Anda di halaman 1dari 7

ANALYSIS OF THE ROLE OF TOURISM SECTOR TO BE

THE MAIN INCOME IN THE REGION


(A comparation study in the Tourism sector in Bali Province)

Yohanes Soritua
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawjiaya
Email : yohanessoritua@gmail.com

Abstract

The provincial capital of Bali is Denpasar. In addition consists of the island of Bali, Bali
province also consists of islands smaller in the vicinity, namely the island of Nusa Penida, Nusa
Lembongan, Nusa Ceningan and Serangan Island. Bali is one of the richest regions in
Indonesia. In 2003, approximately 80% of Bali's economy relies on tourism industry. Bali as a
tourist destination complete and has integrated the most famous tourist attractions, among
others: Kuta Beach, Tanah Lot, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Besakih, Uluwatu, Ubud, and
many more. The method used is descriptive research that is by taking excerpts from journals
and books national/international, mass media, and the official website.The conclusion of this
study is that the role of the tourism sector be declared successful primary support local revenues
in Bali are seen in a variety of data obtained from Disbudpar Bali and other sources of support.

Keywords: Bali, tourism sector, the local revenue, Bali provincial GDP

ANALISIS PERAN SEKTOR PARIWISATA MENJADI


PENDAPATAN UTAMA DAERAH
(Studi Banding: Peran Sektor Pariwisata di Provinsi Bali)

Abstrak
Ibu kota provinsi Bali adalah Denpasar. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah provinsi Bali
juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida,Pulau
Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Bali menjadi salah satu daerah
terkaya di Indonesia. Pada tahun 2003, sekitar 80% perekonomian Bali bergantung pada
industri pariwisata. Bali sebagai tempat tujuan wisata yang lengkap dan terpadu memiliki
tempat wisatayang paling terkenal, antara lain : Pantai Kuta, Tanah Lot, Garuda WisnuKencana
(GWK), Pura Besakih, Uluwatu, Ubud, dan masih banyak lainnya. Metode penelitian yang
digunakan merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu dengan mengambil kutipan dari jurnal
dan buku nasional/internasional, media massa, dan web resmi. Kesimpulan dalam penelitian
ini adalah, bahwa peran sektor pariwisata dinyatakan berhasil menjadi penunjang utama
pendapatan daerah di Bali yang terlihat dalam berbagai data yang didapat dari web resmi dan
sumber-sumber penunjang lain.
Kata Kunci: Bali, sektor pariwisata, pendapatan daerah, PDRB provinsi Bali
PENDAHULUAN Beberapa faktor diatas menunjukkan bahwa
Menurut Marpaung (2002:13), Bali mempunyai suatu ciri khas. Kekhasan
pariwisata adalah perpindahan sementara ini disebabkan reputasi Pulau Bali sebagai
yang dilakukan manusia dengan tujuan “surga pariwisata”. Kekhasan Pulau Bali
untuk keluar dari pekerjaan-pekerjaan atau tidak hanya karena factor historis, tetapi
rutinitas rutin yang menjenuhkan. Dan juga geografisnya, Bali terletak paling barat
menurut Suwantoro (1997) Pada di antarapulau-pulau Nusa Tenggara, dan
hakekatnya berpariwisata adalah suatu termasuk salah satu mata rantai
proses bepergian sementara dari seseorang pegunungan vulkanis yang
atau lebih menuju tempat lain di luar tempat menghubungkan daratan Asia Tenggara
tinggalnya. Perekonomian Bali dalam 3 dengan Australia (Picard, 2006).
dekade lalu sebagian besar mengandalkan
TINJAUAN PUSTAKA
dan berbasis pada pertanian baik dari segi
output dan kesempatan kerja. Sekarang, Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap
industry pariwisata menjadi objek Provinsi Bali.
pendapatan terbesar bagi Bali Pariwisata merupakan sektor andalan
(Wikipedia.bali). Struktur perekonomian bagi perekonomian Bali dan secara nasional
Bali merupakan barometer bagi kemajuan
Bali yang bergeser dari tumpuannya di
pariwisata Indonesia (Disparda Bali,
sektor Primer menjadi sector Tersier yaitu 2012). Sektor pariwisata merupakan sektor
sector Pariwisata (Purnama, 2013). yang potensial untuk dikembangkan dan
Propinsi Bali, dikenal sebagai kantong berperan dalam menggerakkan
devisa bagi perekonomian Indonesia karena pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
kegiatan pariwisatanya, hal tersebut masyarakat. Sektor pariwisata mampu
menandakan bahwa sektor pariwisata perlu memberikan dampak positif terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat seperti
mendapat perhatian sebagai sektor utama
dikemukakan oleh Cohen (1984), Spillane
dalam mendukung perekonomian makro (1987), serta Muljadi (2012), yaitu
Bali dan perekonomian Indonesia pada memberikan sumbangan terhadap
umumnya (Suhendra, 2006). penerimaan devisa, penciptaan lapangan
kerja, memperluas kesempatan berusaha di
sektor formal dan informal, peningkatan
pendapatan pemerintah pusat dan daerah
melalui berbagai pajak dan retribusi,
peningkatan pendapatan masyarakat, dan
pemerataan pembangunan.Dalam Sri
(2013), wisatawan tertarik untuk
mengunjungi Kelurahan Ubud (Bali)
karena memiliki panorama alam yang
indah, adat-istiadat, dan budaya yang unik
beserta iklim atau cuaca, kesenian, sejarah,
makanannya, keramahtamahan
masyarakatnya, kemampuan. Hal ini
Gambar 1. Distribusi Wisman di Indonesia, tercermin dalam berbagai upacara (ritual)
2013 yang datang setiap tahun maupun setiap
(Sumber: caretourism.co.id) enam bulan sebagai pencerminan sikap dan
tingkah laku keagamaan (Anwar, 2000:14-
15).
secara ekonomi yang dibawa ke kawasan
Tabel 1. Banyaknya Wisatawan tersebut”. Sedangkan perluasan
Mancanegara yang Datang kesempatan berusaha misalnya
Langsung ke Bali per Bulan penambahan hotel, restoran, cafe, usaha
Tahun 2010 - 2014 dibidang hiburan, perusahaan travel,
Tahun produsen dan penjual (toko) barang
Bulan cinderamata, Pedagang Kaki Lima (PKL)
2010 2011 2012 2013 2014 dan lain sebagainya. Dengan
(1) (3) (4) (5) (6) (6) berkembangnya usaha ekonomi
179 209 253 232 279 kepariwisataan tersebut maka akan dengan
1 Januari
273 093 286 935 257 sendirinya membuka peluang kesempatan
191 207 225 241 275 kerja di sektor tersebut yang pada akhirnya
2. Pebruari
926 195 993 868 795 dapat memberikan peningkatan pendapatan
192 207 230 252 276 masyarakat itu sendiri (Nandi, 2008).
3. M a r e t
579 907 957 210 573
Dampak Sektor Pariwisata terhadap
184 224 225 242 280
4. A p r i l PDRB Bali
907 704 488 369 096
203 209 220 247 286 Bahwa Kusmayadi (2000) menyatakan
5. M e i
388 058 700 972 033 pariwisata dapat dilihat sebagai suatu
228 245 244 275 330 kegiatan melakukan perjalanan dari rumah
6. J u n i
045 652 080 667 396 dengan maksud tidak melakukan usaha atau
254 283 271 297 361 bersantai, sehingga membutuhkan tempat
7. J u l i
907 524 512 878 066 untuk bersinggah ataupun menetap
243 258 254 309 336 sementara. Bahwa ketersediaan hotel dan
8. Agustus
154 377 079 219 763 kemudahan untuk mendapatkannya akan
240 258 257 305 354 memberikan kepuasan bagi wisatawan di
9. September daerah Ubud Bali (Suharto, 2007).
947 440 363 629 762
229 247 255 266 341 Sehingga dibutuhkan adanya sarana
10. Oktober pariwisata dan kemudahan yang ditujukan
904 565 021 562 651
199 221 242 307 296 untuk wisatawan, menurut Wahab (1992)
11. Nopember yang dimaksud dengan sarana
861 603 781 276 876
227 253 268 299 347 kepariwisataan (tourism
12. Desember superstructure) adalah semua bentuk
251 591 072 013 370
perusahaan yang dapat memberikan
2 2 2
3 278 3 766 pelayanan pada wisatawan, baik secara
J u m l ah : 385 576 826
598 638 langsung maupun tidak langsunng dan
122 142 709
hidup serta kehidupannya banyak
Pertumbuhan tergantung kepada kedatangan wisatawan.
8.01 9.73 4.34 11.16 14.89
(%) Sedangkan menurut Pendit (1997),
perusahaan utama yang langsung ini adalah
(Sumber: bali.bps.go.id) semua perusahaan yang tujuan
pelayanannya khusus diperuntukkan bagi
Menurut Mill (2000:168-169) perkembangan kepariwisataan dan
dalam bukunya yang berjudul “The kehidupannya benar-benar tergantung
Tourism, International Business”, padanya. Terdapat tiga bagian yang penting
menyatakan bahwa : “pariwisata dapat dari sarana kepariwisataan, yaitu:
memberikan keuntungan bagi wisatawan 1. Sarana pokok kepariwisataan (Main
maupun komunitas tuan rumah dan dapat Tourism Superstructuer)
menaikkan taraf hidup melalui keuntungan
2. Sarana pelengkap kepariwisataan Perekonomian Bali masih didominasi oleh
(Suplementing Tourism sektor tersier, besarnya kontribusi masih
Superstructure) berada di atas 65%. Hal itu dipengaruhi
3. Sarana penunjang kepariwisataan oleh perkembangan oleh PHR, khususnya
(Supporting Tourism Super pariwisata yang mampu mendorong
Structure) perkembangan sektor jasa-jasa lainnya
dalam mendukung kegiatan pariwisata.
Seperti yang dikutip dalam Peranan sektor utama PHR. Dalam Utama
(bali.bisnis.com, 2015) Nilai PDRB Bali (2006), dapat disimpulkan bahwa
secara harga belaku maupun harga konstan perkembangan sektor pariwisata dapat
pada triwulan IV-2013 menunjukkan, dilihat dari kontribusi sektor perdagangan,
bahwa sektor perdagangan, hotel dan hotel dan restoran terhadap PDRB dan
restoran (PHR) masih menjadi sektor kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap
andalan dengan nilai tambah terbesar yakni pendapatan asli daerah.
Rp. 7,35 triliun untuk harga berlaku.
Masa depan pariwisata di Bali dapat
Keterkaitan Sektor Pariwisata dengan diantisipasi dalam beberapa faktor yang
PendapatanAsli Daerah Provinsi Bali mempengaruhinya. Dari sisi
perekonomian, Bali masih baik bagi sektor
Pengeluaran wisatawan dapat berupa pariwisata. Tingkat pertumbuhan GDP
akomodasi, konsumsi makanan, angkutan midalnya telah berpindah pada peran sektor
wisata, atau jasa-jasa lainnya.Permintaan pariwisat di dalam area kontributor
langsung wisatawan dapat digunakan untuk pendapatan (Wijaya, 2015). Menurut
melihat kontribusi wisatawan terhadap Undang-undang Nomor 10 tahun 2009,
PDRB(BPS, 2001, diolah). Sedangkan menyebutkan pariwisata adalah segala
dalam Sari (2013), sumber keuangan sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
daerah yang utama adalah Pendapatan Asli termasuk pengusahaan obyek dan daya
Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah tarik wisata serta usaha-usaha yang
(PAD) adalah pendapatan yang diperoleh berhubungan dengan penyelenggaraan
dari penerimaan pajak daerah, retribusi pariwisata, dengan demikian pariwisata
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah meliputi:
dan lain-lain PAD yang sah (Widiastuti, hal 1. Semua kegiatan yang berhubungan
295). Selain itu, para wisatawan dalam dengan perjalanan wisata,
melakukan aktivitas wisatanya tidak bisa 2. Pengusahaan obyek dan daya tarik
lepas dari kegiatan yaitu untuk melihat wisata.
keindahan, (to see), melihat atraksi- atraksi 3. Pengusahaan jasa dan sarana
yang ada di daerah tujuan wisata tersebut pariwisata. Untuk mengukur
selain itu wisatawan juga melakukan pengaruh pariwisata terhadap
kegiatan (to do ), tentunya hal ini tidak perekonomian suatu wilayah/daerah
Terlepas dari berbagai kegiatan yang dapat dilakukan melalui pendekatan
dilakukan oleh wisatawan. dan yang tidak pengeluaran wisatawan (tourist
bisa dilepaskan adalah kegiatan beli expenditure) dan pendekatan
membeli ( to buy ), dalam hal ini tentunya permintaan wisatawan (tourist
kita tidak bisa lepas dari yang namanya demand) terhadap barang dan ja
souvenir dan juga kuliner di daerah yg
dikunjungi oleh wisatawan. Meningkatnya
sektor pariwisata yang ditandai dengan
bertambahnya jumlah wisatawan
memberikan peluang dikenalnya potensi-
potensi daerah yang dapat membuka lahan
investasi bagi para investor (Marhaeni, tahun 2001 memperkirakan dampak
2013). Pariwisata terhadap perekonomian Bali
meningkat menjadi 59,96% yang tersebar
Tabel 2. Perkembangan Penanaman Modal dalam beberapa sektor ekonomi yaitu
Asing di Bali Tahun 2004 - 2013 dengan menggunakan metode Input-
Output(Yoeti, 2008:16).
PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu digunakan peneliti


sebagai gambaran secara garis besar bagi
peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun
penelitian terdahulu yang digunakan peneliti,
antara lain:

1. Christimulia Purnama Trimurti, “Peranan


Sektor Pariwisata dalam Perekonomian
Provinsi Bali”, dalam jurnal tersebut
dijelaskan bahwa peran sektor pariwisata
bali memiliki dampak yang signifikan
terhadap perekonomian provinsi Bali.

2. Ni KomangWidiastuti, “Pengaruh Sektor


Pariwisata Terhadap Kinerja Keuangan
(Sumber: Bali.bps.go.id) Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali”, di
Kawasan pariwisata merupakan dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa
tempat perjumpaan dan berkumpulnya sumber utama keuangan daerah dapat
berbagai bangsa dan budaya dunia dilihat dari PendapatanAsli Daerah
secara langsung (Wendyputra, Suryawan, (PAD) daerah tersebut.
2013). Sehingga untuk mengendalikan
perkembangan kawasan pariwisata yang Metode Penelitian
amat pesat tersebut, Pemerintah Daerah Bali
kemudian menetapkan 15 kawasan di Bali Metode penelitian yang digunakan pada
sebagai daerah hunian wisata berikut sarana penelitian ini adalah metode penelitian
penunjangnya seperti restoran dan pusat deskriptif analisis denganmemaparkan data
perbelanjaan. Hingga kini, Bali telah memilki yang diperoleh dari beberapa sumber yang
lebih dari 35.000 kamar hotel terdiri dari klas diperoleh dan terpercaya serta melakukan
Pondok Wisata, Melati, hingga Bintang 5. analisa terhadap data tersebut.
Sarana hotel-hotel tersebut tampil dalam
berbagai variasi bentuk mulai dari model HASIL DAN PEMBAHASAN
rumah, standar hotel, villa, bungalow, dan
boutique hotel dengan variasi harga jual. Analisa data diatas menunjukkan bahwa
Keberagaman ini memberi nilai lebih bagi Pariwisata memang jelas memberikan
Bali karena menawarkan banyak pilihan pengaruh positif tidak hanya terhadap sektor
kepada para pelancong (Baliprov.go.id). ekonomi yang langsung terkait dengan sektor
Pada data BPS dan Bappeda Propinsi Bali pariwisata, tetapi juga sektor yang tidak

5
langsung terkait dengan sektorpariwisata itu bahwa pemerintah provinsi Bali mempunyai
sendiri. sector yang sangat kuatyaitu sektor
Dampak dari adanya aktivitas pariwisata pariwisata yang dapat dilihat dari kunjungan
yang tinggi, membuat permintaan akan wisatawan mancanegara yang sangat tinggi,
investasi juga tinggi di Bali. Dan juga dengan lalu kontribusi sektor yang terkena imbas
adanya aktivitas pariwisata di Bali ini perkembangan pariwisata terhadap PDRB di
memberikan kontribusi positif terhadap Provinsi Bali.
lingkungan masyarakat di mana sektor
pariwisata tersebut berkembang. Serta Saran
terdapat kontribusi tinggi terhadap PDRB
Provinsi Bali dan juga untuk devisa bagi Melalui paper ini diharapkan pemerintah
negara yang cukup besar dari aktivitas sektor Indonesia khususnya pemerintah Provinsi
pariwisata di Bali. Bali terusmelakukan upaya pengembangan
sektor pariwisata yang lebih strategis dan
KESIMPULAN DAN SARAN inovatif agar sektor Pariwisata Provinsi Bali
dapat terus berkembang dan mampu bertahan
Kesimpulan menjadi penyumbang devisa terbesar bagi
Indonesia.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa sektor Pariwisata DAFTAR PUSTAKA
Balidapat menjadi sumber Pendapatan
Utama Daerah. Bali memiliki sektor Anwar, Siti Dahsiar.2000.Agama-Agama Di
pariwisata yang sangat baik hal ini Jepang. Depok: Pusat Studi Jepang UI.
dikarenakan keindahan alam, budaya, dan
tradisi yang dimiliki provinsi Bali sendiri. Badan Pusat Statistik, 2001. Pengeluaran
Kontribusi PDRB yang tinggi melalui sektor Wisatawan terhadap PDRB. Diakses 9
pendukung karena adanya sektor pariwisata November 2015
seperti ;perdagangan, hotel dan restoran,
membuat Bali menjadikan sektor Pariwisata Badan Pusat Statistik, 2015. Banyaknya
sebagai faktor utama pendapatan daerah. Wisatawan Mancanegara yang Datang
Pemerintah melakukan pengembangan Langsung ke Bali per Bulan Tahun 2010
sektor Pariwisata untuk meningkatkan – 2014. Diakses 3 November 2015
kinerja sektor Pariwisata dalam peningkatan
pendapatan utama daerah. Berdasarkan Badan Pusat Statitsik, 2015 Perkembangan
penelitian ini dapat diketahui bahwa Penanaman Modal Asing di Bali Tahun
pemerintah provinsi Bali mempunyai sector 2004 – 2013. Diakses 3 November 2015
yang sangat kuat yaitu sektor pariwisata yang
Bisnis Bali, 2015. PertumbuhanNilai PDRB
dapat dilihat dari kunjungan wisatawan
Bali Triwulan IV-2013, Diakses 9
mancanegara yang sangat tinggi, lalu
November 2015
kontribusi sektor yang terkena imbas
perkembangan pariwisata terhadap PDRB di
Provinsi Bali. Care Tourism, 2014.Distribusi Wisman di
Pengembangan sektor Pariwisata untuk Indonesia, 2013. Diakses 8 November
meningkatkan kinerja sektor Pariwisata 2015
dalam peningkatan pendapatan utama daerah.
Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui

6
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Spillane James J. 1987. Ekonomi Pariwisata
Bali, 2012. Sektor Andalan Pariwisata. (Sejarah dan Prospeknya).Jakarta:
Diakses 9 November 2015 Penerbit Kanisius

Kusmayadi dan Sugiarto Endar. 2000. Sri, AgungPutri. 2013. “Faktor-Faktor yang
Metodologi Penelitian Dalam Bidang Memotivasi Perempuan Sebagai
Kepariwisataan. Jakarta: Penerbit Pengelola Pondok Wisata di
Gramedia Pustaka Utama. KelurahanUbud, KecamatanUbud,
Marhaeni, Kadek Eni . November 2013. KabupatenUbud, Kabupaten Gianyar”.
“Dampak Pariwisata Terhadap Aktivitas 13 (1). Diakses 3 November 2015
Ekonomi Masyarakat Bali (Perspektif :
Suharto, B. 2007. “Tanggung Jawab Sosial
Ketimpangan Distribusi Hasil
Jaringan Hotel Internasional Terhadap
Pariwisata)”. Jurnal Bisnis dan
Partisipasi Masyarakat”. Jurnal
Kewirausahaan, 9 (3). Diakses 3
Pariwisata STIE PARYAPARI –
November 2015
AKTRIPA, 8, pp. 16-27. Diakses 19
Marpaung, Happy. 2002. Pengantar November 2015
Pariwisata. Bandung: PenerbitAlfabeta
Suhendra, EuphrasiaSusy. 2006. “Peranan
Michel Picard. 2006. Bali: pariwisata
Sektor Pariwisata Dalam Pertumbuhan
budaya dan budaya pariwisata.Penerbit:
Ekonomi Makro Propinsi Bali Dengan
Kepustakaan Populer Gramedia
Pendekatan Input-Output”. Jurnal
Mill, 2000. The Tourism, International Elektronik11 (1). Diakses 3 November
Business p.168-169 2015
Nandi. April 2008. “Pariwisata Dan
Suwantoro. 1997. Dasar-dasar Pariwisata.
Pengembangan Sumber Daya Manusia”.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Jurnal GEA Jurusan Pendidikan
Geografi, 8 (1). Diakses 3 November Trimurti, Christimulia Purnama. Desember
2015 2013. “Peranan Sektor Pariwisata Dalam
Perekonomian Provinsi Bali”.Jurnal
Napitupulu, Henny Widya. 2015. “Analisis
Perhotelan dan Pariwisata, 3 (2).
Efektivitas Strategi Pengembangan
Diakses 3 November 2015
Sektor Pariwisata Malang Raya
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja”. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10
Diakses 3 November 2015 Tahun 2009, Tentang Kepariwisataan
Pemerintah Daerah Provinsi Bali, 2015. 15
Utama, 2006. Pengantar Industri Pariwisata.
Kawasan Bali Hunian Wisata. Diakses 9
Yogyakarta Penerbit Deepublish
November 2015
Pendit, Nyoman S. 1997. Ilmu Pariwisata
Sebuah Pengantar Perdana. Wahab, Salah. 1992. Manajemen
Jakarta:PT.Pradnya Paramita Kepariwisataan. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Sari, Putu Lia Perdana. Juni 2013.
“AnalisisVariabe-Variabel Yang Wendyputra, Suryawan. 2013. “Arsitektur
Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Modern Di Kawasan Pariwisata Amed”.
(PAD) Provinsi Bali”. Jurnal sains dan Seni ITS, 2 (2). Diakses
19 November 2015

Anda mungkin juga menyukai