n. Dalam keadaan
َُش َه ُد أَ ْن اَل إِلَ هَ إِاَّل اهللُ َو ْح َده ْ َوأ،َالح ْك َم ة ِ الكتَ اب و ِ Allah Ta’ala berfirman,
َ َ
،َك لَ هُ أَ ْك َم َل لَنَ ا ال ِديْ َن َوأَتَ َّم َعلَْينَ ا النِ ْع َم ة َ ْاَل َش ِري آمنُ وا َّات ُق وا اللَّهَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َواَل تَ ُم وتُ َّن إِاَّل ِ َّ
َ ين
َ يَ ا أ َُّي َه ا الذ
ث لِل َْع الَ ِم ْي َن
ُ الم ْبعُ ْو َ َُن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه َّ َوأَ ْش َه ُد أ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمو َن
ص لَّى اهللُ َو َس لَّ َم َعلَْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َ ،ًُه ًدى َو َر ْح َم ة “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
َج َم ِع ْي َن ِ و.
ْ ص ْحبِه أ َ َ kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
ِ اد
اهلل ِ ِ أ ََّما بع ُد أ َُّيها:
َ َالم ْؤم ُن ْو ُن عب
ُ َ َْ dalam keadaan beragama Islam.” [Quran Ali Imran:
102].
ِ
ُ َوأ َْر َش َده،ُاَّت ُق ْوا اهللَ َت َع الَى؛ فَ ِإ َّن َم ِن َّات َقى اهللَ َوقَ اه Ibadallah,
ُإِلَى َخ ْي ٍر أ ُُم ْو ٍر ِديْنِ ِه َو ُد ْنيَاه.
Kita telah memasuki bulan Dzulhijjah. Bulan yang
Ibadallah, mulia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan
jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada
ما من أيام أعظم وال احب إلى اهلل العمل فيهن من هذه menyentuh masjid, tiba-tiba berada di shaf paling
pertama ketika shalat jamaah subuh.
األي ام العش ر ف أكثروا فيهن من التهلي ل والتكب ير
والتحميد Semua peristiwa itu, hanya kita jumpai di bulan
ramadhan. Banyak kaum muslimin telah sadar,
Dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi ramadhan merupakan momen terbesar untuk
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada mendapatkan ribuan pahala. Barangkali ini bagian
hari yang paling agung dan amat dicintai Allah dari jasa besar para khatib, yang terus memotivasi
untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada masyarakat untuk menyemarakkan ramadhan,
sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah menyambut ramadhan dengan berbagai amal
pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”. (HR. ibadah dan ketaatan. Ramadhan menjadi bulan
Ahmad). yang identik dengan semarak ibadah kaum
muslimin. Walhamdu lillah…
Ibadallah,
Sayangnya, suasana semarak ibadah semacam ini
Di Indonesia, suasana semarak ibadah tiba-tiba sirna begitu ramadhan berlalu. Seolah
masyarakat, kita jumpai ketika datang bulan bulan suci untuk ladang pahala, hanyalah bulan
ramadhan. Masjid yang biasanya sepi dari jamaah, Ramadhan.
mendadak membludak ketika taraweh pertama.
Jamaah subuh yang umumnya dihadiri 2 orang Ibadallah,
(imam dan muadzin), bisa menjadi puluhan orang.
Bahkan orang yang setahun tidak pernah
Lain halnya bulan Dzulhijjah. Masyarakat kita Rentang waktu yang paling mulia ketika Dzulhijjah
belum banyak yang menyadari bahwa Dzulhijjah adalah 10 hari pertama. Di surat al-Fajr, Allah
termasuk bulan yang istimewa. Padahal banyak berfirman:
dalil yang menunjukkan bahwa di bulan Dzulhijjah,
ٍ َو الْ َف ْج ِر * ولَي
ال َع ْش ٍر
amal soleh dilipat gandakan. Sebagaimana pahala
َ َ
yang dijanjikan ketika ramadhan. Dari Abu Bakrah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh. (QS. Al
sallam bersabda, Fajr: 1 – 2)
ادُ ْج َهِ ول اللَّ ِه والَ ال َ س ر ا ي وا ُل اَق . ِ
ر شْ ْع ل ا ام ي
َّ َ
أ ى ِ ي ْعن.األَيَّ ِام tidak ada yang lebih besar pahalanya dari pada
َ ُ َ َ َ َ َ kebaikan yang dia kerjakan pada sepuluh hari al-
يل اللَّ ِه إِالَّ َر ُج ٌل
ِ ِاد فِى َسب ِ ال « والَ ال
ُ ْج َه َ َ َيل اللَّه ق
ِ ِ ِفِى سب
َ Adha.” (HR. Ad-Daruquthni, dan dihasankan oleh