Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik.
Secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh
Secara non fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara
dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan Negara.
Pendidikan bela negara dalam konteks ekonomi juga berarti bagaimana menumbuhkan
semangat dalam diri semua anak bangsa agar mandiri dalam ekonomi seperti menumbuhkan
semangat berwirausaha, mempunyai keterampilan dan kompetensi. Yang terpenting, anak-anak
Indonesia dididik untuk menumbuhkan rasa malu apabila ekonomi negaranya sampai dikuasai
oleh orang asing.
Penguasaan kedaulatan suatu bangsa atas bangsa lain bukan hanya terbatas pada hegemoni
militer dan pendudukan wilayah secara fisik. Pola-pola hegemoni yang demikian sebenarnya
telah mulai ditinggalkan, karena di akhir abad 20 berbagai aneka system kehidupan manusia
telah bermetamorfosa menjadi satu bentuk, tanpa sekat atau batas-batas Negara bangsa setelah
munculnya idea globalisme dalam perekonomian sejagat. Bila kita tidak waspada sejatinya
globalisme ekonomi merupakan sublimasi atau usaha pengalihan hasrat yang bersifat primitive
(hegemoni militer),ke model yang dapat diterima masyarakat yaitu globalisasi ekonomi. Titik
kewaspadaan kita dalam konteks globalisasi ini karena peran dan efektivitas Negara bangsa
mulai berkurang. Negara bangsa yang dicirikan adanya rakyat, territorial/wilayah, pemerintah,
dan pengakuan internasional perlahan mulai kehilangan fungsinya.
Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang telah tereduksinya kedaulatan
atau bahkan hilangnya kedaulatan teritorial akibat perkembangan globalisasi perekonomian
dunia tersebut menurut Kenichi Ohmae dalam The End of The Nation State (hancurnya Negara
bangsa) adalah dengan mengamati pengaruh dari apa yang disebut 4 “I” yang menentukan.
a) “I” pertama, pasar modal di sebagian besar negara maju adalah sama dengan kelebihan
dana untuk investasi. Oleh karena itu, investasi “I” pertama tidak lagi dibatasi secara
geografis. Kini, di mana pun kita tinggal di dunia, kesempatan itu ada, sangat menarik,
dan uang akan terus masuk.
b) “I” kedua, industri juga jauh lebih global dalam orientasi sekarang ketimbang
orientasinya satu dasawarsa yang lalu. pada masa lalu, kepentingan dari pemerintahan
jelas menjadi persoalan.. Subsidi-subsidi yang dibiayai pemerintah dan pajak gaya lama
sudah hancur karena investasi di tempat ini tidak lagi relevan sebagai suatu kriteria
keputusan.
c) “I” yang ketiga, teknologi informasi hingga kini memungkinkan sebuah perusahaan
untuk beroperasi di berbagai belahan dunia tanpa harus membangun seluruh sistem bisnis
di tiap-tiap negara di mana ia memiliki perwakilan. Oleh karenanya, kendala-kendala
untuk partisipasi lintas batas dan aliansi strategis menjadi sangat menurun. Para tenaga
ahli tidak harus ditransfer, tenaga kerja tidak harus dilatih. Kapabilitas terdapat pada
jaringan itu dan bisa diperoleh kapanpun secara virtual di manapun sesuai dengan yang
dibutuhkan.
d) “I” keempat juga telah memiliki orientasi lebih global. Dengan akses informasi yang
lebih baik mengenai gaya hidup di seluruh belahan dunia, keingian membeli mereka tidak
lagi dikondisikan oleh larangan-larangan pemerintah untuk membeli produk-produk
Amerika atau Perancis atau Jepang misalnya hanya karena asosiasi-asosiasi dagang
nasional mereka supaya tidak tersaingi. Oleh karena pasar global berlaku untuk
semuanya, maka keempat “I” itu bekerja sesuai dengan pasar mereka sendiri, negara
bangsa tidak lagi harus memainkan peran sebagai pembuat pasar (market making role).
Dari pemikiran Ohmae diatas, terlihat bahwa kecenderungan menurunnya peran Negara
sebagai akibat proses globalisasi, Negara telah kehilangan ruh penentu kebijakan sentral bagi
pelaku-pelaku ekonominya, termasuk didalamnya kehilangan kemampuan untuk menjaga
wilayah teritorialnya dari serbuan produk-produk asing. Pesan moral yang paling penting dalam
merespon globalisme ini sebenarnya bukan pada tataran setuju atau tidak setuju, tetapi lebih pada
bagaimana mempersiapkan segenap warga Negara untuk menghadapi wujud globalisasi ini tanpa
harus menggadaikan kedaulatan ideology, politik, ekonomi, social budaya dan teritorial dalam
konteks pertahanan keamanan. Kementerian Pertahanan (Kemhan) adalah instansi pemerintah
yang bertanggung jawab di bidang penyelenggaraan Pertahanan Negara. Oleh karena itu Kemhan
bertugas untuk menyiapkan rumusan Kebijakan Umum Pertahanan Negara dan menetapkan
Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan Negara. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh
Kementerian Pertahanan saat ini dan beberapa tahun ke depan adalah perlunya meningkatkan
kesadaran bela negara bagi setiap warga negara, melalui pendidikan dan latihan bela negara
sambil secara pararel membahas dalam Program legislasi nasional DPR tahun 2015-2019
utamanya mengenai rancangan undang-undang Tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional
Pertahanan.
Kita yakin disahkannya RUU tentang pengelolaan Sumber Daya Nasional Pertahanan
menjadi undang-undang hanyalah soal waktu, karena hal bela negara memang telah diamanatkan
oleh UUD 1945 pada pasal 27 ayat 3, bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
Kenyataan seperti ini muncul dari kesalahan sebagian masyarakat dalam memahami
Pancasila. Banyak kalangan masyarakat memandang Pancasila tidak dapat mengatasi masalah
krisis dan menjadi benteng ketahanan ekonomi.
Bela negara adalah suatu hak dan kehormatan untuk semua warga negara. Oleh sebab itu,
pendidikan bela negara sangat penting diadakan di semua level pendidikan dan bidang
kehidupan. Dalam konteks ekonomi, pendidikan bela negara maknanya bagaimana membuat
ekonomi Indonesia terus bertumbuh dan tidak dikuasai asing. Selain itu, bela negara juga berarti
semua sumber kekayaan alam Indonesia wajib dikuasai negara dan digunakan bagi kemakmuran
masyarakat bukan untuk kepentingan asing.
Maknanya bagaimana membuat ekonomi Indonesia terus bertumbuh dan tidak
dikuasai asing, dengan menumbuhkan semangat dalam diri agar mandiri dalam ekonomi
seperti menumbuhkan semangat berwirausaha, mempunyai keterampilan dan kompetensi