Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ni Made Sarini

Kelas : XII AKL 3

SIKAP MENTAL TERHADAP ERA DIGITAL

Kemajuan teknologi khususnya Teknologi Informasi saat ini, melahirkan apa yang
disebut dengan Revolusi Industri 4.0. Di Indonesia, setengah dari seluruh penduduknya
terhubung dengan internet, dan menggunakan sosial media. Situasi ini melahirkan tantangan,
kadang ancaman, tetapi juga peluang baru khususnya bagi generasi muda.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi generasi muda di era digital ini, adalah
bagaimana kita bersikap terhadap unlimited information, atau informasi tak terbatas yang
membanjiri kehidupan. Informasi yang tak terbatas ini tidak selalu membawa manfaat dan
kebaikan, namun juga “sampah dan racun”. Sebagai manusia, kita dituntut cerdas, optimis
dan aktif dalam menyambut perubahan yang terjadi karena di sana selalu ada kesempatan
yang ditawarkan. Tanpa sikap itu, kita cenderung mengeluh dan tidak mau belajar
beradaptasi, lalu apa yang akan terjadi ? akibatnya kita gagal dalam menjalani hidup, apalagi
untuk meraih kesuksesan.

Disadari atau tidak, kemudahan berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari berkat
kehadiran teknologi, juga memberi ancaman yang “menakutkan” bagi banyak profesi.
Apakah anda pernah mendengar tentang robot ?, iya robot dengan kecerdasan buatan. Prof.
Woi, pembicara dari Korea Selatan mengatakan, riset telah menyimpulkan bahwa dalam 20
tahun ke depan, robot akan mengambil alih banyak tugas dan profesi kita.

Dapat dikatakan era digital ini bagaikan dua sisi mata uang. Satu sisi, mempunyai
nilai positif untuk produktivitas. Sementara di sisi lain, kompetitif dunia kerja atau persaingan
dunia kerja, yang berujung pada banyaknya tenaga kerja yang tidak terpakai. Seperti petuah,
dari Prof. Rhenald Kasali, dalam bukunya bertajuk ”Disruption”. Beliau mengingatkan,
bahwa kita saat ini tengah berada pada era “Internet of Things”, dimana kecepatan
perkembangan teknologi telah melaju secara ekponensial, yang artinya? orang-orang yang
masih berpikir secara linear sudah pasti akan tertinggal oleh pesatnya kemajuan teknologi.

Era digital saat ini, berimbas kepada tatanan sosial dalam masyarakat. banyak
pekerjaan baru bagi masyarakat, yang berbasis dengan teknologi. Dengan adanya teknologi,
bukan hanya pekerjaan saja yang akan hilang, melainkan rasa saling menghormati dalam
masyarakat akan pudar. Kenapa ? Karena kemudahan teknologi, yang mengakibatkan relasi
antara manusia akan semakin bergantung dengan teknologi yang ada.

Tidak hanya di lingkungan masyarakat, era digital sangat membawa dampak besar di
kalangan pelajar. Dengan kemudahan teknologi sekarang ini, siswa menjadi malas untuk
belajar, bahkan terkadang mereka menghabiskan waktunya untuk kesenangan semata, seperti
bermain game dan bermain media sosial. Bahkan, sampai menimbulkan pelanggaran asusila.
Yang disebabkan karena apa ? karena sikap mental mereka, yang tidak bijak dalam
menggunakan media sosial sekarang ini.
Melihat dinamika penggunaan media sosial saat ini, harusnya menjadi bahan
intropeksi masing-masing orang. Seperti saya pribadi misalnya, sebagai siswa sudah
sepantasnya mengubah diri terlebih dahulu, sebelum saya bergerak untuk mengubah
lingkungan sekitar.

Dunia digital dapat memberi manfaat jika digunakan untuk menebar kebaikan,
faktanya di zaman sekarang, media sosial digunakan dalam berargumen yang berisi hoax
ataukah penghinaan. Contohnya, kasus yang telah dimuat dalam media massa @detiknews,
yang merilis tentang data hoax (berita bohong) yang paling berdampak nomor 1 sepanjang
tahun 2018 adalah kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet, bahkan di kalangan remaja
pun media sosial sangat membawa dampak besar. Seperti, yang dikutip dalam
@Kompas.com 2018, yang merilis berita tentang kasus tewasnya 3 pelajar SD dan SMP yang
diakibatkan saling ejek di media sosial. Seharusnya hal ini menjadikan pembelajaran dalam
melihat batasan menggunakan media sosial. Jangan sampai teknologi yang diciptakan yang
seharusnya digunakan dalam menjadikan kita produktif, malah menjadi senjata bagi diri
maupun lingkungan. Apa jadinya jika kita mengatakan sebagai orang yang berilmu, namun
jika hanya menggunakan media sosial tidak bisa bijak.

Di setiap era kehidupan, ada generasi dibelakangnya yang menjalankan peran penting
untuk menciptakan gebrakan-gebrakan baru. Saat ini, Generasi Millennial adalah yang
menjadi aktor era ini. Generasi inilah yang paling mengerti mengenai era digital, dan yang
paling tahu adanya kesempatan besar di balik ini.

Generasi Millenial bukan hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku perubahan.
Bukan sekedar pelaku perubahan, tetapi juga memberikan nilai di baliknya. Jika kamu hanya
kreatif untuk diri sendiri, sudah banyak yang seperti itu! Yang keren itu, kalau kamu kreatif
untuk masyarakat, mengubah orang miskin, merubah orang bodoh. Dan bila kamu menjadi
kaya, itu sudah biasa. Coba pikirkan bagaimana menjadi yang berdampak!

Setiap tindakan yang diambil pasti memiliki resiko masing-masing. Perbedaannya,


hanya pada seberapa besar risiko yang akan dipilih. Karena, semakin baik hasil yang
diinginkan, maka risikonya akan semakin besar. Kuncinya hanya satu, jangan takut

Memang era digital saat ini membawa dampak tersendiri bagi manusia, khususnya
kalangan pelajar seperti kita ini. Informasi dan pengetahuan lainnya sekarang ini begitu
mudah diakses melalui berbagai media digital. Dapat dikatakan, dahulu orang mencari
informasi, namun berbanding terbalik saat ini. Orang malah selalu “dikejar” informasi
terlepas itu nyata atau palsu.

Dari kenyataan ini, kita semakin dituntut untuk bijak dalam menggunakan media
digital. Maka dari itu, membangun dan membentuk sikap mental yang berani dan tentunya
siap menerima perubahan, harus dibentuk dalam diri setiap orang. Merubah mindset (pola
pikir) dan mentalitas yang kuat, bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan telapak
tangan, namun bukan berarti tidak dapat dilakukan. Kunci sukses di era digital adalah jangan
takut gagal, beranilah!. Apabila anda gagal dalam menjalankan kebaikan, maka katakanlah
ini “pembelajaran” bukan kegagalan!.

Anda mungkin juga menyukai