerapan PPKM Level 4 di Hari (InMendagri), dikoordinasikan Bupati/ Wako dengan
1. Kabupaten/ Kota di Jawa Bali untuk tahapan dukungan Dandim dan Kapolres. Dukungan Kemenkes untuk
berikutnya s/d 20 September 2021 dengan pelaksanaan Testing (PCR dan RDT)
Pengaturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat b) Peningkatan Tracing, dengan mendorong tingkat pelacakan
akan disampaikan/ dijelaskan tersendiri. oleh Tracer (Babinsa & Babinkamtibmas), dan penggunaan
Kepala Daerah Bersama Forkompimda Digital-Tracing melalui Aplikasi PeduliLindungi
mengkoordinasikan teknis pengaturan PTM di c) Percepatan capaian target Vaksinasi di daerah,
wilayah masing-masing dikoordinasikan oleh Kepala Daerah dengan dukungan
Dandim dan Kapolres. Dukungan Kemenkes untuk
2. pelaksanaan Testing (PCR dan RDT) dengan menggunakan
Perlunya Gubernur dan Forkompimda
aplikasi SILACAK.
Provinsi untuk lebih fokus membantu dan
mendukung Kab/ Kota di wilayahnya yang 5. Upaya di tingkat Hilir yang harus tetap dilakukan:
menerapkan PPKM Level 4, dengan a) Peningkatan Kapasitas TT untuk Covid-19 di RS Rujukan,
mengerahkan semua sumber daya di sesuai target dari Kemenkes (minimal 40%
tingkat Provinsi membantu dan koordinasi b) Penyiapan tempat Isolasi, melalui penyediaan Isolasi
Terpusat dan Fasilitas Isolasi Mandiri di setiap daerah.
dengan Bupati/ Walikota dan Forkompimda
c) Penerapan PPKM Mikro di daerah, terutama di tingkat
tingkat II Desa/ RT/ RW harus tetap dimonitor: Pembentukan Posko
Desa, kepatuhan penerapan ProKes (3M), dan pelaksanaan
3T di wilayah Desa/ RT/ RW.

“Kekompakan antar Pemangku Kepentingan dan Partisapasi Masyarakat menjadi


kunci Pengendalian Pandemi COVID-19 di Daerah”
19
TERIMA KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai