Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PEMBUKAAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah media untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membawa bangsa ini menjadi lebih baik lagi kedepannya. Pendidikan bertujuan untuk
membangun tatanan bangsa yang berbalut dengan nilai-nilai kepintaran, kepekaan dan
kepedulian terhadap kehidupan berbansa dan bernegara. Namun, pendidikan mempunyai
masalah klasik di dalamnya yang selalu ada dalam tiap kegiatan belajar mengajar yaitu rasa
buntu atau frustasi

Sepanjang masa perkembangan dari lahir hingga dewasa, kebutuhan-kebutuhan


seseorang tidak selalu dapat terpenuhi dengan lancar.Seringkali terjadi hambatan dalam
pemuasan suatu kebutuhan, motif dan keinginan.Keadaan terhambat dalam mencapai
tujuan dinamakan frustasi. Keadaan frustasi yang berlangsung terlalu lama dan tidak dapat
diatasi oleh seseorang akan menimbulkan stres. Stres adalah suatu keadaan dimana beban
yang dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk mengatasi beban itu.

Seseorang dapat melakukan bermacam-macam cara penyesuaian diri untuk


mengatasi berbagai macam stres. Tiap orang mempunyai cara-cara penyesuaian diri yang
khusus, yang tergantung dari kemampuan-kemampuan yang dimilki, pengaruh-pengaruh
lingkungan, pendidikan dan bagaimana ia mengembangkan dirinya. Dalam menghadapi
stres, seseorang dapat mengadakan penyesuaian diri secara efektif, yaitu mengarahkan
tindakannya pada sasaran tertentu untuk mengatasi sebab-sebab stres.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu pendidikan?
2. Apa saja masalah dalam pendidikan?
3. Apakah frustasi secara umum itu?
4. Bagaimana cara mengatasi frustasi dalam dunia pendidikan?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui makna pendidikan
2. Mengetahui berbagai masalah dalam pendidikan
3. mengetahui makna frustasi secara umum
4. mengetahui cara-cara mengatasi frustasi dalam lingkup pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang
mempengaruhi individu.
Sedangkan secara sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran
yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah
segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan
kepadanya agar mempunyai kamampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap
hubungan-hubungan dan tugas-tugas social mereka. (Redja Mudyaharyo (2001: 3))

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan
sifatnya yang sangat kompleks. Oleh karena itu beliau mengemukakan beberapa batasan
pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya.
a. Pendidikan sebagai transformasi budaya
Pendidikan diartikan sebagai bagian atau pewrisan budaya dari satu generasi ke
generasi yang lain. Seperti bayi lahir sudah berada di dalam suatu lingkungan budaya
tertentu. Di dalam lingkunagan masyarakat dimana seorang bayi di lahirkan telah terdapat
kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan-larangan dan anjuran, dan ajakan tertentu seperti
yang dikehendaki oleh masyarakat. Hal-hal tersebut meliputi banyak hal seperti bahasa,
cara menerima tamu, seterusnya.
b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan
yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara
Diartiakan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar
menjadi warga Negara yang baik. Tentu saja istilah baik disini bersifat relatif, tergantung
kepada tujuan nasional dari masing-masing bangsa oleh karena itu masing-masing
mempunyai falsafah hidup yang berbeda-beda.
d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan atau
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk kerja. Pembekalan dasar
berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan kerja pada calon keluaran. Ini

3
menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pukok dalam
kehidupan manusia. Bekerja jadi penopang hidup seseorang dan keluarga sehingga tidak
tergantung dan mengganggu orang lain, melalui kegiatan bekerja seseorang mendapat
kepuasan, bukan saja karena menerima imbalan melainkan juga karena seseorang dapat
memberikan sesuatu kepada orng lain (jasa ataupun benda), bergaul, berekreasi, dan
bersibuk diri. Keberadaan hal tersebut menjadi jelas bila kita melihat hal yang sebaliknya,
yaitu menganggur adalah musuh kehidupan.
Dari beberapa pengertian dan uuraian tersebut bahwa pengertian pendidikan tersebut
menuinjukan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya
mengandung unsure-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya. Oleh karena
itu, ilmu pendidikan juga berbicara tentang masalah-masalah yang menyangkut segi
pelaksanaan baik menyangkut teori-teori, pedoman-pedoman maupun prinsip-prinsip
tentang pelaksanaan pendidikan.
Oleh sebab itu dapat didefinsikan bahwa pendidikan itu ialah usaha yang sadar, teratur
dan sistematis didalam memberikan bimbingan atau bantuan kepada orang lain (anak) yang
sedang berproses menuju kedewasaan.
A. Masalah Dalam Pendidikan
Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang di dunia yang masih mempunyai
masalah besar dalam dunia pendidikan. Kita mempunyai tujuan bernegara “mencerdaskan
kehidupan bangsa” yang seharusnya jadi sumbu perkembangan pembangunan
kesejahteraan dan kebudayaan bangsa.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan.
Rendahnya mutu pendidikan menghambat penyediaan sumber daya mnusia yang
mempunyai keahlian dan ketrampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai
bidang.

B. Masalah dalam pendidikan


Banyak faktor dan masalah yang menyebabkan pendidikan di Indonesia tidak bisa
berkembang, diantaranya:
1. Mahalnya biaya pendidikan.
Pendidikan di Indonesia menjadi sulit bgi mereka yang hidup di bawah garis
kemiskinan. Mayoritas penduduk Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan
mengakibatkan terbengkalainya mereka dalam hal pendidikan. Selain kemauan mereka

4
yang tidak pernah tumbuh dan sadar akan pendidikan, faktor ekonomi menjadi alas an
utama mereka untuk tidak menyentuh dunia pendidikan.
Pemerintah sudah merancangkan pendidikan gratis dan bahkan pendidikan wajib 12
tahun, akan tetapi biaya-biaya lain yang harus ditanggung oleh para siswa tidaklah gratis.
Biaya untuk perjalanan kesekolah, membeli buku, seragam, dan peralatan sekolah dan
lainnya, tidaklah murah. Selain itu, biaya hidup yang semakin meninggi terkadang
membuat masyarakat lebih memilih untuk bekerja mencari nafkah disbanding harus
melanjutkan pendidikannya.
2. Fasilitas pendidik yang kurang memadai
Banyak sekolah-sekolah yang bangunannya sudah hamper rubuh, tidak memiliki
fasilitas penunjang seperti meja belajar, buku, perlengkapan teknologi, dan alat-alat
penunjang lainnya yang menyebabkan pendidikan tidak berkembang secara optimal.
3. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
Perhatian yang diberikan pemerintah dalam hal pendidikan di kota dan di desa
sangatlah berbeda. Pemerintah yang lebih menaruh perhatian pada pendidikan di perkotaan
membuat kualitas pendidikan di perkotaan dan di pedesaan menjadi timpang. Contohnya
ialah masalah kesejahteraan guru. Gaji guru di desa lebih rendah disbanding gaji guru di
kota. Hal ini menyebabkan banyak guru yang bekerja di kota daripada di desa. Alhasil
kulitas guru dikota lebih baik disbanding guru desa.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan tersebut antara lain dengan
mengubah sistem-sistem social yang berkaitan dengan system pendidikan. Pemerintah
harus peka terhadap kondisi pendidikan disetiap daerah dan dapat mengambil langkah yang
pasti untuk memperbaiki kualitas sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Tidak
hanya pemerintah tetapi masyarakat juga harus bahu-membahu bersama pemerintah untuk
dapat meningkatkan kesadaran bahwa pendidikan itu penting dan dapat selalu mengawasi
kegiatan pendidikan di Indonesia.
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
system pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia
yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing
secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
C. Pengertian frustasi

Frustrasi dari bahasa Latin frustratio, yaitu perasaan kecewa atau jengkel akibat
terhalang dalam pencapaian tujuan. Frustasi dapat diartikan juga sebagai keadaan terhambat
dalam mencapai suatu tujuan (Markam,2003). Frustasi merupakan suatu keadaan

5
ketegangan yang tak menyenangkan, dipenuhi perasaan dan aktivitas simpatetis yang
semakin meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan hambatan.Frustrasi dapat berasal
dari dalam (internal) atau dari luar diri (eksternal) seseorang yang mengalaminya. Sumber
yang berasal dari dalam termasuk kekurangan diri sendiri seperti kurangnya rasa percaya
diri atau ketakutan pada situasi sosial yang menghalangi pencapaian tujuan. Konflik juga
dapat menjadi sumber internal dari frustrasi saat seseorang mempunyai beberapa tujuan
yang saling berinterferensi satu sama lain. Penyebab eksternal dari frustrasi mencakup
kondisi-kondisi di luar diri seperti jalan yang macet, tidak punya uang,tidak kunjung
mendapatkan jodoh bahkan sampai dunia pendidikan. Dalam hal hambatan, ada beberapa
macam hambatan yang biasanya dihadapi oleh individu seperti :
1. Hambatan fisik : kemiskinan, kekurangan gizi, bencana alam dan sebagainya.
2. Hambatan social : kondisi perekonomian yang tidak bagus, persaingan hidup
yang keras, perubahan tidak pasti berbagai aspek kehidupan
3. Hambatan pribadi : keterbatasan-keterbatasan pribadi individu dalam bentuk
cacat fisik atau penampilan fisik yang kurang menarik bisa menjadi pemicu
frustasi dan stres pada individu.
Selain itu frustasi juga dapat menimbulkan reaksi yang bermacam-macam, berlainan
pada setiap orang. Hal ini tergantung kepada tabiat dan temperamen masing-masing
danbergantung pula kepada keadaan tiap orang yang memang tidak sama reaksi frustasi
bisa bersifat positif dan negatif
a. Reaksi Positif
1. Mobilitas dan penambahan aktifitas
Misalnya karena mendapat rintangan dalam usahanya, maka terjadilah pemanggilan
rangsangan untuk memperbesar energy, potensi, kapasitas, sarana, keuletan dan keberanian
untuk mengatasi semua kesulitan.Frustasi tersebut dengan demikian menjadi stimulus untuk
memobilisir segenap energy dan tenaga hingga mampu menmbus setiap rintangan.
2. Besinnung (berfikir secara mendalam disertai wawasan jernih)

6
Setiap frustasi memang memberikan masalah, maka dari itu kejadian ini memaksa
orang untuk melihat realitas dengan mengambil satu jarak untuk berfikir lebih objektif dan
lebih mendalam agar dapat mencari jalan atau alternative penyelesaian lain.
3. Regignation (tawakal, pasrah pada Tuhan)
Menerima situasi dan kesulitan yang dihadapi dengan sikap yang rasional dan sikap
ilmiah.Semua ini dilakukan jika kita mulai belajar menggunakan pola yang positif dalam
menanggulangi setiap kesulitan sejak berusia masih sangat muda.
4. Membuat dinamika nyata suatu kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan bisa mengalami lenyap dengan sendirinya, karena sudah
tidak diperlukan oleh seseorang dan sudah tidak sesuai lagi dengan kecenderungan serta
aspirasi pribadi.
5. Kompensasi atau subtitusi dari tujuan
Kompensasi adalah usaha untuk mengimbangi kegagalan dan kekalahan dalam satu
bidang, tapi sukses dan menang di bidang lainnya.Dan semua itu adalah jalan untuk
menghidupkan spirit perjuangan yang agresif dan tidak mengenal rasa menyerah.
b. Reaksi Negatif
1. Agresi
Yaitu kemarahan yang meluap-luap dan mengadakan penyerangan kasar karena
seseorang mengalami kegagalan.Biasanya ada pula tindakan sadistic dan membunuh
orang.Agresi ini sangat mengganggu fungsi intelegensi sehingga harga dirinya merosot.
2. Regresi
Yaitu kembalinya individu pada pola-pola primitive dan kekanak-kanakan.Tingkah
laku tersebut didorong oleh adanya rasa kecewa ataupun tidak mampu memecahkan
masalah.Tingkah laku di atas adalah ekspresi rasa menyerah, kalah, putus asa dan mental
yang lemah.
3. Proyeksi
Proyeksi adalah usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan sikap-sikap
diri yang negatif pada orang lain.

7
D. Cara mengatasi rasa frustasi di dunia pendidikan

Anak sekolah adalah salah satu pihak yang menjadi korban frustasi. Faktor – faktor
seperti masalah keuangan, tekanan keluarga, komitmen kepada diri sendiri yang berlebihan,
tenggat waktu ujian dan beban tugas sekolah semuanya dapat memicu frustasi pada anak
sekolah. Kebanyakan anak sekolah akan mengalami frustasi dalam berbagai tingkatan, dan
stres tersebut bisa membawa pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan, kebahagiaan
dan nilai – nilainya. Stres yang menumpuk dapat mengarah kepada berbagai masalah serius
seperti depresi dan kecemasan.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat frustasi pada anak sekolah bahkan
telah menyamai orang dewasa, yang berarti bahwa mereka mengalami tingkat frustasi
kronis yang signifikan, bahwa tingkat sfrustasi mereka meningkat secara umum dan
mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengikuti pelajaran dengan efektif. Berikut
merupakan cara-cara mengatasi rasa frustasi di dunia pendidikan:

1. Mencari sumber frustasi atau masalah

Orang tua perlu waspada mengenai tanda – tanda ketika anak sudah merasa
kewalahan dengan sekolahnya khususnya ketika ia sedang mengalami banyak jadwal tes
dan tugas sekolah, atau menghadapi suasana baru, lingkungan dan teman yang baru.
Misalnya, waspada ketika anak kerap sakit kepala, sakit perut, enggan pergi ke sekolah, dan
lainnya secara mendadak namun langsung membaik jika ia tidak pergi ke sekolah. Jika
anak sudah menunjukkan tanda – tanda stres atau frustrasi, cobalah untuk duduk bersama
dan mencari tahu apa yang menyebabkannya merasa stres. Ketika sumber utama yang
menyebabkan anak stres sudah diketahui, maka cara mengatasi stres pada anak sekolah
dapat mulai dilakukan.

2. Tentukan prioritas

Peran sekolah dalam pendidikan karakter anak juga cukup besar. Mungkin anak
memiliki terlalu banyak hal yang harus dilakukan antara sekolah, aktivitas dan tanggung
jawab. Cobalah untuk membantunya menyusun hal yang harus dilakukan berdasarkan
urutan kepentingan. Bantu anak untuk menentukan kegiatan mana yang paling penting dan
seterusnya. Misalnya, bantu anak untuk menemukan cara mudah adaptasi di sekolah baru
untuk anak terlebih dulu sebelum mencemaskan soal nilai – nilai pelajarannya ketika anak
baru saja pindah atau masuk di sekolah baru. 

3. Mengatur waktu dengan baik

Pengaturan waktu yang layak diantara semua kegiatan anak sekolah adalah salah
satu teknik pelega stres yang paling efektif. Kegiatan apapun harus dilakukan dengan waktu

8
yang seefektif mungkin, dengan demikian perlu adanya pengaturan jadwal yang tersusun
dengan baik. Para siswa harus dapat merancang dan konsisten dengan jadwal mereka
sendiri untuk menghindari kekacauan yang menyebabkan stres. Misalnya, jadwal belajar,
bermain, mengerjakan tugas sekolah, dan lain sebagainya harus diatur agar tidak ada yang
terlewat dan menyebabkan kekacauan pada aktivitas sekolah anak. Jadwal yang teratur
merupakan salah satu cara mengatasi stres dan depresi serta cara menghilangkan stres pada
anak.

4. Menjaga pola makan

Anak sekolah memerlukan energi yang besar karena mereka kerap kali harus
memeras otak untuk memahami suatu topik dan juga menggunakan energinya untuk
berkonsentrasi di sekolah. Adanya asupan makanan yang bergizi akan membantu mereka
mempertahankan fokus di sekolah dan juga memberikan sumber energi yang baik untuk
beraktivitas sepanjang hari. Pertahankan pola makan yang bagus pada anak serta jauhkan
anak dari makanan yang tidak menyehatkan apabila memungkinkan seperti makanan
berlemak, makanan manis, makanan kemasan, cepat saji dan junk food.

5. Tetap aktif secara fisik

Gerak tubuh merupakan cara yang baik untuk menurunkan tingkat stres dan
ketegangan termasuk untuk cara mengatasi stres pada anak sekolah dengan efektif.
Usahakan untuk menemukan cara agar anak tetap dapat menggerakkan tubuhnya dengan
aktif, misalnya dengan banyak berjalan kaki, berenang, bersepeda, bermain di luar ruangan,
membantu pekerjaan di rumah dan lain sebagainya. Biarkan anak tetap aktif dan banyak
bergerak selama hal tersebut masih aman.

6. Mempertahankan ketenangan

Suasana rumah yang hiruk pikuk dapat menambah beban pikiran anak sekolah,
karena itu usahakanlah agar anak tetap berada di lingkungan dan suasana kondusif untuk
kegiatan belajarnya. Pertahankan suasana yang tenang dan nyaman di rumah agar anak
dapat berkonsentrasi kepada tugas sekolah dengan benar.

7. Mengatur waktu tidur

Memastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup selalu merupakan hal yang
penting dan hal ini khususnya perlu dilakukan ketika ia sedang merasa stres. Menentukan
rutinitas menjelang tidur yang sama setiap harinya akan membantu anak merasa lebih
mudah menghadapi aktivitasnya sepanjang hari. Rutinitas sebelum tidur juga dapat menjadi
cara mengatasi stres pada anak sekolah dengan membantunya rileks dan santai sebelum

9
tidur. Pastikan anak mendapatkan 8-10 jam tidur setiap malam agar ia memiliki cukup
energi untuk beraktivitas keesokan harinya.

8. Kurangi kegiatan anak

Ketika Anda merasa bahwa anak sudah kewalahan dengan aktivitasnya sehari –
hari, maka mungkin itu waktunya untuk mulai mengurangi aktivitas tersebut. Walaupun
semua aktivitas tersebut merupakan pilihan anak sendiri, namun orang tua perlu berperan
ketika anak sudah tidak dapat menangani semua kegiatannya sendiri. Bantu anak untuk
memilih kegiatan mana yang masih sanggup mereka kerjakan, dan beri pengertian bahwa
mereka tidak dapat melakukan terlalu banyak hal dalam satu waktu sekaligus sehingga
mereka harus memilih.

9. Jangan mengkritik

Keinginan orang tua untuk melihat anaknya menjadi yang terbaik kerap kali
membuat mereka mengkritik secara keras apapun yang dilakukan anak, dengan tujuan agar
anak dapat memperbaiki kesalahan yang diperbuat. Kritik yang diberikan terus menerus
tanpa adanya saran berguna justru akan menambah beban pikiran anak sekolah dengan
tuntutan agar ia selalu bersikap sempurna. Hindari untuk mengkritik anak pada setiap
perilaku dan kegiatannya. Lebih baik untuk mengarahkan dengan benar menggunakan
bahasa yang enak didengar jika anak melakukan kesalahan.

10. Orangtua perlu menjadi panutan yang tepat

Cara orang tua mengatasi stres akan ditiru oleh anak. Jadi jika Anda ingin cara
mengatasi stres pada anak sekolah dilakukan dengan baik, maka Anda perlu memberi
contoh manajemen stres yang tepat pada anak. Bersikaplah sesuai yang Anda inginkan
dilakukan oleh anak, maka ia juga akan dapat menghadapi masalahnya sendiri di sekolah
dengan cara yang efektif dan tenang sehingga tidak mengalami stres.

11. Membatasi penggunaan gadget

Banyak orang tua menganggap izin untuk menggunakan gadget merupakan reward
setelah anak bekerja keras seharian di sekolah. Akan tetapi penggunaan gadget tanpa batas
waktu justru akan memperparah tingkat stres anak. Cara mengatasi stres anak sekolah salah
satunya adalah dengan membatasi penggunaan gadget yang dapat memberi pengaruh
negatif pada anak.

10
12. Mendukung cara belajar anak

Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda dan juga cara berbeda untuk
menyerap pelajaran sekolah. Untuk itu orang tuanya perlu mengenali gaya belajar anak
agar tidak berakhir memaksa anak belajar dengan metode yang tidak dapat mendukung
proses belajarnya. Cobalah untuk membantu anak memahami pelajaran sekolah sesuai
caranya selama hal tersebut tidak membawa akibat yang buruk.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Frustasi ialah keadaan batin seseorang, ketidak seimbangan dalam jiwa, suatu
perasaan tidak puas karena hasrat / dorongan yang tidak terpenuhi.
Woodworth dalam Psychology mengemukakan bahwa rintangan-rintangan yang
dapat menimbulkan frustasi itu dapati dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
1.      Rintangan-rintangan yang bukan manusia.
2.      Rintangan-rintangan yang disebabkan orang lain.
3.      Rintangan antara motif-motif positif yang terdapat dalam diri orang itu.
4.      Pertentangan antara motif positif dan motif negatif yang terdapat dalam diri
orang itu.
B. Saran
Dewasa ini dunia pendidikan hampir tidak bisa lepas dari keterkaitan dengan rasa
frustasi oleh karena itu peran orang tua sangat diperlukan untuk mendampingi anak yang
sedang mengeyam pendidikan

12
DAFTAR PUSTAKA
Ardani, Ardi Tristiadi, dkk. Psikologi Klinis. 2007. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Slamet, Suprapti I.S. , Sumarmo Markam. Pengantar Psikologi Klinis. 2003. UI Press :
Jakarta.
Atkinson, Rita L, dkk. 2009. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai